Variabel dan Instrumen Penelitian

atau tujuan penelitian memperoleh data yang akurat.Dalam penelitian ini sampel yang diteliti adalah beberapa orang dewasa yang dipilih dari berbagai dusun yang ada di Desa Gari yang mengetahui tentang APBDesa. Langkah awal dalam penentuan sampel, terlebih dahulu peneliti menentukan jumlah sampel yang akan dipilih menjadi responden dengan menggunakan Rumus Frank Lynch. Dari hasil perhitungan rumus tersebut didapatkan jumlah sampel sebanyak 96 orang. Langkah selanjutnya memilih sampel yang tepat sesuai dengan penelitian dengan menggunakan teknik sampling geografik cluster judgmental sampling. Cara menggunakan teknik ini adalah dengan membagi sampel kedalam beberapa lokasi. Sampel diambil dari ke-sembilan dusun yang ada di Desa Gari yaitu, padukuhan Ngijorejo, Kalidadap, Jatirejo, Gatak, Gari, Gelung, Tegalrejo, Ngelorejo, dan Gondangrejo. Peneliti hanya memilih warga yang tahu tentang APBDesa, dengan cara meminta rekomendasi dari kepala dusun dan melihat daftar warga yang terlibat dalam kelembagaan di Desa Gari yang ada di kelurahan.

F. Variabel dan Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono 2012 variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulan. Peneliti mengembangkan kuesioner dari penelitian yang dilakukan oleh Siburian, Erlina dan Rujiman 2014 . Penelitian tersebut meneliti tentang “Peranan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa dalam Pengembangan Wilayah Pedesaan di Kabupaten Serdang Bedagai”. Setiap kuesioner terdiri dari dua bagian yang harus dijawab oleh responden. Bagian pertama berisi pertanyaan yang berhubungan dengan data demografi responden yang meliputi nama, usia, jenis pekerjaan, pengetahuan tentang APBDesa dan keterlibatan organisasi. Bagian kedua adalah pertanyaan yang berhubungan dengan perencanaan APBDesa, pemenuhan kebutuhan dasar, penguatan kelembagaan, peningkatan insfrastruktur pedesaan, dan pengembangan wilayah pedesaan kuesioner terlampir.Operasionalisasi variabel-variabel yang telah ditentukan, yaitu : 1. Perencanaan APBDesa Perencanaan pembangunan desa sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan daerah kabupaten yang harus disusun secara partisipatif oleh pemerintahan desa sesuai dengan kewenangannya dan wajib melibatkan lembaga kemasyarakatan desa. Dalam hal ini, peneliti ingin meneliti keterlibatan dan pengetahuan masyarakat dalam perencanaan APBDesa.Indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur perencanaan desa : a. Pengetahuan masyarakat tentang APBDesa setiap tahun yang dianggarkan oleh pemerintah desa. b. Partisipasi masyarakat dalam perencanaan penyusunan APBDesa. c. Kesesuaian penyusunan APBDesa dengan yang direncanakan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI d. Pengetahuan masyarakat tentang pembahasan APBDesaoleh kepala desa bersama BPD. 2. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Desa memiliki penyelanggara pemerintah desa yakni pemerintah desa kepala desa dan perangkatnya dan Badan Permusyawaratan Desa BPD dan LPMD. Masing-masing memiliki kedudukan, tugas dan fungsinya dalam konstruksi penyelenggaraan pemerintah desa yaitu kedudukan lembaga desa mencerminkan peran yang akan diembannya dan tugas serta fungsinya yang merupakan derivasi atau uraian lebih lanjut dari kewenangan desa sehingga semua kewenangan desa dapat diselenggarakan secara efektif oleh lembaga tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat pendapat masyarakat apakah APBDesa berperan dalam pemenuhan kebutuhan dasar dan peningkatan mutu pelayanan desa. Indikator-indikator untuk mengukur pemenuhan kebutuhan dasar adalah sebagai berikut : a. Efektifitas pelaksanaan APBDesa dengan pelayanan yang diberikan pemerintah desa. b. Efisiensi pelaksanaan kegiatan. c. Peningkatan mutu pelayanan dengan adanya peningkatan sumber pendapatan desa. d. Alokasi belanja untuk operasional BPD telah memadahi 3. Penguatan Kelembagaan Secara umum, lembaga kemasyarakatan desa pada dasarnya berkedudukan di desa sebagai wadah partisipasi warga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI masyarakat dalam pengembangan ide dan kemampuanan untuk pendayagunaan segenap potensi dan swadaya gotong-royong. Lembaga kemasyarakatan merupakan mitra bagi pemerintah desa dalam pemberdayaan masyarakat dan pengelolaan pembangunan. Dalam penelitian ini, peneliti akan menelitipendapat masyarakat apakah APBDesa bereperan dalam mencukupi segala kebutuhan lembaga desa yaitu, LPMD, PKK, Karangtaruna, Posyandu, Paud, RT dan RW. Indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur penguatan kelembagaan adalah : a. Alokasi belanja untuk lembaga kemasyarakatan. b. Alokasi belanja untuk lembaga pemberdayaan masyarakat. c. Alokasi untuk biaya PKK. d. Alokasi belanja untuk biaya Posyandu. e. Alokasi belanja untuk biaya PAUD. f. Alokasi belanja untuk biaya Karangtaruna. 4. Peningkatan Infrastuktur Pedesaan Penyediaan saranaprasarana merupakan bagian terpenting dalam pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pembangunan. Peningkatan insfrastruktur pedesaan merupakan sarana yang paling dibutuhkan masyarakat dalam rangka mempermudah akses, peningkatan pendapatan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat desa.Peneliti akan meneliti pendapat masyarakat apakah APBDesa bereperan dalam peningkatan insfrastruktur pedesaan. Indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan insfrastruktur pedesaan adalah : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI a. Belanja untuk peningkatan saranaprasarana kantor desa. b. Belanja untuk peningkatan saranaprasaraba pertemuan balai desa. c. Belanja untuk peningkatan prasaran jalan. d. Belanja untuk peningkatan prasarana pemukiman. 5. Pengembangan Wilayah Pedesaan Pengembangan wilayah adalah membangun masyarakat sesuai potensi dan prioritas yang terdapat di daerah tersebut. Pengembangan wilayah pedesaandapat digambarkan dari kualitas hidup, masyarakat, kesejahteraan masyarakat, peningkatan sosial ekonomi masyarakat, perbaikan lingkungan pemukiman, pemanfaatan wilayah pedesaan dan peningkatan sumber daya masyarakat desa. Peneliti akan meneliti pendapat masyarakat apakah APBDesa bereperan pengembangan wilayah pedesaan. Indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur pengembangan wilayah pedesaan adalah: a. Pengembangan kualitas hidup masyarakat. b. Peningkatan kesejahteraan masyarakat desa. c. Peningkatan ekonomi masyarakat desa. d. Perbaikan terhadap lingkungan pemukiman penduduk. e. Pengembangan wilayah pedesaan.

G. Skala Pengukuran Data