E. Pembuatan Membran Selulosa
Pada pembuatan membran selulosa, perlu adanya penambahan gula pasir dan urea sebagai nutrisi tambahan untuk kelangsungan hidup bakteri
Acetobacter xylinum
. Gula pasir sebagai sumber karbon, sedangkan urea sebagai sumber nitrogen. Sumber karbon digunakan bakteri untuk proses metabolism bakteri, dan
sumber nitrogen digunakan untuk proses metabolisme sel, karena merupakan penyusun protein Chawla
et al,
2009. Bakteri memerlukan sumber-sumber unsur hara seperti N, H, O dan C untuk menyusun lapisan selulosa.
Jalur biosintesis menurut Holmes 2004 yaitu meliputi fosforilasi glukosa menggunakan enzim glukokinase, isomerisasi glukosa-6-fosfat menjadi glukosa-
1-fosfat oleh enzim fosfoglukomutase, sintesis UDP-glukosa oleh enzim UDPG- pirofosforilase, dan sintesis selulosa oleh enzim selulosa sintase. Jalur biosintesis
dapat ditunjukkan melalui Gambar 13.
Gambar 13. Bagan biosintesis selulosa Czaja
et al
, 2006 Glukosa
Fruktosa Glukosa-6-fosfat
Glukosa-1-fosfat UDP-glukosa
Selulosa
Asam Fosfoglukonat
Fruktosa-1-fosfat Fruktosa-6-fosfat
Siklus TCA
Berdasarkan Gambar 13 tersebut tampak bahwa glukosa dan fruktosa diperlukan sebagai prekursor pembentukan selulosa sekaligus sebagai sumber
karbon bagi metabolism bakteri. Glukosa dan fruktosa merupakan hasil hidrolisis dari sukrosa seperti yang ditunjukkan Persamaan 6
C
12
H
22
O
11
+ 2H
2
O C
6
H
12
O
6
+ C
6
H
12
O
6
…………………..6
Peran dari penggunaan limbah ketela rambat adalah menyediakan sumber karbon yang didapat dari pati ketela rambat. Sumber karbon ini diperlukan bakteri
Acetobacter xylinum
untuk proses metabolisme. Sumber karbon akan masuk ke dalam sel dan digunakan bagi penyediaan energi yang dibutuhkan bakteri untuk
berkembang biak Hidayat, 2006. Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan membran selulosa adalah
kondisi lingkungan tumbuh dari bakteri
Acetobacter xylinum
. Dikarenakan bakteri ini hanya bisa tumbuh pada pH asam, dengan range pH 4-5. Untuk mendapatkan
pH 4-5 maka setelah ditambahkan bakteri perlu adanya pengecekan pH, bila belum mencapai pH 4-5, maka perlu ditambahkan asam asetat hingga mencapai
pH yang diinginkan. Bila kondisi lingkungan baik untuk pertumbuhan bakteri, maka bakteri akan dapat memetabolisme glukosa menjadi selulosa, sehingga
didapatkan membran selulosa, bila bakteri tidak tumbuh, maka tidak akan terbentuk membran, melainkan masih dalam bentuk cair.
Hal lainnya yang perlu diperhatikan adalah adanya oksigen. Bakteri
Acetobacter xylinum
ini merupakan bakteri aerob, sehingga memerlukan oksigen untuk melakukan proses metabolismenya. Oleh karena itu dalam membungkus
Glukosa Fruktosa
Sukrosa
nampan tidak boleh terlalu rapat, karena dikhawatirkan oksigen sukar masuk kedalam nampan.
Waktu fermentasi yang dilakukan adalah 7 hari, dikarenakan berdasarkan pengalaman, pada hari ketujuh, sudah terbentuk lapisan pelikel yang padat dan
tebal. Bila kurang dari tujuh hari, dimungkinkan belum terbentuk sempurna lapisan pelikelnya.
Gambar 14. Membran Selulosa Berdasarkan Gambar 14, terlihat bahwa membran selulosa bakteri yang
dihasilkan sebelum dikeringkan memiliki ciri-ciri secara makroskopis yaitu kenyal, kokoh, dan tebal, serta berwarna kuning kecoklatan.
Kadang kala dijumpai tidak didapatkannya lapisan pelikel setelah fermentasi selama 7 hari. Fenomena ini terjadi bisa dikarenakan adanya cemaran
mikroorganisme lain yang mengakibatkan adanya perebutan nutrisi antara bakteri
Acetobacter xylinum
dengan mikroorganisme lainnya. Bakteri
Acetobacter xylinum
akan kekurangan nutrisi sehingga sebelum 7 hari akan mengalami fase kematian. Bila bakteri
Acetobacter xylinum
tidak ada lagi, maka lapisan pelikel tidak dapat terbentuk. Kemungkinan lainnya adalah saat menuang bakteri ke
dalam nampan, larutan yang berada dalam nampan masih terlalu panas, sehingga ketika dituang, bakteri
Acetobacter xylinum
langsung mati.
F. Pembuatan Membran Selulosa+Gliserol+kitosan SGK