Tabel 4.8 Perbandingan Pre tes dengan Pos tes Kesalahan Weakness In Process Skill
Butir Soal Kesalahan Weakness in
process skill Pre tes
Pos tes 1
18
2 3
16
4
20
5
8
6
9
7
6
Jumlah
77
Prosentase
50 Jadi dari perbandingan kesalahan weakness in process skill pada
saat pre tes dan pos tes pada Tabel di atas, dapat dilihat bahwa proses remediasi dengan metode tutor sebaya berhasil membuat kesalahan
weakness in process skill pada pre tes tidak ditemukan lagi pada pos tes.
C. Pembahasan
Hasil analisis terkait, proses remediasi dengan metode tutor sebaya dapat memperbaiki kesalahan weakness in process skill yang dilakukan siswa
pada pre tes sebelumnya antara lain adalah kesalahan proses mengubah bentuk akar, kesalahan proses dalam menggunakan akar pada teorema phytagoras,
kesalahan proses menggunakan teorema phytagoras, kesalahan dalam mengkuadratkan. Kesalahan-kesalahan tersebut tidak ditemukan lagi pada saat
dilakukan pos tes. Hal ini dikarenakan siswa lebih mudah belajar dan cepat memahami penjelasan dari teman sebayanya karena menggunakan bahasa yang
seumuran dengan mereka dan mudah dipahami dibandingkan dengan penjelasan dari guru yang dianggap menggunakan bahasa penyampaian materi
yang sulit untuk dimengerti siswa. Salah satu contoh bahasa penjelasan dari tutor adalah menggunakan bahasa sehari-hari yaitu bahasa jawa. Berikut contoh
kutipan percakapan antara tutor dengan anggota kelompoknya.
Tutor : Nge e lo... au ka eh golek 125 ki piro, pertama coba ndelok
angka sing paling mburi, 5 kan ? Nah.. sko kno coba 125 dibagi 5 hasile pi o ?
Anggota : Hasile 5. Te us diapake ?
Tutor : Nah, teko kui ti ggal dikei aka wae to..
Anggota : Maksud u ta ik aka pie ?
Tutor : Mau ka aku wis takok to, 5 di agi 5 pi o? T us,
ok jawa 5.. yowis to, tinggal dikei akar wae dadi
25 × 5. Anggota
: Ko iso ? Tutor
: Eh, lha a pe oyo.. o a saiki ik a pe aya saiki itu gen 25 x 5 pi o ?
Anggota :
5 to Tutor
: Lha podo to.. ka e a g eh golek 125 to ? Anggota
: Ow... iya di k Tutor
: H ... kui u g a pu g.
Anggota : Wealah... lha t us diapake eh?
Tutor : “aiki dipisah dadi 25 × 5. Sampe kene wis ude g ?
Anggota : Iyo. Te us ?
Tutor : Yo, ti ggal digoleki to 25 pi o ?
Anggota : 5.
Tutor : lha.. au ka gek 25. Padahal kan iseh ana 5. Dadi hasile 5 5.
Hasil kutipan percakapan di atas menunjukkan bahwa siswa lebih mudah memahami materi dari penjelasan teman sebayanya dikarenakan tutor
menggunakan bahasa-bahasa atau kata-kata sehari-hari yang mudah dimengerti oleh siswa. Siswa juga lebih berani bertanya apabila siswa belum memahami
apa yang disampaikan oleh tutor. Hal ini dibuktikan dari kutipan percakapan di atas terjadi tanya jawab antara tutor dan anggotanya tentang proses menarik
akar kuadrat.
Penelitian yang dilakukan oleh Saputro 2012 tentang analisis kesalahan matematika dalam menyelesaikan soal kubus dan balok pada siswa
kelas VIII di SMP BOPKRI Kelet-Keling, Jepara yang menunjukkan bahwa penyebab siswa melakukan kesalahan dikarenakan penjelasan guru yang
menggunakan metode ceramah dan menggunakan kata-kata atau kalimat yang sulit dipahami oleh siswa, siswa tidak menguasai bahasa penyampaian materi
dari guru contohnya siswa tidak paham dengan pertanyaan dalam soal matematika, tidak memahami arti kata, tidak menguasai konsep dan kurang
menguasai teknik berhitung.
Kaitan lainnya dengan penelitian tersebut yaitu proses analisis data pre tes ini menggunakan proses analisis yang sama dengan penelitian sebelumnya
yaitu tentang pengelompokan tipe-tipe kesalahan menurut Newman 1980. Kesalahan terbanyak yang ditemukan pada penelitian sebelumnya sama dengan
kesalahan yang ditemukan saat dilakukan pre tes yaitu kesalahan weakness in process skill.
Tujuan dari penelitian proses remediasi ini untuk memperbaiki kesalahan konsep weakness in process skill siswa dalam menyelesaikan soal
tentang bangun ruang kubus dan balok. Hal ini sejalan dengan penelitian dari Ischak dan Warji 1982 yaitu, remediasi adalah kegiatan perbaikan yang
bertujuan untuk memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran. Hal ini sejalan juga dengan apa yang
dikatakan oleh Kartono 2007 yang menyatakan bahwa remediasi adalah
kegiatan yang dilaksanakan untuk membetulkan kekeliruan yang dilakukan siswa.
Metode yang digunakan dalam proses remediasi adalah metode tutor sebaya. Metode tutor sebaya ini, sesuai dengan metode yang dikemukakan oleh
Winataputra 1999 yang menyatakan bahwa tutor sebaya adalah seorang teman atau beberapa orang siswa yang ditunjuk oleh guru sesuai kriteria
menjadi tutor sebaya dan ditugaskan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Pengajaran dengan tutor sebaya adalah kegiatan belajar siswa
dengan memanfaatkan teman sekelas yang mempunyai kemampuan lebih untuk membantu temannya dalam melaksanakan suatu kegiatan atau
memahami suatu konsep.
Penelitian ini sejalan dengan Arofah 2010 tentang upaya meningkatkan prestasi belajar matematika melalui pembelajaran remedial
dengan menggunakan metode tutor sebaya di Madrasah Aliyah Ibnul Qoyyim Yogyakarta yang menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan metode
tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sesuai dengan indikator keberhasilan.
Hasil proses remediasi dengan menggunakan metode tutor sebaya dalam menyelesaikan soal tentang bangun ruang kubus dan balok, dapat
diketahui dari hasil pos tes. Hasil pos tes menunjukkan bahwa tidak ditemukan lagi kesalahan weakness in process skill seperti pada hasil pre tes yang telah
dilakukan sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa proses remediasi dengan menggunakan metode tutor sebaya telah berhasil memperbaiki kesalahan
weakness in process skill, sehingga tidak ditemukan lagi kesalahan weakness in process skill pada saat diberikan pos tes tentang bangun ruang kubus dan balok.
43
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Proses pembelajaran remediasi dengan metode tutor sebaya berhasil memperbaiki kesalahan tipe weakness in process skill yang merupakan
kesalahan siswa tentang konsep bangun ruang kubus dan balok kelas VIII SMP Pangudi Luhur Salatiga tahun ajaran 20122013.. Hasil pos tes yang ditemukan
bahwa kesalahan weakness in process skill yang sebelumnya 50 dari total
semua kesalahan saat pre tes menjadi 0 dari total kesalahan saat pos tes. B.
Saran
1. Guru diharapkan untuk dapat menemukan metode remediasi lain yang
didasarkan pada kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan
soal matematika.
2. Guru diharapkan dapat membuat proses pembelajaran matematika yang
menarik sehingga siswa dapat menerima materi dengan baik dan
kesalahan yang dilakukan oleh siswa dapat diperbaiki.
3. Siswa diharapkan dapat memahami lagi pelajaran dengan baik karena
sudah mengerti kesalahan-kesalahan yang dilakukan sehingga hasil
belajarnya menjadi lebih baik.
4.
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan lagi menemukan cara-cara lain untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang lain yang dilakukan siswa
45
Daftar Pustaka
Agusari, Asri. 2010. Efektifitas Penggunaan Model Kooperatif Tipe TAI Team Assisted Individualization dan Model VARMA Vector Auto Regresif Moving
Average dalam Hasil Belajar Materi Persamaan Garis Lurus Kelas VIII Semester I SMP Agus Salim Semarang Tahun Ajaran 20102011. Skripsi
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. IKIP PGRI Semarang.
Arofah, Khusnul. 2010. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Remedial Dengan Menggunakan Metode Tutor Sebaya Di
Madrasah Aliyah Ibnul Qoyyim Yogyakarta Kelas X. Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Blair, RW. ED. 1982. Innovative Approaches To Language Teaching. Rowley: Newbury House Publishersn, inc.
Clements, M, N. 1980. A alysi g Childre ’s Error o Mathe atical Taks. Education
Studies in Mathematics. 11. 1-12. Djalil Aria dkk. 1997. Pembelajaran Kelas Rangkap. Jakarta : Depdikbud.
Djamarah, Bahri S. 2005. Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Bahri Syaiful dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Drajati, Nur Arifah. 2009. Peer Learning, Sebuah Alternatif Dalam Mengoptimalkan Potensi
Siswa. SMA
Lab School.
Sumber: http
: belajardanmengajar.blogspot.com200901peerlearning_23.html.
Diunduh tanggal 15 Maret 2013. Hamalik, Oemar. 1998. Media Pendidikan. Bandung. Citra Aditya Bakti.
Ischak dan Warji R. 1982. Program dalam Proses Belajar Mengajar. Yogyakarta. Penerbit Liberty.
Kadir. 2007. Analisis Penelitian Eksperimen Psikologi dan Pendidikan. Jakarta : Depdiknas.
Kartono, Kartini. 2007. Perkembangan Psikologi Anak. Jakarta: Erlangga. Lerner, W. J. 1988.Learning Disabilities Theories, Diagnosis and Teaching Strategis.
USA Hougton Mifflin Company. Mukhtar dan Rusmini. 2008. Pengajaran Remedial Teori dan Penerapannya dalam
Pembelajaran. Jakarta. Penerbit PT Nimas Multima. Nasution, S. 2000. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.
Jakarta: Bumi Aksara. Rochman, Abdi. 2011. Pembelajaran Remidiasi Untuk Mengatasi Miskonsepsi Siswa
Dalam Mata Pelajaran IPA Pada Topik Gaya Gravitasi Di Kelas V SD Negeri Sidorejo Lor 04 Kelurahan Sidorejo Lor Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga
Tahun Pelajaran 20102011. Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.