d. Pengaruh-pengaruh lingkungan sosial yang temporer
1 Ada bagian-bagian dalam urutan belajar yang belum dipahami
Murid akan terdorong mempelajari hal baru, jika telah memiliki bekal yang merupakan prasyarat bagi pelajaran itu. Apabila guru
mengabaikan hal ini bisa menimbulkan kesulitan belajar murid dan murid akan frustasi terutama mereka yang mengalami
kesulitan dalam menguasai materi pelajaran. 2
Kurang adanya motivasi Adanya motivasi akan dapat mendorong belajar sebaliknya
kurang adanya motivasi akan memperlemah semangat belajar. Motivasi belajar ini sangat erat hubungannya dengan adanya
suatu kebutuhan. Melihat faktor-faktor penyebab yang dikemukakan oleh Entang dan
Koestoer maka peneliti memilih untuk menggunakan faktor-faktor penyebab menurut Koestoer. Hal ini dikarenakan faktor-faktor
penyebab yang dikemukakan oleh Koestoer lebih spesifik.
C. Operasi Bentuk Aljabar
1. Istilah-istilah dalam bentuk aljabar
a. Variabel
Variabel adalah lambang pengganti suatu bilangan yang belum diketahui nilainya dengan jelas. Variabel disebut juga peubah.
Variabel biasanya dilambangkan dengan huruf kecil , , , … .
b. Konstanta
Suku dari suatu bentuk aljabar yang berupa bilangan dan tidak memuat variabel disebut konstanta.
c. Koefisien
Koefisien pada bentuk aljabar adalah faktor konstanta dari suatu suku pada bentuk aljabar.
d. Suku
Suku adalah variabel beserta koefisiennya atau konstanta pada bentuk aljabar yang dipisahkan oleh operasi jumlah atau selisih.
1 Suku satu adalah bentuk aljabar yang tidak dihubungkan oleh
operasi jumlah atau selisih. Contoh: ,
, − 2
Suku dua adalah bentuk aljabar yang dihubungkan oleh satu operasi jumlah atau selisih. Contoh:
+ , + ,
, −
3 Suku tiga adalah bentuk aljabar yang dihubungkan oleh dua
operasi jumlah atau selisih. Contoh: +
− , +
−
Bentuk aljabar yang mempunyai lebih dari dua suku disebut suku banyak atau polinom.
2. Operasi penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar
Menurut Marsigit 2009, operasi penjumlahan dan pengurangan bentuk-bentuk aljabar dapat dilakukan pada suku-suku sejenis. Cara
untuk melakukan penjumlahan dan pengurangan adalah sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Kelompokkan suku-suku sejenisnya terlebih dahulu,
b. Jumlahkan atau kurangkan suku-suku sejenis tersebut sehingga
diperoleh hasil penjumlahan atau pengurangan. Dalam sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan atau
perkalian terhadap pengurangan berlaku sifat-sifat berikut ini a.
+ =
+ atau + =
+ b.
− =
− atau − =
− 3.
Operasi perkalian bentuk aljabar Menurut Marsigit 2009, dalam sifat distributif perkalian terhadap
penjumlahan atau perkalian terhadap pengurangan berlaku sifat-sifat berikut ini:
a. +
= + atau +
= +
b. −
= − atau −
= −
Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan seperti yang di atas dapat diperluas menjadi
+ +
, dan diperoleh:
+ + = +
+ + =
+ +
+ =
+ + +
4. Pembagian bentuk aljabar
Menurut Marsigit 2009, pembagian bentuk aljabar dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu:
a. Pembagian dengan suku tunggal
Pembagian dengan suku tunggal adalah pembagian bentuk aljabar dengan bentuk aljabar suku satu. Pada pembagian bentuk aljabar
suku tunggal, dikenal dua istilah, yaitu pembagian suku sejenis dan pembagian dengan suku tidak sejenis. Contoh pembagian dengan
suku sejenis, misalnya ∶ , sedangkan contoh pembagian dengan
suku tidak sejenis, misalnya + .
b. Pembagian dengan suku banyak
Pembagian dengan suku banyak adalah pembagian bentuk aljabar dengan bentuk aljabar suku dua atau lebih. Contohnya:
� − � − ∶ � + ,
− ∶
− . 5.
Perpangkatan bentuk aljabar Menurut Marsigit 2009, perpangkatan diartikan bentuk perkalian
berulang suatu bilangan.
�
dapat dijabarkan seperti berikut:
�
= × × × … × � ����
Misalnya, =
× = . Bentuk merupakan contoh bentuk
perpangkatan aljabar suku satu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Operasi pecahan bentuk aljabar
a. Penjumlahan dan pengurangan pecahan bentuk aljabar
Prinsip suatu penjumlahan dan pengurangan pecahan bentuk aljabar sama dengan penjumlahan dan pengurangan pecahan pada bilangan
bulat, yaitu dengan menyamakan penyebut dari masing-masing pecahan tersebut. Untuk
, , , ∊ � maka secara umum bentuk penjumlahan atau pengurangan pecahan bentuk aljabar dapat ditulis
sebagai berikut: + =
+
, ≠ dan + =
+
, ≠ , ≠ − =
−
, ≠ dan − =
−
, ≠ , ≠
b. Perkalian pecahan bentuk aljabar
Hasil kali pecahan bentuk aljabar akan menghasilkan sebuah pecahan yang pembilang dan penyebutnya dikalikan dengan
pecahan yang diberikan. Secara umum dapat dituliskan sebagai berikut:
Untuk , , , ∈ � berlaku × = ; , ≠
c. Pembagian pecahan bentuk aljabar
Membagi suatu bilangan dengan pecahan akan memberikan hasil yang sama jika bilangan itu dikalikan dengan kebalikan dari
pecahan. Hasil bagi pecahan bentuk aljabar akan menghasilkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebuah pecahan yang dibagi dikalikan dengan kebalikan dari pecahan pembagi yang diberikan. Secara umum dapat ditulis
sebagai berikut: Untuk
, , , dan ∈ � berlaku: ∶ = × =
; , ≠
dengan pecahan yang dibagi dan pecahan pembagi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
BAB III Metode Penelitian