49
BAB III PEMIKIRAN SOEKARNO TENTANG KEADILAN BAGI
KAUM PEREMPUAN
Bab tiga merupakan bab dimana penulis menjabarkan dan membahas tentang Soekarno yang adalah tokoh yang sangat populer yang hadir pada masa bangsa
Indonesia mengalami penjajahan, masa pergerakan kemerdekaan, dan masa kemerdekaan. Tujuan utama dari pembahasan pada bab ini ialah mengemukakan
tentang gagasan-gagasan keadilan bagi kaum perempuan. Adapun topik-topik yang dibahas pada bab ini adalah: Biografi Soekarno, Konteks yang Mendukung
Pandangan Soekarno yang dibagi dalam dua sub topik yaitu Kenyataan Bangsa yang Terjajah dan Diskriminasi Terhadap Kaum Perempuan yang dilihat dari aspek
Pendidikan, Pernikahan, Fisik dan Seksualitas, Wacana Publik, serta Politik dan diakhiri dengan Kemerdekaan dalam Pandangan Soekarno.
A. Biografi Soekarno
Soekarno adalah seseorang yang memiliki tipe pekerja keras, senang membantu orang lain, inspirator, pandai berbicara, cerdas, berjiwa seni, dan
berkemampuan. Ia melewatkan sebagian besar masa kecilnya bersama dengan kakeknya di Tulungagung Kediri. Di sinilah Soekarno diajarkan tentang banyak hal,
salah satunya diajarkan untuk selalu bersikap jujur dan berlaku adil. Pada masa kecilnya, Soekarno gemar menyaksikan pertunjukan wayang yang merupakan
kebudayaan masyarakat Jawa. Ksatrya merupakan sosok yang hebat pada cerita pewayangan yang hadir dengan ide-ide tentang kebaikan, keadilan, dan
mengutamakan kemanusiaan. Sosok ini kemudian menjadi mimpi bagi Soekarno
50
dalam memperjuangkan masa depan bangsa Indonesia yang pada saat itu mengalami banyak penindasan dari pihak penjajah.
1
Setelah beranjak dewasa, Ia bergabung dengan Sarekat Islam yang dibangun atas dasar untuk membebaskan diri dari belenggu penjajahan. Di dalam pergerakan
itu, tekanan yang diberikan kepada anggota-anggotanya ialah untuk melindungi masyarakat dari penindasan serta melindungi kesatuan bangsa. Dengan demikian, ia
mulai belajar dalam memperjuangkan dan mempertahankan persatuan serta kesatuan bangsa dengan menyerukan perjuangan melawan “kapitalisme”.
2
Ketika menjadi seorang mahasiswa, ia berkenalan dengan dua pandangan yang berbeda secara mendasar satu sama lain mengenai sikap terhadap rezim kolonial:
sikap pasif yang diambil oleh Tjokroaminoto. Sebaliknya, ia menjumpai sikap militan pada diri Tjipto Mangunkusumo yang adalah gurunya. Dalam prakteknya, Tjipto
menyerukan bagi para pengikutnya agar memiliki keberanian untuk mempertahankan keyakinan dalam berjuang bagi Tanah Air. Pada diri Tjipto, Soekarno menemukan
kembali bahasa para ksatrya dari dunia pewayangan yang telah meninggalkan kesan begitu mendalam pada dirinya ketika masih kecil.
3
Berdasarkan biografi dari Soekarno, disimpulkan bahwa pemikiran yang dikembangkan oleh Soekarno tentang keutuhan bangsa, keadilan, dan cita-cita
kebangsaan sangat dipengaruhi kuat oleh kebudayaan Jawa yang tradisional pewayangan dan ideologi anti-Barat yang pada saat itu menjajah bangsa Indonesia
serta tidak lepas dari pengaruh ajaran di dalam keluarga yang menekankan baginya untuk menjadi pribadi yang bersikap jujur, berpihak kepada orang-orang yang lemah
dan bertindak adil.
1
Bernhard Dahm, Soekarno dan Perjuangan Kemerdekaan Jakarta: Penerbit LP3ES, 1987, 27-28
2
Baskara T. Wardaya, Bung Karno Menggugat: Dari Marhaen, CIA, Pembantaian Massal ’65 hingga G 30S Yogyakarta: Galangpress, 2009, 44.
3
Ibid., 33-68.
51
Soekarno yang hidup pada masa penjajahan, kemudian bertekad untuk membela kebenaran dan keadilan serta menghadirkan kesejahteraan bagi seluruh
rakyat Indonesia. Tekadnya yang bulat didasarkan pada kenyataan pahit yang dialami oleh bangsa Indonesia. Adapun hal tersebut akan dibincangkan dalam point berikut
ini.
B. Konteks yang Mendukung Pandangan Soekarno B.1. Kenyataan Bangsa yang Terjajah