KEASLIAN PENELITIAN Prinsip National Treatment Hak Kekayaan Intelektual Dalam Pelanggaran Merek Asing Menurut Hukum Internasional

penyempurnaan pranata-pranata hukum khusunya mengenai hukum hak cipta berkaitan dengan merek dan prinsip hukum internasional tentang merek 2. Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberi bahan masukan bagi aparat penegak hukum dan para praktisi hukum lainnya termasuk konsultan hukum HaKI dan Badan Pengawas HaKI sehingga para pihak yang terlibat menangani masalah HaKI dapat memiliki persepsi yang sama.

E. KEASLIAN PENELITIAN

Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan peneliti di perpustakaan Universitas Sumatera Utara diketahui bahwa penelitian tentang Penerapan prinsip National Treatment dalam hal pelanggaran merek asing menurut hukum internasional ini belum pernah dilakukan dengan pendekatan dan perumusan masalah yang sama. Walaupun ada beberapa topik mengenai hukum merek dan pelanggaran merek, namun jelas berbeda dengan penelitian ini. Oleh karena itu penelitian ini adalah asli dan sesuai dengan asas-asas keilmuan yang jujur, rasional, objektif dan terbuka, sehingga penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan terbuka atas masukan dan saran-saran yang membangun. Apabila dikemudian hari ditemukan penelitian yang sama persis yang telah dilakukan sebelumnya, maka peneliti akan bertanggungjawab sepenuhnya. Universitas Sumatera Utara F. KERANGKA TEORI DAN KONSEPSI 1. Kerangka Teori Menurut Undang-Undang Dasar Tahun 1945 pada Pasal 1 ayat 3, negara Indonesia adalah negara hukum sehingga semua warga negara mempunyai kedudukan yang sama didepan hukum dalam pengertian semua orang harus dilindungi oleh hukum. Dalam pergaulan masyarakat, terdapat aneka macam hubungan antar anggotanya, yaitu hubungan yang ditimbulkan oleh kepentingan anggota masyarakat untuk menjamin kelangsungan keseimbangan dengan hubungan antar anggota masyarakat itu, maka diperlukan adanya hukum. Hukum merupakan seperangkat norma-norma yang menunjukkan apa yang harus dilakukan atau harus dilakukan atau yang harus terjadi, dengan demikian bila dilihat dari proses bekerjanya, maka akan terjadi regenerasi norma- norma hukum. Masyarakat merupakan pasangan yang mutlak yang harus ada dalam kajian hukum, karena tanpa masyarakat hukum tidak akan ada. Masyarakat merupakan tempat dimana hukum tumbuh dan berkembang. Secara teori dibedakan tiga 3 macam hal berlakunya hukum, yaitu: a. Kaidah hukum berlaku secara yuridis, apabila penentuan didasarkan pada kaidah yang lebih tinggi tingkatnya, atau apabila berbentuk menurut cara yang telah ditetapkan atau apabila menunjukkan hubungan keharusan antar suatu kondisi dan akibatnya. Universitas Sumatera Utara b. Kaidah hukum berlaku secara sosiologis, apabila kaidah tersebut efektif, artinya kaidah tersebut dapat dipaksakan berlakunya oleh penguasa walaupun tidak dapat diterima oleh warga masyarakat atau kaidah tadi berlaku karena diterima dan diakui oleh masyarakat. c. Kaidah hukum tersebut berlaku secara filosofis, artinya sesuai dengan cita- cita hukum sebagai nilai positif yang tertinggi Hak atas merek adalah suatu hak yang secara ekslusif diberikan oleh Negara kepada pemilik merek yang telah terdaftar untuk menggunakan izin mereknya tersebut atau memberi izin kepada pihak lain untuk menggunakannya. Dengan kata lain pemilik hak atas merek berhak untuk menggugat semua pihak apabila tanpa seizinnya memakai merek tersebut demi keuntungan pribadi bahkan berhak meminta putusan pengadilan untuk membatalkan merek tersebut apabila telah didaftarkan. Adapun kerangka teori yang dipakai dalam penelitian ilmiah ini adalah teori hukum dari Roscoe Pound yaitu Law as a tool of social engineering dimana regulasi hukum yang dibuat pemerintah bertujuan memberikan sarana rekayasa sosial yang baru. Imajinasi dan karya cipta atas merek menjadi sesuati yang sangat berharga, mempunyai nilai ekonomis dan memiliki sanksi pidana apabila dilanggar hak-haknya. Pound menyatakan bahwa fungsi lain dari hukum adalah sebagai sarana untuk melakukan rekayasa sosial social engineering. 15 15 Roscoe Pound 1992. Pengantar Filsafat Hukum Terjemahan Mohammad Radjab. Jakarta Bharata. Hal 272. Keadilan bukanlah Universitas Sumatera Utara hubungan sosial yang ideal atau beberapa bentuk kebajikan. Keadilan merupakan suatu hal dari penyesuaian-penyesuaian hubungan dan penataan perilaku sehingga tercipta kebaikan, alat yang memuaskan keinginan manusia untuk memiliki dan mengerjakan sesuatu, melampaui berbagai kemungkinan terjadinya ketegangan, inti teorinya terletak pada konsep kepentingan. Pound mengatakan bahwa sistem hukum mencapai tujuan ketertiban hukum dengan mengakui kepentingan- kepentingan itu, dengan menentukan batasan-batasan pengakuan atas kepentingan-kepentingan tersebut dan aturan hukum yang dikembangkan serta diterapkan oleh proses peradilan memiliki dampak positif serta dilaksanakan melalui prosedur yang berwibawa, juga berusaha menghormati berbagai kepentingan sesuai dengan batas-batas yang diakui dan ditetapkan. Hukum dengan kata lain sebagai sarana kontrol sosial. 16 Pound juga menyatakan bahwa kebutuhan akan adanya kontrol sosial bersumber dari fakta mengenai kelangkaan. Kelangkaan mendorong kebutuhan untuk menciptakan sebuah sistem hukum yang mampu mengklasifikasikan berbagai kepentingan serta menyahihkan sebagian dari kepentingan-kepentingan itu. Hukum tidak melahirkan kepentingan, melainkan menemukannya dan menjamin keamanannya. Hukum memilih untuk berbagai kepentingan yang dibutuhkan untuk mempertahankan dan mengembangan peradaban. Pound mengakui adanya tumpang tindih dari berbagai kelompok kepentingan, yaitu antara kepentingan individual atau personal dengan kepentingan publik atau sosial. Semua itu diamankan melalui dan ditetapkan dengan status “hak hukum”. 16 Sardjono Soekanto 1973. Pengantar Sosiologi Hukum. Edisi Revisi. Jakarta. Bharata. Hal 58. Universitas Sumatera Utara Pernyataan Roscoe Pound tentang hukum. Persis sama seperti yang dikatakan oleh Mochtar Kusumaatmadja bahwa hukum itu merubah masyarakat. Dalam perspektif politik hukum, jika menurut Roscoe Pound hukum itu berasal dari atas ke bawah top down maksudnya disini adalah hukum itu berasal dari pemerintah untuk dijalankan oleh masyarakat karena hukum butuh regulasi dari pemerintah. Pembentukan hukum di Indonesia selalu dipengaruhi oleh suatu kepentingan-kepentingan. Kekuasaan politiklah yang memiliki kepentingan tersebut. Kekuasaan politik tersebut duduk di dalam institusi untuk melakukan legislasi kepentingan. Jadi, kekuasaan politik dapat mempengaruhi hukum. Tapi, pengaruh kekuatan-kekuatan politik dalam membentuk hukum dibatasi ruang geraknya dengan berlakunya sistem konstitusional berdasarkan check and balances seperti yang dianut Undang-Undang Dasar 1945 setelah perubahan. Dalam hal perlindungan terhadap hak kekayaan intelektual yaitu merek, pemerintah yang membuat undang-undang merek untuk dijalankan masyarakat lebih kepada suatu rekayasa sosial. Jadi, pada kenyataannya pembentukan hukum di Indonesia menggunakan teori Roscoe Pound social engineering yang top down. Ditinjau dari aspek hukum masalah merek menjadi sangat penting, sehubungan dengan persoalan perlu adanya perlindungan hukum dan kepastian hukum bagi pemilik atau pemegang merek dan perlindungan hukum terhadap masyarakat sebagai konsumen atas suatu barang atau jasa yang memakai suatu merek agar tidak terkecoh oleh merek-merek lain, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa masalah penggunaan merek terkenal oleh pihak yang tidak berhak, masih banyak terjadi di Indonesia dan kenyataan tersebut benar-benar disadari oleh Universitas Sumatera Utara pemerintah, tetapi dalam praktek banyak sekali kendala-kendala. Hal itu tidak dapat dilepaskan dari sisi historis masyarakat Indonesia yang sejak dahulu adalah masyarakat agraris, sehingga terbiasa segala sesuatunya dikerjakan dan dianggap sebagai milik bersama, bahkan ada anggapan dari para pengusaha home industri bahwa merek adalah mempunyai fungsi sosial. Pada satu sisi keadaan tersebut berdampak positif tetapi pada sisi lain justru yang anggapan demikian itu menyebabakan masyarakat kita sering berpikir kurang ekonomis dan kurang inovatif. 2. Konsepsi a. Suatu merek bagi produsen barang atau jasa sangat penting, karena berfungsi untuk membedakan antara barang atau jasa satu dengan yang lainnya serta berfungsi sebagai tanda untuk membedakan asal-usul, citra reputasi maupun bonafiditas diantara perusahaan yang satu dengan yang lainnya yang sejenis. Bagi konsumen dengan makin beragamnya barang dan jasa yang berada dipasaran melalui merek dapat diketahui kualitas dan asal-usul dari barang tersebut. Dalam kamus bahasa Indonesia Merek diartikan sebagai tanda yang dikenalkan oleh pengusaha pabrik, produsen, pada barang barang yang dihasilkan sebagai tanda pengenal atau cap tanda yang menjadi pengenal untuk menyatakan nama dan sebagainya.Merek adalah tanda atau simbol yang dapat berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. Universitas Sumatera Utara b. Merek terkenal dapat diartikan sebagai suatu merek yang telah memenuhi berbagai kriteria diantaranya adalah dasar pengetahuan masyarakat terhadap merek itu, reputasi merek itu diperoleh melalui promosi yang gencar dan luas, pendaftaran merek dilakukan di beberapa negara dan investasi perusahaan itu dinegara- negara lain. c. Hak atas merek adalah hak ekslusif yang diberikan oleh negara kepada pemilik merek yang terdaftar dalam daftar umum merek untuk jangka waktu tertentu dengan menggunakan sendiri merek tersebut atau memberikan izin kepada pihak lain untuk menggunakannya. d. Prinsip national treatment adalah prinsip yang melarang perbedaan perlakuan antara produk asing dan produk domestik yang berarti bahwa suatu saat barang impor telah masuk ke pasar dalam negeri suatu negara anggota, dan setelah melalui daerah pabean serta membayar bea masuk barang impor tersebut harus diberlakukan sama dengan barang dalam domestik. 17

F. METODOLOGI PENELITIAN