19
b. Excurtionist, yaitu : pengunjung yang hanya tinggal sehari di negara yang
dikunjunginya tanpa bermalam. 3.
Defenisi UN. Convention Concerning Costums Fasilities for Touring “…setiap orang yang datang ke suatu negara karena alasan yang sah, selain untuk
berimigrasi dan yang tinggal setidaknya selama 24 jam dan selama– lamanya 6 bulan dalam tahun yang sama”
Mangkutak, http:mangkutak.wordpress.com20090105dasar-dasar- pariwisata.
2.2 Pengertian Industri Pariwisata
Bila orang mendengar kata industri, gambaran dari kebanyakan orang adalah suatu bangunan pabrik dengan segala perlengkapannya yang mempunyai cerobong asap dengan
menggunakan mesin dalam proses produksinya. Demikianlah gambaran industri pada umumnya, tetapi industri pariwisata jauh berbeda dengan itu Yoeti, 1996:1.
Para ahli umumnya memberi batasan pengertian kata “industri” sebagai berikut : •
Industri adalah segala usaha yang bertujuan untuk menghasilkan barang-barang atau jasa.
• Industri adalah kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang-
barang yang sejenis atau serupa. •
Industri adalah kumpulan dari bermacam-macam perusahaan firms yang menggunakan bahan mentah yang sama Yoeti, 1983:138.
Universitas Sumatera Utara
20
Kalau kita ikuti pengertian – pengertian kata “industri” seperti yang telah kita uraikan dalam bagian terdahulu, maka kita cenderung untuk memberikan batasan tentang
industri pariwisata, yaitu : “Industri pariwisata adalah kumpulan bermacam – macam perusahaan yang secara bersama – sama mengahasilkan barang dan jasa good and service
yang dibutuhkan wisatawan pada khususnya dan traveler pada umumnya, selama dalam perjalanannya” Yoeti, 1983:140.
Sedangkan R.S. Damarjadi dalam Yoeti, 1983:141 menjelaskan arti industri pariwisata, yaitu: “Industri pariwisata merupakan rangkuman dari berbagai macam bidang
usaha yang secara bersama sama mengahasilkan produk–produk maupun jasapelayanan atau service yang nantinya baik langsung maupun tidak langsung akan dibutuhkan
wisatawan nantinya, baik secara langsung ataupun tidak langsung akan dibutuhkan oleh wisatawan selama perlawatannya”.
Pengertian industri pariwisata akan lebih jelas bila kita mempelajari dari jasa atau produk yang dihasilkan atau pelayanan yang diharapkan wisatawan ketika melakukan
perjalanan. Dengan demikian akan terlihat tahap-tahap wisatawan sebagai konsumen yang memerlukan pelayanan tertentu.
Industri pariwisata mulai dikenal di Indonesia setelah dikeluarkan instruksi Presiden RI No.9 tahun 1969 pada tanggal 6 Agustus 1969, di mana dalam Bab II pasal 3 Yoeti,
1983:138 disebutkan: “Usaha-usaha pengembangan pariwisata di Indonesia bersifat suatu pengembangan
industri pariwisata dan merupakan bagian dari usaha pengembangan dan pembangunan serta kesejahteraan masyarakat dan negara”.
Universitas Sumatera Utara
21
Sesuai dengan instruksi presiden tersebut Yoeti, 1983:138 dikatakan bahwa tujuan pengembangan pariwisata di Indonesia adalah:
a. Meningkatkan pendapatan devisa pada khususnya dan pendapatan negara pada
umumnya, perluasan kesempatan serta lapangan kerja dan mendorong kegiatan kegiatan industri sampingan lainnya.
b. Memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam dan kebudayaan
Indonesia. c.
Meningkatkan persaudaraanpersahabatan nasional dan internasional. Dengan pernyataan tersebut, jelaslah bahwa usaha-usaha yang berhubungan dengan
kepariwisataan merupakan usaha yang bersifat “Comercial”. Hal tersebut dapat dilihat dari betapa banyaknya jasa yang diperlukan oleh wisatawan jika melakukan perjalanan wisata
semenjak ia berangkat dari rumahnya hingga kembali ke rumahnya tersebut. Jasa yang diperoleh tidak hanya oleh satu perusahaan yang berbeda fungsi dalam proses pemberian
pelayanannya. Perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam industri pariwisata yaitu:
1. Travel Agent 2. Perusahaan Angkutan Transportasi
3. Akomodasi perhotelan 4. Bar dan Restoran
5. Souvenir dan Handicraft.
Universitas Sumatera Utara
22
6. Perusahaan-perusahaan yang berkaitan dengan aktifitas wisatawan, seperti; tempat orang menjual dan mencetak film, camera, postcards, kantor pos, money
changer, bank, dan lain-lain Yoeti, 1983:147.
2.3 Pengertian Sarana dan Prasarana Kepariwisataan