1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Desa sebagai pemerintahan yang langsung bersentuhan dengan masyarakat menjadi fokus utama dalam pembangunan pemerintah.Hal ini
dikarenakan sebagian besar wilayah Indonesia ada di pedesaan. Desa didudukkan sebagai organ negara dalam tataran paling bawah. Melalui desa ini
masyarakat setempat mengatur dan mengurus dirinya sendiri, termasuk melakukan pengelolaan konflik yang terjadi di dalam masyarakat desa.
Dalam suatu
organisasi, anggaran
memegang peran
yang penting.Anggaran merupakan suatu rencana keuangan yang disusun secara
sistematis dalam menunjang terlaksananya program kegiatan suatu organisasi. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa APBDesa merupakan penjabaran
kebutuhan daerah dalam membangun desa sebagaimana diatur dalam PermendagriNomor 113 Tahun 2015 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Desa. Pemanfaatan Alokasi Dana Desa ADD sebagaimana termuat dalam APBD perlu ditindaklanjuti oleh pemerintah desa dan dibantu oleh potensi dan
swadaya desa setempat. Alokasi Dana Desa ADD adalah dana yang cukup signifikan bagi desa untuk menunjang program-program desa.
Pelaksanaan APBDesa memiliki peran penting dalam mensukseskan pembangunan daerah. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa APBDesa
dapat menjadi cerminan kinerja dan kemampuan pemerintah desa dalam membiayai
dan mengelola
penyelenggaraan pemerintah
dan pelaksanaanpembangunan di desa. Pada kenyataannya banyak ditemukan
keluhan masyarakat yang berkaitan dengan pengalokasian anggaran yang tidak sesuai dengan kebutuhan skala prioritas, serta kurang mencerminkan aspek
ekonomi, efisiensi, dan efektivitas Mardiasmo: 2009. Desa Gari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul.
Seiring berjalannya waktu Desa Gari mulai sedikit demi sedikit membenahi insfrastruktur yang dibutuhkan oleh desa. Namun yang telihat hanyalah
perbaikan jalan saja, itupun tidak menyeluruh ke setiap pelosok desa. Fasilitas dan sarana pra sarana belum lengkap dan belum sesuai dengan harapan
masyarakat. Fenomena permasalahan lain yang nampak yaitu kemampuan manejerial aparat desa dalam mengelola keuangan yang masih kurang,
transparansi dalam pengelolaan keuangan desa belum sepenuhnya nampak terlihat, masih ada simpang siur dalam penggunaan anggaran, partisispasi atau
keterlibatan masyarakat dalam proses mengawasi dan memberikan masukan yang konstruktif terhadap perbaikan pengelolaan keuangan desa belum
sepenuhnya maksimal. Menurut Permendagri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Desa bahwa keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa
uang dan barang yang berhubungan dengan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban.Penyelenggaraan tugas-tugas pemerintah desa dalam rangka
memberikan pelayanan kepada masyarakat, pemberdayaan masyarakat dan pengelolaan pembangunan desa memerlukan dukungan dana yang memadai,
pemerintah desa dapat dilaksanakan secara efektif. Tanpa memiliki dukungan dana yang memadai, pemerintah desa tidak akan mampu membiayai program-
program pembangunan desa tidak hanya mengandalkan partisipasi masyarakat, namun juga membutuhkan sumber daya lainnya yang tidak tersedia di desa
yang harus dibiayai dari anggaran pemerintah desa.
B. Rumusan Masalah