Sejarah Kabupaten Batu Bara

xxxviii

3.2 Sejarah Kabupaten Batu Bara

Wilayah Batu Bara telah dihuni oleh penduduk sejak tahun 1720 M, ketika itu di Batu Bara terdapat 5 lima suku penduduk yaitu “ Lima Laras, Tanah Datar, Pesisir, Lima Puluh dan Suku Boga”. Kelima suku tersebut masing – masing dipimpin oleh seorang Datuk yang juga memimpin wilayah teritorial tertentu. Ketika itu Batu Bara menjadi bagian dari kerajaan Siak dan Johor. Susunan pimpinan Batu Bara pada saat itu adalah Bendahara dan dibawahnya terdapat Dewan yang anggota-anggotanya dipilih oleh Datuk-Datuk kepala suku bersama-sama. Nama Batu Bara sudah tercantum dalam Literatur di abad ke-16 yang membayar upeti kepada Haru. Laporan Pemerintah Inggris dari Penang, Jhon Anderson, saat mengunjungi Batu Bara pada tahun 1823 dalam Bukunya “ Mission to The Eastcoast of Sumatra “ mengatakan bahwa : “ Di hulu sungai Batu Bara ada sebuah bangunan batu yang tidak ada tercatat bila dibangun di kalangan penduduk. Bangunan itu dilukiskan sebagai bentuk empat persegi dan di salah satu sudutnya ada tiang yang sangat tinggi, mungkin tiang bendera, serta lukisan relief manusia diukir didinding yang mungkin dewa-dewa Hindu”. Menurut Shadee, dalam bukunya yang berjudul “ Geschiendenis Van Sumatra’s Oostkust “, pada saat awal kedatangan Belanda Ke Sumatera Timur Universitas Sumatera Utara xxxix ditahun 1862, wilayah Pagurawan dan Tanjong berada langsung dibawak jajahan Datuk Lima Puluh dari Batu Bara yang kemudian tunduk kepada kerajaan Siak. Tahun 1885, Pemerintah Hindia Belanda membayar ganti rugi kepada Pemerintahan Kerajaan Siak sehingga kerajaan-kerajaan di Sumatera Timur dari Kerajaan Siak dan berhubungan langsung dengan Pemerintahan Hindia Belanda yang diikat dengan perjanjian Politik Contract 27 pasal. Perjanjian Politik Contract tersebut meliputi beberapa kerajaan seperti Langkat, Serdang, Deli, Asahan, Siak, Pelalawan Riau, termasuk juga kerajaan kecil seperti Tanah Karo, Simalungun, Indragiri dan Batu Bara serta Labuhan Batu. Pada tahun 1889, Residen Sumatera Timur terbentuk dengan ibu kota di Medan, terdiri dari 5 lima Afdeling, salah satu diantaranya Batu Bara. Afdeling Batu Bara denganibukota di Labuhan Ruku dan terdiri dari 8 delapan Landschap Kecamatan yang masing-masing dipimpin oleh seorang raja. Pada saat Indonesia merdeka, wilayah Batu Bara tergabung dengan wilayah Asahan dengan nama Kabupaten Asahan dengan ibukota di Kisaran. Sehingga pada tahun 1969 masyarakat Batu Bara membentuk Panitia Penuntut Otonom Batu Bara PPOB yang diketuai oleh Abdul Karim AS, seorang tokoh masyarakat dan pernah menjadi anggota DPRD Asahan. Pada Era reformasi lebih kurang 30 tahun dengan adanya Ketetapan MPR No.XVMPR1998 yang meminta kepada Presiden untuk dilakukan penyelenggaraan Universitas Sumatera Utara xl Otonomi Daerah, tepatnya pasca lahir Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat Daerah yang semakin mempertegas makna penyelenggaraan Otonomi Daerah yang nyata dan bertanggung jawab serta membenarkan adanya pemekaran daerah menjadi lebih satu daerah sebagai mana tertuang dalam pasal 6 ayat 2 yang berbunyi “ Daerah dapat dimekarkan menjadi lebih dari satu daerah “, Undang-undang ini menjadi landasan perjuangan masyarakat Batu Bara untuk kembali menuntut menjadi wilayah Batu Bara menjadi sebuah daerah Kabupaten yang otonom. Badan Pekerja Persiapan Pembentukan Kabupaten Batu Bara BP3KB yang berkedudukan di Medan berupaya untuk meneliti dan menjajaki lebih lanjut kemungkinan terbentuknya Kabupaten Batu Bara yang otonom. Sejalan dengan itu di Kecamatan-Kecematan lahir pula gerakan masyarakat yang menuntut dibentuknya Kabupaten Batu Bara yang menamakan diri sebagai Gemkara “ Gerakan Masyarakat Menuju Kabupaten Batu Bara”. Kabupaten Batu Bara akhirnya terbentuk setelah pihak legislative DPR-RI dalam Sidang Paripura pada hari Jum’at tanggal 8 Desember 2006 membahas tentang pembentukan Kabupaten Batu Bara dan dinyatakan syah menjadi sebuah Kabupaten melalui Undang-Undang No.5 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Batu Bara di Provinsi Sumatera Utara dan Lampiran Negara No.7 Tahun 2007. Universitas Sumatera Utara 3.3 Demog 3.3.1 Leta