xxviii
Perusahaan-perusahaan yang terkaitan dengan aktifitas wisatawan, seperti : Money changer, Bank, Kantor pos dan lain-lain Yoeti, 1983:147.
2.5 Produk Wisata
Dalam hal pariwisata, produk yang dipasarkan itu adalah dalam arti jasa atau pelayanan service. Produk pariwisata adalah sejumlah fasilitas dan pelayanan yang
disediakan dan diperuntukkan bagi wisatawan yang terdiri dari tiga komponen, yaitu sumber daya yang terdapat pada suatu Daerah Tujuan Wisata, Fasilitas, dan
transportasi Yoeti,2002 : 128. Ciri-ciri Produk Pariwisata tersebut adalah :
Hasil atau Produk itu tidak dapat dipisahkan. Hasil atau Produk pariwisata tersebut tidak dapat ditimbun.
Proses Produksi terjadi bersamaan dengan konsumsi. Hasil atau Produk pariwisata tidak memiliki standart atau ukuran yang
objektif. Hasil atau Produk pariwisata tidak tetap dan sangat dipengaruhu oleh faktor-
faktor non-ekonomis terhadap permintaan demand. Calon konsumen tidak dapat mencoba atau mencicipi produk yang akan
dibelinya.
Universitas Sumatera Utara
xxix
Hasil atau Produk pariwisata itu banyak tergantung pada tenaga manusia dan sedikit sekali yang dapat diganti dengan mesin.
Dari segi pemilihan usaha, penyediaan produk industri pariwisata dengan membangun sarana kepariwisataan yang memakan biaya besar Yoeti, 1983
:156.
2.6 Pengertian Pengembangan Pariwisata
Pengembangan diartikan seabagai usaha untuk menuju ke arah yang lebih baik, lebih luas atau meningkat. Kamus Webster dan Pengembangan paririwisata
dapat diartikan sebagai “usaha untuk melengkapi atau meningkatkan fasilitas dan pelayanan yang dibutuhkan masyarakat” Pearce ,1981 :12.
Dari pengembangan pariwisata, terdapat faktor yang dapat menentukan keberhasilan pengembangan pariwisata yaitu :
Tersedianya objek dan daya tarik wisata. Adanya fasilitas accesbility yaitu sarana dan prasarana
sehinggamemungkinkan wisatawan mengunjungi suatu daerah atau kawan wisata.
Tersedianya fasilitas amenities yaitu sarana kepariwisataan yang dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat Yoeti:1996.
Universitas Sumatera Utara
xxx
Pengembangan pariwisata dapat berkelanjutan, maka peru diperhatikan kode etik pengembangan pariwisata seperti yang ditetapkan dalam konferensi pariwisata tahub
1999 yang mengatur etika global pariwisata untuk menjamin sumber daya alam yang menjadi sumber kehidupan kepariwisataan dan melindungi lingkungan dari dampak
buruk kegiatan bisnis pariwisata Waluyo:2007. Ada pun kode etik dalam pengembangan pariwisata global ini, meliputi :
1. Kewajiban Pemerintah. 2. Kewajiban dan Hak usaha pariwisata.
3. Kewajiban dan Hak masyarakat. Maka sebab itu, pengembangan industri pariwisata dengan memperhatikan
etika global pariwisata dan memperhatikan prinsip-prinsip pariwisata yang berkelanjutan yaitu, penggunaan sumber daya alam yang berkelanjutan, penurunan
konsumsi berlebih dari sampah, memepertahankan keberagaman, integrasi pariwisata dalam perencanaan, ekonomi pendukung, melibatkan masyarakat lokal, tanggung
jawab pemasaran, dan pelaksanaan penelitian tentang pariwisata dalam melahirkan inovasi-inovasi baru kepariwisataan yang dapat dijadikan produk baru pariwisata
Morrison et.al :2004.
Universitas Sumatera Utara
xxxi
Berdasarkan pengertian di atas mengenai pengembangan pariwista, dapat dijelaskan bahwa pengembangan pariwisata adalah “suatu bentuk pembangunan dari
yang belum ada menjadi ada, dan yang sudah ada menjadi lebih baik dan berkualitas yang berkaitan dengan sektor kepariwisataan dengan memperhatikan kode etik
pariwisata global yang telah menjadi standard dalam pengembangan pariwisata”.
2.7 Pengertian Pengembangan Objek Wisata