I. Perumusan Masalah
1. Bagaimanakah Pemerintah Daerah Sebagai Pelaksana Birokasi
Pemerintahan Di Daerah? 2.
Bagaimanakah Prosedur Pemberian Izin Mendirikan Bangunan Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 14 Tahun
2006? 3.
Bagaimanakah kendala-kendala dalam penerbitan izin mendirikan bangunan di Deli Serdang?
J. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui Pemerintah Daerah Sebagai Pelaksana Birokasi
Pemerintahan Di Daerah. b.
Untuk mengetahui Prosedur Pemberian Izin Mendirikan Bangunan Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 14
Tahun 2006 c.
Untuk mengetahui kendala-kendala dalam penerbitan izin mendirikan bangunan Di Deli Serdang
2. Manfaat Penelitian
a. Secara teoritis
Bagi ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan secara teoritis dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan ilmu hukum, khususnya
dalam bidang Hukum Administrasi Negara b.
Secara praktis Bagi pembangunan, hasil penelitian ini diharapkan memberikan umpan
balik kepada Pemerintah Kota Medan beserta elemen elemen yang terkait sehingga Pemerintah Kota Medan lebih membuka diri dan mau
bermitra dengan berbagai pihak baik peneliti dari kalangan perguruan tinggi, DPRD, tokoh masyarakat, LSM, dan Pengusaha dalam rangka
mencari format kebijakan yang diperlukan untuk model kegiatan
Universitas Sumatera Utara
pemerintahan dalam pelayanan yang lebih efisien, responsif dan akuntabel.
K. Keaslian Penulisan
Karya ilmiah ini disusun berdasarkan literatur yang diperoleh dari perpustakaan dan dari media massa baik media cetak maupun media elektronik.
Skripsi ini merupakan hasil karya yang belum pernah diangkat oleh mahasiswa sebelumnya. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan data yang terdaftar di
sekretariat jurusan Hukum Administrasi Negara.
L. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Izin
Perizinan adalah salah satu bentuk pelaksanaan fungsi pengaturan dan bersifat pengendalian yang dimiliki oleh pemerintah terhadap kegiatan yang
dilakukan oleh masyarakat. Perizinan maksudnya dapat berbentuk pendaftaran, rekomendasi sertifikat, penentuan kuota dan izin untuk melaksanakan sesuatu
usaha yang biasanya harus dimiliki atau diperoleh suatu organisasi perusahaan atau seseorang sebelum yang bersangkutan dapat melakukan suatu kegiatan atau
tindakan yang dilakukan. Hukum perizinan merupakan hukum publik yang pelaksanaannya
dilakukan oleh pemerintah baik pemerintah di pusat maupun di daerah sebagai aparatur penyelenggaraan negara mengingat hukum perizinan ini berkaitan
dengan pemerintah maka mekanisme media dapat dikatakan bahwa hukum perizinan termasuk disiplin ilmu Hukum Administrasi Negara atau hukum Tata
Pemerintahan seperti yang kita ketahui pemerintah adalah : sebagai pembinaan dan pengendalian dari masyarakat dan salah satu fungsi pemerintah di bidang
pembinaan dan pengendalian izin adalah pemberian izin kepada masyarakat dan organisasi tertentu yang merupakan mekanisme pengendalian administratif yang
harus dilakukan di dalam praktek pemerintahan. Sesudah mengetahui pengertian dispensasi, di bawah ini akan disampaikan
overheidstoestemming door wet of verordening vereist gesteld voor tal van
Universitas Sumatera Utara
handeling waarop in het algemeen belang speciaal toezicht vereist is, maar die, in het algemeen, niet als onwenselijk worden beschouwd perkenanizin dari
pemerintah berdasarkan undang-undang atau peraturan pemerintah yang disyaratkan untuk perbuatan yang pada umumnya memerlukan pengawasan
khusus, tetapi yang pada umumnya tidaklah dianggap sebagai hal-hal yang sama sekali tidak dikehendaki.
7
Ateng Syafrudin mengatakan bahwa izin bertujuan dan berarti menghilangkan halangan, hal yang dilarang menjadi boleh,
8
atau Als opheffing van een algemene verbodsregel in het concrete geval, sebagai peniadaan
ketentuan larangan umum dalam peristiwa konkret.
9
Menurut Sjachran Basah, izin adalah perbuatan hukum administrasi negara bersegi satu yang mengaplikasikan peraturan dalam hal konkret berdasarkan
persyaratan dan prosedur sebagaimana ditetapkan oleh ketentuan peraturan perundang-undangan.
10
Bagir Manan menyebutkan bahwa izin dalam arti luas berarti suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan peraturan perundang-undangan untuk
memperbolehkan melakukan tindakan atau perbuatan tertentu yang secara umum dilarang.
11
N.M. Spelt dan J.B.J.M ten Berge, mendefinisikan izin dalam arti sempit yakni pengikatan-pengikatan pada suatu peraturan izin pada umumnya didasarkan
pada keinginan pembuat undang-undang untuk mencapai suatu tatanan tertentu atau untuk menghalangi keadaan-keadaan yang buruk. Tujuannya ialah mengatur
tindakan-tindakan yang oleh pembuat undang-undang tidak seluruhnya dianggap tercela, namun di mana ia menginginkan dapat melakukan pengawasan
7
S.J. Fockema Andreae, Rechtsgdeerd Handwoordenboek, Tweede Druk, J.B. Wolter’ Uitgeversmaatshappij N.V., Groningen, 1951, hal. 311
8
Ateng Syafrudin, Perizinan untuk Berbagai Kegiatan, Makalah tidak dipublikasikan, 1999 hal. 1
9
M.M. van Praag, Algemen Nederlands Administratief Recht, Juridische Boekhandel en Uitgeverij A. Jongbloed Zoon, ‘s-Gravenhage, 1950, hal. 54.
10
Sjachran Basah, Pencabutan Izin Salah Satu Sanksi Hukum Administrasi, Makalah pada Penataran Hukum Administrasi dan lingkungan di Fakultas Hukum Unair, Surabaya, 1995,
hal. 2.
11
Bagir Manan, Ketentuan-Ketentuan Mengenai Pengaturan Penyelenggaraan Hak Kemerdekaan Berkumpul Ditinjau dari Perspektif UUD 1945, Makalah Tidak Dipublikasikan,
Jakarta, 1995, hal. 8.
Universitas Sumatera Utara
sekadarnya. Hal yang pokok pada izin dalam arti sempit ialah bahwa suatu tindakan dilarang, terkecuali diperkenankan dengan tujuan agar dalam ketentuan-
ketentuan yang disangkutkan dengan perkenan dapat dengan teliti diberikan batas- batas tertentu bagi tiap kasus. Jadi persoalannya bukanlah untuk hanya memberi
perkenan dalam keadaan-keadaan yang sangat khusus, tetapi agar tindakan- tindakan yangdiperkenankan dilakukan dengan cara tertentu dicantumkan dalam
ketentuan-ketentuan
12
Jadi fungsi pemberian izin disini adalah fungsi pemerintah itu sendiri yang dilaksanakan oleh departemen sebagaimana tercantum dalam Pasal 3 1 Keppres
No. 44 Tahun 1974 yang menvatakan bahwa setiap departemen menvelengaraan fungsi kegiatan perumusan kebijaksanaan pelaksanaan dan kebijaksanaan teknis,
pemberian bimbingan dan pembinaan serta pemberian perizinan sesuai dengan kebijaksanaan umum yang ditetapkan oleh Presiden dan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2. Pelayanan Perizinan
Keputusan Menteri Pendayagunaan aparatur Negara No. 81 tahun 1993 kemudan disempurnakan dengan keputusan Menteri pendayagunaan aparatur
Negara No. 63 tahun 2003 mendefenisikan pelayanan umum sebagai segala bentuk pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah dipusat, di daerah,
dan di lingkungan BUMN dan BUMD dalam bentuk barang dan jasa, baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka
pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sedangkan pelayanan administrasi pemerintahan atau pelayanan perizinan dapat didefenisikan sebagai
segala bentuk jasa pelayanan yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di daerah, dan di lingkungan
BUMN atau BUMD, baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan,
12
N.M. Spelt dan J.B.J.M. ten Berge, Pengantar Hukum Perizinan, disunting oleh Philipus M. Hadjon, Surabaya : Yuridika, 1993, hal. 2-3.
Universitas Sumatera Utara
yang bentuk produk pelayanannya adalah izin atau warkat
13
Jadi, pelayanan perizinan adalah egala bentuk tindakan yang dilakukan oleh pemerintah kepada
masyarakat yang bersifat legalitas atau melegalkan kepemilikan, hak, keberadaan , dan kegiatan individu atau organisasi.
Asep Warlan Yusuf dalam buku Ridwan Juniarso mengatakan bahwa izin adalah instrumen pemerintah yang bersifat yuridis preventif, yang digunakan
sebagai sarana hukum administrasi untuk mengendalikan prilaku masyarakat.
14
Pelayanan periznan dilakukan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat, misalnya upaya instansi yang berwewenang dalam memberikan
jaminan kepastian hukum atas kepemilikan tanah maupun izin mendirikan bangunan misalnya, sehingga dapat menjamin segala aktivitas. Izin mendirikan
bangunan diperlukan dengan maksud untuk mendirikan bangunan yang aman tanpa gangguan yang berarti
Menurut Ratminto mengatakan bahwa kualitas pelayanan perizinan sangat dipengaruhi oleh lima hal yaitu:
15
a. Kuatnya posisi tawar Pengguna jasa Pelayanan, yakni adanya hubugan
atau kesetaraan posisi tawar antara pemberi pelayanan dan pengguna jasa pelayanan yang dilakukan antara lain dengan memberitahukan dan
mensosialisasikan hak-hak dan kewajiban-kewajiban baik pemberi maupun pengguna jasa pelayanan. Sehigga posisi tawar masyarakat
seimbang dengan posisi tawar pemberi jasa pelayanan. b.
Berfungsi Mekanisme Voice, yakni pengguna jasa pelayanan harus diberi kesempatan untuk mengungkapkan ekspresi ketidakpuasannya
atas pelayanan yang diterima. Apabila saluran ini dapat berfunfsi secara efekif, maka posisi tawar pengguna jasa akan menjadi sama
dengan posisi tawar penyelenggara jasa pelayanan sehingga kualitas peayanan dapat ditingkatkan.
13
Ratminto dan Atik Septi winarsih. 2005. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta:. Pustaka pelajar. hal 5
14
Ridwan, Juniarso. 2009. Hukum Administrasi Negara dan kebijakan pelayanan publik. Bandung: Nuansa, hal 92
15
Ibid. hal 39
Universitas Sumatera Utara
c. Pembentukan Birokrat yang Berorientasi Pelayanan, yakni faktor
utama dalam manajemen pelayanan perizinan adalah sumber daya manusia atau birokrat yang bertugas memberi pelayanan. Oleh sebab
itu pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia penyelenggara pelayanan birokrat harus ditingkatkan kualitasnya.
d. Pengembangan kutur Pelayanan, hal ini juga sangat krusial dalam
peningkatan kualitas pelayanan perizinan adalah berkembangnya kultur pelayanan dalam diri birokrat. Penyelenggara pelayanan harus
memiliki kultur pelayanan yang berorientasi pada kepentingan masyarakat.
e. Pengembangan sistem Pelayanan yang mengutamakan kepentingan
masyarakat, Faktor-faktor terakhir yang juga sangat penting dlam manajemen pelayanan perizinan adalah beroperasinya pelayanan yang
mengutamakan kepentingan masyarakat. Pelayanan yang berkualitas harus memberikan kejelasan sistem dan prosedur sehingga ada
kepasian yang diperoleh masyarakat pengguna layanan
3. Pengertian Izin Mendirikan Bangunan
Bangunan adalah ruang tidak tertutup atau tidak tertutup seluruhnya atau sebagian, memiliki konstruksi teknik yang di tanah atau didekatkan atau melayang
dalam suatu lingkungan secara ketat, sebagian atau seluruh pada, diatas atau dibawah permukaan tanah dan atau perairan yang berupa bangunan gedung dan
atau bukan gedung.
16
Izin Mendirikan Bangunan adalah Izin yang di berikan oleh Pemerintah Daerah kepada orang pribadi atau badan untuk mendirikan bangunan agar desain
pelaksanaan pembangunan dan bangunan sesuai dengan tata ruang yang berlaku. Dalam proses pembangunan suatu gedung harus memiliki surat izin ini. IMB
diberikan untuk mengatur, mengawasi serta mengendalikan, terhadap setiap
16
Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 14 Tahun 2006 tentang Izin Mendirikan Bangunan di Kabupaten Deli Serdang Pasal 1 huruf i
Universitas Sumatera Utara
kegiatan membangun, memperbaiki dan merombak merobohkan bangunan daerah.
17
Pemerintah menggunakan instrumen izin sebagai sarana yuridis untuk mengendalikan tingkah laku warganya yang tujuannya dapat berupa:
18
a. Keinginan mengarahkan mengendalikan-“sturen” aktivitas-aktivitas tertentu
misalnya izin bangunan. b.
Mencegah bahaya bagi lingkungan, misalnya perizinan lingkungan. c.
Keinginan melindungi obyek-obyek tertentu misalnya izin membongkar monumen-monumen.
d. Hendak membagi benda-benda yang sedikit, misalnya izin penghunian di
daerah padat penduduk. Izin pemanfaatan ruang untuk kegiatan pembangunan perumahan
danpermukiman baik untuk kepentingan pribadi, sosial maupun umum, dapat dibagi dalam 3 tiga sasaran yaitu:
19
a. Izin yang berkaitan dengan penetapan lokasi investasi dan perolehan tanah
atau yang disebut dengan izin lokasi. b.
Izin yang berkaitan dengan rencana pengembangan kualitas ruang atau yang disebut dengan surat persetujuan site plan.
c. Izin yang berkaitan dengan pengembangan tata bangunan atau yang
disebut dengan izin mendirikan bangunan. Bangunan gedung sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya,
mempunyai peran yang sangat strategis dalam membentuk watak, perwujudan produktivitas dan jati diri manusia. Oleh karena itu penyelenggaraan bangunan
gedung perlu diatur dan dibina demi kelangsungan dan peningkatan kehidupan serta penghidupan masyarakat, sekaligus untuk mewujudkan bangunan gedung
yang fungsional, andal, berjati diri, serta seimbang, serasi dan selaras dengan lingkungannya. Bangunan gedung merupakan salah satu wujud fisik pemanfaatan
17
http:aconx-arsitekbisagila.blogspot.com201101ijin-mendirikan-bangunan-imb.html ,
diakses tanggal 19 Mei 2014
18
Spelt.N.M. dan Ten Berge dalam Alvi Syahrin, Pengaturan Hukum dan Kebijakan Pembangunan Perumahan dan Permukiman Berkelanjutan Medan:Pustaka Bangsa Press, 2003,
hal 178
19
Ibid., hal 179-180
Universitas Sumatera Utara
ruang. Oleh karena itu dalam pengaturan penataan ruang sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk menjamin kepastian dan ketertiban
hukum dalam penyelenggaraan bangunan gedung, setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif dan teknis bangunan gedung, serta harus
diselenggarakan secara tertib.
M. Metode Penelitian