9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Stres Kerja
1. Pengertian Stres Kerja
Definisi stress menurut Handoko 2008 : 200 adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, berfikir dan kondisi seseorang.
Hasilnya, stres yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan, yang akhirnya mengganggu pelaksanaan tugas-
tugasnya, berarti mengganggu prestasi kerjanya. Menurut Mashudi 2013 : 183 stress merupakan fenomena psikofisik
yang manusiawi. Artinya, stres itu bersifat inheren pada diri setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Stress dialami oleh setiap orang dengan tidak
mengenal jenis kelamin, usia, kedudukan, jabatan, atau status sosial-ekonomi. Suwarto 2010 : 267 mengungkapkan bahwa yang dimaksud dengan
stress adalah sesuatu yang melibatkan interaksi antara individu dengan lingkungan, dengan ukuran interaksi stimulus, interaksi tanggapan, atau
tanggapan dengan stimulus. Stress dapat memberikan pengaruh positif dan negatif terhadap individu. Pengaruh positifnya adalah mendorong individu
untuk melakukan sesuatu, membangkitkan kesadaran, dan menghasilkan pengalaman baru. Sedangkan pengaruh negatifnya menimbulkan perasaan-
perasaan tidak percaya diri, penolakan, marah, atau depresi, yang kemudian memicu munculnya penyakit seperti sakit kepala, sakit perut, insomnia, tekanan
darah tinggi atau stroke Mashudi, 2013 : 184.
10
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa stres kerja merupakan kondisi ketegangan, psikofisik yang sering terjadi pada diri
seseorang, melibatkan interaksi individu dengan lingkungan sekitar dan dapat berpengaruh kepada kondisi psikologis seseorang seperti perasaan tidak percaya
diri hingga depresi. Sehingga terjadi ketidaksesuaian antara situasi yang diinginkan dimana terdapat kesenjangan antara tuntutan lingkungan dan
kemampuan individu untuk memenuhinya.
2. Jenis-Jenis Stres Kerja
Quick dan Quick dikutip oleh Veithzal Rivai Dedi Mulyadi, 2003:308 mengkategorikan jenis stres menjadi dua yaitu:
a. Eustress, yaitu hasil respon terhadap stres yang bersifat sehat, positif dan konstruktif membangun. Hal tersebut termasuk kesejahteraan individu dan
organisasi yang
diasosiasikan dengan
pertumbuhan, fleksibilitas,
kemampuan adaptasi, dan tingkat performance yang tinggi. b. Distress, yaitu hasil dari respon terhadap yang tidak bersifat sehat, negatif
dan destruktif bersifat merusak. Hal tersebut termasuk konsekuensi individu dan juga organisasi seperti penyakit kardiovaskular dan tingkat
ketidak hadiran yang tinggi, yang diasosiasikan dengan keadaan sakit, penurunan dan kematian.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat dinyatakan bahwa stres mempunyai dua jenis dimana stres yang muncul berdampak positif eustress mampu
memicu semangat kerja, mempercepat pelaksanaan tugas, dan stres yang
11
muncul berdampak negatif distress memperburuk hasil kerja seseorang membuat kerja menjadi lamban dan kesalahan dalam bekerja.
3. Gejala Stres Kerja