23
memiliki tiga gaya interaksi: formal, mencari kesenangan dan figur yang jauh.
D. Dinamika Penerimaan Diri Pasien Pasca Mastektomi
Kondisi fisik dan psikis dari penderita kanker payudara yang melakukan mastektomi memberikan dampak yang negatif terhadap
perkembangan psikologisnya. Dalam menghadapi penyakit tersebut, setiap individu akan berespon dan mempunyai persepsi yang berbeda-beda
tergantung pada kepribadian dan ketahanan diri terhadap stres, konsep diri dan citra diri, serta penghayatan terhadap penyakit kanker tersebut. Respon
marah, karena merasa tidak beruntung sampai dengan menyalahkan orang lain di sekitarnya, menyesali nasibnya, bahkan menyalahkan Tuhan bisa saja
terjadi. Di lain pihak, banyak pula individu yang dapat menerima kenyataan bahwa mastektomi yang dialami sudah merupakan takdir yang walaupun
berbahaya dan mengubah penampilannya, namun tetap harus dihadapi dengan ikhlas sehingga tetap bertahan hidup dengan lebih nyaman.
Penerimaan diri bagi individu yang mengalami mastektomi tidak semudah membalikkan telapak tangan. Banyak faktor yang dapat
mempengaruhi terbentuknya penerimaan diri pada pasien pasca mastektomi, diantaranya yaitu kondisi lingkungan sosial dan keluarga, pendidikan dan
inteligensia, kesempatan untuk mengembangkan aspirasi dan lama waktu mengalami kecacatan atau operasi. Selain faktor itu, terdapat faktor pokok
yang menjadi dasar pembentuk penerimaan diri pasien pasca mastektomi yaitu kekuatan dari dalam diri sendiri untuk menerima keadaan fisiknya yaitu
24
mempunyai pengetahuan tentang kondisi fisik diri sendiri, mempunyai pemahaman yang realistis tentang kemampuan diri, dan puas terhadap diri
sendiri. Individu yang berada dalam kondisi ini, secara sadar tahu akan kelemahan dirinya, dan tidak mengeluh serta mencela sehingga dapat
dikatakan memiliki penerimaan diri yang baik, artinya mereka dengan ik hlas menerima kondisi yang dihadapi dan dapat menjalani hidup dengan lebih baik
kedepannya.
Pasien kanker payudara
Mastektomi
Akibat Mastektomi - Guncangan psikologis marah, menyalahkan
orang lain, menyesali nasib, menyalahkan Tuhan - Ikhlas dan nyaman bertahan hidup
- Umur - Pendidikan
Penerimaan diri - Pekerjaan pasien
- Pengetahuan ttg kondisi fisik - Status
- Pemahaman ttg kemampuan diri - Lama operasi
- Kepuasan thd diri sendiri
Kategori PD sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, sangat tinggi
Gambar 2.1. Bagan Dinamika Penerimaan Diri
25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan jenis atau bentuk penelitian deskriptif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, dengan metode
survey. Menurut Singarimbun dan Effendi 1995, metode survei atau penelitian sampel adalah penilaian yang mengambil sampel dari populasi dan
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data utama.
B. Variabel Penelitian
Variabel dapat didefinisikan sebagai suatu gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati. Variabel sebagai atribut dari sekelompok orang atau
obyek yang mempunyai variasi antara satu dengan lainnya dalam kelompok tersebut Sugiyono, 2002. Pada penelitian ini, variabel yang akan diteliti
adalah: penerimaan diri.
C. Definisi Operasional
Definisi operasional penting untuk memudahkan dalam pengamatan, pengukuran, membatasi ruang lingkup permasalahan, memudahkan melihat
hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain dan memudahkan penyusunan instrumen atau alat ukur penelitian.
Penerimaan diri adalah suatu keadaan dimana individu memiliki keyakinan akan karakteristik dirinya, serta mampu dan mau untuk hidup
dengan keadaan tersebut, yang diukur dengan skala penerimaan diri yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI