34 berlangsung atau untuk memperbaiki program kegiatan
berikutnya sehingga tujuan yang telah direncanakan tercapai dengan baik.
3. Pemberdayaan Masyarakat Sebagai Bentuk Pendidikan Luar
Sekolah
Kesadaran akan kebutuhan pendidikan dari masyarakat semakin meluas seiring dengan munculnya Negara-negara yang baru berkembang
dan makin dibutuhkanya berbagai macam keahlian menyongsong kahidupan yang semakin kompleks dan penuh tuntutan, maka wajar
masyarakat menghendaki berbagai penyelenggaraan pendidikan dengan program-program keahlian.
Untuk mengetahui definisi pendidikan dalam perspektif kebijakan, kita telah memiliki rumusan formal dan operasional,
sebagaimana termaktub dalam UU No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS, yakni pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara. UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
mengamanatkan bahwa fungsi Pendidikan Nonformal PNF adalah sebagai pengganti, penambah, danatau pelengkap pendidikan formal,
35 dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat untuk
mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan
pengetahuan dan
keterampilan fungsional
serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.
Philip H Coombs Saleh Marzuki, 2010: 102 mendefinisikan pendidikan luar sekolah atau out of school education
sebagai “… any systematic, organized instructional process designed to achieve specific
learning objectivies by particular group of learner ”. Proses
pembelajaran yang sistematik adalah kegiatan yang teratur dan bersistem, bukan proses sekedarnya dan memang dirancang untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Terorganisasi artinya pendidikan tersebut memiliki keteraturan urutan, kaitan satu sama lain, konsep-konsepnya jelas,
disajikan dalam urutan jadwal yang teratur, dilaksanakan oleh orang- orang yang compete, dikelola oleh orang yang jelas pembagiannya dalam
satu organisasi yang rapi. Kegiatan tersebut juga jelas tujuanya yaitu memenuhi kebutuhan sasaran didik dan mudah diamati tentang apa yang
mereka perlukan dalam kehidupan nyata yang dialami sehari-hari yang biasa disebut dengan kebutuhan belajar.
Frederick H, Harbison Saleh Marzuki, 2010: 103 mendefinisikan pendidikan luar sekolah sebagai pembentukan skill dan pengetahuan di
luar sistem sekolah formal. Penyelenggaraanya tidak sepenuhnya mengikuti kaidah-kaidah pendidikan konvensional, sebagaimana di
sekolah, organisasi penyelenggaraanya tidak mengikuti struktur sekolah
36 yang mengikuti jenjang secara ketat. Pendidikan luar sekolah berusaha
untuk memenuhi kebutuhan belajar jangka pendek dan bahkan jangka mendesak, dengan penyelenggaraan yang lentur, berasaskan demokrasi,
kebebasan dan lain-lain. Santoso S. Hamijoyo Saleh Marzuki, 2010: 105 mendefinisikan
pendidikan luar sekolah sebagai kegiatan pendidikan yang dilakukan secara terorganisasikan, terencana di luar sistem persekolahan, yang
ditujukan kepada individu ataupun kelompok dalam masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Tujuan pendidikan luar sekolah adalah
supaya individu dalam hubunganya dengan lingkungan sosial dan alamnya dapat secara bebas dan bertanggung jawab menjadi pendorong
kearah kemajuan, gemar berpartisipasi memperbaiki kehidupan mereka. Pendidikan nonformal pada umumnya merupakan jalur pendidikan
luar sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat guna meningkatkan kemampuan menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh peserta
didik dari lingkungan pendidikan formal ke dalam lingkungan pekerjaan praktis di masyarakat. Dengan perkataan lain, pendidikan nonformal
merupakan program sosialisasi jenis-jenis keterampilan kerja praktis sesuai dengan kebutuhan masyarakat umumnya, dan industri pada
khususnya. Menurut Priyono 1996: 73 masalah pendidikan sebagai sarana
pemberdayaan berkaitan dengan kebijakan pemerintah yang pada hakekatnya merupakan strategi pemberdayaan kolektif yang meliputi
37 pemerataan kesempatan, relevansi, kualitas, efisiensi pendidikan, tenaga
pendidik, penyediaan sarana dan prasarana, dan pembiayaan pendidikan yang memadai.
Pemberdayaan masyarakat sebagai bentuk pendidikan luar sekolah adalah suatu pendekatan pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan
pengertian dan pengendalian diri peserta didik terhadap kehidupan social, ekonomi, dan atau politik, sehingga peserta didik mampu untuk
meningkatkan taraf hidupnya di dalam masyarakat. Dalam konsep pemberdayaan masyarakat dengan pendekatan PLS, menempatkan
masyarakat sebagai subjek, seperti mengembangkan diri. Tujuan akhirnya adalah agar masyarakat memiliki kemampuan untuk
mengendalikan program-program yang berupaya untuk memperbaiki dan meningkatkan
taraf kehidupanya.
Dengan demikian
program pemberdayaan masyarakat diarahkan agar masyarakat tumbuh dan
berkembang menjadi “masyarakat berdaya”, di mana masyarakat tersebut memiliki kemampuan dalam mengatasi kebutuhan dan masalah yang
dihadapi berdasarkan sumberdaya yang dimiliki.
B. Penelitian yang Relevan
Dalam hal ini peneliti mengambil skripsi sebelumnya sebagai penelitian terdahulu yang relevan:
1. Judul : Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan Obyek
Wisata Oleh Kelompok Sadar Wisata Dewabejo Di Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul oleh Nur Rika