0,0030,05, dan koefisien regresi mempunyai nilai positif sebesar 0,0000010. Dengan demikian semakin tinggi pendapatan konsumen,
maka semakin tinggi pula minat beli produk jasa hiburan dan rekreasi di provinsi Yogyakarta.
4. Persepsi konsumen mengenai harga, kualitas layanan, dan tingkat pendapatan secara bersama-sama berpengaruh terhadap minat beli
produk jasa hiburan di provinsi Yogyakarta. Hal ini dibuktikan dengan nilai F hitung F tabel 55,8932,69 dengan nilai signifikansi lebih
kecil dari 0,05 0,0000,05. Hasil uji R
2
pada penelitian ini diperoleh nilai sebesar 0,512; menunjukkan bahwa minat beli dipengaruhi oleh
variabel harga, kualitas layanan, dan tingkat pendapatan sebesar 51,2, sedangkan sisanya sebesar 48,8 dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak termasuk dalam penelitian ini.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh, maka saran yang dapat diberikan sebagai berikut.
1. Bagi Pengelola Jasa Hiburan dan Rekreasi di Provinsi Yogyakarta Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat pengaruh
harga, kualitas layanan, dan tingkat pendapatan terhadap minat beli, oleh karena itu pengelola jasa hiburan dan rekreasi disarankan beberapa
strategi berikut ini: a. Berkaitan dengan faktor harga, pengelola jasa hiburan dan rekreasi
di Provinsi Yogyakarta disarankan untuk selalu memonitor harga
yang ditetapkan, agar harga tersebut tidak terlalu tinggi, sehingga semakin tepat pengelola jasa hiburan dan rekreasi di Provinsi
Yogyakarta dalam menentukan penetapan harga, minat beli masyarakat akan jasa hiburan dan rekreasi di Provinsi Yogyakarta
juga semakin tinggi. b. Berkaitan dengan kualitas pelayanan, pengelola jasa hiburan dan
rekreasi di Provinsi Yogyakarta disarankan untuk menyediakan fasilitas hiburan dan rekreasi dengan lengkap, memberikan
pemahaman yang berarti bagi masyarakat dalam jaminan keselamatan selama menggunakan jasa hiburan dan rekreasi di
Provinsi Yogyakarta, dan didukung dengan karyawan yang siap membantu sesuai permintaan masyarakat.
c. Berkaitan dengan tingkat pendapatan, sebaiknya pengelola menetapkan kebijakan tarif masuk objek wisata disesuaikan dengan
tingkat pendapatan di wilayah Yogyakarta, dimana tiket masuk yang dibayarkan diawal sudah mencakup seluruh penggunaan wahana di
ojek wisata tersebut, sehingga pengunjung dapat menikmati semua wahana yang ada.
d. Sebagai daerah tujuan wisata, warisan budaya yang dimiliki provinsi Yogyakarta telah menjadi andalan untuk sektor pariwisata. Nilai
tambah pada kegiatan pariwisata dapat lebih dikembangkan melalui wisata ekologi dan wisata budaya seiring dengan pengemasan yang
lebih baik, sehingga dapat meningkatkan minat beli dan memberikan