Penunjukan Nabi SAW Secara Langsung Kepada ‘Ali bin Abi Thalib dan Imam Setelahnya

Dalam pandangan Syi’ah Isna ‘Asyariyyah dapat dibagi menjadi beberapa periode kepemimpinan yang berkembang. Pada periode- periode itu, menggambarkan juga bagaimana pola-pola penegakan imamah selama ratusan tahun. Berikut beberapa pola-pola penegakan imamah Syi’ah:

a. Penunjukan Nabi SAW Secara Langsung Kepada ‘Ali bin Abi Thalib dan Imam Setelahnya

Bentuk pertama ini diawali dengan kepemimpinan para imam. Bentuk kepemimpinan pertama ini dikendalikan secara penuh oleh para imam yang jumlahnya ada 12. Imam pertama adalah ‘Ali bin Abi Thalib yang ditujuk oleh Nabi Muhammad SAW. Di riwayatkan oleh sejumlah sahabat, ketika Rasulullah dan sahabat-sahabatnya selesai melaksanakan haji terakhir hajj al- wada pada tanggal 18 Dzulhijjah, Nabi pergi meninggalkan Mekkah menuju Madinah, di mana beliau dan kumpulan orang Mukmin sekitar 70 ribu orang sampai pada suatu tempat bernama Ghadir Khum. Saat itu terik matahari sangat menyengat, Rasul memerintahkan semua orang yang telah berada jauh di depan, untuk kembali dan menunggu hingga para jema’ah haji yang tertinggal di belakang tiba dan berkumpul. Di tempat tersebut Rasulullah naik ke mimbar yang dibuat oleh Salman. Beliau kemudian berpidato seusai menerima wahyu surat al-Maidah ayat 67: “Tampaknya, waktu semakin mendekat saat aku akan dipanggil Allah dan aku akan memenuhi panggilan itu. Aku akan meninggalkan.. kepada kalian dua hal. Yang berharga dan jika kalian setia padanya, kalian tidak akan tersesat sepeninggalanku. Dua hal itu adalah kitab Allah dan keluargaku, ahl Bait. Keduanya tidak akan berpisah hingga mereka bertemu denganku di telaga surga.” 193 Kemudian beliau melanjutkan, “Apakah aku lebih berhak atas orang-orang beriman dari pada diri mereka sendiri? Orang- orang menjawab: “Ya Rasulullah.” Kemudian Nabi mengangkat lengan ‘Ali dan berseru: “Barang siapa yang mengangkat aku sebagai pemimpin maula, maka ‘Ali adalah pemimpinnya maula. Ya Allah cintailaj mereka yang mencintai ‘Ali, dan musuhilah mereka yang memusuhinya.” 194 Usai berpidato, turunlah wahyu Tuhan surat al-Maidah ayat 3 yang diyakini oleh kalangan Syi’ah sebagai tanda penyempurna Islam, karena Nabi telah menyampaikan perihal siapa yang akan menggantikan beliau untuk memimpin umat Islam. Setelah Imam ‘Ali bin Abi Thalib meninggal, kepemimpinan kemudian dilajutkan oleh para imam selanjutnya, yang semuanya berasal dari garis keturunan ‘Ali dan Siti Fatimah, sampai kepada imam ke-12 al-Mahdi yang kemudian menghilang. Mereka semua ditunjuk dengan nash teks atau pernyataan dari Allah melalui lisan suci Nabi Muhammad atau imam sebelumnya, bukan ditunjuk oleh pemilihan umat manusia. 195

b. Penunjukan Imam al-Mahdi Kepada Wakil Imam Nawab al- Imam