Efficiency Ratio KAJIAN PUSTAKA

Menurut Rao dan Tiwari 2009, ada beberapa kategori faktor yang mempengaruhi efisiensi bank yaitu: a. Faktor efisiensi berkaitan dengan karyawan employees Pengukuran yang berbeda-beda terjadi pada faktor efisiensi yang berkaitan dengan karyawan karena biaya pegawaibiaya buruh merupakan biaya yang siginifikan pada total biaya perbankan. Faktor efisiensi yang berkaitan dengan karyawan tidak memiliki korelasi yang signifikan dengan salah satu dari output efisiensi konstruksi yaitu deposito, aset dan kemajuan bank. Alasan yang mungkin terjadi karena bank publik hadir di suatu negara sebelum adanya sektor swasta dan bank asing. Oleh karena itu, bank-bank ini memiliki dasar karyawan yang luas dan dasar ini didistribusikan pada cabang-cabang bank yang menghasilkan bisnis tertinggi dalam industri. Meskipun menghasilkan bisnis tertinggi, dasar karyawan yang luas tidak berpengaruh pada efisiensi. Alasan yang lain mungkin karena faktor efisiensi terkait dengan karyawan tidak mempunyai banyak variasi di sektor bank publik yang berbeda sedangkan deposito, aset dan kemajuan bank memiliki variasi yang besar dibank yang sama. b. Faktor efisiensi berkaitan dengan cabang bank branch Faktor efisiensi berkaitan dengan cabang perlu diperhatikan karena efisiensi operasi dan kinerja dari semua cabang-cabang akan menentukan keseluruhan efisiensi dari bank. Setiap cabang bank mengukur kontribusi efisiensinya untuk melihat efisiensi keseluruhan dari sektor bank publik. Faktor efisiensi yang berkaitan dengan cabang secara signifikan berkorelasi pada semua output konstruksi seperti deposit, aset dan kemajuan sektor bank publik. Sejak sektor bank publik ada di negara jauh sebelum adanya sektor swasta dan bank asing, jumlah cabang yang dimiliki sektor bank publik lebih tinggi dibanding sektor swasta dan bank asing baik cabang baik cabang yang ada di pedesaan maupun di perkotaan. c. Faktor efisiensi berkaitan dengan operasi operations Kategori ini menentukan seberapa efisien bank dalam memanfaatkan dana yang dimiliki dan melihat kekuatan pendapatan yang dihasilkan dari kegiatan operasi bank. Faktor operasi menentukan seberapa efisien dana dikerahkan dan diubah menjadi pendapatan. Faktor ini menentukan kemampuan bank dalam menghasilkan bisnis yang baik. Bank publik menghasilkan rekening deposito yang kecil sehingga untuk mempertahankan rekening yang kecil, bank publik mengenakan pengeluaran yang tinggi dalam meningkatkan deposit yang juga meningkatkan bisnis bank. d. Faktor efisiensi mempengaruhi likuiditas liquidity Kategori ini menunjukkan tingkat likuiditas bank yang dikelola untuk memenuhi kewajibannya. Faktor likuiditas mengidentifikasi status bank dalam memenuhi situasi. Faktor ini menunjukkan efisiensi bank dalam menghadapi masalah yang berkaitan dengan likuiditas sehingga ditemukan bahwa faktor efisiensi mempengaruhi likuiditas tidak memiliki dampak langsung terhadap output konstruksi dari sektor bank publik. e. Faktor efisiensi mempengaruhi keuntungan utama ultimate profits Kategori ini menunjukkan keuntungan bank pada tahapan yang berbeda untuk memberikan ide tentang efisiensi di setiap tahap. Faktor efisiensi mempengaruhi keuntungan utama dapat dilihat dari kemampuan bank komersial dalam memperoleh laba bersih melalui penyebaran dana yang optimal pada setiap tahap. Faktor efisiensi mempengaruhi keuntungan utama ditemukan memiliki korelasi tidak signifikan pada output konstruksi efisiensi pada sektor bank publik. Alasannya adalah karena sub faktor dari faktor ini tidak bergantung pada efisiensi.

D. Rasio-rasio yang Mempengaruhi Kinerja Bank

1. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO

Menurut Dendawijaya 2005:121, BOPO merupakan perbandingan antara total biaya operasi dengan total pendapatan operasi. Rasio biaya operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan oleh pihak bank dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari meliputi biaya gaji, biaya pemasaran, biaya bunga. Secara teoritis, biaya bunga ditentukan berdasarkan perhitungan cost of loanable funds COLF secara weighted average cost. Pendapatan operasional merupakan pendapatan yang diterima oleh pihak bank yang diperoleh melalui penyaluran kredit dalam bentuk suku bunga. Penghasilan bunga sebagian besar diperoleh dari interest income pendapatan bunga dari jasa pemberian kredit kepada masyarakat, seperti bunga pinjaman, provisi kredit, appraisal fee, supervision fee, commitment fee, syndication fee, dan lain-lain. Semakin kecil rasio BOPO berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan oleh bank yang bersangkutan, dan setiap peningkatan pendapatan operasi akan berakibat pada berkurangnya laba sebelum pajak yang akhirnya akan menurunkan laba atau profitabilitas ROA bank yang bersangkutan. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

2. Capital Adequacy Ratio CAR

Menurut Muljono 1999 dikutip oleh Novelina, Djumahir dan Ratnawati 2011, Capital Adequacy Ratio CAR adalah rasio keuangan yang berkaitan dengan permodalan perbankan dimana besarnya modal suatu bank akan berpengaruh pada mampu atau tidaknya suatu bank secara efisien menjalankan kegiatannya. Jika modal yang dimiliki oleh bank tersebut mampu menyerap kerugian yang tidak dapat dihindarkan, maka bank dapat mengelola seluruh kegiatannya secara efisien, sehingga kekayaan bank kekayaan pemegang saham diharapkan akan semakin meningkat demikian juga sebaliknya. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut: CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko. Berdasarkan ketentuan yang dibuat Bank Indonesia dalam rangka tata cara penilaian tingkat kesehatan bank terdapat ketentuan bahwa modal bank terdiri atas modal inti dan modal pelengkap. Ketentuan BI juga mengatur cara perhitungan aktiva tertimbang menurut risiko ATMR yang terdiri atas jumlah antara ATMR yang dihitung berdasarkan nilai masing-masing pos aktiva pada neraca bank dikalikan dengan bobot risikonya masing-masing dan ATMR yang dihitung berdasarkan nilai masing-masing pos aktiva pada rekening administratif bank dikalikan dengan bobot risikonya masing-masing Dendawijaya 2005:123.

3. Non Performing Loan NPL

Non Performing Loan adalah perbandingan antara total kredit bermasalah dengan total kredit yang diberikan kepada debitur. Bank dikatakan mempunyai NPL yang tinggi jika banyaknya kredit yang bermasalah lebih besar daripada jumlah kredit yang diberikan kepada debitur. Apabila suatu bank mempunyai NPL yang tinggi, maka akan memperbesar biaya, baik biaya pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya, dengan kata lain semakin tinggi NPL suatu bank, maka hal tersebut akan mengganggu kinerja bank tersebut Masyhud 2006 dikutip oleh Novelina, Djumahir dan Ratnawati 2011. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 69PBI2004 tentang “Tindak Lanjut Pengawasan dan Penetapan Status Bank” tanggal 26 Maret 2004, rasio kredit bermasalah bank umum secara neto adalah maksimal sebesar 5. Secara sistematis NPL dapat dirumuskan sebagai berikut Surat Edaran BI No. 623DPNP tanggal 31 Mei 2004 :

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif Terhadap Tingkat Rentabilitas Pada Bank-Bank Yang Terdaftar Di BEI Periode 2007-2009

0 18 88

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar Di BEI Periode 2009-2013)

1 27 20

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERUBAHAN LABA BANK (Studi Empiris di Perusahaan Perbankan Go public yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2010).

1 4 17

Pengaruh Kinerja Keuangan dan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan pada Bank Go Public yang Terdaftar di BEI

0 2 10

ANALISIS RASIO CAMEL UNTUK MENILAI KESEHATAN BANK (Studi Empiris pada Bank Go Public yang Terdaftar di BEI).

0 2 8

"Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Bank terhadap Harga Saham pada Bank-bank yang Go Public Periode 2005-2008".

0 0 30

PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL DAN KINERJA PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA BANK - BANK YANG GO PUBLIC DI BEI PERIODE 2007-2011 - Perbanas Institutional Repository

0 0 16

PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL DAN KINERJA PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA BANK - BANK YANG GO PUBLIC DI BEI PERIODE 2007-2011 - Perbanas Institutional Repository

0 0 14

PENGARUH RASIO INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PERUSAHAAN PERBANKAN GO PUBLIC (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2009-2013) - repository perpustakaan

1 1 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank - PENGARUH RASIO INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PERUSAHAAN PERBANKAN GO PUBLIC (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2009-2013) - rep

0 0 28