Pemenuhan Standar Praktik Farmasi KomunitasApotek

24 0.00 3.57 0.00 14.29 28.57 50.00 3.57 50.000.000 10.000.000 ‐50.000 5.000.000 ‐10.000.000 3.000.000 ‐5.000.000 2.000.000 ‐3.000.000 1.000.000 ‐2.000.000 ≤ 1.000.000 Selanjutnya dari Gambar 4.10 dapat dilihat bahwa 53,57 apotek mempunyai omset rata-rata Rp. 2000.000,- atau kurang per hari. Diketahui bahwa pada indeks penjualan 1,15 titik impas apotik adalah Rp. 2.079.601,- per hari, maka apotek dengan omset Rp. 2.000.000,- per hari sulit diharapkan untuk dapat beroperasi sesuai standar Wiryanto, 2010. Gambar 4.10. Distribusi omset apotek per hari

4.3 Pemenuhan Standar Praktik Farmasi KomunitasApotek

Kriteria pemenuhan standar praktik farmasi komunitasapotek ditentukan berdasarkan poin kumulatif hasil penilaian terhadap 40 elemen kinerja yang terbagi ke dalam 5 aspek standar: aspek professionalisme terdiri dari 12 elemen kinerja, aspek manajerial terdiri dari 12 elemen kinerja, aspek dispensing terdiri dari 6 elemen kinerja, aspek asuhan kefarmasian terdiri dari 8 elemen kinerja, dan aspek pelayanan kesehatan terdiri dari 2 elemen kinerja. Gambar 4.11 dan 4.12 adalah gambaran Tabel 4.1 dan 4.2 dalam bentuk gambar jaring laba-laba spider web, garis warna merah merupakan poin pemenuhan terhadap aspek standar praktik hasil penilaian dan garis warna biru merupakan pemenuhan terhadap aspek standar praktik secara ideal. Tabel 4.1 merupakan rerata poin penilaian dan kriteria pemenuhan terhadap aspek standar Universitas Sumatera Utara 25 praktik farmasi komunitasapotek sebelum verifikasi sedangkan Tabel 4.2 merupakan rerata poin penilaian dan kriteria pemenuhan terhadap aspek standar praktik farmasi setelah verifikasi dilakukan.Setelah data dari responden selesai diverifikasi, ternyata ditemukan perbedaan, hal ini menunjukkan bahwa responden kurang memiliki sikap yang berani untuk mengakui bahwa masih banyak kekurangan dalam pemenuhan terhadap aspek standar praktik farmasi komunitasapotek di apotek yang mereka kelola. Tabel 4.1. Rerata poin penilaian dan kriteria pemenuhan terhadap aspek praktik farmasi komunitasapotek sebelum verifikasi Aspek Standar Rerata Poin Pemenuhan Aspek Standar Dalam Praktik Kriteria 1 Profesionalisme 2,28 2,29 Kurang 2 Manajerial 2,38 3 Dispensing 2,71 4 Asuhan Kefarmasian 2,08 5 Pelayanan Kesmas 2,04 Tabel 4.2. Rerata poin penilaian dan kriteria pemenuhan terhadap aspek standar praktik farmasi komunitasapotek setelah verifikasi Aspek Standar Rerata Poin Pemenuhan Aspek Standar Dalam Praktik Kriteria 1 Profesionalisme 1,56 1,51 Bawah Standar 2 Manajerial 2,41 3 Dispensing 1,07 4 Asuhan Kefarmasian 0,81 5 Pelayanan Kesmas 1,68 Universitas Sumatera Utara 26 1 2 3 4 1 2 3 4 5 IDEAL NILAI 1 2 3 4 1 2 3 4 5 IDEAL NILAI Gambar 4.11.Gambaran pemenuhan Gambar 4.12. Gambaran pemenuhan standar praktik farmasi standar praktik farmasi komunitas sebelum verifikasi komunitas setelah verifikasi Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa pemenuhan terhadap aspek standar praktik farmasi komunitasapotek menghasilkan rerata poin penilaian sebesar 1,51 atau termasuk dalam kriteria bawah standar. Ditinjau dari masing-masing aspek standar, ternyata aspek Asuhan Kefarmasian memiliki rerata poin paling rendah, menunjukkan bahwa aspek ini masih jarang dan belum dilakukan.Rendahnya poin Asuhan Kefarmasian juga mengindikasikan bahwa pelayanan kefarmasian masih cenderung berorientasi produk, belum bergeser ke orientasi pasien sebagaimana seharusnya. Para responden memberi skor yang relatif tinggi pada aktivitas yang berkaitan dengan manajemen apotek, hal ini mengindikasikan bahwa mereka merasa relatif nyaman hanya dengan melakukan aktivitas manajemen saja dan tidak sepenuhnya meyakini bahwa aktivitas dispensing dan asuhan kefarmasian merupakan tanggungjawab para apoteker dan masih agak jauh dari konsep apoteker sebagai penyedia pelayanan kefarmasian berorientasi pasien. Tabel 4.3 adalah kriteria pemenuhan standar praktik farmasi komunitasapotek berdasarkan rerata poin kumulatif penilaian hasil pengisian kuesioner. Dapat dilihat bahwa pemenuhan standar praktik farmasi komunitasapotek hasil pengisian kuesioner menghasilkan rerata poin kumulatif penilaian sebesar 63,3 atau termasuk dalam kriteria bawah standar. Universitas Sumatera Utara 27 42.86 14.29 10.71 32.14 kurang bawah standar tidak layak sangat tidak layak Tabel 4.3.Rerata poin kumulatif dan kriteria pemenuhan standar praktik farmasi komunitasapotek Aspek Standar Rerata Poin Kumulatif Kriteria 1 Profesionalisme 20,29 63,3 Bawah Standar 2 Manajerial 27,79 3 Dispensing 5,36 4 Asuhan Kefarmasian 6,50 5 Pelayanan Kesmas 3,36 Selanjutnya Gambar 4.13 berikut adalah distribusi kriteria pemenuhan standar praktik farmasi komunitasapotek hasil pengisian 28 kuesioner di daerah Kabupaten Deli Serdang. Dapat kita lihat bahwa hanya ada 42,86 yang memiliki kriteria pemenuhan standar praktik kurang sedangkan selebihnya termasuk dalam kriteria bawah standar bahkan ada 32,14 yang termasuk dalam kriteria sangat tidak layak. Gambar 4.13. Distribusi kriteria pemenuhan standar praktik farmasi komunitasapotek Universitas Sumatera Utara 28 Untuk praktik farmasi komunitasapotek dengan semua kriteria mulai dari kurang hingga sangat tidak layak, dalam proses pembinaan dan pengawasan harus diberikan peringatan dan diberikan waktu untuk memperbaiki tingkat pemenuhan standar praktik. Apabila pada batas waktu yang ditentukan belum juga menunjukkan perbaikan, maka pemberi izin sarana atau dalam hal ini adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang sebaiknya mengeluarkan surat keputusan penghentian sementara kegiatan PSK sampai dengan pencabutan izin. Untuk proses pembinaan seperti ini hendaknya diumumkan secara terbuka melalui media massa agar diketahui publik sehingga memberikan efek patuh kepada apoteker-apoteker yang ada di Kabupaten Deli Serdang.

4.4 Hubungan Tingkat Pemenuhan Standar Praktik Kefarmasian dengan