Torsi Gy-4988 A4988 Stepper Motor Driver Module Kinematika

2.5. Torsi

Perhitungan Torsi bergantung pada panjangnya Link dari lengan robot dan berat bebannya.Torsi didefinisikan sebagai mengubah atau memutar kekuatan dan dihitung menggunakan rumus : L lengan Panjang   F Gaya Torsi  L F    2-1 Dimana F merupakan gaya berat W mxa F  2-2 g m W   2-3 Sehingga. L g m     2-4 Kecepatan tergantung pada model dan spesifikasi dari motor servo dan stepper. Semakin besar daya yang akan digunakan akan mampu mengangkat beban dengan cepat, kekuatan dari motor servo dan stepper juga mempengaruhi berat beban yang bisa diangkatnya. Semakin besar kekuatan servo dan stepper maka semakin besar juga berat beban yang dapat diangkat. Sehingga hasil dari perhitungan torsi akan membantu dalam pemilihan motor servo dan motor stepper yang nantinya akan digunakan [10]

2.6. Gy-4988 A4988 Stepper Motor Driver Module

Gambar 2.11. Modul Driver Motor Stepper PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gy-4988 A4988 Stepper Motor Driver Module seperti yang ditunjukan gambar 2.11. adalah modul penggerak yang digunakan untuk menggendalikan motor stepper mulai dari full step, half step, 14 step, 18 step, dan 116 step. Kapasitan output driver bisa sampai 35V dan 2A. Karena dapat melakukan hingga 116 step maka ketelitian setiap step makin bertambah. Driver ini memiliki internal sircuit protection meliputi thermal shutdown, undervoltage lockout UVLO dan crossover-current protection. Sehingga menambah keamanan pada driver motor stepper ini [11]

2.7. Kinematika

Fu, K. S.,R. C. Gonzales,C. S. G. Lee 1987. Robotics: Control, Sensing, Vision, and Intellegence, 1 st edition mengatakan bahwa “kinematika adalah ilmu tentang gerak tanpa memperhatikan penyebab salah satunya adalah gaya yang mempengaruhinya berhubungan dengan geometri dari gerakan. Dalam mengkaji kinematik perlu dilakukan deskripsi analisis dari penempatan posisi secara spasial dari lengan robot sebagai sebuah fungsi waktu. Secara garis besar, kinematika ini membahas tentang hubungan antara derajat kebebasan masing masing joint, posisi, serta orientasi dari end-effector pada lengan robot”. Pada kinematika terdapat dua dasar yaitu direct atau forward kinematics. Dan yang kedua adalah invers kinematik atau arm solution. Yang nantinya akan sering digunakan dalam perancangan lengan robot [12]. Karena Fokus utama inverse kinematik adalah bagaimana end-effector dapat mencapai posisi objek dengan dengan baik berdasarkan peletakan referensi koordinat frame yang sudah ditentukan [13]. Dengan menggunakan ilmu geometri dan hukum dari trigonometri maka permasalahan pada inverse kinematik dapat diselesaikan seperti pada gambar 2.12. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 2.12. Sudut Joint Untuk mencari өi bisa menggunakan ilmu geometri seperti dibawah ini 2 2 2 sin Pz Py Px Pz i     2-5 2 2 2 2 2 cos Pz Py Px Py Px i      2-6 cos sin tan 1 i i i      2-7 Dengan menggunakan pendekatan geometri dapat menyelesaikan permasalahan inverse kinematic. Dengan metode geometri dan memasukan area kerja dari lengan robot maka dapat dibuat permodelan joint dan link robot yang nantinya akan digunakan untuk bangun geometri sederhana seperti lingkaran. Tetapi untuk untuk struktur joint yang lebih kompleks maka tidak dapat menggunakan metode ini [13]. Dari buku Endra Pitowarno, 2006, Robotika Desain, Kontrol dan Kecerdasan Buatan mengatakan bahwa “analisis persamaan kinematik dapat diselesaikan dengan cara yang paling dasar yaitu menggunakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI persamaan trigonometri. Setiap komponen dalam koordinat X,Y,Z dinyatakan sebagai transformasi dari tiap - tiap komponen ruang sendi r,ө. Jari - jari r dalam persamaan sering ditulis sebagai panjang lengan atau link [1]. Endra Pitowarno dalam menganalisis permasalahan inverse kinematic menggunakan metode geometri. Karena pendekatan geometri dapat digunakan untuk analisis lengan robot satu sendi hingga tiga sendi Kinematik Lengan Robot Satu Sendi Gambar 2.13. Konfigurasi Lengan Robot Satu Sendi Persamaan inverse kinematic dari lengan robot satu sendi pada gambar diselesaikan dengan menentukan kedudukan ujung lengan Px,y dahulu sehingga besaran sudut ө dapat dihitung dengan cara [1] tan 1 x y    2-8 Kinematik Lengan Robot Dua Sendi. Gambar 2.14. Konfigurasi Lengan Robot Dua Sendi Inverse kinematic lengan robot dua sendi pada gambar dapat dijabarkan menggunakan hukum identitas trigonometri secara forward kinematic [1] cos cos 2 1 2 1 1       l l x 2-9 sin sin 2 1 2 1 1       l l y 2-10 Identitas trigonometri sin sin cos cos cos b a b a b a    2-11 cos sin cos sin sin a b b a b a    2-12 Persamaan 1 dan persamaan 2 dapat ditulis kembali sin sin cos cos cos 2 1 2 2 1 2 1 1      l l l x    2-13 sin cos cos sin sin 2 1 2 2 1 2 1 1      l l l y    2-14 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Dari persamaan diatas dapat dicari 2  dengan mengeluarkan 2 cos  dari kedua persamaan dengan operasi pangkat dua pada keduanya sehingga didapat [1] 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 cos         y x  2-15 Sehingga 2 cos 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2          y x  2-16 Lalu sudut 1  didapat dari, 2 2 2 2 2 cos sin tan l l l      dan x y   tan 2-17 Sedangkan a     1 2-18 Dengan menggunakan identitas trigonometri tan tan 1 tan tan tan b a b a b a     2-19 Didapatkan sin . cos sin . cos tan 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1      l y l l x l x l l y      2-20 Sehingga 1  dapat dihitung PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sin . cos sin . cos tan 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1      l y l l x l x l l y      2-21 Dengan penjabaran trigonometri maka persamaan dan merupakan persamaan dari inverse kinematics lengan robot dua sendi 3 2 1        2-22 Perhitungan Gir Reduksi Untuk memperringan dari kerja motor stepper kita bisa menggunakan berbagai macam cara, salahsatunya adalah dengan cara mereduksi beban dengan gir atau roda gigi, dimana dalam penggunaanya harus memiliki minimal dua buah roda gigi. Roda gigi yang pertama nantiya akan diletakan pada beban dan roda gigi kedua akan diletakan pada penggerak. Roda gigi yang menempel pada penggerak juga sering disebut driver gear atau gear pinion dan roda gigi yang terdapat pada beban juga sering disebut driven gear atau spur gear. perhitungan dari reduksi menggunakan dua buah roda gigi dapat dicari dengan cara Ratio Gear Gear Spur Gear Pinion  2-23 Artinya jika tanpa gir reduksi maka jika ingin memutar beban satu kali maka motor juga harus berputar satu kali dan itu membebani kerja motor karena torsi yang dibutuhkan juga besar. Akan tetapi jika menggunakan gir reduksi jika ingin memutar beban satu kali maka motor akan berputar lebih dari satu kali, tergantung dari ratio gear yang digunakan untuk mereduksi beban. Maka torsi yang dibutuhkan motor untuk memutar beban jauh lebih ringan daripada tanpa menggunakan gir reduksi 23 BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini menjelaskan mengenai perancangan prototype lengan robot dengan penggerak motor stepper dengan 4 DOF yang dikendalikan oleh mikrokontroler Arduino Uno R3 berdasarkan masukan dari visual basic. Perancangan sistem ini ada dua bagian, yaitu perangkat keras hardware dan perangkat lunak software . Perancangan pada bab ini dibagi menjadi dua bagian besar yaitu: 1. Perancangan Perangkat Keras - Perancangan Mekanik Lengan Robot