METODE PENELITIAN Pengaruh persepsi karyawan pada gaya kepemimpinan terhadap semangat kerja karyawan . Studi Kasus pada Kantor PT. PLN (Persero) area Kupang di Jl. Palapa n0.27 Kupang, NTT.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2016. 2. Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. PLN Persero Area Kupang D. Variabel penelitian Variabel variable adalah suatu simbol yang berisi suatu nilai. Variabel dikelompokkan menjadi variabel dependen dan variabel independen. Selain itu, variabel juga dikelompokkan menjadi variabel moderasi atau moderating variable, variabel mediasi atau mediating variable, dan variabel ekstrani atau extraneous variable Jogiyanto, 2010:65. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen yaitu presepsi karyawan pada gaya kepemimpinan, dan variabel dependen yaitu semangat kerja karyawan 1. Variabel Bebas Independent Variable Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lainnya variabel terikat. Variabel independen dalam penelitian ini adalah persepsi karyawan pada Gaya Kepemimpinan X. Indikator yang digunakan sebagai alat ukur gaya kepemimpinan adalah : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1. Gaya Kepemimpinan yang berorientasi pada tugas Adalah tingkat sejauh mana seorang pemimpin menentukan dan menstruktur perannya dan peran bawahan kearah tujuan formal Yukl, 1998. Item-item dari indikator gaya kepemimpinan yang berorientasikan tugas adalah : a. Menunjukkan hal-hal yang dapat menarik minat kerja b. Memberi tahu apa yag harus dikerjakan dan bagaimana mengerjakannnya Pengarahan c. Memberikan kritik bila pekerjaan salah satu atau jelek d. Mau bekerja sama dalam menyusun pekerjaan e. Memberikan instruksi yang jelas memberikan pengawasan pada saat bekerja 2. Variabel Terikat Dependent Variable Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Semangat Kerja Karyawan Y. Indikator yang digunakan adalah : 1. Presensi Presensi atau kehadiran karyawan dapat diukur melalui: a. Kehadiran pegawai di tempat kerja b. Ketepatan pegawai datangpulang kerja c. Kehadiran pegawai apabila mendapat undangan untuk mengikuti kegiatan atau acara dalam instansi 2. Disiplin Kerja Tingkat kedisiplinan kerja pegawai dapat diukur melalui: a. Kepatuhan pegawai terhadap peraturan dan tata tertib di instansi. b. Kepatuhan pegawai terhadap intruksi yang datang dari atasan. c. Bekerja sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. d. Memakai pakaian seragam sesuai dengan ketentuan yang berlaku. e. Menggunakan dan memelihara peralatan 3. Kerja sama Untuk mengukur tingkat kerjasama digunakan kriteria sebagai berikut: a. Kesadaran pegawai untuk bekerjasama dengan atasan, teman sejawat, maupun bawahannya. b. Adanya kemauan untuk membantu teman yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan pekerjaan. c. Adanya kemauan untuk memberi dan menerima kritik serta saran dari orang lain. d. Bagaimana tindakan seseorang apabila mengalami kesulitan dalam melaksanakan pekerjaannya. 4. Tanggung jawab Tingkat tanggung jawab seseorang dapat melalui: a. Dapat dituntut atau dipersoalkan. Kesanggupan dalam melaksanakan perintah dan kesanggupan dalam bekerja. b. Kemampuan menyelesaikan tugas dengan tepat dan benar. c. Melaksanakan tugas atau perintah yang diberikan dengan sebaikbaiknya. d. Mempunyai kesadaran bahwa pekerjaan yang diberikan bukan hanya untuk kepentingan instansi, tetapi juga untuk kepentingan dirinya sendiri 5. Produktivitas Kerja Tingkat produktivitas kerja pegawai dapat diukur melalui: a. Ketetapatan penggunaan waktu b. Out put hasil yang dicapai c. Faktor-faktor yang mempengaruhi semangat kerja E. Populasi dan sampel Populasi merupakan kumpulan elemen dimana kita menarik beberapa kesimpulan. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh karyawan bagian produksi di PT. PLN Persero Area Kupang yang berjumlah 56 orang. Sample yang digunakan merupakan karyawan yang berjumlah 45 orang. Dasar pengambilan sample seperti yang dikemukakan oleh arikunto 1993 yang menyatakan bahwa subjek yang kurang dari 100, lebih baik diambil semua. Selanjutnya jika subjeknya lebih dari 100 dapat diambil semua. Selanjutnya jika subjeknya lebih dari 100 dapat diambil 10 - 15 atau 20 - 25 atau lebih. Besarnya sampel yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah karyawan yang berjumlah 45 orang. F. Teknik Pegambilan Sampel Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan smpling purposive, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu Sugiyono 2007: 61. Pertimbangan yang digunakan dalam penentuan sampel adalah karyawan PT. PLN Persero Area Kupang G. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner Pengumpulan data sering tidak memerlukan kehadiran peneliti, namun cukup diwakili oleh daftar pertanyaaan kuesioner yang sudah disusun secara cermat terlebih dahulu. Kuesioner merupakan sebuah set pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian, dan tiap pertanyaan merupakan jawaban-jawaban yang mempunya makna dalam menguju hipotesis. Jenis skala: 1. Sangat Setuju SS : 5 2. Setuju S : 4 3. Kurang Setuju KS : 3 4. Tidak Setuju TS : 2 5. Sangat Tidak Setuju STS : 1 2. Observasi Observasi adalah suatu kegiatan meneliti secara langsung di lapangan tentang situasi yang terjadi dalam suatu perusahaan atau objek yang diteliti guna memastikan perusahaan atau objek layak untuk dilakukan penelitian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI H. Teknik Pengujian Instrumen Untuk menguji instrumen yang digunakan dalam penggalian data pada penelitian ini, maka perlu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas instrumen. 1. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu angket kuisioner. Uji validitas data dapat dilakukan dengan menghitung antara korelasi antar masing-masing menyatakan dengan skor total pengamatan Ghozali, 2002:45. Pengujian validitas menggunakan korelasi Pearson Product Moment. Djarwanto, 1993:273 Rumus korelasi berdasarkan Pearson Product Moment adalah sebagai berikut: Keterangan: r = Koefisien korelasi ∑xy = Jumlah perkalian variabel x dan y ∑x = Jumlah nilai variabel x ∑y = Jumlah nilai variabel y √ rxy n ∑xy – ∑x ∑y ∑x 2 = Jumlah pangkat dua nilai variabel x ∑y 2 = Jumlah pangkat dua nilai variabel y n = Banyaknya sampel Dalam uji validitas setiap item pertanyaan membandingkan r hitung dengan r tabel. a. r hitung ≥ r tabel degree of freedom maka instrumen dianggap valid. b. r hitung r tabel degree of freedom maka instrumen dianggap tidak valid drop, sehingga instrumen tidak dapat digunakan dalam penelitian. Menurut Sugiyono 2012: 178 kriteria atau syarat suatu item tersebut dinyatakan valid adalah bila korelasi tiap faktor tersebut bernilai positif dan besarnya 0.3 keatas. 2. Pengujian Reliabilitas Instrumen Definisi reliabilitas menurut Husein Umar 2000: 135 Reliabilitas adalah suatu angka indeks untuk menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur didalam mengukur gejala yang sama. Setiap alat ukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil yang konsisten. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Untuk melihat reliabilitas masing-masing instrumen yang digunakan, penulis mengemukakan koefisien cornbach’s alpha α dengan menggunakan fasilitas SPSS versi 20. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai cornbach’s alpha α lebih besar dari 0.6 yang di rumuskan: Keterangan : A = Koefisien reliabilitas K = Jumlah item reliabilitas r = Rata-rata korelasi antar item 1 = Bilangan konstanta Pemberian interpretasi terhadap reliabilitas variabel dapat dikatakan reabel jika koefisien variabelnya lebih dari 0.60 Nunnaly, 1967 dalam Imam Ghozali, 2007: 42 dan umumnya digunakan patokan sebagai berikut: a Reliabilitas uji coba ≥ 0.60 berarti hasil uji coba memiliki reliabilitas baik. A = K.r 1+K-1.r b Reliabilitas uji coba 0.60 berarti hasil uji coba memiliki reliabilitas kurang baik. I. Teknik Analisis Data 1. Analisis Deskripsi Teknik analisis deskripsi digunakan untuk menganalisis secara deskripsi variabel penelitian yang digunakan Teknik analisi deskripi menjadi dua tahap yaitu: a. Deskripsi Responden Analisis deskripsi responden digunakan untuk memisahkan atau mengelompokan responden agar diperoleh gambaran mengenai umur, jenis kelamin,pendidikan terakhir. Deskripsi responden dilakukan dalam frekuensi b. Deskripsi Variabel Deskripsi variable Untuk mengetahui apakah persepsi karyawan karyawan sangat baik atau sangat buruk terhadap semangat kerja, maka penulis akan menggunakan rentang skala pada kusioner tentang gaya kepemimpinan dan semangat kerja karyawan Dapat diketahui bobot nilai tertinggi adalah 5 dan bobot nilai terendah adalah 1. Jumlah kelas 5 sehingga interval dapat dihitung sebagai berikut : Interval = Interval = = 0,8 Dengan rentang skala 0,8 maka skor persepsi pada lingkungan kerja dikelompokkan sebagai berikut : 1 Skor variabel 1,00 sd 1,79 yang menunjukan persepsi karyawan pada Gaya kepemipinan sangat tidak baik. 2 Skor variabel 1,80 sd 2,59 yang menunjukan persepsi karyawan pada Gaya kepemipinan tidak baik. 3 Skor variabel 2,60 sd 3,39 yang menunjukan persepsi karyawan pada Gaya kepemipinan cukup baik. 4 Skor variabel 3,40 sd 4,19 yang menunjukan persepsi karyawan pada Gaya kepemipinan baik. 5 Skor variabel 4,20 sd 5,00 yang menunjukan persepsi karyawan pada Gaya kepemipinan sangat baik. Sementara itu dengan rentan skala yang sama sebesar 0,8 maka skor etos kerja karyawan dikelompokan sebagai berikut : 1 Skor variabel 1,00 sd 1,79 yang menunjukan semangat kerja karyawan sangat rendah. 2 Skor varibel 1,80 sd 2,59 yang menunjukan semangat kerja karyawan rendah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 Skor varibel 2,60 sd 3,39 yang menunjukan semangat kerja karyawan cukup. 4 Skor variabel 3,40 sd 4,19 yang menunjukan semangat kerja karyawan tinggi. 5 Skor variabel 4,20 sd 5,00 yang menunjukan semangat kerja karyawan sangat tinggi. 2. Analisis Regresi Linier Sederhana Analisis regresi merupakan suatu prosedur statistik untuk menganalisis hubungan asosiatif antara variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen Maholtra, 2005. Dalam penelitian ini digunakan regresi linier sederhana untuk melihat pengaruh variabel dependen satu demi satu terhadap variabel independen, dan juga selain itu digunakan untuk menjawab semua hipotesis penelitian. Regresi dilakukan terhadap nilai faktor skor regresi dari gaya kepemimpinan sebagai variabel bebas independent variable terhadap semangat kerja skor regresi dari pembelian impulsif sebagai variabel terikat dependent variable. Regresi linier sederhana memiliki persamaan seperti dibawah ini : Keterangan : Y = Variabel dependent X = Variabel independent α = Konstanta regresi ɓ = Slope atau kemiringan garis regresi Y = α + ɓX 3. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam modelregresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normaltidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati mendekati normal. Caranya adalah dengan melihat gambar Normal Probability Plot. Data dapat dikatakan normal jika titik data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Selain itu normalitas juga dapat dilihat dengan menggunakan kurva histogram. Data dapat dikatakan normal jika bentuk kurva memiliki kemiringan yang cenderung imbang, baik pada sisi kiri maupun sisi kanan, dan kurva bebentuk menyerupai lonceng yang hampir sempurna Nugroho, 2005. 4. Uji t Uji t biasa dikenal dengan uji signifikansi terhadap masing-masing koefisien regresi diperlukan untuk mengetahui signifikansi setidaknya pengaruh dari masing-masing variabel bebas X terhadap variabel terikat Y. Langkah-langkah uji t sebagai berikut: 1 Menentukan hipotesis Variabel bebas tidak berpengaruh apabila nilai koefisiennya sama dengan nol, sedangkan variabel bebasnya akan berpengaruh apabila nilai koefisiennya tidak sama nol. Hipotesis selengkapnya sebagai berikut : H =a ; b H a =a ; b 2 Menentukan daerah kritis Daerah kritis ditentukan oleh nilai t tabel dengan derajat bebas yaitu n-k dan taraf sebesar 5. 3 Menentukan nilai t hitung Nilai t hitung untuk koefisien a, b, dapat dirumuskan sebagai berikut : t = 4 Menentukan daerah keputusan Penentuan daerah keputusan dilakukan dengan menerima H atau menolak H dengan derajat bebas yaitu n-k dengan taraf sebesar 5. 5 Memutuskan hipotesis Pada tahap ini, pengambilan keputusan dilakukan dengan beberapa kriteria sebagai berikut : Jika : - t hitung t tabel ; maka H diterima, artinya gaya kepemimpinan X tidak berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan kerja Y. - t hitung t tabel ; maka H ditolak, artinya gaya kepemimpinan X berpengaruh terhadap semangat kerja Y. 45

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan

PT PLN Persero dalam menjalankan usahanya, ditopang oleh beberapa unit bisnis yang salah satu diantaranya adalah PLN Wilayah XI dengan Wilayah Kerja meliputi Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Lahirnya kebijakan Pemerintah tentang otonomi daerah dan restrukturisasi sektor ketenagalistrikan pada tahun 1998, maka PT. PLN Persero melakukan restrukturisasi organisasi dalam bentuk pembentukan wilayah unit bisnis baru. PLN Wilayah XI merupakan salah satu unit bisnis dengan wilayah kerja yang sangat luas sehingga dipandang perlu untuk melakukan pengembangan organisasi terhadap unit bisnis ini. Langkah-langkah persiapan pemekaran pun mulai dilakukan, tepatnya pada tanggal 20 Februari 2001 terbitlah Surat Keputusan Direksi nomor 032.K010Dir2001 yang menetapkan terbentuknya PT. PLN Persero Wilayah Usaha Nusa Tenggara Timur. PT PLN Persero Wilayah Usaha Nusa Tenggara Timur saat itu masih menginduk ke PLN Wilayah XI. Masa itu merupakan masa persiapan dan cikal bakal terbentuknya PLN NTT. Berkat komitmen, usaha dan kerja keras seluruh pegawai yang tak kenal lelah, masa-masa persiapan itupun dapat dilalui dengan baik. PLN NTT akhirnya, pada tanggal 25 Juni 2002 berdasarkan Surat Keputusan Direksi nomor 087.K010Dir2002, resmi terbentuk dengan status sebagai Unit Bisnis PT PLN Persero yang mempunyai wilayah kerja di seluruh Propinsi Nusa Tenggara Timur. PLN NTT awalnya memiliki dua Unit Cabang, yaitu Cabang Kupang dengan 8 Unit ranting dan 86 Unit Sub Ranting, serta Cabang Ende dengan 4 Unit Ranting dan 56 Unit Sub Ranting. Dalam perkembangannya telah terjadi perubahan status 5 lima unit sub ranting menjadi ranting, yaitu Labuan Bajo, Lembata, Mbay dan Adonara di Cabang Ende dan Rote Ndao di Unit Cabang Kupang. Selain itu, PLTD Tenau dan Kuanino di PLN Cabang Kupang berubah status menjadi Pusat Listrik Tenaga Diesel Kupang, PLTD Mautapaga Cabang Ende menjadi Pusat Listrik Tenaga Diesel Ende, PLTD Kambajawa menjadi Pusat Listrik Waingapu, PLTD Wolomarang menjadi Pusat Listrik Maumere dan Pembangunan PLTP Mataloko di Bajawa serta pembentukan Rayon Kupang. PLN NTT kini telah ditopang oleh 4 Unit Cabang, 15 Unit Ranting, 5 Unit Pusat Listrik dan 1 Unit Rayon. Kesemuanya itu adalah perwujudan tekad untuk semakin memberikan pelayanan terbaik bagi para pelanggannya. PLN NTT Cabang Kupang secara historis diketahui bahwa sebelum tahun 1945 yaitu jauh sebelum PLN Cabang Kupang didirikan di Kota Kupang, telah terdapat sebuah perusahaan listrik milik swasta bangsa TionghoaChina dengan nama EMTO Eletriche Matscaphapy Timor On Order Heiden. Kemudian pada tahun 1964 didirikan lagi sebuah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI