angket  namun  juga  dapat  digunakan  untuk  merekam  berbagai fenomena  yang  terjadi  situasi,  kondisi.  Teknik  ini  digunakan
bila  penelitian  ditujukan  untuk  mempelajari  perilaku  manusia, proses  kerja,  gejala-gejala  alam  dan  dilakukan  pada  responden
yang tidak terlalu besar. b.
Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data.
c. Dokumentasi
Menurut  Sugiyono  2011:329-330  Dokumentasi  merupakan catatan  peristiwa  yang  sudah  berlalu.  Dokumen  bisa  berbentuk
tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
3.5 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
3.5.1 Teknik Analisis
Penelitian  ini  menggunakan  menggunakan  metode  statistik  Regresi Linier  Berganda  untuk  melihat  pengaruh  variabel  bebas  terhadap  variable
terikat.  Rumus  yang  digunakan  pada  regresi  linier  berganda  adalah  sebagai berikut:
Yi = α + β
1
X
1
+ β
2
X
2
+ e
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Keterangan : Y
= Volume Produksi
X1 =
Biaya Tenaga Kerja Langsung X2
= Biaya Bahan Baku
β
1
– β
2
= Koefisien Regresi
α =
Konstanta e
= error term
Selain melakukan analisis regresi linear berganda digunakan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan
uji heterokesdastisitas.
1. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik
Untuk  menghindari  penyimpangan  ekonometrika  maka  persamaan regresi  perlu  dihilangkan  dari  multikolinearitas,  heterokedastisitas  dan
autokorelasi.
1. Uji Normalitas Data
Uji  normalitas  bertujuan  untuk  menguji  apakah  dalam  model  regresi, dependen  variabel  dan  independen  variabel  keduanya  mempunyai  distribusi
normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal Imam Ghozali, 2001: 12. Mendeteksi dengan
melihat  penyebaran  data  titik  pada  sumbu  diagonal  dari  grafik  normal  P-P Plot. Dasar pengambilan keputusan :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis  diagonal,  atau  grafik  histogramnya  menunjukkan  pola distribusi  normal,  maka  model  regresi  memenuhi  asumsi
normalitas. b.
Jika  data  menyebar  jauh  dari  garis  diagonal  dan  atau  tidak mengikuti  arah  garis  diagonal,  atau  grafik  histogram  tidak
menunjukkan  pola  distribusi  normal,  maka  model  regresi  tidak memenuhi asumsi normalitas.
Selain itu, metode yang dapat dilakukan dengan menggunakan metode Kolmogrov  Smirnov  Sumarsono,  2004  :  40.  Pedoman  dalam  mengambil
keputusan  apakah  sebuah  distribusi  data  mengikuti  distribusi  normal,  berikut ini adalah pedomannya Sumarsono, 2004:43 adalah:
a. Jika nilai signifikansi  nilai  probabilitasnya lebih kecil dari 5
maka distribusinya adalah tidak normal. b.
Jika nilai signifikansi nilai probabilitasnya lebih besar dari 5 maka distribusi adalah normal
2. Uji Multikolinearitas
Uji  Multikolinieritas  bertujuan  untuk  menguji  apakah  model  regresi ditemukan  adanya  korelasi  antar  variabel  bebas  independen.  Alat  uji  yang
digunakan  untuk  mengetahui  ada  tidaknya  Multikolinieritas  dalam  penelitian ini dengan melihat besarnya nilai VIF Variance Inflation Factor.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Dasar  analisis  yang  digunakan  yaitu  jila  nilai  VIF    dari  10,  dan mempunyai angka toleran mendekati 1 maka hal ini berarti dalam persamaan
regresi  tidak  ditemukan  adanya  korelasi  antar  variabel  bebas  atau  bebas Multikolinieritas Ghozali, 2009: 96.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji  heteroskedatisitas  bertujuan  untuk  menguji  apakah  dalam  model regresi  terjadi  ketidaksamaan  variance  dari  residual  satu  pengamatan  ke
pengamatan  yang  lain.  Salah  satu  cara  untuk  mendeteksi  ada  atau  tidaknya heteroskedastisitas itu dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi dengan
residualnya. Dasar analisis uji heteroskedastisitas: a.
Jika  ada  pola  tertentu  bergelombang,  melebar  kemudian menyempit
maka mengindikasikan
telah terjadi
heteroskedastisitas. b.
Jika  tidak  ada  pola  yang  serta  titik  menyebar  diatas  dan  dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
4. Uji Autokorelasi
Uji  autokorelasi  bertujuan menguji apakah dalam model regresi  linier ada  korelasi  antara  kesalahan  pengganggu  pada  periode  t  dengan  kesalahan
pengganggu  pada  periode  t-1  sebelumya.  Autokorelasi  muncul  karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Salah  satu  cara  untuk  mendeteksi  ada  atau  tidaknya  autokorelasi dengan  cara  uji  Durbin
– Watson  DW test   Ghozali 2009: 99-100 . Uji Durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu   first order
autocorrelation    dan  mensyaratkan  adanya  intercept    konstanta    dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel independen.
Pengambilan  keputusan  ada  tidaknya  autokorelasi  adalah  sebagai berikut:
Hipotesis Nol Keputusan
Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak
0  d  d1 Tidak ada autokorelasi positif
No Decision d1 ≤ d ≤ du
Tidak ada korelasi negative Tolak
4 – d1  d  4
Tidak ada korelasi negative No Decision  4
– du ≤ d ≤ 4 – d1 Tidak ada autokorelasi, positif atau negative
Tidak Ditolak
du d  4 – du
Tabel 3.5.1 Pengambilan Keputusan Durbin – Watson
3.5.2 Uji Hipotesis