Kajian Teori KAJIAN PUSTAKA

b. Tujuan Remediasi Tujuan guru melaksanakan kegiatan remediasi adalah membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar. Secara umum tujuan kegiatan remediasi adalah memperbaiki kesalahan siswa. Secara khusus kegiatan remediasi bertujuan membantu siswa menuntaskan penguasaan kompetensi yang telah ditetapkan Kartono, 2007. c. Fungsi Remediasi Warkitri, dkk dalam Kartono, 2007 menyebutkan enam fungsi kegiatan remediasi, yaitu: fungsi korektif, pemahaman, penyesuaian, pengayaan, akselerasi, dan terapiutik. 1 Fungsi Korektif Kegiatan remediasi mempunyai fungsi korektif dalam kegiatan pembelajaran karena melalui kegiatan remediasi guru memperbaiki cara mengajar dan siswa memperbaiki cara belajar. Berdasarkan hasil analisis kesulitan belajar siswa, guru memperbaiki berbagai aspek proses pembelajaran, mulai dari rumusan indikator hasil belajar, materi, pengalaman belajar dan evaluasi serta tindak lanjut. 2 Fungsi pemahaman Kegiatan remediasi diharapkan terjadi proses pemahaman baik bagi guru dan siswa. Bagi seorang guru untuk melaksanakan kegiatan remediasi, terlebih dahulu harus memahami kelebihan dan kelemahan kegiatan pembelajaran yang dilakukannya. Sebelum seorang guru menentukan jenis kegiatan remediasi yang akan dilakukan, guru terlebih dahulu mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakannya. Bagi siswa, kegiatan remediasi diharapkan siswa dapat memahami kelebihan dan kelemahan cara dan sikap belajarnya. Dengan pemahaman ini, diharapkan siswa akan memperbaiki sikap dan cara belajarnya sehingga dapat mencapai hasil belajar yang lebih baik. 3 Fungsi Penyesuaian Kegiatan remediasi memiliki fungsi penyesuaian, yaitu dalam remediasi seorang guru dalam melaksanakan pembelajarannya harus menyesuaikan dengan karakteristik siswa. Dalam menentukan hasil belajar siswa dan materi pembelajaran disesuaikan dengan kesulitan yang dihadapi siswa. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan guru harus menerapkan kekuatan yang dimiliki individu siswa melalui penerapan berbagai metode dan alat media pembelajaran. 4 Fungsi Pengayaan Kegiatan remediasi memilki fungsi pengayaan bagi proses pembelajaran karena melalui kegiatan remediasi guru memanfaatkan sumber belajar, metode pembelajaran, alat bantu pembelajaran yang lebih bervariasi dari pada pembelajaran biasa. 5 Fungsi Akselerasi Kegiatan remediasi memiliki fungsi akselerasi terhadap proses pembelajaran, karena melalui kegiatan remediasi guru dapat mempercepat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran. 6 Fungsi Terapiutik Kegiatan remediasi mempunyai fungsi terapiutik karena melalui kegiatan remediasi guru dapat membantu mengatasi kesulitan belajar siswa yang berkaitan dengan aspek sosial pribadi. Kegiatan remediasi dengan melakukan pengajaran ulang menggunakan metode tutor sebaya. Melalui kegiatan pengajaran ulang menggunakan metode tutor sebaya guru dapat memperbaiki cara mengajarnya dan siswa dapat memperbaiki cara belajarnnya. Selama ini metode pembelajaran cenderung bersifat guru menjelaskan dan siswa menerima penjelasan dari guru. Mukhtar dan Rusmini 2008 metode tutor sebaya merupakan suatu metode mengajar yang dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada siswa secara kelompok, siswa bukan hanya dijadikan obyek pembelajaran tetapi menjadi subyek pembelajaran, yaitu siswa diajak untuk menjadi tutor atau sumber belajar tempat bertanya bagi temannya. Dengan demikian siswa yang sudah paham akan belajar untuk menghargai dan menolong siswa yang belum mengerti sebaliknya siswa yang kurang paham tidak akan malu atau segan untuk bertanya tentang materi yang belum dipahaminya. 3. Jenis-Jenis Kegiatan Remediasi Kegiatan –kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam rangka membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar diantaranya sebagai berikut Kartono, 2007. a. Melaksanakan pembelajaran kembali Melalui bentuk kegiatan ini seorang guru melaksanakan pembelajaran kembali materi yang belum dikuasai siswa. b. Melakukan aktivitas fisik, misal tutor sebaya, atau praktek Kegiatan remediasi ini yaitu dengan melakukan praktek atau tutor sebaya misalnya pada materi bangun ruang kubus dan balok. c. Kegiatan Kelompok Diskusi kelompok dapat digunakan guru untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Kegiatan kelompok dapat efektif dalam membantu siswa, jika diantara anggota kelompok ada siswa yang benar-benar menguasai materi dan mampu memberi penjelasan kepada siswa lainnya. d. Tutorial Kegiatan tutorial dapat dipilih sebagai kegiatan remediasi. Dalam kegiatan ini seorang guru meminta bantuan kepada siswa yang lebih pandai untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Siswa yang dijadikan tutor bisa berasal dari kelas yang sama atau dari kelas yang lebih tinggi. e. Menggunakan sumber belajar lain Penggunaan sumber belajar lain yang relevan dapat membantu siswa yang mengalami kesulitan memahami materi pelajaran. Misalnya guru meminta untuk mengunjungi ahli atau praktisi yang berkaitan dengan materi yang dibahas. Atau juga siswa diminta membaca sumber lain dan bahkan kalau mungkin mendatangkan anggota masyarakat yang mempunyai keahlian yang sesuai dengan materi yang dipelajari. Penelitian ini, dilakukan kegiatan remediasi dengan mengajarkan kembali re-teaching dengan menggunakan metode tutor sebaya. Metode ini juga dapat digunakan untuk membantu siswa-siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar, karena melalui kegiatan pengamatan dan mencoba melakukan sendiri, maka besar peluang siswa untuk dapat memahami suatu materi khususnya bangun ruang kubus dan balok. 4. Metode Tutor Sebaya a. Pengertian Tutor Sebaya Djalil 1997 menyatakan bahwa pengertian tutor sebaya adalah seorang siswa pandai yang membantu belajar siswa lainnya dalam tingkat kelas yang sama. Suherman 2003 menyatakan bahwa tutor sebaya adalah sekelompok siswa yang telah tuntas terhadap bahan pelajaran, memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan pelajaran yang dipelajarinya. Winataputra 1999 menyatakan bahwa tutor sebaya adalah seorang teman atau beberapa orang siswa yang ditunjuk oleh guru sesuai kriteria menjadi tutor sebaya dan ditugaskan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Pengajaran dengan tutor sebaya adalah kegiatan belajar siswa dengan memanfaatkan teman sekelas yang mempunyai kemampuan lebih untuk membantu temannya dalam melaksanakan suatu kegiatan atau memahami suatu konsep. Tutor sebaya akan menunjukkan keuntungan dengan menggunakan potensi siswa yang mampu menyerap pelajaran dengan cepat yaitu memudahkan interaksi antar sesamanya, siswa yang belum menguasai materi pelajaran akan termotivasi untuk memperbaiki tingkat penguasaanya terhadap bahan pelajaran. Komunikasi antar mereka akan berjalan lancar karena menggunakan bahasa yang mudah dimengerti. Beberapa pendapat lain mengenai tutor sebaya, diantaranya adalah: a Supriyadi 1985 mengemukakan bahwa, Tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang peserta didik yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Tutor tersebut diambil dari kelompok yang prestasinya lebih tinggi. b Ischak dan Warji 1987 mengemukakan bahwa, Tutor sebenarnya adalah sekelompok peserta didik yang telah tuntas terhadap bahan pelajaran, memberikan bantuan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan pelajaran yang dipelajarinya. c Semiawan, dkk 1987 mengemukakan bahwa, Tutor sebaya adalah peserta didik yang pandai dapat memberikan bantuan belajar kepada peserta didik yang kurang pandai. Bantuan tersebut dapat dilakukan kepada teman-teman sekelasnya di luar sekolah. Tutor sebaya dapat disimpulkan sebagai sumber belajar selain guru, yaitu teman sebaya yang lebih pandai memberikan bantuan belajar kepada teman-teman sekelasnya di sekolah. Bantuan belajar oleh teman sebaya dapat menghilangkan kecanggungan. Bahasa teman sebaya lebih mudah dipahami. Dengan teman sebaya tidak ada rasa enggan, rendah diri, malu dan sebagainya untuk bertanya ataupun minta bantuan. Tugas sebagai tutor merupakan kegiatan yang kaya akan pengalaman yang justru sebenarnya merupakan kebutuhan anak itu sendiri. Dalam persiapan ini, antara lain mereka berusaha mendapatkan hubungan dan pergaulan baru yang mantap teman sebaya, mencari perannya sendiri mengembangkan kecakapan intelektual dan konsep- konsep yang penting, mendapatkan tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial. Dengan demikian beban yang diberikan kepada mereka akan memberi kesempatan untuk mendapatkan perannya, bergaul dengan orang lain dan bahkan mendapatkan pengetahun dan pengalaman b. Langkah-langkah Tutor Sebaya Hamalik 1998 menyatakan tahap-tahap kegiatan remediasi di kelas dengan menggunakan metode tutor sebaya terdiri dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Tahap –tahap kegiatan pembelajaran di kelas dengan tutor sebaya dalam kelompok kecil diterapkan, maka langkah-langkahnya sebagai berikut, a Guru membuat program pengajaran satu pokok bahasan yang dirancang dalam bentuk penggalan-penggalan sub pokok bahasan. Setiap penggalan satu pertemuan yang didalamnya mencakup judul penggalan tujuan pembelajaran, khususnya petunjuk pelaksanaan tugas-tugas yang harus diselesaikan. b Guru memberi penjelasan umum tentang topik yang akan dibahas kepada peserta didik. c Guru menentukan beberapa orang siswa yang memenuhi kriteria sebagai tutor sebaya. Jumlah tutor sebaya yang di tunjuk disesuaikan dengan jumlah kelompok yang dibentuk. d Kelas dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil, yaitu dari 4-6 orang peserta didik dan diusahakan kelompok yang dibentuk tersebut adalah kelompok yang heterogen. e Peserta didik yang pandai para tutor sebaya disebar ke setiap kelompok untuk memberi bantuannya. f Guru memonitoring dan membimbing terus kapan tutor maupun peserta didik yang lain membutuhkan pertolongan. Guru memonitoring tutor dengan berkunjung dan menanyakan kesulitan yang dihadapi setiap kelompok pada saat mereka diskusi maupun praktikum di kelas. g Jika ada masalah, tutor memberitahu peserta didik yang kurang paham dan jika ada masalah yang tidak dapat terpecahkan, tutor dan peserta didiknya meminta bantuan kepada guru. h Guru mengadakan evaluasi. Pada tahap evaluasi, sebelum kegiatan pembelajaran berakhir, guru memberikan soal-soal latihan kepada anggota kelompok selain tutor untuk mengetahui apakah tutor sudah menjelaskan tugasnya atau belum, dan mengingatkan siswa untuk mempelajari sub pokok bahasan sebelumnya di rumah. Pendapat lain, Djamarah 2005 langkah-langkah yang digunakan dalam pembelajaran matematika yang menerapkan bimbingan belajar kelompok dengan tutor sebaya adalah sebagai berikut, a Memilih tutor sebanyak 4-5 orang dengan syarat, i Termasuk dalam peringkat 10 terbaik berdasarkan nilai rapor atau nilai evaluasi sebelumnya. ii Dapat menguasai materi pelajaran. b Mengelompokkan sisiwa menjadi beberapa kelompok. c Pengelompokan dilakukan menurut tingkat kecerdasan siswa, yaitu setiap kelompok terdiri dari siswa pandai, sedang dan kurang. d Membahas beberapa contoh soal yang berhubungan dengan materi yang diajarkan. e Memberikan bimbingan sesuai dengan kesulitan yang dihadapi siswa dengan bantuan tutor sebaya. f Mengisi lembar observasi, pengamatan, dan pengidentifikasian siswa selama kegiatan belajar mengajar antara lain: absent, dan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Zaini dalam Suyitno, 2004 langkah-langkah pembelajaran tutor sebaya adalah sebagai berikut, a Pilih materi yang memungkinkan materi tersebut dapat dipelajari siswa secara mandiri. Materi pengajaran dalam sub materi. b Bagilah siswa menjadi kelompok kecil heterogen, sebanyak sub materi yang akan disampaikan guru. Siswa yang pandai disebar dalam setiap kelompok dan bertindak sebagai tutor.c Masing-masing kelompok diberi tugas mempelajari satu sub materi. Setiap kelompok dibantu oleh siswa yang pandai sebagai tutor. d Beri waktu yang cukup untuk persiapan baik di dalam kelas maupun di luar kelas. e Setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan sub materi sesuai dengan tugas yang telah diberikan. Guru bertindak sebagai nara sumber utama. f Setelah semua kelompok menyampaikan tugasnya secara berurutan sesuai dengan urutan sub materi, beri kesimpulan dan klasifikasi seandainya ada pemahaman siswa yang perlu diluruskan. Langkah-langkah pembelajaran tutor sebaya menurut Suparno 2007 yaitu, a Guru memberikan petunjuk pada tutor bagaimana mendekati temannya dalam hal memahami materi. b Guru menyampaikan pesan kepada tutor-tutor agar tidak selalu membimbing teman yang sama. c Guru membantu agar semua siswa dapat menjadi tutor sehingga mereka merasa dapat membantu teman belajar. d Tutor sebaiknya bekerja dalam kelompok kecil, campuran siswa berbagai kemampuan heterogen akan lebih baik. e Guru memonitoring terus kapan tutor maupun siswa yang lain membutuhkan pertolongan. f Guru memonitoring tutor sebaya dengan berkunjung dan menanyakan kesulitan yang dihadapi setiap kelompok pada saat mereka diskusi di kelas maupun praktikum. g Tutor tidak mengetes temannya untuk grade, biarkan hal ini dilakukan guru. Dari beberapa langkah-langkah tutor sebaya diatas, penelitian ini menggunakan langkah-langkah sebagai berikut, a Guru menjelaskan tujuan dari pembelajaran dan memberi motivasi pentingnya mempelajari materi ini. b Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, terdiri dari 4-6 orang. Masing-masing kelompok memiliki tingkat kecerdasan yang heterogen, dan salah satu orang yang memiliki tingkat kecerdasan paling tinggi menjadi tutor. c Masing-masing kelompok saling berdiskusi dibantu oleh tutor masing-masing kelompok. d Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi, sesuai sub materi yang diperoleh. Guru menjadi nara sumber dimana tutor tidak mampu menjawab. e Guru memberikan evaluasi kepada masing- masing siswa selain tutor, untuk mengkonfirmasi apakah tutor sudah menyampaikan tugasnya dalam membimbing teman sebayanya. f Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari apa yang telah dipelajari. c. Kelebihan dan kelemahan Tutor Sebaya Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain 2006 ada beberapa kelebihan dari kegiatan tutor sebaya ini adalah a Ada kalanya hasilnya lebih baik bagi beberapa anak yang mempunyai perasaan takut atau enggan kepada guru. b Bagi tutor, pekerjaan tutoring akan mempunyai akibat memperkuat konsep yang sedang dibahas. Dengan memberitahukan kepada anak lain, maka seolah-olah ia menelaah serta menghafalkannya kembali. c Bagi tutor merupakan kesempatan untuk melatih diri memegang tanggung jawab dalam mengemban suatu tugas dan melatih kesabaran. d Mempererat hubungan sesama peserta didik sehingga mempertebal perasaan sosial. Pendapat lain, Drajati 2009 ada beberapa kelebihan dari pembelajaran tutor sebaya ini adalah a Bagi peserta didik, dengan belajar bersama teman sebaya, dia merasa ada teman yang dapat membantu dirinya dalam memecahkan masalahnya. Sering terjadi peserta didik agak atau bahkan sulit untuk mengungkapkan kesulitan yang dialaminya kepada guru yang mengajar. Hal ini dapat disebabkan salah satunya malu jika bertanya. Dengan adanya belajar dengan teman sebaya, maka faktor malu ini agak berkurang, karena peserta didik merasa temannya tidak menggurui dan merasa nyaman dengan teman yang dianggap paham dengan konsep dan penjelasan atas suatu materi. b Bagi guru, dengan adanya belajar dengan teman sebaya, akan memudahkan atau meringankan kerja guru. Terkadang peserta didik mengalami kesulitan dengan bahasa yang digunakan oleh guru, sehingga tidak dimengerti oleh peserta didik tersebut. Disini, guru diharapkan menjadi fasilitator yang dapat menjembatani adanya kekurangan komunikasi antara peserta didik dengan guru. Selain itu, belajar dengan metode teman sebaya, guru mendapatkan gambaran jelas tentang peta kelas. Guru akan paham peserta didik yang mempunyai kepandaian luar biasa, menengah dan peserta didik yang kurang paham. Oleh karena itu, perlakuan atau treatment yang diberikan akan sesuai, sehingga semua peserta didik akan mencapai hasil yang optimal. c Peserta didik yang belajar dengan teman sebaya, akan lebih percaya diri untuk belajar. Dengan begitu, peserta didik akan belajar secara mandiri secara perlahan. Pembelajaran tutor sebaya menurut Yamin 2008 memiliki beberapa kekurangan yaitu, a Diperlukan waktu yang cukup banyak, bahkan diperlukan waktu di luar jam pembelajaran di sekolah. b Terbatasnya peserta didik yang dapat dilatih dalam satu periode tertentu. Suparno 2007 tutor sebaya memiliki kekurangan yaitu Kekurangan tutor sebaya dalam pendidikan yaitu dalam penerapan tutor sebaya, tidak semua siswa bisa menjawab pertanyaan teman sebayanya sehingga siswapun bingung, dan tidak semua siswa mau belajar dengan temannya. 5. Belajar Tuntas Belajar tuntas berdasarkan beberapa ahli pendidikan, sebagaimana dikemukakan oleh Nasution 2000 bahwa belajar tuntas artinya penguasaan penuh. Penguasaan penuh ini dapat dicapai apabila siswa mampu menguasai materi tertentu secara menyeluruh yang dibuktikan dengan hasil belajar yang baik pada materi tersebut. Suhertin 2007 belajar tuntas mastery Learning adalah sau konsep belajar yang menitikberatkan kepada penguasaan penuh atau learning for mastery. Penguasaan penuh atau mastery dalam pembelajaran yang berarti menguasai atau memperoleh kecakapan khusus. Mastery adalah sebuah pernyataan tentang penguasaan dengan sempurna terhadap tujuan akhir pembelajaran. sebagaimana dikemukakan terdahulu, para pendidik berkewajiban memegang konsep dalam memperlakukan kemampuan peserta didik sampai pada taraf memiliki kemampuan, yaitu: 1 menerapkan kecakapan dalam kehidupannya dan keadaanya sendiri; 2 menampilkan kecakapan tanpa bantuan; 3 mengkonsolidasikan beberapa perilaku yang mempunyai ciri-ciri tersendiri kepada tindakan yang mengarah kepada menampilkan kecakapan. Ketiga unsur ini sangat esensial dalam memaknai mastery. Banyamin S Bloom dalam Yamin, 2008 menyebutkan tiga strategi dalam belajar tuntas yaitu mengidentifikasi prakondisi, mengembangkan prosedur operasional dan hasil belajar, dan mengimplementasikan dalam pembelajaran klasikal dengan memberi bumbu untuk menyesuaikan dengan kemampuan individual yang menliputi: 1 corrective technique , pengajaran remediasi yang dilakukan dengan memberikan pengajaran terhadap tujuan yang gagal dicapai oleh siswa, dengan prosedur dan metode yang berbeda dari sebelumnya; 2 memberikan tambahan waktu kepada siswa yang membutuhkan belum menguasai bahan secara tuntas.

B. Tinjauan Materi

1. Materi Bangun Ruang Kubus dan Balok SK : Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian- bagiannya, serta menentukan ukurannya. KD : Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas. Indikator : Menyelesaikan soal-soal tentang diagonal sisi, diagonal ruang dan bidang diagonal pada kubus dan balok. 2. Peta Konsep Peta konsep menurut Novak dalam Kadir, 2007, adalah suatu proses yang melibatkan identifikasi konsep-konsep dari suatu materi pelajaran dan pengaturan konsep-konsep tersebut dalam suatu hirarki, mulai dari yang paling umum, kurang umum dan konsep-konsep yang lebih spesifik. Peta konsep merupakan alat yang digunakan untuk mengungkapkan skema pemikiran maupun kerangka pemikiran seseorang akan suatu hal. Peta konsep menggambarkan hubungan antara konsep- konsep dan terdiri atas kumpulan konsep-konsep serta pernyataan- pernyataan. Diagram 2.1 PetaKonsep Bangun Ruang Sisi Datar Kubus Balok Definisi Kubus Definisi Balok Unsur-unsur Kubus : 1. Sisi 2. Rusuk 3. Titik Sudut 4. Diagonal sisi 5. Diagonal ruang 6. Bidang diagonal Prisma Limas Unsur-unsur Balok : 1. Sisi 2. Rusuk 3. Titik Sudut 4. Diagonal sisi 5. Diagonal ruang 6. Bidang diagonal

C. Kerangka Berpikir

Diagram 2.2 KerangkaBerpikir Tipe-tipe kesalahan yang dilakukan siswa Pembelajaran Remediasi menggunakan metode tutor sebaya Reading error Kesalahan siswa dapat diperbaiki dengan cara remediasi dengan menggunakan metode tutor sebaya Tes kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal tentang diagonal sisi, diagonal ruang dan bidang diagonal kubus dan balok Penyajian data Reading comprehesion difficulaty Transform error Weakness in proses skill Corelles error Encoding error Tutor sebaya akan menunjukkan keuntungan dengan menggunakan potensi siswa yang mampu menyerap pelajaran dengan cepat yaitu memudahkan interaksi antar teman sebayanya. Reduksi Data Banyak kesalahan Kesimpulan Data