Analisis Superstruktur Analisis Struktur Mikro

xxxvii diri, menjaga jarak dan membatasi kontak sosial Sanjaya dan Widjanarko, 2010 : 43. Dengan adanya kesamaan latar belakang perasaan termarjinalkan oleh lingkungan sosial dan minat terhadap musik hardcore, individu- individu yang terdiri dari berbagai ras serta berbagai tingkatan umur membentuk suatu kelompok sosial. Di sini yang dimaksud kelompok, mereka saling melakukan interaksi satu dengan yang lain dan saling mempengaruhi, seperti yang diungkapkan oleh Shaw dalam, Bimo Walgito, 2003 : 78. Mereka hidup di dalam satu batasan geografis, atau nilai-nilai secara kepentingan bersama dan hidup dalam suatu daerah tertentu dan saling berinteraksi, yang membentuk sebuah komunitas. Scene pertama dari isi film Boston Beatdown Vol. II ini meceritakan tentang sejarah terbentuknya FSU pada era 80-an, yang diceritakan langsung oleh pendirinya, yaitu Bruce dan Elgin Nathan James. Komunitas FSU ini terdiri dari individu-individu yang terpinggirkan dari lingkungan sosial karena bermasalah dengan keluarga dan frustasi terhadap masa depan mereka. FSU juga menjadi “rumah” bagi setiap pemuda yang memiliki masalah sejenis, dimana mereka dapat menyalurkan perasaan dan mengekspresikan diri dalam bentuk musik hardcore.

2. Analisis Superstruktur

Alur bukan sekedar urutan cerita dari A sampai Z, melainkan merupakan hubungan sebab-akibat peristiwa yang satu dan yang lain dalam cerita Rusyana, 1987 : 67. Dalam scene pertama film Boston Beatdown Vol. II yang mengangkat topik awal mula terbentuknya FSU ini, alur dimulai dari Bruce yang mengatakan bahwa film ini adalah kompilasi dari sebuah budaya kekerasan. Setelah itu diperlihatkan beberapa video kekerasan yang semuanya terjadi di tempat umum, saling berganti slide dengan video pertunjukan hardcore yang diiringi suara musik hardcore. Kemudian kembali ke Bruce yang menceritakan pada awalnya dia hanya bertujuan untuk membentuk sebuah grup kecil dengan teman-temannya xxxviii agar dapat saling menjaga satu sama lain. Menurut ceritanya, mereka dijuluki para “atlit” saat pertama datang ke pertunjukan hardcore saat itu. Julukan tersebut didapat karena ciri khas mereka saat melakukan moshing dan pogo di anggap aneh dan terlalu kasar pada saat itu. Ditambah dengan penampilan mereka yang sering menggunakan atribut olahraga seperti jaket adidas, celana training dan sepatu olah raga, dianggap berbeda dengan mayoritas pelaku underground di Boston saat itu adalah punk dan skinhead . Setelah itu Elgin James menambahkan cerita tentang sebuah kesamaan yang mengikat mereka untuk membentuk FSU adalah kurangnya perhatian dan dukungan dari keluarga. Dalam scene ini, video kekerasan, pertunjukan hardcore dan backsound musik hardcore memiliki durasi yang lebih panjang daripada saat Bruce dan James menceritakan tentang awal mula terbentuknya FSU. Dari scene ini ingin diperlihatkan tentang sub-kultur hardcore dan gaya hidup yang tidak bisa lepas dari kekerasan. Namun dari cerita Bruce dan James, kekerasan tersebut hanya sebagai bentuk perhatian dari sekelempok teman yang saling menjaga satu sama lain.

3. Analisis Struktur Mikro

Latar atau setting adalah latar belakang fisik, unsur tempat dan ruang dalam satu cerita Tarigan, 1984: 136. Latar yang tersaji pada scene pertama film Boston Beatdown Vol. II ini adalah studio dengan background bendera Amerika Serikat, tempat pengambilan gambar narasumber Bruce dan James dengan tampilan black and grey. Kemudian latar di pinggir jalan raya, saat seseorang yang hendak menyebrang jalan dikereyok oleh 4 sampai 5 laki-laki, berganti latar di sebuah pertunjukan hardcore dimana ada sebuah band tampil dengan penonton disekitarnya dan beberapa laki-laki yang melakukan pogo, mengangkat tubuh temannya dan membatingnya di kerumunan penonton. Setelah itu ditampilkan sebuah tempat area parkir yang menjadi tempat pemukulan seorang laki-laki bertubuh besar terhadap seorang laki-laki lainnya di bagian kepala, berganti latar tempat umum di area terbuka yang juga xxxix menjadi tempat pengkeroyokan lima orang laki-laki terhadap seseorang yang kemudian terjatuh di jalan dan ditendangi. Ditampilkan lagi beberapa laki-laki yang melakukan pogo di kerumunan penonton pada sebuah pertunjukan hardcore, berganti latar sebuah tempat umum di area terbuka, yang menjadi tempat bentrok antar kelompok sehingga terlihat barisan polisi anti huru-hara berbaris, dan berpakaian lengkap dengan tameng dan tongkat untuk menertibkan tempat kejadian. Yang terakhir adalah latar di sebuah trotoar jalan dimana terjadi bentrok antar kelompok, berganti latar pertunjukan hardcore lagi sebelum kembali ke latar studio. Detil yang diperlihatkan dalam scene pertama film Boston Beatdown Vol. II ini secara garis besar menunjukkan musik dan kekerasan yang menjadi gaya hidup FSU sudah dibangun sebelum komunitas ini terbentuk. Ada beberapa video kekerasan yang diperlihatkan dalam scene ini. Sebelum diperlihatkan video dan terdengar suara irama musik hardcore , Bruce mengatakan: “To look up on the years of tapes that we have going back to 86-87, and yeah thats old fights between them. This is a big compilation to start over the years of violent culture. This is a violent culture” Setelah itu musik hardcore terdengar dan beberapa video diperlihatkan. Pertama, seseorang yang hendak menyebrang di sebuah pinggir jalan raya, didekati oleh empat sampai lima orang laki-laki dari belakang yang langsung memukulnya untuk beberapa saat, dan kemudian lari meninggalkan korban saat beberapa orang yang lewat di sekitar tempat itu datang mendekat. Lalu video di sebuah area parkir di pinggir jalan, ada dua orang laki-laki yang sedang berbicara, kemudian seara mendadak salah satu diantaranya yang bertubuh besar memukul laki-laki satunya di bagian kepala. Setelah itu berganti latar di sebuah tempat umum terbuka, di salah satu sudut pinggir jalan. Ada lima orang laki-laki yang mengkeroyok, dimana salah seorang diantaranya memegang dari belakang, dan empat orang lainnya memukul secara bergantian seorang xl laki-laki, yang “digiring” dan dijatuhkan ke trotoar jalan, kemudian ditendang. Setelah itu video kekerasan yang diperlihatkan adalah sebuah latar trotoar di pinggir jalan, dimana ada empat orang laki-laki yang saling pukul dengan dua laki-laki lainnya. Dalam scene ini diperlihatkan lagi video-video pertunjukan hardcore. Salah satunya memperlihatkan sekelompok laki-laki yang melakukan pogo, dimana salah seorang mengangkat temannya dan membantingnya di kerumunan penonton. Ada juga seorang laki-laki yang melakukan pogo dengan cara berlari dan mengayunkan tangannya seperti cara memukul ditengah-tengah kerumunan penonton. Saat musik hardcore berhenti, gambar kembali memperlihatkan Bruce di studio dengan background bendera Amerika Serikat yang menceritakan tentang awal mula terbentuknya FSU. Transkrip dari cerita Bruce berbunyi: “Who’s starting FSU? I started it all. Its all my faults. Wanna be the first, didnt mean to happen. And I never said. I wanna join in a gang yay.. crew. Crew and friend look for each other. People afraid for what they dont know. And they dont know as i automatically assume what they read on the internet, and what they read in the zine. So what they have for a friend is automatically true. We never intended to be anything more than a group of friend. I never thought that it was gonna go nationwide or worldwide like people actually find out about it. When we first come to the show everybody had a crew. People usually call us Fuck Shit Up because when everybody else run arounds in circle we doin the spin kicks and jumped off on a peoples heads. People will be oh look to all the Jocks” when youre going to my show youre the jocks. Well it wasnt the jocks. It wasnt which you used to seen it. So when evertbody else is there, Whether you see them in skinhead uniform or you stand it I wanna be different but I still have spikey jacket, we came up showing around wearing adidas and show em what embrake us. So thats what automatically makes the label of the jocks. But here i am 15 years later still going to the show.” Terjemahan: Siapa yang mulai FSU? Saya yang memulai semuanya. Ini semua kesalahan saya. Bukan ingin menjadi yang paling menonjol, dan saya tidak pernah mengatakannya. Saya ingin bergabung dalam sebuah geng, yey... crew. Memiliki sebuah xli crew dan teman yang saling menjaga satu sama lain. Orang- orang takut tentang apa yang mereka tidak tahu. Dan mereka tidak tahu seperti saya yang secara otomatis berasumsi tentang apa yang mereka baca di internet, dan apa yang mereka baca di zine tersebut. Jadi apa yang mereka miliki untuk seorang teman secara otomatis benar. Kami tidak pernah bertujuan untuk menjadi sesuatu yang lebih dari sekelompok teman. Saya tidak pernah berpikir bahwa hal itu akan menyebar atau berkembang di seluruh dunia layaknya orang benar-benar mencari tahu tentang kami. Ketika kami pertama kali datang ke gigs, setiap orang memiliki crew. Orang biasanya menyebut kami Fucked Shit Up karena ketika orang lain melakukan pogo dengan berputar-putar di pit, yang kita lakukan adalah menendang, berputar dan melompat di atas kepala orang lain. Orang-orang akan berpikiran oh lihat semua Atlet itu ketika anda pergi ke acara saya, anda adalah atlet. Yah kami bukan atlet. Itu bukan yang seperti anda lihat. Jadi, ketika semua orang yang ada disana, apakah Anda melihat mereka seorang skinhead, dengan seragam atau sesuatu yang lain, saya ingin menjadi berbeda dengan memakai jaket spikey, kami datang mengenakan adidas dan menunjukkan kepada mereka apa yang membedakan kami. Jadi itulah yang secara otomatis membuat label dari para atlet. Tapi di sinilah saya 15 tahun kemudian masih datang ke pertunjukan. Ditengah-tengah cerita Bruce, diperlihatkan video di sebuah pertunjukan hardcore yang di-shoot secara night vision, sekelompok orang sedang melakukan pogo dengan dengan cara melompat diatas kepala kerumunan penonton dan saling menabrakkan badan, untuk memberi gambaran dari cerita Bruce tentang ciri khas FSU yang dinilai terlalu kasar dan berbeda oleh komunitas lain dalam ranah underground Boston. Kemudian James menambahkan cerita Bruce tentang bagaimana kesamaan latar belakangnya dengan pemuda lain yang mengikat sebuah kelompok kecil, yang pada akhirnya menjadi dasar terbentuknya komunitas FSU. Transkrip cerita James: “Me, and my best friend Bruce have moved up here to repel the trouble from the city that were living before this. And were two furious hammers. Mental hammer holders and when we see some social problems wed smash them with these mental hammers. I think whats attached me to FSU when I was younger is not really having a family that support you. Punkrock in first xlii place. I knew I always fucked up. I knew I will always gonna be fucked up. I knew that I had no future and I found a bunch of kids felt the same way as I do. Put a bunch of kids who have the same impulse control problem as I did. Meant to have the same vanity for violence as I did.” Terjemahan: Aku dan sahabatku Bruce pindah ke sini Boston untuk meninggalkan masalah dari kota yang kita tinggali sebelumnya. Dan kami seperti dua palu kemarahan. Mental pemegang palu dan ketika kita melihat beberapa masalah sosial kita akan menghancurkan mereka dengan mental palu tersebut. Saya pikir apa yang mengikat saya untuk membentuk FSU adalah ketika saya masih muda dan benar-benar tidak memiliki keluarga yang mendukung Anda. Terutama Punkrock. Aku tahu aku selalu kacau. Aku tahu aku selalu akan menjadi kacau. Aku tahu bahwa aku tidak punya masa depan dan saya menemukan sekelompok anak-anak merasakan hal yang sama seperti yang saya rasakan. Membentuk sebuah kelompok yang memiliki masalah kontrol impuls yang sama seperti yang saya. Bertujuan untuk memiliki harga diri yang sama dalam bentuk kekerasan seperti yang saya lakukan. Ditengah-tengah cerita James, diperlihatkan tiga slide gambar foto. Gambar pertama adalah foto seorang pemuda kulit putih yang bertelanjang dada dan memgang senjata api berbentuk handgun di kedua tangannya. Terlihat ada beberapa tattoo di bagian tangan dan tubuhnya, serta handgun ketiga yang diselipkan dicelananya. Gambar kedua adalah foto seorang laki-laki yang memakai topi hitam, jaket hitam, dengan pearcing di salah satu telinganya dan mengarahkan sebuah senjata apai berbentuk revolver ke arah kepalanya. Ekspresi wajah laki-laki tersebut tersenyum lebar. Gambar ketiga adalah sebuah foto para anggota FSU, yang didalamnya terdapat dua puluh sampai tiga puluh pemuda, dan beberapa diantaranya memakai kaos bertuliskan “FSU”. Plot adalah sesuatu yang menghubungkan peristiwa-peristiwa dalam sebuah cerita. Setiap peristiwa dar awal hingga akhir berdasarkan hukum sebab dan akibat. Pada scene pertama film Boston Beatdown Vol. II ini, dimaksudkan untuk menjelaskan kepada khalayak penonton xliii bagaimana awal mula scene FSU ini terbentuk, dari cerita Bruce dan James. Koherensi adalah pertalian atau jalinan antar kata, atau kalimat dalam teks. Dua buah kalimat yang menggambarkan fakta yang berbeda dapat dihubungkan sehingga tampak koheren Eriyanto, 2001 : 242. Koherensi yang terdapat pada scene pertama ini adalah potongan kalimat dari cerita James: “I think whats attached me to FSU when I was younger is not really having a family that support you. Punkrock in first place. I knew I always fucked up. I knew I will always gonna be fucked up. I knew that I had no future and I found a bunch of kids felt the same way as I do. Put a bunch of kids who have the same impulse control problem as I did. Meant to have the same vanity for violence as I did.” Terjemahan: “Saya pikir apa yang mengikat saya untuk membentuk FSU adalah ketika saya masih muda dan benar-benar tidak memiliki keluarga yang mendukung Anda. Terutama Punkrock. Aku tahu aku selalu kacau. Aku tahu aku selalu akan menjadi kacau. Aku tahu bahwa aku tidak punya masa depan dan saya menemukan sekelompok anak-anak merasakan hal yang sama seperti yang saya rasakan. Membentuk sebuah kelompok yang memiliki masalah kontrol impuls yang sama seperti yang saya. Bertujuan untuk memiliki harga diri yang sama dalam bentuk kekerasan seperti yang saya lakukan. Dari transkrip cerita James sebagaimana dijelaskan diatas, James membentuk sebuah kelompok yang didalamnya terdiri dari pemuda- pemuda yang bermasalah dengan keluarga dan frustasi terhadap masa depan mereka. Kelompok tersebut sebagai media agresi untuk menyalurkan perasaan marah, kekecewaan dan frustasi dalam bentuk kekerasan. Kalimat-kalimat yang dipakai James dalam ceritanya merujuk pada hubungan sebab-akibat, karena masa kecil yang diceritakannya berhubungan erat sebagai pemicu tindak kekerasan yang dilakukannya. Menurut Kamus Lengkap Psikologi 1995, agresivitas adalah suatu xliv kecenderungan habitual yang dibiasakan untuk memamerkan permusuhan dan merupakan pernyataan tegas, penonjolan diri, penuntutan atau pemaksaan diri dan merupakan suatu dominasi sosial, kekuasaan sosial, khususnya yang diterapkan secara ekstrim. Agresi adalah perilaku dengan tujuan menyakiti, menyerang atau merusak terhadap orang maupun benda-benda di sekelilingnya untuk mempertahankan diri maupun akibat dari rasa ketidakpuasan Saad, 2003 : 68. Leksikon yang terdapat dalam scene pertama film ini adalah kalimat yang dipakai Bruce sebelum menceritakan tentang titik awal terbentuknya FSU, yang berbunyi sebagai berikut: “… This is a big compilation to start over the years of violent culture. This is a violent culture” Terjemahan: “… Ini adalah sebuah kompilasi besar untuk memulai era budaya kekerasan. Ini adalah sebuah budaya kekerasan.” Potongan kalimat dari trankrip cerita Bruce yang menekankan bahwa sifat kekerasan yang turun dari generasi ke generasi akhirnya membentuk sebuah budaya kekerasan yang menjadi bagian dari komunitas FSU. Kekerasan menunjuk pada tingkah laku berupa ancaman maupun sudah merupakan tindakan nyata, yang menimbulkan akibat-akibat kerusakan terhadap benda maupun fisik pada diri seseorang. Grafis yang tersaji dalam scene pertama film ini masih menonjolkan video kekerasan dan atmosfer pertunjukan hardcore yang berlatar di tempat umum dan trotoar, maupun area sekitar pinggir jalan raya. Gambar video yang ditampilkan pada scene ini, diiringi suara musik hardcore , seperti tersaji pada lead film, yang dimaksudkan untuk mengentalkan atmosfer “budaya” hardcore dalam film ini. Gambar lainnya yang ditampilkan adalah gambar narasumber Bruce dan James di studio, saat menceritakan titik awal terbentuknya FSU, dengan beberapa xlv slide video sekelompok pemuda yang melakukan pogo pada pertunjukan hardcore dan beberapa foto.

4.2.3. Scene Ketiga

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Film Dokumenter Komunitas BMX Boyolali T1 362012066 BAB II

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Film Dokumenter Komunitas BMX Boyolali T1 362012066 BAB IV

0 0 27

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Wacana Kritis tentang Komunitas Hardcore Friends Stand United (FSU) dalam Film Boston Beatdown Vol. II

0 2 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Wacana Kritis tentang Komunitas Hardcore Friends Stand United (FSU) dalam Film Boston Beatdown Vol. II T1 362006024 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Wacana Kritis tentang Komunitas Hardcore Friends Stand United (FSU) dalam Film Boston Beatdown Vol. II T1 362006024 BAB II

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Wacana Kritis tentang Komunitas Hardcore Friends Stand United (FSU) dalam Film Boston Beatdown Vol. II T1 362006024 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Wacana Kapitalisme Dalam Film The Hunger Games (Analisis Wacana Kritis) T1 362009073 BAB I

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Wacana Kapitalisme Dalam Film The Hunger Games (Analisis Wacana Kritis) T1 362009073 BAB II

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Wacana Kapitalisme Dalam Film The Hunger Games (Analisis Wacana Kritis) T1 362009073 BAB IV

0 2 103

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Wacana Kapitalisme Dalam Film The Hunger Games (Analisis Wacana Kritis) T1 362009073 BAB V

0 0 3