Pendidikan Multikultural dalam Bimbingan Konseling di Sekolah

Evi Fatimatur Rusydiyah Prosiding Halaqoh Nasional Seminar Internasional Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya 270 | ransi dan empati terhadap menatap nilai- nilai budaya daerah asal teman, serta perkembangan prestasi belajar siswa setelah mengikuti tes di akhir pembela – jaran. Selain itu, kriteria lain yang dapat digunakan adalah unjuk kerja yang ditampilkan oleh guru di dalam melaksa – nakan pendekatan multikultural dalam pembelajarannya. Guru yang bersangkutan selalu ter – libat dalam setiap fase kegiatan pembe – lajaran, baik dalam kegiatan diskusi dan refleksi hasil temuan awal, penyusunan rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dalam pelaksanaan tinda – kan, diskusi dan refleksi hasil pelaksa – naan tindakan, dan penentuanpenyu – sunan rencana tindakan selanjutnya da – lam pencapain tujuan pembelajaran.

4. Pendidikan Multikultural dalam

Kurikulum 2013 Perkembangan masyarakat yang sa – ngat dinamis serta masalah-masalah sosial yang dewasa ini terus berkembang membutuhkan perhatian dan kepekaan dari seluruh elemen bangsa tidak hanya dari para pakar dan pemerhati masalah sosial namun juga dunia pendidikan yang punya peran sangat strategis sebagai wahana dan agent of change bagi masyara – kat. Kondisi masyarakat Indonesia yang sangat plural baik dari aspek suku, ras, agama serta status sosial memberikan kontribusi yang luar biasa terhadap per – kembangan dan dinamika dalam masya – rakat . Untuk itu dipandang sangat pen – ting memberikan porsi pendidikan multikultural dalam sistem pendidikan di Indonesia baik melalui substansi maupun model pembelajaran. Hal ini dipandang penting untuk memberikan pembekalan dan membantu perkembangan wawasan pemikiran dan kepribadian serta melatih kepekaan peserta didik dalam mengha – dapi gejala-gejala dan masalah-masalah sosial sosial yang terjadi pada lingku – ngan masyarakatnya 19 . Kurikulum 2013 menekankan aspek afektif yang bersifat religius dan sosial sebagai aspek yang perlu ditanamkan dengan baik melalui aspek pengetahuan dan ketrampilan. Penanaman aspek afek – tif yang bersifat sosial dilakukan melalui pendidikan multikultural pada kuriku – lum 2013. Hal tersebut merupakan langkah yang diambil pemerintah untuk menstransformasi pendidikan nasional. Langkah tersebut diambil dengan hara – pan dapat membentuk generasi muda Indonesia yang produktif, kreatif, inova – tif, dan berkarakter. Penanaman pendidi – kan multikultural tercermin dalam ber – bagai buku teks yang digunakan untuk mendukung proses pembelajaran. Buku teks yang ditawarkan dikemas dengan konsep dan tampilan yang lebih menarik bagi murid. Tidak lagi menggu – nakan nama-nama yang biasa ditemui di buku teks lama, kini buku teks akan menawarkan banyak tokoh baru dengan latar belakang masing-masing yang ber – variasi. Dimana terdapat enam tokoh yang mencerminkan keragaman dan etnis di Indonesia, mulai dari tokoh yang berasal dari etnis Tionghoa hingga tokoh yang berasal dari Papua. Hadirnya berbagai tokoh dengan latar belakang yang bervariasi diharap – kan dapat mencerminkan keragaman agama dan etnis yang ada di Indonesia. Selain itu, diharapkan pula nantinya ge – nerasi muda Indonesia akan terbiasa hidup dalam keragaman, yang dibangun sejak dini di bangku sekolah. Selain memperkuat aspek kesadaran terkait pengetahuan multikultural mela – lui sisipan tokoh-tokoh tersebut, budi pe – 19 Kompas Edisi 23 Mei 2013 Meretas Kesadaran Multikultural Prosiding Halaqoh Nasional Seminar Internasional Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya 271 | kerti juga akan disisipkan pada pelajaran Pendidikan Agama. Hal ini ditujukan untuk membentuk siswa yang tidak ha – nya terbiasa hidup dengan keragaman tetapi juga memegang prinsip toleransi dalam kehidupan bersama. Kurikulum 2013 didesain untuk memperkuat keindonesiaan yang meru – pakan negara plural atau multikultural. Dulu dikenal nama-nama seperti Iwan, Budi, dan Wati sebagai tokoh dalam buku teks. Tokoh ini terkesan Jawa sentris. Pada Kurikulum 2013, nama-nama terse – but diubah. Hal tersebut terlihat dalam buku teks siswa. Sedikitnya ada enam tokoh anak-anak yang mencerminkan keragaman agama dan etnis di Indonesia. Tujuannya, agar anak-anak Indonesia terbiasa hidup dalam keragaman yang dibangun sejak di bangku sekolah. Indonesia melihat, bahwa Pendidi – kan multikultural dapat dibangun lewat tokoh-tokoh dalam buku teks siswa. De – ngan demikian, anak-anak akan terba – ngun kesadarannya bahwa Indonesia itu memang beragam. Kehidupan Indonesia tidak lengkap jika salah satu agama atau etnis tidak ada di Indonesia. Sebagai contoh, Nama-nama tokoh yang hadir dalam buku teks yakni Siti, anak perem – puan berjilbab yang menggambarkan sebagai anak muslim; Lina, anak perem – puan bermata sipit dari etnis Tionghoa; Edo, anak laki-laki yang berambut keriting dari Papua; Benny, anak laki-laki berasal dari etnis Batak; dan Udin anak laki-laki dari Betawi 20 . Nama-nama ini terus dikembangkan melalui pembelaja – ran agar yang memperkuat kebanggaan siswa sebagai generasi penerus bangsa. 20 Buku Ajar Kurikulum 2013 Penutup 1. Pendidikan Multikultural adalah pen– didikan yang bertujuan menanamkan sikap simpati, respek, apresiasi, dan empat terhadap penganut agama dan budaya yang berbeda dan yang ter – penting dari strategi pendidikan multikultural ini tidak hanya bertu – juan agar supaya siswa mudah memahami pelajaran yang dipela – jarinya, akan tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran mereka agar selalu berprilaku humanis, pluralis, dan demokrasi. 2. Dimensi dan pendekatan pembe– lajaran berbasis multikultural adalah dimensi integrasi isimateri content integration, dimensi konstruksi pe – ngetahuan knowledge construction, dimensi pengurangan prasangka prejudice ruduction, Dimensi pen – didikan yang samaadil equitable pedagogy, dan imensi pemberdayaan budaya sekolah dan struktur sosial empowering school culture and social structure. 3. Langkah mengembangkan pembela– jaran berbasis multikultural dapat dilakukan malalui analisis faktor po – tensial bernuansa multikultural me – netapkan strategi pembelajaran ber – basis multicultural. 4. Pendidikan multikultural dalam Ku– rikulum 2013terlihat dalam buku teks yang ditawarkan dikemas dengan konsep dan tampilan yang lebih menarik bagi murid. Nama-nama yang terdapat dalam buku teks lama seperti Budi dan Wati tidak lagi muncul. Nama-nama tersebut diganti dengan Siti, Lani, Edo, Benny, Dayu, dan Udin yang merupakan repre – sentasi etnik dan agama di Indonesia. Evi Fatimatur Rusydiyah Prosiding Halaqoh Nasional Seminar Internasional Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya 272 | DAFTAR PUSTAKA Adam, James D. 2007. Pendidikan Multikultural Paket Multikultural. Makalah Seminar Internasional di Macquarie University Sydney-Australia. Banks, J .1993., Multicultural Education: Historical Development,Dimension, and Practice. Review of Research in Education. Berns, Roberta M. 2004. Child, family, school, community:Socialization and support. Belmont: Thomson Wadsworth. Banks, James A. 2007. Educating citizens in a multicultural society. New York: Teachers College Columbia University. Gardner, Howard . 1983. Frames of Mind: Tbe Theory of Multipk Intelligenees. Prentice Hall : New York. Gollnick, Donna M, and Chinn, Philip C. 2006. Multicultural education in a pluralistic society. Upper Saddle River: Pearson Merril Prentice Hall. Tilaar, H.A.R. Multikulturalisme Tantangan-Tantangan Global Masa Depan Dalam Transformsi Pendidikan Nasional, Jakarta: Grasindo, 2004. Sumartana. 2001. Pluralisme, Konflik dan Pendidikan Agama Di Indonesia, Yogyakarta: Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Yaqin, Ainul.2005. Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: Pilar Media. Zamroni. 2011. Pendidikan Demokrasi pada Masyarakat Multikultural. Yogjakarta. Gavin Kalam Utama. Kompas Edisi 23 Mei 2013 Buku Ajar Kurikulum 2013 Hadis Al-Fit{Rah Prosiding Halaqoh Nasional Seminar Internasional Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya 273 | Damanhuri FTK UIN Sunan Ampel Surabaya HADIS AL-FIT {RAH DALAM PENELITIAN SIMULTAN Abstract: This paper entitled Study of H{adith al-fit{rah: a Si – multaneous Approach in Studying H{adith aims in investi – gate and understand the quality and the meaning of h{adith al-fit{rah by using simultaneous approach. The questions of this study are 1 What are the ways to study h{adith by using simultaneous approach? 2 How is the quality of h{adith al- fit{rah in simultaneous analysis 3 What is the deep meaning of h{adith al-fit{rah? H{{adith al-fit{rah under this study are those which were narrated by Abu Hurayrah and collected by al- Bukhari. The h{{adith were verified by five narrators: Adam, Ibn Abi Dhi’Ibn, al-Zuhri, Abu Salmah Ibn Abd al-Rahman and Abu Hurayrah. The data about the h{adith and the narrators were collec – ted by using documentations. Those data were analyzed using content analysis method. The following are findings from partial analysis of the data: 1 All the narrators of the h{adith are in quality of thiqah 2 Each of the narrators met with other narrators who were teacher, i.e. there is muttasil verificatiaon chained transmission 3 The content of the h{adith are not shadh weird, meaning that they are not contradictory to naqli proposition, neither with al- Qur’an nor h{adith higher sanad 4 The content of the h{adith are not illat with discrepancy, meaning that they are not contradictory with aqli reasoning proposition, neither that with logical reasoning, senses, history, nor scientific knowledge. It can be concluded that h{adith narrated by Abi Hurayrah and were collected by al-Bukhari have the quality of s{ahih lidhatih independent sound. From simultaneous analysis it was found that first, the h{adith have six h{adith ta bi’, qasir. These six h{adith tawabi’ can– not improve their quality because they are already sound. Second, these h{adith have four shahid witnesses. These four h{adith sawahid can improve the degree of their quantity from ahad-gharib to ahad-mashhur. Therefore, throught this simul – taneous study, it can be concluded that h{adith al-fit{rah narra – ted by by Abu Hurayrah which were collected by al-Bukhari are in the quality of s{ahih-mashhur sound in quality and mashhur in quantity. Keywords: al-fit{rah, Simultaneous, S{ahih, Mashhur. Damanhuri Prosiding Halaqoh Nasional Seminar Internasional Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya 274 | Damanhuri FITK UIN Sunan Ampel Surabaya HADIS AL-FIT {RAH DALAM PENELITIAN SIMULTAN ثحبلا صخلم : ثيدحلا ةسارد عوضوملاب ةروت₫دلا ةلاسر ₲ذه ةبات₫ ثيدحلا ةيعو₱ ديدحتل فدهي ثيداحاا ثحبل نمازتملا ةقيرط :ةرطفلا لئاسملا نع ةلاسرلا ₲ذه ثحبتو .نمازتملا ةقيرطب ₲ا₱عم مهفو ةرطفلا ثيدحلا نع ثحبلا ةيفي₫ يه ام لواا :ةيتاا نمازتملا ةقيرطب ام ي₱اثلا ؟ يدحلا ةيعو₱ يه ثيداحاا نع ريسفتلا وا لولدملا ام ثلاثلا ؟ ةرطفلا ث ر يذلا ثيدحلا يه هتيعو₱ نع ثحب₱ يذلا ةرطفلا ثيدحلا ؟ةرطفلا ₲او يراخبلا هجرخا يذلا ةريرهوبا نباو مدآ يهو صاخشا ةسمخ ثيدحلا اذهل . .ةريره وباو نمحرلا دبع نب ةملسوباو يرهزلاو بئذ يبا عو₱ و ثيدحلا نع تا₱يعلاو قئاثولا ةقيرطب عمجت هتاور ةوقوا ةي يئزجلا ةقيرطب ليلحتلا طاب₱تساو يوتحملا ليلحت ةقيرطب للحتو يتأيام₫ : اهجو يقتلي تاورلا نم ل₫ ي₱اثلاو ةقث ثيدحلا اذه تاور نم ل₫ لواا ا ه₱ا ي₱عمب اذاش ن₫ي مل ثيدحلا نتم ثلاثلاو سردملاو بلاطلا₫ هجوب ةيلق₱لا ججحلا عم ضراعتي دا₱ساب ثيدحلاو مير₫لا نارقلا نم نا₫ ءاوس عم صراعتي ا ه₱ا ي₱عمب العم ن₫ي مل ثيدحلا نتم عبارلاو ه₱م يوقا مولعلاو حيحصلا خيراتلاو سوسحملا عقاولاو ميلسلا لقعلا نم ةيلقعلا جججلا .هتاذل احيحص نا₫ يراخبلا هجرخا يذلا ثيدحلا نا يلا صخلت اذ₫هو طاب₱تساو رطب ليلحتلا يتأيام₫ نمازتملا ةقي : ةتس ثيدحلل نا لواا نا₫ دق ه₱و₫ل ثيدحلا ةوق يلع ديزت ا ةتسلا عباوتلا كلتو ةريصق عباوت ةيم₫ ديزت ةعبراا دهاوشلا كلتو دهاوش ةعبرا ثيدحلل نا ي₱اثلا .احيحص .روهشملا داحاا يلا بيرغلا داحاا نم ثيدحلا ثيدحلا نا جت₱ي كلاذل خبلا هجرخا يذلا َ روهشم و حيحص يرا يف روهشمو هتيعو₱ يف حيحص هتيم₫ ملعي ملسو هيلع ها يلص يب₱لا نا يلع لدت ةرطفلا ثيداحااو . يهو ةيزيرغ ةرطف لفطلل ناب ةلاعف و ةميلس ةردق . ةمهملا تادرفملا ,نمازتملا ةقيرط, ةرطفلا : حيحصلا .روهشملا , Hadis Al-Fit{Rah Prosiding Halaqoh Nasional Seminar Internasional Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya 275 | Pendahuluan Al- Qur’an dan hadis merupakan sumber ajaran Islam. Al- Qur’an untuk dijadikan sumber atau dasar ajaran Islam tidak perlu dilakukan penelitian terlebih dahulu, karena al- Qur’an berstatus qat{ i al-wurud. Sementara hadis untuk dijadi – kan sumber atau dasar ajaran Islam harus dilakukan penelitian dahulu apakah be – nar hadis tersebut berasal dari Nabi Muhammad saw., karena hadis itu ber – status z{anni al-wurud. Meneliti suatu ha – dis, bukan berarti meragukan atau meng – uji ke-rasul-an Nabi Muhammad saw, melainkan menguji apakah yang dikata – kan hadis Nabi saw, benar- benar ucapan, perbuatan dan taqrir Nabi saw. Menurut Syuhudi Ismail, ada 4 hal yang mendorong mengapa ulama hadis melakukan penelitian terhadap hadis, yaitu: 1 Hadis sebagai sumber hukum Islam, 2 Tidak seluruh hadis dicatat pa – da zaman Nabi saw, 3 Munculnya pe – malsuan hadis, dan 4 Proses pembu – kuan hadis yang terlambat. 1 Keempat faktor atau alasan yang diajukan Syuhudi Ismail di atas adalah beberapa alasan yang faktual dan rasional yang mendorong penelitian hadis untuk keperluan pengumpulan dan pembukuan hadis dalam kitab-kitab hadis. Setelah hadis-hadis tersebut terkumpulkan dan dibukukan di dalam kitab-kitab hadis, apakah hadis-hadis tersebut masih perlu dilakukan penelitian? Menurut hemat penulis, hadis –hadis tersebut masih perlu diteliti dilakukan peenelitian. Ada beberapa alasan yang mendo – rong mengapa hadis-hadis tersebut masih perlu diteliti kembali, antara lain sebagai berikut: 1 Syuhudi Ismail, Kaedah Kesahihan Sanad Jakarta : Bulan Ibntang, 1988 ,75-104. 1. Kitab-kitab hadis itu tidak semuanya memuat hadis yang lengkap unsur- unsurnya, ada matannya, ada sanad – nya dan ada mukharrijnya. Memang banyak kitab hadis yang memuat ha – dis yang lengkap unsur-unsurnya, tapi juga ada tidak sedikit kitab hadis yang memuat hadis hanya matannya saja, sanad dan bahkan mukharrijnya tidak. ada. Hadis yang terdapat dalam kitab yang demikian itu, tidak bisa di – teliti untuk ditentukan kualitasnya. 2. Kebanyakan hadis-hadis yang dimuat dalam kitab-kitab hadis, baru diteliti sanadnya saja. Itupun yang diteliti ha – nya kualitas periwayatnya saja, kuali – tas persambungan sanadnya tidak ditelti. Sedangkan kualitas matannya juga belum dianalisisditeliti. 3. Semua hadis yang dimuat dalam ki– tab-kitab hadis itu, baru diteliti secara parsial atau satu sanad saja, belum ada yang diteliti secara simultan atau multi sanad. Pada hal hasil kesimpu – lan penelitian hadis satu sanad, berbe – da dengan hasil kesimpulan peneli – tian hadis dengan seluruh sanadnya secara bersama-sama. 4. Hadis -setelah diteliti dan diperoleh hasil berkualitas sahih- perlu diamal – kan dalam kehidupan nyata. Untuk mengamalkan hadis harus dilakukan fiqh al-hadith nya terlebih dahulu. Upaya memahami matan hadis hanya dari satu sanad saja adalah tidak me – madai, karena kebanyakan periwaya – tan hadis itu riwayah bi al-makna. Oleh karena itu, matan yang mau dipahami perlu dipersandingkan dengan matan lain dari sanad lain yang satu tema untuk dipahami secara bersama-sama. Damanhuri Prosiding Halaqoh Nasional Seminar Internasional Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya 276 | Atas dasar beberapa persoalan terse – but di atas, penelitian hadis secara simul – tan merupakan suatu kebutuhan men – desak untuk keperluan penelitian hadis. Dilihat dari segi isi-kandungannya, hadis Nabi saw ada yang dikategorikan : hadis ahkam, hadis akhlaq dan hadis tarbawi. Kumpulan hadis ahkam, seperti kitab Bulugh al-Maram, karya : Ibn Hajar al-Asqalani, dan kumpulan hadis akhlaq, seperti kitab Riyad} al-S}alihin karya : al- Nawawi dan kumpulan hadis tarbawi, seperti kitab T}uhfah al-Mawdud bi Ahkam al-Mawlud karya: Ibn al-Qayyim al- Jawziyyah. Ada 2 pandangan dalam memahami terminologi hadis tarbawi, yaitu: Pertama, pandangan yang mengatakan bahwa se – mua hadis Nabi saw. itu hadis tarbawi, karena semua hadis Nabi saw. Mengan – dung dan mengajarkan nilai-nilai kepen – didikan. Dengan demikian, semua hadis Nabi saw adalah hadis tarbawi, karena semua hadis Nabi saw. mengandung nilai-nilai kependidikan. Kedua, panda – ngan yang mengatakan bahwa hadis tarbawi adalah hadis-hadis yang dapat dijadikan landasan bagi teori pendidikan. Jika teori pendidikan yang sederhana me – nyatakan bahwa pendidikan mengan – dung sekurang-kurangnya 5 lima kom – ponen, yaitu: tujuan, pendidik, anak di – dik, alat dan lingkungan, maka hadis tarbawi harus terdiri atas hadis-hadis yang dapat dijadikan landasan untuk me- rumuskan teori-teori pendidikan, baik yang terkait dengan tujuan, pendidik, anak didik, alat pendidikan maupun lingkungan pendidikan 2 . Penulisan ini dalam mengartikan hadis tarbawi, meng – gunakan pandangan yang kedua. Dengan demikian hadis tarbawi dirumuskan se – 2 Ahmad Tafsir,”Al-Qur’an dan Hadis sebagai sumber teori Ilmu pendidikan Islam ” Makalah 22 Juli 1997, 4-5. bagai berikut: Hadis tarbawi adalah ha – dis-hadis yang kandungan isinya dapat dijadikan landasan dalam penyusunan teori pendidikan, baik yang terkait de – ngan komponen: tujuan pendidikan, anak didik, pendidik, alat pendidikan maupun lingkungan pendidikan. Diantara hadis tarbawi yang digunakan oleh para ilmu – wan Muslim dalam menguraikan panda – ngan Islam tentang persoalan anak didik, adalah hadis-hadis al-fit{rah. 3 Takhrij Al-HadiTh Secara etimologis, kata takhrij ber– arti: زاربااو راهظاا menampakkan 4 . Secara terminologis, takhrij didefinisikan sebagai berikut: Takhrij adalah: لا وزع ةيلصأا ₲رداصم ىلإ ثيدح ةد₱سملا ، ةد₱سملا ةيعرفلا ىلإف ترذعت نإف نإف ، عت اهدي₱اسأب اه₱ع ةلقا₱لا ىلإف ترذ نايب عم ، ًابلاغ ثيدحلا ةبترم Penelusuran hadis ke dalam sumber kitab aslinya yang memiliki sanad leng – kap, bila berhalangan, maka penelusuran ke dalam kitab cabangnya, dan bila ber – halangan, maka ke dalam kitab yang menukilnya yang lengkap sanadnya, di – sertakan penjelasan kualitas hadisnya. 5 Dari definisi di atas dapat disimpul – kan bahwa, takhrij al-hadith adalah pene – lusuran hadis ke dalam kitab aslinya 3 Hadis-haadis al-fit{rah ini jumlahnya banyak , diriwayatkan dalam banyak sanad dengan matan yang bermaca-macam yang tersebar di dalam banyak kitab-kitab hadis. Dalam penelitian disertasi ini dipilih sepuluh hadis dari kitab-kitab hadis yang standar saja yang memuat hadis secara lengkap unsur-unsurnya sanad dan matannya. 4 Hatim ‘Arif al-Sharif, al-Tahrij wa Dirasah al-Asanid, Juz.1, 2. CD Shoftware Maktabah . Shamilah, Is}dar al-Thani. 5 Hatim ‘Arif al-Sharif, al-Tahrij wa Dirasah………….., Juz.1, .2. Hadis Al-Fit{Rah Prosiding Halaqoh Nasional Seminar Internasional Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya 277 | kitab hadis yang dikumpulkannya dari usaha mencari sendiri kepada penghafal – nya -yang mempunyai sanad lengkap, dan biasanya di dalam kitab itu diserta – kan penjelasan tentang kualitas hadisnya. Itu jika ada. Jika tidak ada, maka penelu – suran hanya sampai pada mendapatkan matan hadis yang lengkap dengan sanad – nya saja. Penelusuran ini untuk mendapatkan hadis utama, hadis-hadis tawa bi’nya dan hadis-hadis shawahidnya.

1. Hadis Utama :