195 air hujan yang langsung dari atmosfer sebelum jumlahnya berkurang akibat
meresap ke dalam tanah, mengalir, atau menguap. Suatu kota yang memiliki curah hujan sebesar 2000 mm dalam setahun, artinya jika air hujan itu ditampung
dengan tidak meresap, mengalir, atau menguap maka tingginya akan mencapai 2000 mm 2 meter. Jika kota itu datar maka akan mengalami banjir setinggi
2 meter.
b. Jenis-jenis hujan
Proses terjadinya hujan bermacam-macam, baik ketika awal proses kondensasi, pada saat awan pembawa hujan diarak angin maupun pada saat
awan terangkat oleh arus konveksi yang membumbung dari bawah ke atas. Di bawah ini diterangkan beberapa jenis hujan yang terjadi di sekitar kita.
a. Hujan orografis
Proses hujan orografis adalah hujan yang terjadi karena awan yang membawa hujan
diarak oleh angin dari bagian permukaan bumi yang rendah menaiki lereng gunung
atau pegunungan.
Pada ketinggian tertentu, uap air mengalami pendinginan dan mengalami
kondensasi, maka terjadilah hujan di lereng pegunungan tersebut. Jika angin bertiup pada suatu lereng pegunungan itu,
maka hujan orografis hujan pegunungan akan terjadi pula sepanjang tahun. Lereng gunung yang selalu mendapat curah hujan orografis disebut
lereng hadap hujan, sedangkan lereng sebelahnya yang tidak kebagian curah hujan
disebut lereng bayangan hujan.
b. Hujan zenital
Hujan ini terjadi karena massa udara panas membumbung ke atas. Massa udara
yang mengandung uap air tersebut setelah sampai pada lapisan atas, suhunya menjadi
turun dan mengakibatkan kondensasi menjadi awan cumulus atau cumulonimbus. Jika
penguapan tersebut bertambah besar, awan yang terbentuk juga semakin tinggi. Pada
batas tertentu terjadilah turun hujan mendadak dapat disertai dengan adanya petir. Proses hujan zenital banyak terjadi di daerah khatulistiwa dan pada
musim panas di daerah sedang.
Gambar 5.17 Hujan orografis
Sumber: www.e-dukasi.net
udara basah
udara kering
Gambar 5.18 Hujan zenital
Sumber: www.e-dukasi.net
angin pasat TL
angin pasat TG
35
o
LU 35
o
LS
Di unduh dari : Bukupaket.com
196
c. Hujan frontal
Hujan ini terjadi sebagai akibat pertemuan antara dua massa udara yang berbeda suhunya,
yaitu yang satu panas, sedangkan yang lain dingin. Massa udara yang panas dan
mengandung uap air bergerak naik seperti menaiki lereng di atas massa udara yang dingin.
Udara dingin yang berada di bagian bawah seperti merunduk menyusup di bawah udara
panas.
Pertemuan antara udara panas yang membawa uap air tentu saja sangat terpengaruh. Uap air yang dibawanya mengalami pengembunan akibat diturunkan
suhunya oleh udara dingin. Karena terjadi pengembunan maka terjadilah hujan yang dinamakan
hujan frontal. Hujan jenis ini jarang ditemukan di Indonesia, tetapi banyak ditemukan di daerah lintang sedang dan di sekitar lingkar kutub
60
o
– 66,5
o
LULS. Udara panas berasal dari lintang yang lebih rendah, sedangkan udara dingin berasal dari lintang tinggi sekitar kutub.
Garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai curah hujan yang sama disebut
isohyet. Curah hujan diukur dengan menggunakan rain gouge.
Kegiatan:
Kamu bisa melakukan percobaan untuk mengukur besarnya curah hujan. Caranya air hujan ditampung pada suatu wadah. Pada sore hari, air dalam
wadah tersebut dituangkan ke dalam tabung pengukur yang ditandai dengan skala milimeter. Tiap hari air yang terkumpul dimasukkan ke tabung ukuran.
Dari tabung tersebut dapat dilihat banyaknya curah hujan harian. Curah hujan diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan.
Curah hujan yang jatuh di wilayah Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
1 bentuk medan atau topografi;
2 arah lereng medan;
3 arah angin yang sejajar dengan garis pantai;
4 jarak perjalanan angin di atas medan datar.
Gambar 5.19 Hujan frontal
Sumber: www.e-dukasi.net
font massa udara
panas massa udara
dingin
Di unduh dari : Bukupaket.com
197
C. KLASIFIKASI IKLIM
Terjadinya iklim yang bermacam-macam di muka bumi, disebabkan oleh rotasi dan revolusi bumi serta adanya perbedaan garis lintang. Beberapa macam
iklim, antara lain sebagai berikut:
1. Iklim matahari
Klasifikasi iklim matahari, didasarkan pada banyak sedikitnya sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi. Tempat-tempat yang lintangnya tinggi
lebih sedikit daripada tempat-tempat yang lintangnya rendah. Berdasarkan iklim matahari, bumi dibagi menjadi empat daerah iklim,
yaitu sebagai berikut: a.
Daerah iklim tropis : 0
o
– 23,5
o
LULS b.
Daerah iklim sub tropis : 23,5
o
– 40
o
LULS c.
Daerah iklim sedang : 40
o
– 66,5
o
LULS d.
Daerah iklim dingin : 66,5
o
– 90
o
LULS
Gambar 5.20 Iklim Matahari
Sumber: www.e-dukasi.net
2. Iklim Koppen
Pengelompokan iklim Koppen berdasarkan indikator vegetasi. Artinya, vegetasi merupakan tanda atau indikator dari kondisi iklimnya. Koppen membagi
iklim dunia menjadi iklim A, B, C. D, dan E. a.
Tipe iklim A, adalah iklim hujan tropis dengan suhu udara pada bulan- bulan terdinginnya mencapai lebih dari 18
o
C 64,4
o
Fahrenheit. Indikator vegetasinya adalah adanya tumbuhan yang peka terhadap suhu tinggi
megatherma seperti berbagai jenis palma kelapa, nipah dan lain-lain. Subregion dari iklim A adalah iklim
Af, Aw, Am, Aw’, Aw”, As. Ketiga
iklin dingin iklim sedang
iklim sub tropis iklim tropis
iklim sub tropis iklim sedang
iklim dingin 1
60 ––
o
LU 2
1 23 ––
o
LU 2
1 23 ––
o
LS 2
1 66 ––
o
LS 2
40
o
LU
o
35
o
LS 90
o
KS 90
o
KU
Di unduh dari : Bukupaket.com