Dari definisi-definisi di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa implementasi adalah tindakan-tindakan yang dilakukan untuk melaksanakan suatu kebijaksanaan
sampai mencapai tujuan yang diinginkan.
I.5.2. Perencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan berasal dari kata rencana, yang berarti rancangan atau rangka sesuatu yang akan dikerjakan. Pada dasarnya perencanaan sebagai fungsi manajemen
adalah proses pengambilan keputusan dari sejumlah pilihan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki Ginanjar Kartasasmita, 1994.
Dari pengertian sederhana tersebut dapat diuraikan beberapa komponen penting, yakni tujuan; apa yang hendak dicapai, kegiatan; kegiatan untuk
merealisasikan tujuan, dan waktu; kapan bilamana kegiatan tersebut hendak dilakukan. Apa yang direncanakan tentu saja merupakan tindakan-tindakan di masa
depan untuk masa depan. Secara sederhana pembangunan sering diartikan suatu upaya untuk melakukan
perubahan menjadi lebih baik. Karena perubahan yang dimaksud adalah menuju arah peningkatan dari keadaan semula, tidak jarang pula ada yang mengasumsikan bahwa
pembangunan adalah juga pertumbuhan. Seiring dengan perkembangannya hingga saat ini belum ditemukan adanya suatu kesepakatan yang dapat menolak asumsi
tersebut. Akan tetapi untuk dapat membedakan keduanya tanpa harus memisahkan
secara tegas maka pembangunan dapat diartikan suatu perubahan. Mewujudkan suatu kondisi kehidupan bernegara dan bermasyarakat yang lebih baik dari kondisi
sekarang. Sedangkan pembangunan sebagai suatu pertumbuhan menunjukkan
Universitas Sumatera Utara
kemampuan suatu kelompok untuk terus berkembang, baik secara kualitatif maupun kuantitatif dan merupakan sesuatu yang mutlak harus terjadi dalam pembangunan
Siagian, 1991. Dengan demikian perencanaan pembangunan dapat diartikan sebagai suatu
proses perumusan alternatif-alternatif atau keputusan-keputusan yang didasarkan pada data-data dan fakta-fakta yang akan digunakan sebagai bahan untuk
melaksanakan suatu rangkaian kegiatan aktivitas kemasyarakatan. Baik yang bersifat fisik material maupun nonfisik mental dan spritual dalam rangka mencapai tujuan
yang lebih baik. Dari kajian literatur tentang partisipasi masyarakat di negara-negara
berkembang menunjukkan bahwa konsep partisipasi di interpretasikan secara luas, seperti yang disampaikan Cohen dan Uphoff 1997, bahwa:
“Partisipasi dapat dilihat dari berbagai pandangan perspective. Keterlibatan masyarakat dalam proses pembuatan keputusan dan dalam
mengimplementasikan program, serta menikmati keuntungan-keuntungan dari program terseut. Keterlibatan masyarakat dalam mengevaluasi program, suatu
proses aktif, dimana rakyat dari suatu komuniti mengambil inisiatif dan menyatakan dengan tegas otonomi mereka”.
Universitas Sumatera Utara
Menurut FAO seperti yang dikutip Mikkelsen 1999 : 64, berbagai penafsiran yang berbeda dan sangat beragam mengenai arti kata tentang partisipasi yaitu:
1. Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek tanpa
ikut serta dalam pengambilan keputusan. 2.
Partisipasi adalah suatu proses yang aktif, mengandung arti bahwa orang atau kelompok yang terkait, mengambil inisiatif dan menggunakan kebebasannya
untuk melakukan hal itu. 3.
Partisipasi adalah pemantapan dialog antara masyarakat setempat dengan staf yang melakukan persiapan, pelaksanaan, monitoring proyek, agar supaya
memperoleh imformasi mengenai konteks lokal dan dampak sosial. 4.
Partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam perubahan yang ditentukannya sendiri.
5. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri,
kehidupan dan lingkungan mereka. Menurut Oakley 1991 : 14, berpendapat bahwa “partisipasi merupakan hal
yang sangat penting dalam pelaksanaan pembangunan. Tanpa adanya partisipasi aktif dari masyarakat pelaksanaan pembangunan yang berorientasi
pada perwujudan kesejahteraan rakyat tidak akan terwujud, karena masyarakatlah yang lebih tahu akan kebutuhannya dan cara mengatasi
permasalahan pembangunan yang terjadi dalam masyarakat”.
Universitas Sumatera Utara
I.5.3. Desa