Sistem Pengendalian Intern TINJAUAN PUSTAKA
b. Dipengaruhi oleh orang. Bukan hanya tentang pedoman kebijakan,
sistem, dan bentuk, tapi setiap orang pada setiap jenjang organisasi yang berdampak pada pengendalian internal.
c. Mampu memberikan keyakinan yang memadai, bukan jaminan
mutlak, kepada manajemen dan dewan senior. d.
Diarahkan untuk pencapaian tujuan dalam satu atau lebih kategori terpisah.
e. Beradaptasi dengan struktur entitas.
Jika pengendalian intern dirancang dan ditetapkan degnan baik oleh manajemen di dalam pengelolaan perusahaannya, maka
informasi yang disajikan kepada pihak yang berkepentingan akan terjamin ketelitian dan keandalannya. Sistem pengendalian intern
yang lemah akan mengakibatkan kekayaan perusahaan tidak terjamin keamanannya, informasi menjadi tidak teliti dan tidak andal, efisiensi
tidak terjamin, dan kebijakan meanajemen tidak dapat dipatuhi.
2. Tujuan Pokok Sistem Pengendalian Intern
Menurut Mulyadi 2001: 164, tujuan pokok sistem pengendalian intern adalah:
Gambar 2.6 Tujuan Pokok Sistem Pengendalian Intern
Sumber: Mulyadi 2001:164
3. Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern
Menurut Mulyadi 2001: 164, unsur-unsur pokok pengendalian intern meliputi:
a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional
secara tegas. Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi didasarkan
pada prinsip-prinsip: 1
Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi fungsi yang memiliki wewenang untuk melaksanakan suatu kegiatan dan penyimpangan
Menjaga kekayaan organisasi
Mengecek ketelitian dan keandalan data
akuntansi Tujuan
pengendalian intern akuntansi
Tujuan pokok sistem
pengendalian intern
Mendorong efisiensi Mendorong
dipatuhinya kebijakan manajemen
Tujuan pengendalian intern
administrasi
dari fungsi akuntansi fungsi yang memiliki wewenang untuk mencatat peristiwa keuangan perusahaan.
2 Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk
melaksanakan semua tahap suatu transaksi. b.
Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan
biaya. Dalam organisasi setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisiasi dari
pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu harus ada sistem yang mengatur
pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi.
c. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
organiasasi. Cara-cara yang umumnya ditempuh perusahaan dalam menciptakan
praktik yang sehat: 1
Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang.
2 Pemeriksaan mendadak yang dilaksanakan tanpa pemberitahuan
lebih dulu kepada pihak yang diperiksa dengan jadwal yang tidak teratur. Hal ini dilakukan agar mendorong karyawan melaksanakan
tugasnya sesuai dengan aturan yang ditetapkan.
3 Perputaran jabatan yang diadakan secara rutin. Hal ini dapat menjaga
independensi pejabat dalam melaksanakan tugasnya, sehingga persengkongkolan di antara mereka dapat dihindari.
4 Keharusan pengambilan cuti, pekerjaanya dapat digantikan oleh
pejabat lain sehingga jika da kecurangan, diharapkan dapat diungkapkan oleh pejabat yang menggantikan untuk sementara
tersebut. 5
Secara periodik diadakan pencocokkan fisik kekayaan dengan catatannya. Hal ini dilakukan untuk menjaga kekayaan organisasi
dan mengecek ketelitian dan keandalan catatan akuntansinya. 6
Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektivitas unsur-unsur pengendalian intern yang lain yang biasa
disebut pengawas intern atau staf pemeriksa intern. d.
Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya Jika perusahaan memiliki karyawan yang kompeten dan jujur maka
unsur pengendalian intern dapat dikurangi sampai batas minimum dan perusahaan mampu menghasilkan pertanggungjawaban keuangan yang
yang dapat diandalkan. Untuk mendapatkan karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya, cara yang dapat ditempuh perusahaan:
1 Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh
pekerjaannya. Hal ini dilaksanakan dengan analisis jabatan tersebut. 2
Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan perusahaan, sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya.