Kerja Sama Keimigrasian Bahasa sebagai Kendala Utama.

Po tre t Imig ra si Ne g a ra Sa ha b a t | 337 diisi dengan olahraga jasmani dan pelajaran bahasa mandarin. 5. Partisipasi aktif masyarakat Di RRT pemahaman mengenai paspor sebagai identitas bagi orang asing di suatu negara telah menjadi pengetahuan umum, mereka yang keseharian bersentuhan dengan setiap orang asing seperti petugas check-in hotel, baik hotel besar sampai petugas losmen, petugas security dan petugas check- in tiket di Bandara dan stasiun Kereta Api, penjual kartu cellular phone dan lain-lainnya akan selalu menanyakan dan melihat paspor dari orang asing tersebut kemudian meng-copy-nya khusus oleh petugas hotel dan penjual kartu cellular phone, tidak satupun yang berani mengambil resiko melayani orang asing tanpa melihat dan memeriksa paspornya. LAIN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN TUGAS KEIMIGRASIAN

1. Kerja Sama Keimigrasian

Penugasan di Perwakilan RI dituntut kemampuan koordinasi dengan counterpart untuk saling bekerja sama dan tukar-menukar informasi terkait teknis keimigrasian, dan untuk kelancaran kegiatan ke depan diperlukan suatu landasan hukum agar dapat berjalan sesuai ketentuan dan tidak berbenturan dengan hal- hal prinsip dengan peraturan kedua belah pihak, maka upaya penandatanganan nota kesepahaman wajib 338 | Po tre t Imig ra si Ne g a ra Sa ha b a t dilakukan. Di RRT khususnya di Beijing komunikasi tidak bisa dilakukan secara langsung, baik secara formal maupun informal, padahal dalam setiap pertemuan resmi kami saling memberi kartu nama masing-masing media yang dapat digunakan hanya melalui e-mail, detail persiapan penandatanganan nota kesepahaman sangat diperhatikan, substansi yang akan menjadi dokumen dikomunikasikan berulang-ulang dengan sangat teliti, seperti: a. Pejabat yang akan menandatangani kerjasama; nama dan jabatan yang akan disesuaikan dengan jabatan dari pejabat mereka; b. Jumlah delegasi, nama dan jabatan harus pasti; c. Agenda yang akan dibahas dalam pertemuan; d. Rancangan Nota Kesepahaman; e. Penerjemah; f. Nomor polisi dan jenis kendaraan yang akan dipakai untuk didata agar dapat melewati portal elektronik, begitu sampai di gerbang portal akan terbuka otomatis. Setelah dinilai cukup, dilanjutkan dengan penentuan hari-H dan masih ditanya mengenai pembiayaan transportasi dan akomodasi apakah dari tuan rumah atau dari pihak tamu. Dalam pelaksanaannya semua yang sudah tersusun dengan rapi dilaksanakan dengan sangat disiplin, termasuk penjadwalan dengan waktu yang sangat tepat. Yang dapat kita catat sebagai pelajaran berharga adalah konsep agenda dialog sebelum Po tre t Imig ra si Ne g a ra Sa ha b a t | 339 penandatanganan, sudah tertulis dan copy-nya sudah ada di tangan penterjemah, sehingga kita melihat bahwa dialog yang terjadi berjalan dengan lancar dan penterjemah nya terlihat lebih siap.

2. Bahasa sebagai Kendala Utama.

Di kalangan komunitas Kedutaan asing di Beijing, apabila bertemu satu dengan yang lain akan sangat terasa akrab dan familiar karena dapat berkomunikasi dengan bahasa yang dapat dipahami oleh semua, yaitu bahasa Inggris, tapi apabila berhadapan dengan pihak RRT, maka akan mulai terasa ada kendala komunikasi, karena sebagian besar mereka tidak mau menggunakan bahasa Inggris, bukan mereka tidak bisa, sehingga menjadi kendala setiap koordinasi dengan pihak tuan rumah. Maka pada setiap Kedutaan asing, kursus bahasa mandarin menjadi keharusan. 340 | Po tre t Imig ra si Ne g a ra Sa ha b a t Po tre t Imig ra si Ne g a ra Sa ha b a t | 341 Bureau of Exit and Entry Administration o le h: Ja m a ruli Ma nihuruk Ko nsul Imig ra si KJRI G ua ng zho u, Republik Rakyat Tiongkok Republik Rakyat Tiongkok RRT bukan merupakan negara yang secara tradisional menarik bagi sejumlah imigran. Tidak ada Undang-Undang yang secara komprehensif berlaku yang mengatur tentang imigrasi dan kewarganegaraan. Sejak tahun 1980 hukum RRT belum pernah direvisi sejak diberlakukan. Undang-Undang ini hanya berisi 17 tujuh belas artikel umum, yang mengatur tentang memperoleh dan hilangnya kewarganegaraan RRT. 342 | Po tre t Imig ra si Ne g a ra Sa ha b a t Pada tanggal 22 November 1985, Komite Tetap Kongres RRT mengadopsi 2 dua Undang-Undang yang mengatur tentang pengendalian keluar dan masuknya warga negara RRT dan orang asing ke RRT. Undang-Undang tersebut dan aturan pelaksanaannya telah menjadi instrumen hukum yang paling penting yang mengatur orang asing untuk masuk dan tinggal di negara RRT. Ketentuan mengenai imigrasi juga ditemukan dalam peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Dewan Negara dan Departemen terkait, khususnya Kementerian Keamanan Publik dan Kementerian Luar Negeri. Misalnya, peraturan tentang izin tinggal tetap bagi orang asing, pertama kali berlaku secara resmi menjadi Undang-Undang di RRT pada tahun 2004. Orang asing yang bekerja di RRT tunduk pada peraturan administrasi ketenagakerjaan, dikeluarkan bersama-sama oleh beberapa Departemen di bawah Dewan Negara pada tahun 1996. Pada tahun 1995, Dewan Negara juga mengeluarkan peraturan tentang pemeriksaan bagi individu dan kendaraan yang masuk dan keluar di perbatasan. Departemen Keamanan Publik pada tahun 2002 mengeluarkan serangkaian upaya Pelaksanaan Hukum Administratif di pintu-pintu pemeriksaan keluar dan masuk TPI, dan juga secara khusus mengatur hukuman bagi pelanggaran keamanan di perbatasan oleh individu dan kendaraan yang melintasi perbatasan. Po tre t Imig ra si Ne g a ra Sa ha b a t | 343 Pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam 3 tiga dekade terakhir telah mendatangkan lebih banyak wisatawan internasional ke RRT dibandingkan sebelumnya, hal ini menjadi tantangan baru bagi sistem hukum keimigrasian dan pengendalian di perbatasan. Statistik resmi pada tahun 1980 menunjukkan bahwa orang asing yang masuk atau keluar wilayah RRT sebanyak 1,46 juta. Jumlahnya melonjak menjadi 20.260.000 pada tahun 2000 dan kemudian menjadi 54.350.000 pada tahun 2012, meningkat sekitar 10 setiap tahun selama dekade terakhir. Sementara itu, pada tahun 2012 Kementerian Keamanan Publik melaporkan, 2.614 orang asing tertangkap mencoba melintasi perbatasan secara ilegal. Sebagai respon terhadap situasi yang semakin kompleks baik oleh warga negara RRT sendiri maupun orang asing yang melintas di perbatasan, Komite Tetap Kongres Rakyat RRT mengadopsi Undang- Undang tentang Administrasi Keluar dan Masuk RRT pada tanggal 30 Juni 2012 dan mulai berlaku pada tanggal 01 Juli tahun 2013. Undang-Undang ini merupakan uniikasi dari Undang-Undang yang sebelumnya berlaku untuk keluar dan masuk RRT bagi warga RRT dan orang asing, orang asing yang tinggal di RRT, dan pemeriksaan kendaraan yang melintasi perbatasan RRT. Ketika Undang-Undang tersebut berlaku pada tanggal 1 Juli 2013, yaitu Undang-Undang tentang Keluar dan Masuk RRT menjadi Undang-Undang terbaru sebagai pengganti 2 dua Undang-Undang tentang Pengawasan Keluar dan 344 | Po tre t Imig ra si Ne g a ra Sa ha b a t Masuk Warga Negara RRT dan Orang Asing, peraturan Imigrasi lainnya juga diharapkan akan direvisi oleh Dewan Negara dan Kementerian sesuai dengan kewenangan yang diberikan Undang-Undang Keluar dan Masuk RRT. OTORITAS KEIMIGRASIAN DAN WILAYAH KERJA Bureau of Exit and Entry Administration selanjutnya disebut BEEA berada di bawah Kementerian Keamanan Publik memiliki tanggung jawab pada tingkat nasional pusat. Untuk wilayah provinsi, daerah otonomi, wilayah kota secara langsung berada di bawah Departemen Keamanan Publik. Umumnya pada kota-kota dan tempat-tempat yang memiliki beban kerja yang relatif padat, dibentuk unit-unit keamanan publik lokal yang secara khusus melaksanakan tugas-tugas keimigrasian. Unit-unit keamanan publik lokal pada umumnya menjadi unit yang berada di bawah arahan departemen yang lebih tinggi khususnya penunjukan pimpinan unit tersebut. Pemerintah di daerah juga membentuk tempat pemerik- saan di perbatasan untuk melakukan tugas-tugas pemerik- saan. Saat ini, Beijing, Tianjin, Shanghai, Guangzhou, Shenzhen, Zhuhai, Xiamen, Haikou, Shantou adalah 9 sembilan kota mengatur pemeriksaan pada pintu perbatasan dan se cara langsung berada dibawah Kementerian Keamanan Publik. BEEA, Kementerian Keamanan Publik adalah badan yang menganalisa dan merumuskan kebijakan keimigra- sian, organisasi, penentu kebijakan dan pengawasan ter- Po tre t Imig ra si Ne g a ra Sa ha b a t | 345 hadap orang asing dan juga warga negara RRT. Melakukan penyelidikan terhadap pelanggaran hukum dan peraturan keimigrasian; melaksanakan tugas di perbatasan; manaje- men kewarganegaraan dan pelayanan visa di perbatasan. Untuk tingkat provinsi, daerah otonomi, Biro Keamanan Publik merupakan dan penentu manajemen urusan perencanaan, organisasi, pembinaan, pengawasan. Ditegaskan penugasan dari Kementerian Keamanan Publik tentang manajemen administrasi keluarmasuk, sesuai dengan kewenangan pemerintah pusat, juga mengorganisir penentuan kebijakan arah imigrasi ilegal, menyelidiki kasus pidana, juga penugasan untuk menerbitkan dokumen ke luar negeri, dan persetujuan serta manajemen agen-agen keimigrasian pribadi. Manajemen Biro Keamanan Publik di kota-kota tanggung jawabnya adalah: penahanan semua jenis dokumen perjalanan, persetujuan, investigasi imigrasi ilegal dan kegiatan kriminal lainnya dalam rangka tugas keimigrasian. 346 | Po tre t Imig ra si Ne g a ra Sa ha b a t Biro Keamanan Publik, Departemen Manajemen Provinsi , daerah otonom kota Kementerian Keamanan Publik, Kementerian Verikal inspeksi di stasiun perbatasan Departemen Manajemen Biro Keamanan Umum Biro Keamanan Umum Distrik Kota, Biro Keamanan Umum Keluar- Masuk Kota Administrasi. Stasiun Inspeksi Imigrasi Biro Keamanan Publik Perbatasan Korps Perbatasan Menyeluruh pekerjaan invesigasi Satuan Kerja Pemeriksaan di iik Perbatasan Departemen Keamanan Publik Administrasi Keluar-Masuk Po tre t Imig ra si Ne g a ra Sa ha b a t | 347 Keamanan Publik Polisi melakukan tugasnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, memiliki kewenangan untuk memeriksa paspor orang asing dan dokumen lainnya. Untuk melakukan pemeriksaan, polisi harus dilengkapi kartu pengenal yang menunjukkan unit organisasinya yang sesuai dengan bidang tugasnya. Setiap orang wajib untuk tunduk pada aturan tersebut. Masyarakat kota, komite dan warga desa juga melaksanakan pemeriksaan rutin. Jika ditemukan imigran ilegal, pekerja asing ilegal, wajib dilaporkan kepada unit keamanan publik dan Departemen yang berwenang. Orang asing yang terlibat dalam kegiatan yang tidak sesuai dengan peraturan di RRT, misalnya bisnis tanpa izin, maka personil dari Departemen Keamanan Sosial, Administrasi dan Pemasaran Perusahaan Industri bisa bekerja bersama- sama dengan Otoritas Keamanan Publik untuk menyelidiki agar orang asing tersebut dihukum. Unit Administrasi aparat penegak hukum pada saat penyelidikan atau pemeriksaan, tidak boleh kurang dari 2 dua orang. Dokumen yang diperlukan harus diserahkan ke pihak atau orang yang berkepentingan. Para pihak atau orang yang bersangkutan harus secara jujur menjawab setiap pertanyaan-pertanyaan dan membantu penyelidikan atau pemeriksaan, dan tidak boleh menghalangi pemeriksaan serta rekaman pemeriksaan harus disimpan. Ketika orang asing berada dalam keadaan darurat, Polisi dari Bagian Keamanan Publik melakukan konirmasi terhadap orang dimaksud sesuai dengan ketentuan sebagai 348 | Po tre t Imig ra si Ne g a ra Sa ha b a t berikut: a orang asing yang masuk secara ilegal, menetap, menjadi tugas dari unit keamanan publik; b bila masuk secara sah, menetap, menjadi tugas dari unit keamanan publik atau pemilik rumah yang sah. PRODUK LAYANAN  Hong Kong and Macau residents Traveling to the Mainland Pass  Certiicate of Right to Abode in Hong Kong  People’s Republic of RRT Entry-Exit Permits  City, Residents of Taiwan Pass  Permit for Proceeding to Hong Kong and Macao  EEP Passport  Taiwan Resident Mainland Travel Permit  Taiwan Residents Residence Certiicate  People’s Republic of China Citizenship, Multiple Nationality, Citizenship Certiicate Back  Foreigners Immigration Card  People’s Republic of China Visa  Overseas Residence certiicate  Alien Permanent Residence Permit PENEGAKAN HUKUM Imigrasi Ilegal Imigrasi ilegal ke negara RRT dalam beberapa tahun terakhir mengalamai peningkatan, umumnya adalah untuk mencari pekerjaan dan bertujuan untuk tinggal menetap. Po tre t Imig ra si Ne g a ra Sa ha b a t | 349 Salah satu fokus dari Undang-Undang Keluar dan Masuk RRT adalah untuk membatasi orang asing yang masuk secara ilegal, tinggal secara ilegal, atau bekerja di RRT secara ilegal. Ketiga hal ini secara retoris dinyatakan sebagai ”tiga ilegal” san fei. Unit keamanan publik polisi telah meluncurkan kampanye untuk mencegah ”tiga ilegal” di kota-kota besar. Menurut Undang-Undang Keluar dan Masuk RRT, orang asing yang masuk, tinggal, atau bekerja secara ilegal di wilayah RRT dapat dideportasi. Hukuman administratif yang diatur dalam Undang-Undang Keluar dan Masuk RRT di antaranya adalah peringatan, denda, perintah untuk meninggalkan wilayah RRT dalam waktu tertentu, dan pengusiran dari RRT. Masuk Ilegal Masuk secara ilegal, yang meliputi memasuki RRT dengan dokumen keluar-masuk yang palsu, dengan dokumen keluar-masuk milik orang lain, atau dengan menghindari pemeriksaan perbatasan akan didenda antara 1.000 dan 5.000 Yuan sekitar US 160-800; bila dianggap sebagai keadaan serius, orang asing dapat ditahan selama 5 lima sampai 10 sepuluh hari dan denda sampai 10.000 Yuan. Tinggal dan Menetap Ilegal Tinggal di negara RRT secara ilegal bisa mendapatkan peringatan dari pemerintah; di mana bila keadaan dianggap serius, orang asing dapat didenda 500 Yuan untuk setiap 350 | Po tre t Imig ra si Ne g a ra Sa ha b a t hari, sampai maksimum 100.000 Yuan, atau akan ditahan selama 5 lima sampai 15 lima belas hari, menurut pasal 78 dari Undang-Undang Keluar-Masuk RRT. Pekerjaan Ilegal Pekerja asing yang bekerja di RRT tanpa izin kerja yang sah atau izin tinggal dianggap ilegal bisa dikenakan denda. Bilamana keamanan publik menganggap keadaan menjadi serius, orang asing dapat juga ditahan selama 5 lima sampai 15 lima belas hari. Orang asing yang kehadirannya dianggap tidak diinginkan bisa diperintahkan untuk keluar dari wilayah RRT dalam waktu tertentu. Jika orang asing melanggar Undang-Undang Keluar-Masuk RRT tapi tidak cukup serius tidak perlu dijatuhi pidana, tetapi oleh Kementerian Keamanan Publik dapat memerintahkan agar diusir. Sanksi Terhadap Individu Membantu Imigran Ilegal Undang-Undang Keluar-Masuk RRT juga dapat menghukum warga negara RRT yang membantu orang asing untuk memasuki negara RRT secara ilegal, serta siapa saja yang menyembunyikan asing tersebut atau memberikan akomodasi kepada mereka. Bila hal tersebut terbukti dilakukan akan dikenakan denda sampai 20.000 Yuan dan penahanan hingga 15 lima belas hari. Setiap keuntungan yang diperoleh secara ilegal akan disita. Bila secara ilegal mempekerjakan orang asing tersebut dikenakan denda Po tre t Imig ra si Ne g a ra Sa ha b a t | 351 sebesar 10.000 sampai maksimum dari 100.000 Yuan, keuntungan yang diperoleh karena mempekerjakan orang asing secara ilegal akan disita. Sama seperti hotel di Indonesia, hotel di RRT juga wajib melaporkan tamunya dan bila melanggar sesuai ketentuan, akan dikenakan salah satu tindakan berikut, yaitu denda 5000 Yuan dan 10.000 Yuan, yaitu: a yang tidak melakukan veriikasi paspor asing, visa dan dokumen identitas lainnya; b paspor dan visa dipegang oleh orang asing dalam jangka waktu tertentu, tidak melaporkan kepada unit keamanan publik. Sekolah dan lembaga-lembaga pelatihan dan pemilik propertiusaha dan kegiatan olahraga yang melanggar ketentuan, seperti guru dan mahasiswa asing, atlet yang tidak mempunyai paspor, visa atau izin kerja akan dikenakan tindakan sesuai dengan hukuman berikut:  Sekolah dan lembaga pendidikan lainnya dan pelatihan, didenda 1.000 Yuan dan 3000 Yuan oleh Departemen Pendidikan;  Penyewa perumahan tahu atau seharusnya tahu bahwa orang asing yang terlibat dalam berizin dan tempat usaha, transportasi, penyimpanan, kondisi penyimpanan, sesuai dengan hukum dan peraturan akan dihukum;  Perusahaan jasa properti yang melanggar ketentuan peraturan yang menyediakan kepada orang asing tanpa kadaluarsa dokumen tempat tinggal, memberikan kartu akses bangunan bisnis, izin parkir dan dokumen lainnya untuk layanan, oleh Departemen Perumahan dan Pengembangan Perkotaan-Pedesaan memerintahkan 352 | Po tre t Imig ra si Ne g a ra Sa ha b a t dikoreksi; atau didenda maksimal antara 3000 dan 1000 Yuan.  Pelanggaran oleh atlet asing, pelatih, dan staf lainnya untuk berpartisipasi dalam kegiatan olahraga dalam wilayah administratif provinsi ke Departemen Olahraga oleh otoritas olahraga akan dilakukan tindakan korektif dan didenda maksimal antara 3000 dan 1000 Yuan;  Majikan melanggar salah satu tindakan berikut, unit keamanan publik harus meminta pembetulan, dan didenda maksimal antara 3000 dan 1000 Yuan dalam kasus-kasus serius, pengusaha dapat dibawa ke Departemen Luar Negeri untuk dicabut kualiikasi pekerja asing di RRT: • tidak secara teratur memeriksa paspor dan visa untuk orang asing, kegiatan orang asing di RRT dan jangka waktu izin tinggal yang diberikan; • orang asing yang tinggal melebihi izin tinggalnya overstay dan tidak melakukan perpanjangan izin tinggalnya dan tidak melaporkan pada unit keamanan publik, kepala sumber daya manusia dan Departemen Keamanan Sosial. Tidak melakukan kewajiban, sesuai dentan tingkat masalahnya maka orang asing tersebut harus menanggung biaya penghapusan tinggal ilegalnya; • visa yang permohonannya tidak dilanjutkan atau diserahkan informasi yang palsu, mendapatkan pekerjaan atau izin kerja, oleh Departemen Sumber Daya Manusia dan Jaminan Sosial sesuai dengan Po tre t Imig ra si Ne g a ra Sa ha b a t | 353 ketentuan izin kerja orang asing, didenda maksimal 5000 Yuan dan 10.000 Yuan; • pekerja yang diberikan izin kerja, tanpa izin tinggal, atau tidak sesuai dengan izin tinggal di RRT oleh Departemen Keamanan Publik bisa dituntut sesuai ketentuan;  Warga negara, badan hukum dan organisasi lain menemukan bahwa orang asing yang terlibat dalam kegiatan kriminal yang membahayakan keamanan nasional, sengaja menyembunyikan atau menyembunyikan informasi, harus diselidiki dan harus bertanggung jawab sesuai ketentuan hukum;  Departemen administrasi dan staf yang melakukan tugas manajemen dan pelayanan kepada pekerja asing, karena penyalahgunaan kekuasaan, kelalaian, malpraktek, terhadap pemimpin atau orang yang diberi tanggung jawab, dapat dimintai pertanggungjawaban dan diselidiki menurut hukum. PERLINDUNGAN PERBATASAN Biometrik Menurut Undang-Undang Keluar dan Masuk RRT, orang asing saat memasuki wilayah RRT harus menyerahkan paspor dan visa mereka kepada petugas pemeriksa perbatasan sesuai formalitas yang telah ditentukan. Formalitas tersebut bisa juga mencakup pengambilan sidik jari. Kementerian Keamanan Publik dan Kementerian Luar Negeri dapat 354 | Po tre t Imig ra si Ne g a ra Sa ha b a t menetapkan peraturan tentang pengambilan informasi identiikasi biologis, seperti sidik jari, dari orang-orang yang keluar atau masuk ke wilayah RRT. Badan Perlindungan Perbatasan Berkenaan dengan perbatasan dan pertahanan pesisir, sistem pertanggungjawabannya oleh 2 dua otoritas yaitu antara otoritas militer dan sipil. Komisi Negara untuk Perbatasan dan Pertahanan Pesisir, berada di bawah ”dual kepemimpinan” Dewan Negara dan Komisi Militer Pusat CMC. Pasukan Kontrol perbatasan Pasukan Kontrol Perbatasan Keamanan Publik Gongan Bianfang Budui, juga dikenal sebagai Pasukan Polisi Rakyat Bersenjata Kontrol Perbatasan Wujing Bianfang Budui, adalah pasukan utama bersenjata penegak hukum untuk negara RRT dan perbatasan pesisir. Pasukan berada di bawah administrasi Departemen Kontrol Perbatasan Kementerian Keamanan Publik. Tanggung jawab utama dari Pasukan Kontrol Perbatasan adalah: administrator keamanan pesisir dan kelautan; pemeriksaan perbatasan di pelabuhan; pencegahan dan tindakan keras terhadap tindakan ilegal dan kriminal di perbatasan dan daerah pesisir, seperti perbatasan ilegal, perdagangan narkoba dan penyelundupan; dan organisasi Po tre t Imig ra si Ne g a ra Sa ha b a t | 355 dan partisipasi dalam operasi kontrateroris dan darurat- manajemen. Keluar perbatasan dan Stasiun Inspeksi Masuk Tugas pengawasan perbatasan di bandara, pelabuhan, dan stasiun perbatasan darat yang dilakukan saat keluar perbatasan dan masuk stasiun inspeksi, yang dikelola oleh polisi profesional. Pada tahun 1998, Kementerian Keamanan Publik memperkenalkan petugas polisi profesional untuk memperkuat polisi pengawasan perbatasan yang umumnya terdapat di Stasiun Pemeriksaan General Border Chu Ru Jing Bian Fang Jian Cha Zong Zhan yang didirikan di 9 sembilan kota besar, yaitu: Beijing, Tianjin, Shanghai, Guangzhou, Shenzhen, Zhuhai, Xiamen, Haikou, dan Shantou. Libration Army Unit PLA Kontrol Perbatasan Rakyat Unit PLA Kontrol Perbatasan bertugas menjaga keamanan pesisir dan maritim dan menjaga perbatasan terhadap kegiatan seperti intrusi asing, gangguan-gangguan, dan penyeberangan ilegal di perbatasan, termasuk di tempat- tempat di mana tidak ada port atau stasiun pemeriksaan perbatasan. 356 | Po tre t Imig ra si Ne g a ra Sa ha b a t Pemerintah dan masyarakat di semua tingkat dan departemen terkait harus membangun dan memperbaiki sistem, sesuai dengan ketentuan dalam hukum. Departemen dan lembaga, sesuai dengan ketentuan yang relevan dengan pengungkapan informasi pemerintah, pengungkapan informasi yang berkaitan dengan kondisi kerja, prosedur, tenggat waktu, biaya, keluhan dan kebutuhan untuk mengirimkan isi materi, sampel teks administrasi, persetujuan untuk orang asing dan hal-hal yang terkait orang asing, kondisi pusat pelayanan administrasi atau akreditasi wajib memberikan layanan terjemahan yang diperlukan. Para ahli yang menangani masalah-masalah orang asing seperti visa, sekolah, otoritas keamanan publik dan ahli asing itu harus difasilitasi. Pemerintah dan masyarakat di semua tingkatan dan departemen terkait harus secara teratur memberikan informasi tentang wilayah administrasi lembaga asing dan individu serta pandangan dan saran kepada manajemen dan juga pelayanan kepada pekerja asing, dan terus-menerus meningkatkan dan menyempurnakan manajemen dan layanan kepada pekerja orang asing. Pemerintah dan masyarakat di semua tingkatan dan departemen yang bersangkutan harus mengadopsi berbagai cara untuk menginformasikan orang asing tentang hukum yang relevan, aturan dan peraturan, sehingga orang asing tahu lebih banyak tentang langkah-langkah kebijakan kepada orang asing di suatu provinsi. Po tre t Imig ra si Ne g a ra Sa ha b a t | 357 Pemerintah dan masyarakat di semua tingkatan dan departemen yang bersangkutan dapat didasarkan pada aktual, memegang berbagai bursa sino-asing budaya, budaya, kegiatan pariwisata, kegiatan olahraga, dan mempromosikan rasa saling pengertian.Tim pelayanan dan pengelolaan masyarakat terpadu dapat mengatur, dan memelihara komunitas orang asing dan dapat berpartisipasi dalam manajemen terpadu tim layanan berbasis masyarakat seperti: a layanan masyarakat; b memiliki prestise tertentu di masyarakat asing; c memiliki beberapa bahasa dan kemampuan komunikasi bahasa RRT. SISTEM VISA Secara umum, setiap orang asing yang memasuki wilayah negara RRT diharuskan memiliki visa kecuali ditentukan lain oleh Undang-Undang Keluar dan Masuk. Ada 4 empat kategori visa yaitu: visa diplomatik; visa courtesy dikeluarkan bagi orang asing yang menerima perlakuan khusus karena status khusus mereka; visa dinas dikeluarkan untuk orang asing memasuki RRT untuk alasan dinas resmi; dan visa biasa. Dewan Negara diberi wewenang oleh Undang-Undang Keluar-Masuk RRT merumuskan aturan secara rinci untuk visa biasa. Sedangkan untuk visa diplomatik, visa courtesy, dan visa dinas menjadi kewenangan Departemen Luar Negeri. Sementara untuk visa biasa, sesuai ketentuan yang berlaku saat ini, ada 8 delapan jenis yang dikeluarkan sesuai dengan tujuan kunjungan, yaitu: 358 | Po tre t Imig ra si Ne g a ra Sa ha b a t  Visa D: yaitu visa yang dikeluarkan untuk penduduk yang tinggal tetap;  Visa Z: visa kerja, dikeluarkan untuk pekerja asing dan anggota keluarga mereka;  Visa X: visa pelajar, diberikan kepada pelajar dan orang lain yang datang ke RRT untuk pelatihan atau magang selama 6 enam bulan atau lebih;  Visa F: dikeluarkan untuk orang diundang untuk datang ke RRT untuk memberikan ceramah atau untuk kunjungan resmi; bisnis, ilmu pengetahuan, teknologi, atau pertukaran budaya, atau studi jangka pendek atau magang yang berlangsung kurang dari 6 enam bulan;  Visa L : dikeluarkan untuk orang yang memasuki RRT untuk tujuan pariwisata, untuk mengunjungi kerabat, atau untuk keperluan pribadi lainnya;  Visa G: visa transit;  Visa C: dikeluarkan untuk awak yang menjalankan tugas di kereta internasional atau pesawat terbang, dan anggota keluarga mereka; dan  Visa J: dikeluarkan kepada wartawan. Po tre t Imig ra si Ne g a ra Sa ha b a t | 359 Immigration Department of the Hong Kong SAR o le h: A nd ry Ind ra d y Konsul Imigrasi KJRI Hong Kong SAR Macao SAR Sebelum membahas lebih jauh tentang birokrasi keimigrasian di Hong Kong, kiranya perlu dilakukan pembahasan sekilas tentang karakter-karakter sistem pemerintahan dan hukum di Hong Kong yang menjadi payung besar eksistensi birokrasi keimigrasian di Hong Kong. Hong Kong, sebuah wilayah kota otonom ”city state” administration sebagai salah satu ”hub” keuangan dan perdagangan dunia mewarisi sistem pemerintahan dan hukum dari Kerajaan Inggris yang merupakan bagian dari koloni Kerajaan tersebut yang telah memegang kedaulatan 360 | Po tre t Imig ra si Ne g a ra Sa ha b a t secara efektif de jure mulai dari tahun 1842 1 sampai dengan 1997 setelah Tiongkok mengalami kekalahan dalam perang opium melawan Kerajaan Inggris antara tahun 1839-1842 dan tahun 1856-1860. Selama kurun waktu kolonialisasi, Inggris sebagai penguasa atas wilayah Hong Kong telah menerapkan struktur pemerintahan yang sesuai dengan kepentingannya pada saat itu, yaitu dengan prinsip sentralisasi dan birokrasi yang ”minimal”, akuntabel serta apolitis netral. Lebih lanjut, Inggris menerapkan organisasi birokrasi yang sangat berpijak kepada garis komando hierarki baik dari sisi pembuatan kebijakan policy making maupun implementasi kebijakannya policy implementation. Melalui penerapan asas pemerintahan tersebut, diharapkan terjadi situasi politik yang stabil yang pro kepada kepentingan pemerintahan kolonial Inggris 2 . Misi utama dari pemerintahan kolonial adalah mem- pertahankan kekuasaan melalui penegakan aturan hukum positif rule of law serta semaksimal mungkin meningkatkan surplus ekonomi melalui konsep kapitalisme. Pemerintahan 1 Pulau Hong Kong sebenarnya disewakan secara penuh dari Kaisar Tiongkok dinasti Qing kepada Kerajaan Inggris pada tahun 1841 melalui Perjanjian ”Chuenpi” yang ditandatangani pada tanggal 20 January 1841. Namun dikarenakan masih terdapat perselisihan antara keduanya, maka perjanjian tersebut telah disempurnakan melalui perjanjian ”Nanking” pada tahun 1842 yang akhirnya secara histroris dijadikan awal mula berkuasanya Kerajaan Inggris di Hong Kong. 2 Wai-man, Lam, Lui, Luen-tim Wong, Wilson Eds, Contemporary Hong Kong Government and Politics 2nd Edition 2012, Hong Kong: Hong Kong University Press Po tre t Imig ra si Ne g a ra Sa ha b a t | 361 ”minimal” diharapkan menciptakan pajak yang rendah dengan mendorong ekonomi pasar market economy untuk berperan aktif dalam menjaga keseimbangan antara supply dan demand dalam ruang kegiatan perekonomian, sehingga sistem pemerintahan di Hong Kong menganut pola kebijakan ”big market, small government” pemerintahan yang kecil, namun pasar yang besar. Sistem hukum di Hong Kong, sejak diambil alih oleh Inggris juga mengikuti sistem hukum ”common law”. Aturan- aturan yang dibuat pada saat itu juga mengikuti standar- standar yang diterapkan di Inggris, seperti asas prosedural pro forma, asas ”due process of law” serta jaminan pemberian hak-hak dasar kepada penduduk Hong Kong human rights values yang diimplementasikan dalam seluruh sendi- sendi penyelengggaran pemerintahan. Sehingga, dengan demikian, apapun hasil keputusan pejabat publik civil service dapat dilakukan pengujian appeal on the merits melalui lembaga independen yang dibentuk pemerintah maupun oleh pengadilan judicial review. Sistem hukum ”common law” juga mengenal adanya fungsi keputusan hakim ”jurisprudence” sebagai sumber hukum yang dapat digunakan di dalam kasus-kasus lain, sehingga hakim yang mengadili dapat menggunakan ”jurisprudence” sebagai acuan pembuatan keputusan decree dalam suatu persidangan di Hong Kong. Sejak penyerahan kedaulatan dari Inggris kepada Tiongkok pada tahun 1997, sistem pemerintahan di Hong Kong tidak jauh berbeda dengan sebelumnya. Konsentrasi kewenangan terpusat sentralistis yang dimiliki eksekutif 362 | Po tre t Imig ra si Ne g a ra Sa ha b a t yang sangat dominan di dalam pembuatan dan implementasi kebijakan di Hong Kong. Hal yang menarik untuk disimak adalah sebelum dilakukannya serah terima kedaulatan dari Tiongkok kepada Inggris, kedua belah pihak telah bernegosiasi terhadap masa depan Hong Kong. Inggris tetap menginginkan agar nilai- nilai yang telah dibangun tetap dipertahankan, yang juga meliputi sistem pemerintahannya, namun Beijing juga tetap menolak. Setelah proses perdebatan panjang yang dimulai dari tahun 1984, akhirnya pada tahun 1990, Beijing memberikan proposal yang dianggap kompromistis kepada Inggris yang akhirnya disetujui yang tertuang di dalam ”the Hong Kong Basic Law” dengan pemberian status Hong Kong sebagai Daerah Administratif Khusus Special Administrative Region SAR yang mirip dengan konsep Otonomi Khusus Otsus yang diberikan Tiongkok kepada Hong Kong untuk mengatur hal ihwal di wilayahnya kecuali masalah pertahanan dan hubungan luar negeri yang tetap merupakan domain Beijing 3 . Dalam hal ini, pada saat penyerahan kedaulatan kekuasaan di tahun 1997, isu paling mendasar yang menjadi releksi dari eksistensi sebuah entitas yang bernama Hong Kong ”SAR” adalah adalah proposal Beijing untuk memberlakukan pola ”One Country Two Systems”, yaitu sebuah sistem yang nantinya akan dijalankan ketika penyerahan kedaulatan antara Tiongkok dan Inggris dilakukan di mana Tiongkok 3 Gittings, Danny, the Introduction to the Hong Kong Basic Law 2010, Hong Kong University Press Po tre t Imig ra si Ne g a ra Sa ha b a t | 363 akan memberikan kurun waktu 50 tahun sejak tahun 1997 kepada Hong Kong untuk mempersiapkan proses integrasi secara penuh ke Tiongkok 4 . Dalam hal ini, ”One Country Two Systems” merupakan jembatan bridging antara keadaan ”status quo” Hong Kong saat ini dengan keadaan yang diinginkan oleh Beijing nantinya. Dalam kurun waktu tersebut, pemerintah Hong Kong diberikan kesempatan oleh Beijing untuk tetap memberlakukan tatanan sistem hukum maupun pemerintahan yang sesuai dengan spirit yang ditanamkan oleh pemerintah Inggris pada zaman kolonialisme. Dengan ketentuan yang diatur melalui ”the Basic Law”, Hong Kong memiliki sistem pemerintahan arms of government yang terdiri dari elemen Eksekutif Executive CouncilExCo, Legislatif Legislative CouncilLegCo dan Yudikatif Courts. Secara umum, ketiga lembaga tersebut berdiri secara independen dan dapat saling melakukan fungsi kontrol atau ”check and balance”. Meskipun pada kenyataannya, pihak Eksekutif memegang kekuasaan yang lebih dominan dibanding elemen lainnya yang menyebabkan sistem pemerintahan di Hong Kong disebut sebagai ”the Executive-Led System” 5 Pemerintahan yang didominasi oleh ”Eksekutif”, dimana 4 Ibid. 5 Pengamat bahkan menyebutkan bahwa kekuasaan seorang ”Chief Executive” sebagai Kepala Pemerintahan di Hong Kong SAR melebihi kewenangan domestik domestic power yang dimiliki oleh seorang Presiden Amerika Serikat maupun Kepala Pemerintahan di beberapa negara lainnya. 364 | Po tre t Imig ra si Ne g a ra Sa ha b a t ”ExCo” yang dipimpin oleh seorang ”Chief Executive CE” yang dibantu oleh para ”Secretary” yang juga merupakan anggota Parlemen Hong Kong LegCo dan para birokrat dibawahnya memegang kewenangan penuh terhadap pembuatan maupun implementasi kebijakan termasuk penunjukkan pejabat-pejabat senior strategis di pemerintahan tanpa harus ada persetujuan dari ”LegCo”, kecuali pengesahan produk hukum, penetapan nilai pajak dan penggunaan anggaran publik 6 . Hal lainnya yang terjadi sejak tahun 1997 adalah bentuk struktur-rangka skeleton pemerintahan minimal namun sangat berpengaruh dan independen dari intervensi politik, mengakibatkan Hong Kong dijuluki sebagai ”pure administrative state model” 7 . Dengan konstelasi yang sedemikian kuatnya, mengakibatkan posisi birokrat profesional civil service menjadi sangat dominan dalam pembuatan maupun implementasi kebijakan. Hal ini juga akhirnya mengakibatkan beberapa keputusan pejabat administrasi publik di Hong Kong dengan beberapa variannya terlihat dan terasa ”otoriter” dikarenakan penggunaan pendekatan ”Top Down Approach” serta prosesnya yang tertutup eksklusif 8 . 6 Scott, Ian, the Public Sector in Hong Kong, Government 2010, Hong Kong: Hong Kong University Press Pang-kwong, Li, Chapter 2 The Executive in Wai-man, Lam, Lui, Luen-tim Wong, Wilson Eds, Contemporary Hong Kong Government and Politics 2nd Edition 2012, Hong Kong: Hong Kong University Press. 7 Loc.cit 8 Wong, Wilson, Chapter 5 The Civil Service in Wai-man, Lam, Lui, Luen- tim Wong, Wilson Eds, Contemporary Hong Kong Government and Po tre t Imig ra si Ne g a ra Sa ha b a t | 365 Berkaitan dengan salah satu unsur kewenangan yang dipertahankan selama masa transisi tersebut adalah kewenangan dalam hal-ihwal keimigrasian. POLITIK BIROKRASI KEIMIGRASIAN DI HONG KONG Sejak diambil alih oleh Inggris pada tahun 1842, Hong Kong merupakan tempat ”melting pot”, yaitu pertemuan antara berbagai suku bangsa, terutama pendatang dari Tiongkok daratan Mainland China dan juga bangsa-bangsa pendatang dari Eropa dan Asia lainnya. Sejak dikuasai oleh Inggris, sistem keimigrasian yang dibangun adalah berlandaskan ”open door policy” yaitu dengan memberikan keleluasaan kepada beberapa kategori jalur masuk migration mainstream seperti: investor, pekerja yang memiliki skill, penyatuan keluarga dan tentunya jalur-jalur lainnya yang digunakan Inggris untuk mempertahankan kekuasaan di Hong Kong 9 . Namun, seiring dengan berkembangnya Hong Kong menjadi ”hub”, pusat keuangan dan perdagangan dunia yang pada dasawarsa 1970’an maka dengan sendirinya ketentuan keimigrasian mulai bergeser menjadi ”selective immigration policy” terutama untuk membendung arus pendatang dari Tiongkok daratan yang jumlahnya makin lama makin besar yang disebabkan oleh ”pull factors”, faktor penarik Hong Kong Politics 2nd Edition 2012, Hong Kong: Hong Kong University Press. 9 Chan, Johannes Bart, Rwezaura Eds, Immigration Law in Hong Kong, An Interdisciplinary Study 2004, Thomson Sweet Maxwell Asia 366 | Po tre t Imig ra si Ne g a ra Sa ha b a t yang tersedia lapangan pekerjaan dan tingkat pendapatan yang sangat tinggi economic boom dan di sisi lain ”push factors” faktor pendorong di Tiongkok daratan di mana lapangan pekerjaan belum memadai dan peranan negara yang sangat dominan sosialis dibanding udara liberalisme yang dapat dihirup bebas di Hong Kong mendorong orang- orang dari Tiongkok daratan pergi ke Hong Kong. Khusus dari kacamata birokrasi keimigrasian di Hong Kong, terdapat beberapa catatan khusus yang dapat dibahas sebagai berikut. Secara organisatoris, Departemen Imigrasi the Department of Immigration bertanggung jawab terhadap masalah keimigrasian, kewarganegaraan dan juga registrasi catatan kependudukan di Hong Kong. Dalam hal ini, Departemen Imigrasi Hong Kong dipimpin oleh seorang Kepala yang disebut sebagai ”Director of Immigration” setara dengan jabatan Direktur Jenderal yang bertanggung jawab langsung kepada Kepala Biro Keamanan Security Bureau – setara dengan jabatan Menteri yang juga membawahi Departemen Kepolisian, Departemen Bea dan Cukai, Departemen Kepenjaraan serta Departemen Pemadam Kebakaran. Sebagai institusi yang bertanggung jawab langsung kepada ”Chief Executive of Hong Kong”, Biro Keamanan mengendalikan kebijakan secara sentralistis serta berbasis ”task oriented” atau berorientasi ke sasaran misi spesialis serta memiliki kultur budaya organisasi yang sangat kental dengan jenjang hirarki garis komando seperti di lingkungan militer mekanistik dan oleh karena itu setiap instansi yang berada di bawah biro ini termasuk Po tre t Imig ra si Ne g a ra Sa ha b a t | 367 Departemen Imigrasi memiliki persamaan kultur organisasi dimaksud. Dengan budaya kerja yang berbasis ”task oriented” maka setiap pejabat di lingkungan organisasi tersebut akan berkerja hanya berfokus kepada sasaran misi yang diberikan kepadanya, sehingga tidak akan melihat, atau beririsan dengan bidang di luar misinya tersebut atau yang lazim dikenal dengan birokrasi sektoral yang terkotak-kotak 10 . Lebih lanjut, karakteristik khusus birokrasi keimigrasian di Hong Kong adalah adanya dualisme sistem administrasi keimigrasian dan kependudukan. Sebagaimana diketahui, Hong Kong tidak mengenal konsep ”kewarganegaraan” seperti halnya bentuk negara bangsa nation state pada umumnya. Hal ini sangatlah dimaklumi karena Hong Kong pada dasarnya juga bukan merupakan sebuah entitas ”nation state” melainkan sebuah daerah otonomi khusus yang induknya berada di tangan Republik Rakyat Tiongkok. Namun yang unik, Hong Kong memiliki kewenangan untuk mengatur kontrol keimigrasian di perbatasan perbatasan darat dengan Tiongkok, perbatasan laut dengan Macao dan perbatasan udara, penerbitan dokumen perjalanan yang diakui sebagai identitas resmi, serta kewenangan menerbitkan Kartu Identitas Hong Kong Hong Kong ID yang berfungsi sebagai identitas status keimigrasian seseorang di Hong Kong. Hal ini sejalan dengan konsep ”One Country Two Systems” di mana pemerintah Hong Kong, yang dalam hal ini adalah Departemen Imigrasi Hong Kong diberikan kewenangan atas 10 Ibid. 368 | Po tre t Imig ra si Ne g a ra Sa ha b a t nama pemerintah Tiongkok untuk melaksanakan fungsi– fungsi keimigrasian dimaksud khusus hanya di wilayah Hong Kong SAR. Untuk memahami sistem kependudukan di Hong Kong, kiranya perlu diketahui beberapa komponen penting di dalamnya. Dikarenakan Hong Kong tidak memiliki konsep kewarganegaraan, maka berdasarkan ”the Basic Law” pemerintah Hong Kong memiliki yang disebut sebagai status ”the right of abode” atau dapat disetarakan sebagai penduduk yang tinggal menetap di Hong Kong dengan izin yang disebut ”Hong Kong Permanent Resident HKPR” atau dapat disetarakan dengan status Izin Tinggal Tetap ITAP di Indonesia. Konsep ”right of abode” ini dikeluarkan pada tahun 1987 melalui ”the Immigration Ordinance 1987” yang terdiri dari 3 tiga golongan yaitu: a. Warga negara Tiongkok yang lahir di Hong Kong baik sebelum maupun setelah didirikannya Hong Kong SAR pada saat penyerahan kedaulatan; b. Warga negara Tiongkok yang telah menetap di Hong Kong yang secara berturut-turut paling sedikit 7 tujuh tahun setelah atau sebelum penyerahan kedaulatan; c. Anak-anak yang lahir di luar Hong Kong dari subyek di poin a dan b tersebut di atas; d. Orang-orang di luar warga negara Tiongkok yang masuk ke Hong Kong dengan dokumen perjalanan yang sah dan telah menetap berturut-turut paling sedikit 7 tujuh tahun di Hong Kong dan telah mengajukan ”HKPR” sebelum atau sesudah penyerahan kedaulatan; Po tre t Imig ra si Ne g a ra Sa ha b a t | 369 e. Anak-anak dibawah umur 21 dua puluh satu tahun yang lahir di Hong Kong dari subyek huruf d di atas sebelum atau sesudah penyerahan kedaulatan; f. Orang-orang di luar subyek huruf a dan e yang pada saat sebelum penyerahan kedaulatan sudah mendapatkan ”right of abode” di Hong Kong. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sistem keimigrasian di Hong Kong akan berkiblat dari ketentuan ”right of abode” yang merupakan senyawa penting dari hukum keimigrasian Hong Kong yang diatur di dalam ”the Immigration Ordinance” yang setingkat dengan Undang-Undang di dalam hierarki perundang-undangan 11 . Dianggap menarik ketika sebuah sistem yang tidak mengatur terkait dengan status kewarganegaraan sudah melakukan pembedaan siapa yang menjadi subyek ”penduduk”-nya resident dan siapa yang menjadi orang asing alien. Sekali lagi, ini adalah sebuah konsekuensi politik dari adanya penerapan ”One Country Two Systems” di Hong Kong yang berbasis kepada penerapan sistem kewarganegaraan tunggal Chinese namun pada saat yang sama memiliki status lain kepada warga negaranya yang memiliki status sebagai penduduk tetap the right of abode Hong Kong dan berhak untuk mendapatkan paspor Hong Kong SAR 12 . 11 Government of Hong Kong SAR, Immigration Ordinance version date 30 June 1997. 12 Prosedur untuk mendapatkan paspor Hong Kong SAR diatur di dalam ketentuan keimigrasian Hong Kong yang mengharuskan pemohon yang berkewarganegaraan Tiongkok Chinese tinggal secara berturut-turut selama 7 tujuh tahun di Hong Kong dan mencabut paspor Tiongkok- 370 | Po tre t Imig ra si Ne g a ra Sa ha b a t Dengan demikian di Hong Kong telah terjadi dualisme ketentuan keimigrasian dan kependudukan yang menjadi kamus utama dalam penentuan status keimigrasian, kependudukan bahkan sekaligus status kewarganegaraan seseorang yang sangat penting dalam dinamika sistem dan birokrasi keimigrasian di Hong Kong yang berjalan secara ko-eksis dengan sistem keimigrasian, kependudukan serta kewarganegaraan di Tiongkok. Karakteristik berikutnya adalah kewenangan diskresi yang sangat besar dan tidak terbatas dari pejabat Departemen Imigrasi Hong Kong. 13 Perlu diketahui bahwa berdasarkan aturan positif yang berlaku di Hong Kong yang mengatur tentang keimigrasian the Immigration Ordinance, setiap pejabat imigrasi Hong Kong memiliki kewenangan yang tidak terbatas dalam mengeluarkan sebuah diskresi dalam kasus-kasus keimigrasian. Yang lebih menarik, kewenangan tersebut tidak dapat diintervensi oleh hakim di pengadilan apabila terjadi persengketaan di kemudian hari sepanjang tidak terdapat unsur-unsur yang bertentangan dengan kepentingan publik public goodbad faith. nya. Selama menunggu waktu 7 tujuh tahun tersebut pemohon diberikan dokumen yang disebut sebagai ”Document of Identity DI” yang berfungsi sebagai dokumen perjalanan pemohon untuk maksud mendapatkan visa dari negara tujuan yang akan dikunjungi. Perlu diketahui ”DI” merupakan dokumen resmi yang juga menetapkan status kewarganegaraan seseorang di Hong Kong sebagai warga negara Tiongkok. 13 Kewenangan diskresi yang cukup signiikan merupakan salah satu ciri birokrasi keimigrasian di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat. Lihat misalnya Morris, Milton, Immigration: the Beleaguered Bureacracy 1985, New York: Brookings Institution. Po tre t Imig ra si Ne g a ra Sa ha b a t | 371 Dengan adanya struktur kewenangan yang sangat besar, secara terbuka di beberapa kasus telah terjadi gugatan kepada Departemen Imigrasi Hong Kong terhadap penggugat yang tidak puas terhadap diskresi pejabat imigrasi dimaksud. Mayoritas dari beberapa kasus tersebut akhirnya dimenangkan oleh Departemen Imigrasi yang disebabkan bukan karena kompetensi institusi dalam menangani kasus persengketaan dimaksud, namun lebih kepada tidak adanya keharusan dari Departemen Imigrasi untuk melakukan respon hak menjawab terhadap pertanyaan yang diajukan penggugat di pengadilan, sehingga memberikan ruang yang sempit bagi penggugat untuk melakukan klariikasi terhadap kasus yang dihadapinya 14 . Disamping memiliki karakteristik sebagai institusi yang ”powerful”, Departemen Imigrasi juga digambarkan sebagai birokrasi yang sangat tertutup exclusive. Hal ini dikarenakan oleh tidak adanya petunjuk yang jelas serta terukur terhadap pelaksanaan diskresi dari pejabat imigrasi Hong Kong. Setiap adanya tindakan keimigrasian terhadap warga negara asing misalnya dideportasi atau dituntut ke pengadilan tidak pernah dilaporkan notiikasi kekonsuleran kepada Perwakilan Negara Asing setempat untuk keperluan akses kekonsuleran. Dampak dari hal tersebut adalah kesulitan bagi Perwakilan Asing untuk melakukan upaya perlindungan terhadap warga negaranya yang tersangkut 14 Kasus-kasus keimigrasian yang dihadapi oleh penggugat biasanya seputar penolakan izin masuk, penyatuan keluarga, deportasi dan ”overstay”. 372 | Po tre t Imig ra si Ne g a ra Sa ha b a t kasus keimigrasian. Perlu disampaikan bahwa sifat ”eksklusiisme” dari Departemen Imigrasi menarik banyak perhatian dari kalangan luas namun dikarenakan adanya sistem ”pure administrative state” dalam pemerintahan Hong Kong, maka hal-hal tersebut diatas kurang menjadi perhatian yang serius dari Departemen Imigrasi Hong Kong. Beberapa fakta tersebut merupakan releksi dari diterapkannya sistem ”administrative state model” serta ”task oriented model” di mana kekuasaan eksekutif yang telah terbagi-bagi dalam beberapa kompartemen dan memiliki ego sektoral sangat siginiikan terlihat di dalam pelaksanaan fungsi keimigrasian di Hong Kong. Ditambah lagi, kekuasaan diskresi pejabat imigrasi yang sangat besar terse- but ditopang oleh ketentuan hukum positif yang menyebabkan be- berapa benturan dengan konsep universal hak asasi manusia dan yang lebih penting lagi perlindungan kekonsuleran terhadap warga negara asing yang tersangkut dengan kasus-kasus keimigrasian di wilayah Hong Kong, termasuk warga negara Indonesia yang may- oritas berstatus sebagai pembantu rumah tangga domestic helper. Po tre t Imig ra si Ne g a ra Sa ha b a t | 373 Sumber Daya Manusia Sampai dengan bulan Januari 2016, Departemen Imigrasi Hong Kong didukung oleh jumlah pegawai sebanyak 7.200 staf yang terdiri dari 5.656 pegawai tetap dan 1.544 pegawai dengan sistem kontrak. Departemen Imigrasi Hong Kong terdapat 2 dua jenis, yaitu ”Oficer Rank” sepadan dengan level ASN = administrator dan ”Front Line” sepadan dengan level ASN = pelaksana. Untuk pejabat ”Oficer Rank” administrator struktural direkrut melalui ”open bidding” dari sumber penerimaan pejabat internal dan dari luar dengan kriteria minimum ditetapkan oleh Departemen Imigrasi Hong Kong. Khusus untuk petugas ”front line” direkrut melalui proses seleksi terbuka dengan kriteria minimum yang ditetapkan oleh Departemen Imigrasi Hong Kong. Sebelum dapat bekerja sebagai petugas imigrasi diberikan pembekalan beberapa bulan secara bertahap berupa ”internship training” yang berisi mata pelajaran seperti: hukum keimigrasian Hong Kong, sistem pendaratan, ” passenger proiling” dan pengenalan terhadap lingkungan pekerjaan di lingkungan pekerjaan nantinya. Lebih lanjut, sistem penempatan para petugas ”front liner” ditetapkan dengan keahlian khusus sesuai dengan pelatihan dan minat masing-masing. Khusus untuk petugas pendaratan, pelatihan khusus dimaksud mencakup 3 tiga area utama, yaitu: pemeriksaan di airport air border, 374 | Po tre t Imig ra si Ne g a ra Sa ha b a t pemeriksaan di darat land border dan pemeriksaan laut sea border. Para petugas tersebut juga dapat mengajukan promosi ke level ”Oficer Rank” dengan mengikuti standar minimum yang ditetapkan oleh Departemen Imigrasi Hong Kong. Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Departemen Imigrasi Hong Kong SAR Jika dilihat dari struktur organisasi Departemen Imigrasi Hong Kong terlampir, maka ada 6 enam bidang tugas utama yang menjadi tugas dan fungsinya, yaitu:

1. Pemeriksaan Keimigrasian di Perbatasan Darat, Laut