b. Jika korelasi menghasilkan angka negatif -, hubungan kedua variabel
bersifat tidak searah. Tidak searah mempunyai makna bahwa jika variabel bebas besar maka variabel terikatnya adalah kecil.
b. Analisis Regresi
Analisis regresi adalah teknik analisis yang meliputi metode-metode yang digunakan untuk memprediksi nilai-nilai dari satu atau lebih variabel tergantung
yang dihasilkan adanya pengaruh satu atau lebih variabel bebas. Analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu regresi linier sederhana. Regresi linier
mengestimasi besarnya koefisien-koefisien yang dihasilkan dari persamaan yang bersifat linier yang melibatkan satu variabel bebas untuk digunakan sebagai alat
prediksi besarnya nilai variabel terikat. Adapun persamaan umum regresi linier sederhana :
Y’= a+bX Dimana :
Besar a dapat diketahui dengan rumus :
Sedangkan besar b dapat diketahui denagan rumus :
Keterangan : Y = Subjek dalam variabel dependent yang diprediksi
a = Koefisien regresi yang menunjukkan bilangan konstanta
b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependent. Bila b + maka
terjadi kenaikan, dan bila b - maka terjadi penurunan. X = Subjek pada variabel independent yang mempunyai nilai tertentu
n = Banyaknya sampel
c. Analisis Koefisien Determinasi
Dengan terdapatnya angka perhitungan koefisien korelasi, maka akan didapat besarnya angka koefisien determinasi, dimana akan dinyatakan besarnya
kontribusi variabel X terhadap variabel Y. Menurut Jonathan Sarwono 2005:72 Koefisien Determinasi digunakan untuk menghitung besarnya peranan atau
pengaruh variabel bebas variabel X terhadap variabel tergantung variabel Y. Koefisien determinasi di hitung dengan cara mengkuadratkan hasil korelasi
kemudian dikalikan dengan 100. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
Sumber: Prof. Dr. Sudjana,M.A,M.Sc Keterangan :
Kd = Koefisien determinasi = Koefisien korelasi pearson
3.2.6.3. Pengujian Hipotesis
Menurut Sugiyono 2009:87 hipotesis yang sudah dirumuskan dengan simbol-simbol statistik, dan antara hipotesis H
dan H
1
selalu dipasangkan. Dengan dipasangkan itu maka dapat dibuat keputusan yang tegas, mana yang akan
diterima dan mana yang akan ditolak. Untuk pengujian ini maka digunakan uji T, Menurut Prof. DR. Sudjana,
MA, MSc 2005 : 380 pengertian Uji T T Test adalah untuk membandingkan rata-rata dua Variabel dalam satu kelompok. Kriteria uji adalah t
hitung
t
table
maka H0 ditolak dan H1 diterima yang didapat dari tabel distribusi t dengan α
= 0,01 1, apabila t
hitung
t
table
maka H0 diterima dan H1 ditolak yang didapat dari tabel distribusi t dengan
α = 0,01
Berikut adalah rumus untuk uji T : t
hitung
= r
yx
√n-2 √1-r²
Sujana 2005 : 380 Keterangan :
r
yx
= Koefisien korelasi Pearson. n = jumlahobjek responden yang diambil dengan tingkat keyakinan 99
pada tingkat signifikan 1 dan derajat kebebasan n-2. Untuk mengetahui ditolak atau tidaknya dinyatakan dengan yang
dikatakan oleh Jonathan Sarwono 2006 : 157 sebagai berikut:
a. Jika t
hitung
t
table
, maka H0 ditolak, berarti H1 diterima atau Program Aplikasi Administrasi Kependudukan berpengaruh terhadap Kepuasan
Pegawai b.
Jika t
hitung
t
table
, maka H0 diterima, berarti H1 ditolak atau Program Aplikasi Administrasi Kependudukan tidak berpengaruh terhadap Kepuasan Pegawai
.
Gambar 3.4 Kurva Penolakan dan Penerimaan Hipotesis
t
H0 diterima
+ -t
H0 ditolak H0 ditolak
67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian berisi tentang pembahasan atau hasil akhir dari penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya.
4.1.1 Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah pegawai kecamatan pada Sub Pemerintahan di Kecamatan Cileunyi, Kecamatan Rancaekek, Kecamatan Solokan
Jeruk, Kecamatan Majalaya,yang berjumlah 28 responden.untuk lebih jelas Identitas Responden dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini:
Tabel 4.1 Karakteristik Responden
Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Frekuensi Persentase
Pria 15
53,57 Wanita
13 46,43
Jumlah 28
100 Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner