Identifikasi Masalah Batasan masalah

9

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Hakikat Mata Pelajaran Matematika

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang ada dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau KTSP yang diberikan dari kelas 1 sampai kelas 6. Nasution Sri Subarinah, 2006: 1 mengatakan bahwa istilah matematika berasal dari bahasa Yunani mathein atau manthenein yang berarti mempelajari, namun diduga kata itu erat hubungannya dengan kata Sansekerta medha atau widya yang berarti kepandaian, ketahuan, atau intelegensi. Antonius Cahya Prihandoko 2006: 6, matematika merupakan ilmu pengetahuan tentang penalaran logis dan masalah-masalah yang berhubungan dengan bilangan, ruang, dan kuantitas. Menurut pendapat lain Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep berhubungan lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi kedalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri Erman Suherman, 2001: 19. Matematika itu bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu untuk membantu manusia dalam memahami dan mengatasi permasalahannya. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas mengenai pengertian matematika, maka dapat disimpulkam matematika adalah pengetahuan tentang penalaran yang berhubungan dengan bilangan-bilangan yang dapat membantu manusia untuk memecahkan masalahnya dalam kehidupan sehari-hari. 10

2. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Matematika SD

Adapun ruang lingkup pelajaran matematika yaitu aritmatika, pengantar aljabar, geometri, pengukuran, dan kajian data T. Wakiman 2001: 4. Kompetensi dalam berhitung ditekankan pada kemampuan melakukan dan menggunakan sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah dan menaksir hasil operasi hitung. Pengantar aljabar terlebih dahulu dilakukan rintisan pengenalan aljabar. Variabel peubah diperkenalkan dalam bentuk ... atau yang serupa itu. Secara bertahap di kelas yang tingkatannya lebih tinggi diperkenalkan huruf-huruf seperti n, x, a, sebagai pengganti titik-titik dan kotak. Namun istilah variabel tetap tidak diperkenalkan karena kemungkinan dipandang terlalu abstrak dan belum sesuai dengan perkembangan kemampuan anak usia SD. Geometri ditekankan pada kemampuan mengidentifikasi pengelolaan data dan bangun ruang serta menentukan keliling, luas, volume, dalam pemecahan masalah. Bangun-bangun geometri diperkenalkan melalui proses non formal, konkret, dan diawali dengan bangun-bangun yang sering dijumpai para siswa dalam kehidupan sehari-hari. Pengukuran diperkenalkan sejak kelas I sampai dengan kelas VI dan diawali dengan pengukuran tanpa menggunakan satuan baku. Di kelas-kelas yang lebih tinggi baru diperkenalkan pengukuran dengan satuan baku. Adapun konsep-konsep yang diperkenalkan dalam pengukuran mencakup pengukuran panjang, keliling, luas, berat, volume, sudut, dan waktu dengan satuan-satuan ukurannya. Selain itu di SD diperkenalkan satuan ukuran jumlah satuan banyak seperti lusin, kodi, dan gros.