Hubungan Fear Of Failure Dengan Minat Berwirausaha Multi Level Marketing (MLM) Pada Mahasiswa

(1)

HUBUNGAN FEAR OF FAILURE DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA MULTI LEVEL MARKETING (MLM) PADA MAHASISWA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi

oleh

CIPTA ARIEF WIBAWA 091301099

, `

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul:

HUBUNGAN FEAR OF FAILURE DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA MULTI LEVEL MARKETING (MLM) PADA MAHASISWA

adalah hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi manapun.

Adapun bagian-bagian tertentu dalan penulisan skripsi ini saya kutip dari hasil karya orang lain yang telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan adanya kecurangan di dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi dari Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Januari 2014


(3)

iii

Hubungan Fear of Failure dengan Minat Berwirausaha MLM pada Mahasiswa di Kota Medan

Cipta Arief Wibawa dan Cherly Kemala Ulfa ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan fear of failure terhadap minat berwirausaha MLM pada mahasiswa. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa yang berdomisili di kota Medan dan berjumlah 105 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Karakteristik subjek adalah mahasiswa yang berdomisili di kota Medan dan mengetahui tentang wirausaha MLM. Penelitian ini diukur menggunakan skala, yaitu skala minat berwirausaha MLM dan skala fear of failure. Hasil analisa data penelitian dengan menggunakan analisa pearson product moment menunjukkan adanya hubungan antara fear of failure dengan minat berwirausaha (rxy= - 0,676 dan P=0,000). Hasil penelitian ini selanjutnya dapat memperkaya ilmu Psikologi Industri dan Organisasi bahwa ada hubungan antara fear of failure dengan minat berwirausaha


(4)

(5)

iv

Relationship of Fear of Failure and Interest in MLM Entrepreneurship among students in Medan City.

Cipta Arief Wibawa dan Cherly Kemala Ulfa ABSTRACT

The purpose of this study was to analyze the relationship of fear of failure and interest in MLM entrepreneurship on students in Medan city. This study used a quantitative approach. Involving 105 students in Medan as research samples. The samples were taken using purposive sampling technique. The subjects characteristic were students live in the city of Medan and know about MLM entrepreneurs. This research were measured using scale; the scale of interest in MLM entrepreneurship and the scale of fear of failure. The result of data analysis using pearson product moment showed that there is a relationship between fear of failure and interest in MLM entrepreneurship (rxy= - 0,676 dan P=0,000). This research implications are the level of interest in MLM entrepreneurship is in the medium category, and the level of fear of failure is in the medium category. Results of this study can further enrich Industrial and Organizational Psychology science that fear of failure have correlate with entrepreneurship interest.


(6)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan pada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan ridho-Nya hingga akhirnya peneliti dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Hubungan Fear of Failure dengan Minat Berwirausaha Multi Level Marketing (MLM) pada Mahasiswa”. Penyusunan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

Skripsi penelitian ini peneliti persembahkan kepada kedua orangtua tercinta, Cendikiawan dan Elisah, yang telah mencurahkan kasih sayangnya yang tak putus-putus dan terus memberikan dorongan, bimbingan serta semangat dalam setiap aktivitas. Skripsi ini juga peneliti persembahkan kepada seluruh saudara-saudari peneliti, Bimantara Wira Sakti, Krisna Praja Mukti, dan Jihan Aqilah Zahra. Semoga kalian jadi manusia yang berguna bagi bangsa juga agama.

Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini, yaitu:

1. Ibu Prof. Dr. Irmawati, psikolog selaku Dekan Fakultas Psikologi USU 2. Kakak Cherly Kemala Ulfa, M.Psi, Psikolog selaku dosen pembimbing

skripsi. Terima kasih atas bantuan serta bimbingan yang selama ini kakak berikan sehingga peneliti bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. Bu Meutia Nauly, M.psi, psikolog selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan selama masa perkuliahan di Fakultas Psikologi USU.


(7)

vi

4. Ibu Sri Supriyantini, M.Si, psikolog., Ibu Lili Garliah, M.Si., dan Ibu Filia Dina Anggaraeni, M.Pd, selaku Pembantu Dekan I, II dan III. 5. Bapak Zulkarnain, Ph.D, psikolog, selaku Ketua Departemen Psikologi

Industri dan Organisasi.

6. Para subjek penelitian dari kalangan mahasiswa yang mengetahui info tentang MLM dan mau meluangkan waktunya untuk mengisi skala peneliti.

7. Kepada teman-teman angkatan 2009 sekalian terima kasih atas masa-masa indah kita selama ini. Kalian yang terbaik.

8. Kepada kawan-kawan dekat saya selama perkuliahan, Imam Damara, Imam Setiawan, Bobby Kurniawan, Ricky Sanjaya, dan Dwika Septian Ihsan. Terima kasih atas persahabatan kita selama ini.

9. Untuk adik-adik angkatan peneliti di kampus, Ichsan, Arief, Sakti, Putra, Fauzi, Andrie, Fahmi, Farouq, Lele, Denny, Afif, Iqbal, Ibrahim, Bobby, Ichsan, dan lain lain yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu. Terima kasih. Kalian adik-adik terbaik yang pernah peneliti miliki.

10.Tak lupa pula salam sayang dan ribuan terima kasih peneliti sampaikan kepada seluruh kerabat saya di Forum Lingkar Pena (FLP) Sumut yang beberapa tahun ini telah menemani saya dalam setiap suka dan duka menjadi penulis dan mahasiswa.

11.Terima kasih secara khusus saya sampaikan kepada kakak Eka Nenni Jairani yang telah membantu saya mencari bahan utama dalam penelitian saya ini.


(8)

vii

12.Seluruh keluarga besar Fakultas Psikologi USU, yang telah membantu dan mempermudah segala urusan yang berkaitan dengan administrasi, baik saat masa perkuliahan maupun yang berhubungan dengan penelitian, terima kasih peneliti ucapkan.

Pada akhirnya, peneliti berharap Allah SWT mau membalas segala kebaikan saudara-saudara sekalian. Peneliti amat menyadari penelitian ini pun pasti masih terdapat kekurangan. Oleh karenanya, peneliti mengharapkan adanya masukan dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak, guna menyempurnakan penelitian ini agar menjadi lebih baik lagi. Semoga skripsi penelitian ini mampu memberikan manfaat bagi siapa saja yang membutuhkannya.

Medan, 09 Januari 2014


(9)

viii

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 10

A. Minat Berwirausaha Multi Level Marketing (MLM) ... 10

A. 1. Pengertian Minat ... 10

A. 2. Aspek Minat ... 11

A. 3. Pengertian Kewirausahaan ... 13

A. 4. Pengertian MLM ... 14

A. 5. Cara Kerja MLM ... 14

A. 6. Pengertian Minat Berwirausaha ... 16

A. 7. Faktor-faktor yang Memengaruhi Minat Berwirausaha ... 16

B. Fear of Failure ... 17

B. 1. Pengertian Fear of Failure ... 17

B. 2. Aspek Fear of Failure ... 19

B. 3. Faktor Fear of Failure ... 20

C. Mahasiswa ... 22

C. 1. Pengertian Mahasiswa ... 22

D. Hubungan Fear of Failure dengan Minat Berwirausaha Multi Level Marketing (MLM) pada Mahasiswa ... 23


(10)

ix

E. Hipotesa Penelitian ... 27

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 28

A. Identifikasi Variabel Penelitian ... 28

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 28

B.1. Fear of Failure ... 29

B.2. Minat Berwirausaha ... 29

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 30

C.1. Populasi Penelitian ... 30

C.2. Sampel Penelitian ... 30

D. Teknik Pengambilan Sampel Penelitian ... 31

E. Metode Pengumpulan Data ... 31

D. 1. Self Report ... 32

D. 2. Skala Minat Berwirausaha ... 32

D. 3. Skala Fear of Failure ... 35

F. Uji Coba Alat Ukur ... 37

E.1. Uji Validitas ... 37

E.2. Uji Daya Beda Aitem ... 37

E.3. Reliabilitas Alat Ukur ... 38

G. Hasil Uji Coba Alat Ukur ... 39

F. 1. Skala Minat Berwirausaha ... 39

F. 2. Skala Fear of Failure ... 42

H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 44

G. 1. Tahap Persiapan Penelitian ... 44

G. 2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 46

G. 3. Tahap Pengolahan Data ... 46

I. Metode Analisis Data ... 46

G. 1. Uji Normalitas ... 47

G. 2. Uji Linearitas ... 47

BAB IV. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN ... 49

A. Analisa Data ... 49

A. 1. Gambaran Umum Subjek Penelitian ... 49

A. 2. Hasil Penelitian ... 50

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 57

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 61

A. Kesimpulan ... 61

B. Saran ... 62

B.1. Saran Metodologis ... 62


(11)

x

DAFTAR PUSTAKA ... 64 LAMPIRAN


(12)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Skor Alternatif Jawaban Skala Minat Berwirausaha ... 33

Tabel 2. Blue Print Skala Minat Berwirausaha ... 34

Tabel 3. Skor Alternatif Jawaban Skala Fear of Failure ... 35

Tabel 4. Blue Print Skala Skala Fear of Failure ... 36

Tabel 5. Aitem-aitem yang Memiliki Daya Beda Tinggi pada Skala Minat Berwirausaha ... 40

Tabel 6. Penomoran Aitem-aitem Skala Minat Berwirausaha yang Digunakan dalam Penelitian ... 41

Tabel 7. Aitem-aitem yang Memiliki Daya Beda Tinggi pada Skala Minat Berwirausaha ... 43

Tabel 8. Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin ... 49

Tabel 9. Normalitas dari Sebaran Variabel Fear of Failure dan Minat Berwirausaha ... 50

Tabel 10. Hasil Pengujian Linearitas ... 52

Tabel 11. Hasil Perhitungan Pearson Product Moment ... 53

Tabel 12. Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Minat Berwirausaha ... 54

Tabel 13. Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Fear of Failure ... 55

Tabel 14. Norma Skor ... 56

Tabel 15. Kategorisasi Data Minat Berwirausaha... 56


(13)

iii

Hubungan Fear of Failure dengan Minat Berwirausaha MLM pada Mahasiswa di Kota Medan

Cipta Arief Wibawa dan Cherly Kemala Ulfa ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan fear of failure terhadap minat berwirausaha MLM pada mahasiswa. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa yang berdomisili di kota Medan dan berjumlah 105 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Karakteristik subjek adalah mahasiswa yang berdomisili di kota Medan dan mengetahui tentang wirausaha MLM. Penelitian ini diukur menggunakan skala, yaitu skala minat berwirausaha MLM dan skala fear of failure. Hasil analisa data penelitian dengan menggunakan analisa pearson product moment menunjukkan adanya hubungan antara fear of failure dengan minat berwirausaha (rxy= - 0,676 dan P=0,000). Hasil penelitian ini selanjutnya dapat memperkaya ilmu Psikologi Industri dan Organisasi bahwa ada hubungan antara fear of failure dengan minat berwirausaha


(14)

(15)

iv

Relationship of Fear of Failure and Interest in MLM Entrepreneurship among students in Medan City.

Cipta Arief Wibawa dan Cherly Kemala Ulfa ABSTRACT

The purpose of this study was to analyze the relationship of fear of failure and interest in MLM entrepreneurship on students in Medan city. This study used a quantitative approach. Involving 105 students in Medan as research samples. The samples were taken using purposive sampling technique. The subjects characteristic were students live in the city of Medan and know about MLM entrepreneurs. This research were measured using scale; the scale of interest in MLM entrepreneurship and the scale of fear of failure. The result of data analysis using pearson product moment showed that there is a relationship between fear of failure and interest in MLM entrepreneurship (rxy= - 0,676 dan P=0,000). This research implications are the level of interest in MLM entrepreneurship is in the medium category, and the level of fear of failure is in the medium category. Results of this study can further enrich Industrial and Organizational Psychology science that fear of failure have correlate with entrepreneurship interest.


(16)

1

PENDAHULUAN A.Latar belakang

Terbatasnya lapangan kerja yang ada di Indonesia saat ini sangat berbanding terbalik dengan tingginya jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) yang siap untuk bekerja. Di kota Medan sendiri, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara, hingga Agustus 2012 tercatat ada sekitar 390.000 orang yang menganggur atau sama sekali tidak memiliki pekerjaan. Pihak BPS berpendapat, jumlah ini diprediksi bisa semakin meningkat dari tahun ke tahun mengingat laju pertumbuhan lapangan pekerjaan di Sumatera Utara yang masih berjalan sangat lambat (BPS sumut, 2012).

Lebih lanjut BPS (2012) mengungkapkan, persentase lulusan universitas yang bekerja hanya menyumbang sekitar 6,30% dari total pekerja di Indonesia sedangkan sisanya didominasi oleh lulusan SD, SMP, dan SMA dengan lebih dari 90% (BPS, 2012). Melihat dari fakta ini, terlihat bahwa ternyata masih banyak sekali pengangguran intelektual yang ada di Indonesia. Hal ini yang kemudian mendorong banyak orang untuk mulai mencari peluang lain di samping berusaha mendapatkan pekerjaan agar dapat hidup lebih mandiri (Hakim, Noer, & Suef, 2001).

Salah satu alternatif yang kemudian mulai berkembang dalam mencukupi kebutuhan hidup adalah kewirausahaan. Menurut Hisrich dan Peters (dalam


(17)

2

Hakim, 2001) peran kewirausahaan dalam perekonomian suatu bangsa amatlah penting yaitu menumbuhkan lapangan pekerjaan dan mengurangi jumlah pengangguran. Kao (dalam Hatani, 2008) mengungkapkan kewirausahaan sebagai suatu proses penciptaan sesuatu yang baru (kreasi) dan/atau membuat sesuatu yang berbeda (inovasi), yang tujuannya adalah terpenuhinya kesejahteraan individu dan memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Lewat jalan kewirausahaan, individu diharapkan dapat menjadi lebih mandiri dan mampu menggerakkan perekonomian masyarakat (Hakim, 2001).

Fenomena menarik yang terjadi saat ini adalah munculnya banyak mahasiswa yang kemudian mencoba untuk melakukan kegiatan kewirausahaan. Hal ini tentu sangat menggembirakan mengingat bahwa yang mereka lakukan, seperti yang dinyatakan oleh Hisrich dan Peter (dalam Hakim, 2001) sebelumnya, dapat mengurangi jumlah pengangguran dan semakin menambah lapangan pekerjaan. Yahya Ganda (dalam Yudha, 2004) mengatakan bahwa, “Mahasiswa diartikan sebagai pelajar yang menimba ilmu pengetahuan di perguruan tinggi, di mana pada tingkat ini mereka dianggap memiliki kematangan fisik dan perkembangan pemikiran yang sangat luas, sehingga dalam nilai tersebut mereka dapat memiliki kesadaran untuk menentukan sikap dirinya serta mampu

bertanggung jawab terhadap sikap dan tingkah lakunya”.

Mengacu dari pernyataan Yahya Ganda (dalam Yudha, 2004) tersebut, dapat dilihat bahwa mahasiswa sebenarnya merupakan sumber daya yang baik untuk mengembangkan kewirausahaan menjadi semakin luas di Indonesia. Hal ini


(18)

senada dengan pernyataan Hakim (2001) yang menyebutkan bahwa dalam kewirausahaan akan merujuk pada bentuk kepribadian tertentu, yaitu pribadi yang mulia, mampu berdiri atas kemampuan sendiri, mampu mengambil keputusan atas dirinya, serta mampu menerapkan tujuan yang ingin dicapai atas pertimbangannya sendiri.

Maka tepat sekali jika dikatakan, pada dasarnya pilihan karir akan merefleksikan minat pribadi seseorang dalam menjalankan suatu pekerjaan (Agustiningsih, 2005). Termasuk dalam hal ini minat seorang mahasiswa untuk berwirausaha. Minat ini sendiri menurut M. Ngalim Purwanto (dalam Puri, 2008) adalah perbuatan yang mengarahkan kepada suatu tujuan dan merupakan suatu dorongan bagi perbuatan itu. Sedangkan Hurlock (1993) menjelaskan bahwa minat adalah sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan. Djaali dalam Sriana Wasti (2013) menjabarkan bahwa minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa harus ada yang menyuruh. Lebih lanjut, Mufidah (2009) menyebutkan bahwa minat sangat erat hubungannya dengan dorongan, motif, dan reaksi emosional.

Ada banyak sekali bentuk wirausaha yang sekarang mulai diminati oleh mahasiswa. Salah satunya adalah dengan berwirausaha menjadi distributor Multi level Marketing (MLM) (Royan, 2002). Konsep MLM atau dikenal juga sebagai network marketing ini sendiri merupakan salah satu metode pemasaran usaha dengan memanfaatkan sistem jaringan (network). Dikatakan network marketing


(19)

4

karena merupakan sebuah jaringan kerja pemasaran yang di dalamnya terdapat sejumlah orang yang melakukan proses pemasaran produk/jasa. Hal ini didasari oleh pendapat Yusuf (dalam Rozi, 2003).

Jika kemudian dilihat secara teoritis, alasan utama banyaknya mahasiswa yang kemudian berminat menjalankan usaha MLM adalah karena beberapa hal yaitu, (1) Biaya mendaftar sebagai distributor yang murah. Jauh lebih kecil jika dibandingkan harus mulai membuka usaha sendiri. (2) Sudah ada produk yang dijual. Ini sangat memudahkan pelaku bisnis MLM karena tidak perlu lagi memikirkan bentuk produk yang akan mereka pasarkan ke masyarakat. (3) Perhitungan komisi dan poin penjualan dilakukan secara fair dan transparan. (4) Banyak pelatihan dan seminar yang bisa didapatkan untuk semakin menambah pengetahuan para mahasiswa sebagai pelaku usaha (Royan, 2002).

Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, minat yang ada dalam diri mahasiswa menjadi salah satu faktor penentu sukses-tidaknya mahasiswa dalam menjalankan wirausaha MLM ini. Merujuk pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Luthfi (2012) yang berjudul “Minat berwirausaha mahasiswa pendidikan teknik mesin UPI angkatan 2010 dan faktor-faktor yang mempengaruhinya”. Faktor paling dominan yang mempengaruhi minat berwirausaha adalah faktor instrinsik dibandingkan dengan faktor ekstrinsik. Dari sini kita bisa melihat bahwa faktor-faktor intrinsik yang berasal dari dalam diri individu sangat berpengaruh dalam menjalankan wirausaha.


(20)

Ada banyak sekali faktor intrinsik minat yang mengarahkan seseorang— termasuk di dalamnya mahasiswa—dalam berwirausaha, di antaranya adalah motivasi (Firda, 2011). Pada motivasi ini sendiri menurut Shia (1998) terkandung beberapa faktor yang mempengaruhi yang salah satu faktornya adalah fear of failure. Hal ini senada dengan Sukmadinata (dalam Kusumawati, 2012) yang mengatakan bahwa fear of failure menjadi salah satu faktor yang berperan dalam mempengaruhi motivasi seseorang.

Pernyataan di atas ini sangat dekat dengan teori Murray, Mc Clelland, Clark, dan Lowell (dalam Elliot, & Thrash, 2004) yang mengungkapkan bahwa sebagian besar individu baik dalam ruang kelas, kompetisi-kompetisi olahraga, dan di area-area kerja dimotivasi oleh keinginan untuk menghindari kemungkinan gagal dan pengambilan resiko, kecenderungan untuk menghindari kegagalan ini yang secara umum disebut sebagai fear of failure. Fear of failure memperlihatkan implikasi negatif dalam beberapa hal, yaitu: pilihan tugas yang akan dikerjakan, usaha yang dikeluarkan dalam pelaksanaan tugas, keuletan dalam melaksanakan tugas, pencapaian performansi, serta motivasi untuk lebih berprestasi (Elliot, A J & Sheldon, M K, 1997).

Atkinson (dalam Conroy, Kaye, & Fifer, 2002) juga menambahkan bahwa fear of failure merupakan sebuah bentuk dorongan untuk menghindari kegagalan terutama konsekuensi negatif kegagalan berupa rasa malu, menurunnya konsep diri individu, dan hilangnya pengaruh sosial. Dari penjelasan ini bisa kita lihat bahwa seorang individu yang merasakan fear of failure akan menghindari


(21)

6

tanggung jawab dan menurunkan standar keunggulannya agar ia dapat terhindar dari kegagalan (Fried & Buchalter, 1997).

Lebih lanjut Atkinson (dalam Sagar & Stoeber, 2009) menyatakan bahwa semakin individu merasakan kemungkinan gagal, maka akan semakin lemah usaha yang ia lakukan untuk bisa terhindar dari kegagalan. Ketakutan menghadapi kegagalan atau fear of failure ini tentu bisa jadi akan berhubungan terhadap minat seseorang dalam meneruskan atau tetap melakukan pekerjaannya, atau relevansinya dengan penelitian ini adalah minat mahasiswa dalam berwirausaha MLM.

Hal ini kemudian diperkuat pula dengan wawancara singkat yang penulis lakukan terhadap NS, seorang mahasiswa yang juga wirausahawan MLM, diketahui bahwa sejauh ini ia masih tetap menjalankan bisnis MLM meski banyak komentar negatif yang memang muncul di masyarakat. Hanya saja, belakangan ia mulai merasa sedikit malas dan sering merasa takut jika suatu ketika ia akan mengalami kegagalan seperti yang banyak orang sampaikan padanya. Ditambah lagi banyak juga teman-temannya yang dulu ikut berwirausaha MLM memilih berhenti karena merasa sulit dan malu menghadapi banyak komentar negatif dari orang-orang (Komunikasi personal, 23 Maret 2013).

Berdasarkan fenomena-fenomena yang telah disebutkan di atas, maka timbul keinginan peneliti untuk mengetahui adakah hubungan antara fear of failure dengan minat mahasiswa berwirausaha MLM, khususnya pada mahasiswa.


(22)

B.Rumusan Masalah

Peneliti bermaksud melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan fear of failure dengan minat berwirausaha Multi Level Marketing (MLM) pada Mahasiswa.

C.Tujuan Penelitian

1. Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendapatkan data mengenai hubungan antara fear of failure dengan minat berwirausaha MLM pada mahasiswa. 2. Mengetahui kekuatan masing-masing variabel melalui kategorisasi data

hasil penelitian. D.Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dan wawasan terutama di bidang Psikologi Industri dan Organisasi.

b. Memberi tambahan informasi mengenai fear of failure dengan minat berwirausaha MLM bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai topik yang serupa.

2. Manfaat Praktis

a. Setelah diketahui bagaimana hubungan antara fear of failure dengan minat berwirausaha MLM pada mahasiswa, diharapkan hasilnya dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi mahasiswa sendiri untuk lebih memahami dirinya dan menerapkan strategi yang tepat agar berhasil dalam wirausaha MLM.


(23)

8

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan

Berisikan mengenai latar belakang masalah yang hendak dibahas, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II : Tinjauan Pustaka

Berisikan mengenai tinjauan kritis yang menjadi acuan dalam pembahasan permasalahan. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori tentang minat berwirausaha dan fear of failure serta hipotesa penelitian. Bab III : Metode Penelitian

Berisikan mengenai metode-metode dasar dalam penelitian yaitu identifikasi variabel, definisi operasional, subjek penelitian, metode pengambilan sampel, metode pengumpulan, metode analisis data dan prosedur pelaksanaan penelitian.

Bab IV : Hasil Analisa Data dan Pembahasan

Berisikan mengenai uraian tentang gambaran umum subjek penelitian, hasil penelitian meliputi hasil uji asumsi dan hasil utama penelitian, kategorisasi serta pembahasan. Bab V : Kesimpulan dan Saran


(24)

Berisikan pemaparan dari kesimpulan dan saran yang diperoleh dari hasil penelitian.


(25)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dijabarkan sejumlah teori yang menjadi kerangka berpikir dalam melaksanakan penelitian. Penjabaran teori terbagi dalam sejumlah bagian yaitu tinjauan teori mengenai minat berwirausaha MLM dan fear of failure. Tinjauan teori mengenai minat berwirausaha MLM, aspek-aspek dan faktor-faktor dari minat berwirausaha MLM. Tinjauan teori mengenai fear of failure meliputi definisi dan aspek-aspek dari failure. Serta penjelasan teori mengenai mahasiswa. Pada akhir bab ini akan diuraikan mengenai hubungan antara variabel fear of failure dengan minat berwirausaha, sehingga menghasilkan sebuah hipotesis penelitian.

A.Minat Berwirausaha Multi Level Marketing (MLM) 1. Pengertian Minat

Menurut Kamus Bahasa Indonesia (2008) minat diartikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Sedangkan Hurlock (1993) memaparkan bahwa minat adalah sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan.

Minat merupakan bentuk perhatian yang merupakan titik tumpu timbulnya hasrat untuk melakukan kegiatan yang diharapkan. Ini didasarkan pada pendapat Effendy (dalam Slameto, 2003). Poerwadaminta (dalam Chandrawati, 2009) sendiri mengatakan bahwa minat adalah bentuk kesukaan


(26)

atau kesenangan dari kecenderungan-kecenderungan yang terarah secara intensif pada suatu objek atau hal yang dirasa penting.

Sedang Jefkins (dalam Prakaza, 2009) mengatakan bahwa seseorang yang memiliki minat terhadap suatu kegiatan akan merasa yakin bahwa kegiatan yang diminati tersebut memang layak untuk dilakukan dan akan memberikan kepuasan sebagaimana yang diinginkan dan memiliki keyakinan bahwa nantinya kegiatan yang diminatinya tersebut dapat bermanfaat bagi kehidupannya. Slameto (2003) juga mencoba memaparkan bahwa minat adalah perasaan lebih suka dan keterkaitan pada suatu hal atau kegiatan tanpa harus ada yang memerintah terlebih dahulu.

Berdasarkan pada penjelasan yang telah disampaikan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa minat adalah kecenderungan, keyakinan, dan kesediaan yang berasal dari dalam diri seseorang yang muncul dengan sendirinya tanpa perintah atau paksaan terhadap suatu hal atau kegiatan yang ia rasa penting dan dapat memberikan kepuasan serta manfaat bagi kehidupannya.

1. Aspek Minat

Jefkins (dalam Prakaza, 2009) menggambarkan aspek-aspek yang terdapat pada minat seseorang dalam melakukan hal atau kegiatan apapun yaitu:

a) Perhatian (attention)

Saat di mana seseorang mengamati objek atau hal yang terlihat menarik baginya.


(27)

12

b) Ketertarikan (interest)

Saat di mana seseorang telah melihat objek atau hal yang ia anggap menarik dan berusaha untuk berhubungan dan melakukan pendekatan pada objek tersebut.

c) Keinginan (desire)

Saat di mana seseorang sudah lebih dari sekedar tertarik terhadap objek atau hal tersebut dan mulai berusaha untuk mengetahui lebih dalam tentang objek tersebut dan berusaha melakukan kegiatan yang berhubungan atau semakin membuatnya mengetahui lebih jauh tentang objek atau hal tersebut.

d) Keyakinan (conviction)

Saat di mana individu yakin bahwa aktivitas atau kegiatan yang akan ia lakukan dan berhubungan dengan objek atau hal tersebut memang sesuai, diminati, dan layak untuk dilakukan serta dapat memberikan kepuasan sebagaimana yang ia harapkan.

e) Tindakan (action)

Individu mengambil keputusan untuk mulai melakukan sesuatu yang pada akhirnya menimbulkan perilaku.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek yang terdapat dalam minat adalah perhatian, ketertarikan, keinginan, keyakinan, dan tindakan.


(28)

2. Pengertian Kewirausahaan

Menurut Kamus Bahasa Indonesia (2008) kewirausahaan terdiri dari

kata “wira” dan “usaha”. “Wira” sendiri berarti pejuang, gagah berani,

kesatria, teladan, manusia unggul, berbudi pekerti dan berwatak berani.

Sedangkan “usaha” adalah kemauan yang gigih untuk meraih sesuatu atau usaha mandiri mengarah pada tenaga dan pikiran dalam mencapai suatu tujuan.

Kewirausahaan adalah bentuk dari sikap mental dan jiwa yang selalu aktif dan kreatif dalam berdaya cipta, berkarsa, dan bersahaja dalam berusaha meningkatkan pendapatan dari kegiatan usaha yang ia geluti didasarkan pada pendapat Amin (dalam Puri, 2008). Sedangkan kewirausahaan menurut Longenecker (2001) ialah seseorang yang berani mengambil keputusan untuk memulai dan menjalankan bisnis.

Kewirausahaan menurut Soetadi (2010) merupakan sikap mental dan sifat jiwa yang selalu aktif dalam berusaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkan pendapatan di dalam kegiatan usahanya. Selain itu, Soetadi (2010) juga menambahkan bahwa kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses.

Dengan demikian, berdasarkan pemaparan yang disampaikan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa kewirausahaan adalah bentuk sikap berani, kreatif, inovatif, dan siap menempuh segala macam resiko guna mencapai tujuan kesuksesan dari usaha yang dirintis.


(29)

14

3. Pengertian MLM

Menurut Royan (2002) MLM atau Multi Level Marketing dikenal juga sebagai network marketing merupakan salah satu metode pemasaran wirausaha dengan memanfaatkan sistem jaringan (network). Yusuf (dalam Rozi, 2003) berpendapat bahwa, dikatakan network marketing karena merupakan sebuah jaringan kerja pemasaran yang di dalamnya terdapat sejumlah orang yang melakukan proses pemasaran produk/jasa.

Secara umum menurut Sabiq (2005) MLM adalah suatu metode bisnis alternatif yang berhubungan dengan pemasaran dan distribusi yang dilakukan melalui banyak level (tingkatan), yang biasa dikenal dengan istilah Upline (tingkat atas) dan Downline (tingkat bawah), orang akan disebut Upline jika mempunyai Downline. Dan inti dari bisnis MLM ini adalah digerakkan dengan jaringan, baik yang sifatnya vertikal atas bawah maupun horizontal kiri-kanan atau pun bisa juga gabungan antara keduanya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa MLM adalah suatu bisnis atau usaha yang mengutamakan jaringan dari sejumlah orang dalam bentuk tingkatan-tingkatan atau level yang bertujuan untuk memasarkan barang/jasa. 4. Cara Kerja MLM

Dalam konteks umum sistem bisnis MLM dilakukan dengan cara menjaring calon nasabah yang sekaligus berfungsi sebagai konsumen dan member (anggota) dari perusahaan yang melakukan praktek MLM. Adapun Sabiq (2005) menjelaskan secara terperinci bisnis MLM dilakukan dengan cara sebagai berikut :


(30)

a) Mula-mula pihak perusahaan berusaha menjaring konsumen untuk menjadi member, dengan cara mengharuskan calon konsumen membeli paket produkperusahaan dengan harga tertentu.

b) Dengan membeli paket produk perusahaan tersebut, pihak pembeli diberi satu formulir keanggotaan (member) dari perusahaan.

c) Sesudah menjadi member maka tugas berikutnya adalah mencari member-member baru dengan cara seperti diatas, yakni membeli produk perusahaan dan mengisi formulir keanggotaan.

d) Para member baru juga bertugas mencari calon member-member baru lagi dengan cara seperti diatas yakni membeli produk perusahaan dan mengisi formulir keanggotaan.

e) Jika member mampu menjaring member-member yang banyak, maka ia akan mendapat bonus dari perusahaan. Semakin banyak member yang dapat dijaring, maka semakin banyak pula bonus yang didapatkan karena perusahaan merasa diuntungkan oleh banyaknya member yang sekaligus menjadi konsumen paket produk perusahaan.

f) Dengan adanya para member baru yang sekaligus menjadi konsumen tetap produk perusahaan, maka member yang berada pada level pertama, kedua dan seterusnya akan selalu


(31)

16

mendapatkan bonus secara estafet dari perusahaan, karena perusahaan sangat diuntungkan dengan adanya member-member baru tersebut.

5. Pengertian Minat Berwirausaha

Berdasarkan pengertian minat dan pengertian kewirausahaan sebelumnya, diambil kesimpulan bahwa minat berwirausaha adalah kecenderungan, keyakinan, serta kesediaan dari dalam diri individu untuk siap menempuh segala resiko dengan perasaan senang dalam melakukan tindakan wirausaha yang dalam hal ini adalah network marketing atau MLM.

6. Faktor-faktor yang Memengaruhi Minat Berwirausaha

Longenecker (2001) menyampaikan bahwa tiap orang berminat untuk berwirausaha karena adanya beberapa faktor yang melatarbelakanginya yaitu:

a) Laba

Hasil finansial dari bisnis apa pun harus dapat mengganti kerugian waktu dan dana yang telah dikeluarkan. Namun tidak hanya terbatas sampai di situ, seorang wirausahawan juga mengharapkan imbalan atau keuntungan yang pantas bagi resiko dan inisiatif yang mereka ambil dalam mengoperasikan bisnis mereka sendiri.Laba merupakan salah satu motivasi yang kuat dalam mempertahankan minat berwirausaha mengingat bahwa dengan laba juga kelangsungan bisnis seorang wirausahawan digantungkan.


(32)

Kebebasan untuk menjalankan secara bebas usahanya merupakan imbalan lain bagi seorang wirausahawan. Keingingan untuk dapat membuat keputusan sendiri, mengambil resiko, menentukan secara bebas keuntungan yang mereka dapat untuk pribadi, serta menjadi satu-satunya bos dalam wirausahanya merupakan kebebasan yang sangat menarik bagi seorang wirausahawan.

c) Kepuasan Menjalani Hidup

Kepuasan yang bisa didapatkan dalam menjalankan usahanya sendiri merupakan salah satu kenikmatan hidup yang secara konsisten tetap menjaga minat berbisnis seorang wirausahawan.Kenikmatan yang mereka dapatkan tersebut merefleksikan keceriaan dan pemenuhan harapan pribadi mereka.

B.Fear of Failure

1. Pengertian Fear of Failure

Fear (takut) menurut Kamus Bahasa Indonesia (2008) adalah perasaan gentar (ngeri) menghadapi sesuatu yang dianggap akan mendatangkan bencana. Budiarjo (dalam Chandrawati, 2011) menyebutkan bahwa fear merupakan keadaan di mana emosi merasa tertekan dan terkait dengan usaha-usaha untuk menghindar.


(33)

18

Fear menurut Chaplin (2006) sendiri adalah bentuk reaksi emosional yang kuat, mencakup perasaan subjektif yang diisi oleh ketidaksenangan, agitasi atau keresahan, dan keinginan untuk dapat lari atau pun bersembunyi.

Failure (gagal) menurut Kamus Bahasa Indonesia (2008) adalah tidak tercapai atau tidak berhasilnya suatu maksud tertentu. Sedangkan failure menurut Chaplin (2006) berarti ketidaksanggupan mencapai hasil yang diinginkan atau gagal dalam usaha atau bekerja.

Kemudian failure menurut Poerwadarminta (dalam Chandrawati, 2011) adalah keadaan di mana tidak tercapainya hasil yang sesuai dengan yang diinginkan. Fear of Failure menurut Budiarjo (dalam Chandrawati, 2011) merupakan sebuah istilah yang biasa digunakan untuk mengartikan antisipasi emosional dalam bentuk negatif, timbul saat seseorang dihadapkan pada suatu tugas yang berorientasi pada pencapaian keahlian.

Elliot & Thrash, (2004) mengatakan bahwa fear of failure adalah sebuah bentuk penghindaran yang didasarkan pada pencapaian prestasi atau keberhasilan.

Atkinson (dalam Conroy, Kaye, & Fifer, 2007) juga menambahkan bahwa fear of failure merupakan sebuah bentuk dorongan untuk menghindari kegagalan terutama konsekuensi negatif kegagalan berupa rasa malu, menurunnya konsep diri individu, dan hilangnya pengaruh sosial.


(34)

Maka berdasarkan penjelasan di atas, fear of failure adalah bentuk penghindaran yang disebabkan oleh emosi negatif dari dalam diri individu untuk mengantisipasi kemungkinan gagal yang akan menyebabkan rasa malu, menurunnya konsep diri, serta pengaruh sosial dan biasanya berkaitan dengan ketidakmampuan dalam upaya-upaya pencapaian keberhasilan.

2. Aspek Fear of Failure

Aspek-aspek fear of failure menurut Conroy (dalam Conroy, Kaye, & Fifer, 2007) adalah:

a) Ketakutan akan penghinaan dan rasa malu

Ketakutan akan mempermalukan diri sendiri, apalagi jika banyak orang yang mengetahui kegagalannya. Individu kerap mencemaskan apa yang orang lain pikirkan tentang dirinya terkait dengan rasa malu dan penghinaan yang akan didapatkan.

b) Ketakutan akan penurunan estimasi diri individu

Ketakutan ini menghasilkan rasa kurang dan tidak mampu dalam diri individu. Individu akhirnya merasa tidak cukup pintar, tidak cukup berbakat, tidak cukup berkompeten sehingga tidak dapat mengontrol performansinya dengan baik.

c) Ketakutan akan hilangnya pengaruh sosial

Ketakutan ini melibatkan penilaian orang lain terhadap individu. Individu takut apabila ia gagal, orang lain yang penting baginya tidak akan peduli lagi padanya, cenderung menjauhinya, serta tidak


(35)

20

mau menolongnya dan pada akhirnya ia merasa nilai dirinya akan menurun di mata orang lain.

d) Ketakutan akan ketidakpastian masa depan

Ini ketakutan yang hadir karena merasa kegagalan akan mengakibatkan ketidakpastian dan berubahnya masa depan individu. Kegagalan ini ditakutkan oleh individu akan merubah rencana yang dipersiapkan untuk masa depan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

e) Ketakutan akan mengecewakan orang yang penting baginya. Ketakutan akan mengecewakan dan mendapat kritik dari orang-orang yang penting dalam hidup individu. Seperti orang-orang tua misalnya. Hal ini kemudian akan berdampak pada performansi individu.

Berdasarkan pada penyampaian di atas bisa dilihat bahwa aspek-aspek dari fear of failure ini adalah ketakutan akan penghinaan dan rasa malu, ketakutan akan penurunan estimasi diri individu, ketakutan akan hilangnya pengaruh sosial, ketakutan akan ketidakpastian masa depan, dan ketakutan akan mengecewakan orang yang dianggap penting baginya.

3. Faktor Fear of Failure

Conroy (dalam Nainggolan, 2007) selanjutnya mengemukakan bahwa rasa takut gagal disebabkan oleh:


(36)

Pengalaman di masa awal kanak- kanak ini dipengaruhi oleh pola pengasuhan orangtua. Orangtua yang selalu mengeritik dan membatasi kegiatan anak-anaknya akan menimbulkan perasaan fear of failure. Rasa fear of failure bisa juga ditimbulkan oleh orangtua yang terlalu melindungi anak-anaknya sehingga anak nyaris tidak bisa mencapai suatu prestasi tanpa bantuan penuh dari orangtua karena mereka takut jika nanti melakukan kesalahan. b) Karakteristik lingkungan

Lingkungan disini meliputi lingkungan keluarga dan sekolah. Karakteristik keluarga yang penuh tuntutan untuk berprestasi merupakan penyebab rasa fear of failure pada anak. Lingkungan sekolah akan semakin menekan dengan kompetisi untuk mendapatkan nilai dan juara dalam bidang akademik maupun non akademik.

c) Pengalaman belajar

Pengalaman kesuksesan dan kegagalan dalam belajar akan mempengaruhi perasaan fear of failure pada individu. Kesuksesan yang dicapai dan reward yang mengiringinya akan mengakibatkan individu merasa harus terus mencapai kesuksesan, sehingga ia akan mengalami perasaan fear of failure. Fear of failure bisa juga disebabkan oleh kegagalan dan dampaknya yang membuat individu merasa tidak mau mengalaminya.


(37)

22

Faktor ini berkaitan dengan struktur lingkungan di mana individu melakukan performansi dan persepsi individu terhadap lingkungan tersebut. Dua hal ini akan memberikan pengaruh pada penetapan tujuan dan sasaran pencapaian prestasi. Lingkungan yang dipersepsikan individu tidak akan mentolerir kegagalan akan mengakibatkan individu mengalami perasaan fear of failure sehingga pencapaian tujuan dan sasaran prestasi hanya sampai pada taraf tidak gagal bukan kesuksesan.

Berdasarkan pemaparan yang telah disampaikan ini, bisa disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi fear of failure adalah pengalaman masa kanak-kanak, karakteristik lingkungan, pengalaman belajar, dan yang terakhir faktor dari segi subjektif dan konstektual.

C.Mahasiswa

1. Pengertian Mahasiswa

Secara harfiah, mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, baik di universitas, institut, maupun akademi. Menurut Kamus Bahasa Indonesia (2008), mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi. Setelah menyelesaikan pendidikan di bangku sekolah, sebagian siswa ada yang menganggur, mencari pekerjaan, atau melanjutkan pendidikan ke tingkat perguruan tinggi. Mereka yang terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi dapat disebut sebagai mahasiswa (Takwin, 2008).


(38)

Belajar di perguruan tinggi sangat berbeda dari belajar di sekolah (Furchan, 2009). Di sekolah, siswa lebih banyak berperan sebagai penerima ilmu pengetahuan, sementara guru dianggap sebagai pemberi ilmu pengetahuan. Di perguruan tinggi, mahasiswa lebih aktif dalam mencari ilmu pengetahuan, sementara pengajar berfungsi sebagai fasilitator yang membantu mahasiswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah disepakati. Menurut Kartono (dalam Ulfah, 2010) mahasiswa merupakan anggota masyarakat yang mempunyai ciri-ciri tertentu, antara lain:

a) Mempunyai kemampuan dan kesempatan untuk belajar di perguruan tinggi, sehingga dapat digolongkan sebagai kaum intelegensia.

b) Karena kesempatan yang ada, mahasiswa diharapkan nantinya dapat bertindak sebagai pemimpin yang mampu dan terampil, baik sebagai pemimpin masyarakat ataupun dalam dunia kerja.

c) Diharapkan dapat menjadi daya penggerak yang dinamis bagi proses modernisasi.

d) Diharapkan dapat memasuki dunia kerja sebagai tenaga yang berkualitas dan profesional.

D.Hubungan Fear of Failure dengan Minat Berwirausaha Multi Level Marketing (MLM) pada Mahasiswa

Setiap manusia yang hidup di dunia ini memiliki ketakutan atau fear yang tumbuh dalam dirinya. Fear merupakan hal yang wajar terjadi suatu waktu pada


(39)

24

diri manusia. Fear ini sendiri menurut Kamus Bahasa Indonesia (2008) adalah perasaan gentar (ngeri) menghadapi sesuatu yang dianggap akan mendatangkan bencana.

Dari sekian banyak fear yang mungkin dialami oleh seorang manusia, maka fear akan kegagalan merupakan salah satu hal yang paling banyak terjadi di masa sekarang ini. Fear akan kegagalan atau fear of failure menurut Atkinson (dalam Sagar & Stoeber, 2009) merupakan sebuah bentuk dorongan untuk menghindari konsekuensi negatif yang mungkin terjadi pada individu dalam suatu situasi tertentu.

Indivudu pasti akan pernah merasakan fear of failure saat ia berusaha untuk melakukan atau mencapai sesuatu yang berkaitan dengan pencapaian prestasi. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Elliot & Thrash (2004) dalam penelitiannya yaitu, fear of failure merupakan sebuah bentuk penghindaran yang biasanya didasarkan pada pencapaian prestasi atau keberhasilan. Sederhananya, bisa dikatakan seseorang yang mengalami ketakutan untuk gagal pasti akan berusaha untuk menghindari ketakutannya sehingga ia tidak perlu lagi untuk merasa takut gagal.

Fear of failure ini tentu akan sangat memiliki dampak terhadap minat individu tersebut dalam melakukan kegiatannya. Seperti yang telah sama-sama kita ketahui, Minat menurut Purwanto (dalam Puri, 2008) adalah perbuatan yang mengarahkan kepada suatu tujuan dan merupakan suatu dorongan bagi perbuatan itu. Apabila minat seseorang menurun, maka dorongan untuk melakukan kegiatan ikut menjadi menurun pula.


(40)

Wulandari (2013) menyatakan bahwa beberapa faktor intrinsik yang dapat menurunkan minat bisa datang dari banyak hal yang salah satunya adalah perasaan takut gagal, ragu-ragu, dan kurangnya keyakinan. Ketakutan untuk gagal inilah yang disebut juga sebagai fear of failure.

Jika kemudian fear of failure ini dikaitkan dengan minat seorang mahasiswa terhadap kegiatan berwirausaha Multi Level Marketing (MLM), maka tentu minat mahasiswa untuk berwirausaha tersebut bisa saja semakin menjadi menurun karena ia takut untuk gagal sehingga berusaha menghindari kegiatan berwirausaha MLM tersebut.

Ketakutan semacam ini bisa terjadi mengingat mahasiswa masih berada dalam tahap dewasa awal yang mana sesuai dengan pernyataan Sri Iswanti (dalam Dhemy, 2012), orang dewasa muda banyak yang mengalami ketegangan emosi yang berhubungan dengan persoalan-persoalan yang dialaminya. Ketakutan atau kekhawatiran yang timbul ini pada umumnya bergantung pada sejauh mana kesuksesan atau kegagalan yang dialami dalam pergumulan persoalan.

Apalagi ditambah dengan banyaknya tanggapan negatif yang hadir di masyarakat terkait dengan mahasiswa yang menjalankan bisnis MLM meski secara teoritis bisnis ini dikatakan sangat menjanjikan. Seperti pernyataan Royan (2002) bahwa banyak sekali orang yang tertarik untuk menjalankan MLM ini karena tertarik dengan konsep jaringannya. Ditambah lagi, wirausaha MLM ini tidak membutuhkan modal yang terlalu besar. Dari seluruh pernyataan di atas, bisa dilihat bahwa sepertinya fear of failure memiliki andil terhadap penurunan


(41)

26

minat seseorang dalam melakukan kegiatannya, terutama dalam hal ini minat mahasiswa berwirausaha MLM.

Namun kemudian Conroy (2004) dalam penelitiannya tentang fear of failure terhadap atlet olahraga ternyata juga menemukan sisi lain dari peran fear of failure dalam mempengaruhi minat. Ia menemukan bahwa fear of failure yang timbul dalam diri seorang atlet malah bisa menjadi semacam energi yang memotivasinya untuk berusaha lebih keras dalam mencapai goal atau tujuan yang diharapkan. Hal ini kemudian berdampak pada perilaku atlet yang semakin menunjukkan peningkatan performa dalam penampilannya.

Ini menjadi wajar sebab atlet adalah seseorang yang menggantungkan seluruh karirnya pada sebaik mana ia dapat memberikan kontribusi bagi timnya. Apabila seorang atlet gagal menunjukkan performa terbaiknya, maka ia pasti tidak akan menjadi prioritas utama dalam tim. Dan tentu ini sangat berpengaruh besar. Sebab ia menggantungkan hidupnya di sana. Sagar & Stoeber (2009) kemudian memperkuat penelitian tentang atlet ini dengan menunjukkan bahwa peningkatan prestasi atlet yang disebabkan oleh fear of failure yang tinggi, semata-mata terjadi karena tuntutan seorang atlet yang harus selalu dituntut tampil sebagai seorang perfeksionis atau sempurna.

Ini menunjukkan jika seorang atlet takut untuk gagal dalam upaya pencapaian sesuatu, maka ia malah jadi semakin termotivasi untuk menghindari kegagalan tersebut dengan cara memberikan seluruh kemampuan terbaiknya dalam melakukan suatu kegiatan olahraga tertentu agar ia tidak perlu merasakan fear of failure. Namun Sagar & Stoeber (2009) mengatakan hal ini hanya terjadi


(42)

pada bidang pekerjaan yang selalu menuntut hasil yang terbaik untuk membuat seseorang tetap dipertahankan.

Berdasarkan penjelasan di atas, bisa dilihat dampak dari fear of failure ini ternyata saling bertolak belakang. Sehingga dengan demikian, jika kembali dikaitkan dengan penelitian ini, adanya perasaan fear of failure dalam diri mahasiswa ketika menjalankan usaha MLM ini akan juga berdampak pada minatnya dalam berwirausaha. Sehingga berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa ada hubungan antara fear of failure dengan minat berwirausaha MLM pada mahasiswa.

E.Hipotesis Penelitian

Terdapat hubungan antara fear of failure dengan minat berwirausaha MLM pada mahasiswa.


(43)

28 BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan pendekatan metode korelasional. Pendekatan kuantitatif ini menekankan analisisnya pada data-data numerikal yang diolah dengan metode statistika. Metode korelasional ialah metode penelitian yang dilaksanakan dengan tujuan mencari tahu sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan (berkorelasi) dengan satu atau lebih faktor lain berdasarkan koefisien korelasi. Pada penelitian ini, metode korelasi digunakan untuk mendapatkan jawaban tentang ada tidaknya hubungan satu faktor dengan faktor lain, yaitu hubungan antara fear of failure dengan minat berwirausaha MLM pada mahasiswa.

A.Identifikasi Variabel Penelitian

Identifikasi variabel-variabel utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a) Variabel bebas (independent variable) : Fear of Failure

b) Variabel Tergantung (dependent variable) : Minat Berwirausaha

B.Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional setiap variabel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:


(44)

1. Fear of failure

Fear of failure adalah derajat ketakutan untuk gagal pada mahasiswa yang berniat berwirausaha karena merasa jika kegagalan itu terjadi akan menyebabkannya mendapat berbagai macam konsekuensi negatif baik berasal dari internal dirinya maupun lingkungan.

Dalam penelitian ini fear of failure diukur dengan menggunakan skala fear of failure yang disampaikan oleh Conroy (dalam Conroy, Kaye, & Fifer, 2007) yaitu: ketakutan akan penghinaan dan rasa malu, ketakutan akan penurunan estimasi diri individu, ketakutan akan hilangnya pengaruh sosial, ketakutan akan ketidakpastian masa depan, dan ketakutan akan mengecewakan orang yang dianggap penting baginya.

Tinggi rendahnya fear of failure subyek dilihat dari skor total yang diperoleh pada skala fear of failure. Semakin tinggi skor skala yang diperoleh akan semakin menunjukkan subyek memiliki fear of failure yang tinggi dan begitu juga sebaliknya

2. Minat Berwirausaha

Minat berwirausaha adalah tingkat kecenderungan mahasiswa untuk berwirausaha yang berpengaruh pada kesadaran individu untuk berusaha melakukan sesuatu yang berhubungan dengan apa yang diinginkannya tersebut sehingga bisa memberikan kepuasan pada dirinya.

Minat berwirausaha ini kemudian akan diukur dengan menggunakan skala yang disusun berdasarkan aspek-aspek minat yang dikemukakan oleh Jefkins (dalam Prakaza, 2009) yaitu: perhatian seseorang dalam mengamati


(45)

30

kegiatan wirausaha, ketertarikan seseorang untuk berwirausaha, keinginan seseorang untuk mulai ikut mencoba berwirausaha, keyakinan seseorang untuk mulai berwirausaha, dan pengambilan tindakan untuk berwirausaha.

Tinggi-rendahnya minat berwirausaha subyek dilihat dari skor total yang diperoleh dari skala minat berwirausaha. Semakin tinggi skor subyek, maka semakin tinggi minat berwirausahanya dan sebaliknya.

C.Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Sugiyono (2012) mengatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang berdomisili di Kota Medan.

2. Sampel Penelitian

Mengingat pada keterbatasan peneliti dalam menjangkau seluruh area populasi, maka peneliti hanya akan meneliti sebagian dari populasi yang dijadikan sebagai subjek penelitian. Berdasarkan pada populasi yang telah ditentukan maka akan diambil wakil dari populasi yang disebut sampel penelitian. Sugiyono (2012) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Tidak ada ketetapan yang mutlak berapa persen suatu sampel harus diambil dari populasi (Hadi, 2000). Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 105 orang.


(46)

Ada pun karakteristik sampel dalam penelitian ini adalah: a) Individu yang masih menjadi mahasiswa

b) Berdomisili di kota Medan

c) Mengetahui info tentang wirausaha Multi Level Marketing (MLM)

D.Teknik Pengambilan Sampel Penelitian

Teknik pengambilan sampel adalah cara yang digunakan untuk mengambil sampel dari populasi dengan menggunakan prosedur tertentu dalam jumlah yang sesuai dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili populasi (Hadi, 2000). Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling karena pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Sugiyono, 2012).

E.Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data hendaknya disesuaikan dengan tujuan penelitian dan bentuk data yang akan diambil dan diukur (Hadi,2000). Data penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode self report dan skala.


(47)

32

1. Metode self report

Metode ini digunakan untuk memperoleh data identitas diri yaitu mengenai nama, usia, jumlah pendapatan per tahun, jenis usaha, status pernikahan, suku dan lama berwirausaha. Dalam hal ini subjek diminta untuk menuliskannya pada kolom yang telah disediakan pada skala.

2. Skala Minat Berwirausaha

Skala minat berwirausaha disusun disusun dengan menggunakan aspek-aspek dari Jefkins (dalam Prakaza, 2009). Butir-butir pernyataan disusun berdasarkan aspek-aspek dalam minat berwirausaha, yang terdiri dari 25 pernyataan-pernyataan yang bersifat positif (favorable) dan bersifat negatif (unfavorable).

Skala ini disajikan dalam bentuk pernyataan-pernyataan Favorable (mendukung) dan Unfavorable (tidak mendukung). Nilai setiap pilihan bergerak dari bobot penilaian untuk setiap pernyataan, apakah favorable atau unfavorable. Untuk item yang favorable, jawaban SS diberi skor 5, S diberi skor 4, N diberi skor 3, TS diberi skor 2, dan skor 1 untuk STS. Sedangkan item unfavorable, jawaban STS diberi skor 5, TS diberi skor 4, N diberi skor 3, S diberi skor 2, dan skor 1 untuk SS (Azwar, 2012).


(48)

Tabel 1: Skor Alternatif Jawaban Skala Minat Berwirausaha

Favorable Unfavorable

Alternatif jawaban Skor Alternatif jawaban Skor

Sangat setuju 5 Sangat setuju 1

Setuju 4 Setuju 2

Netral 3 Netral 3

Tidak setuju 2 Tidak setuju 4


(49)

34

Tabel 2. Blue Print Skala Minat Berwirausaha

No Aspek-aspek Minat Berwirausaha Indikator Jenis aitem

Total % Favorable Unfavorable

1 Perhatian (attention)

- Mulai mengamati hal/ wirausaha yang dianggap menarik

1, 6, 11, 21 16 5 20

2 Ketertarikan (interest)

- Mulai mencoba untuk mencari tahu hal/

wirausaha yang dianggap menarik

2, 7, 12 17, 23 5 20

3 Keinginan (desire)

- Mulai mendalami hal/wirausaha tersebut - Mulai berpikir untuk

menjalankan

hal/wirausaha tersebut.

3, 8, 13, 22 18 5 20

4 Keyakinan (conviction)

- Mulai yakin bahwa hal/ wirausaha yang ia coba ia lakukan memang ia minati.

- Yakin akan merasa puas dengan hal/wirausaha yang ia lakukan.

4, 9, 14 19, 24 5 20

5 Tindakan

(action)

- Individu bersedia menjalankan

hal/wirausaha tersebut.

5, 10, 15 20, 25 5 20


(50)

a. Skala Fear of Failure

Skala fear of failure disusun disusun dengan menggunakan aspek-aspek dari Conroy (dalam Conroy, Kaye, & Fifer, 2007). Butir-butir pernyataan disusun berdasarkan aspek-aspek dalam fear of failure, yang terdiri dari 25 pernyataan-pernyataan yang bersifat positif (favorable) dan bersifat negatif (unfavorable).

Skala ini disajikan dalam bentuk pernyataan-pernyataan Favorable (mendukung) dan Unfavorable (tidak mendukung). Nilai setiap pilihan bergerak dari bobot penilaian untuk setiap pernyataan, apakah favorable atau unfavorable. Untuk item yang favorable, jawaban SS diberi skor 5, S diberi skor 4, N diberi skor 3, TS diberi skor 2, dan skor 1 untuk STS.Sedangkan item unfavorable, jawaban STS diberi skor 5, TS diberi skor 4, N diberi skor 3, S diberi skor 2, dan skor 1 untuk SS (Azwar, 2012). Tabel 3: Skor Alternatif Jawaban Skala Fear of Failure

Favorable Unfavorable

Alternatif jawaban Skor Alternatif jawaban Skor

Sangat setuju 5 Sangat setuju 1

Setuju 4 Setuju 2

Netral 3 Netral 3

Tidak setuju 2 Tidak setuju 4


(51)

36

Tabel 4. Blue Print Skala Fear of Failure

No. Karakteristik Fear of Failure

Indikator Jenis aitem

Total % Favorable Unfavorable

1

Ketakutan akan penghinaan dan

rasa malu

- Takut mempermalukan diri sendiri.

- Tidak ingin orang lain mengetahui kegagalannya. - Individu merasa cemas

dengan apa yang dipikirkan orang lain kepadanya

1, 6, 11, 21 16 5 20

2

Ketakutan akan penurunan estimasi diri

individu

- Merasa kurang dengan kemampuan serta potensi yang dimilikinya.

- Merasa tidak mampu mengontrol performansinya dengan baik.

2,7,12, 22 17 5 20

3

Ketakutan akan hilangnya pengaruh sosial

- Takut orang lain tidak lagi memedulikannya apabila ia mengalami kegagalan. - Takut nilai dirinya akan

menurun di mata orang lain.

3, 8,13, 23 18 5 20

4

Ketakutan akan ketidakpastian

masa depan

- Takut mengalami masa depan yang tidak pasti - Takut mengalami masa

depan yang buruk

- Takut rencana yang telah disiapkan untuk masa depan gagal atau tidak sesuai.

4, 9, 14, 24 19 5 20

5

Ketakutan akan mengecewakan

orang yang penting baginya

- Takut mengecewakan orang-orang terdekat.

- Takut mendapat kritikan dari orang-orang terdekat.

- Performansi menjadi menurun

5, 10, 15, 25 20 5 20


(52)

F. Uji Coba Alat Ukur 1. Uji Validitas

Validitas adalah sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam menjalankan fungsi ukur artinya alat ukur memang mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur (Hadi, 2000).

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi atau content validity, yaitu sejauh mana alat tes yang digunakan dilihat dari segi isi adalah benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur (Hadi, 2000). Teknik yang digunakan untuk melihat validitas isi dalam penelitian ini adalah professional judgement, pendapat profesional diperoleh dengan cara berkonsultasi dengan dosen pembimbing.

2. Uji Daya Beda Aitem

Uji daya beda aitem dilakukan untuk melihat sejauhmana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki atribut dengan yang tidak memiliki atribut yang akan diukur. Dasar kerja yang digunakan dalam analisis aitem ini adalah dengan memilih aitem-aitem yang fungsi ukurnya selaras atau sesuai dengan fungsi ukur tes (Azwar, 2012).

Pengujian daya beda aitem ini dilakukan dengan komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor pada setiap aitem dengan suatu kriteria yang relevan yaitu distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini menghasilkan koefisien korelasi aitem total yang dapat dilakukan dengan menggunakan koefisien korelasi Pearson Product Moment (Azwar, 2012). Menurut Azwar (2012), prosedur pengujian ini akan menghasilkan koefisien korelasi aitem


(1)

SUBJEK No. Item Fear of Failure

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

1 3 2 2 4 4 2 2 2 4 3 2 2 2 2 2 4 4 2 4 4 2 4 2 4 2

2 4 5 4 1 2 3 4 3 3 2 2 4 3 3 3 4 4 3 2 2 2 4 2 4 2

3 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 1 1 1 1 1 4 1 4 5 3

4 3 4 3 2 3 3 4 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2

5 4 4 2 3 3 2 4 3 2 2 4 3 2 3 4 4 3 3 4 3 4 3 2 4 3

6 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

8 4 2 2 4 2 2 2 2 4 2 2 2 2 4 2 4 4 4 4 2 2 1 2 4 2

9 4 2 3 3 3 2 4 3 1 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 2 3 3 3

10 2 4 2 1 2 1 3 2 4 2 2 3 3 1 1 3 2 3 2 2 2 4 2 2 4

11 4 4 4 4 3 2 4 3 3 3 3 4 3 5 3 5 3 3 3 5 3 3 3 4 3

12 3 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3

13 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3

14 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2

15 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 4 2 3 2 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3

16 3 4 4 3 5 3 5 3 3 4 3 5 3 2 3 5 5 3 4 3 3 5 3 3 4

17 2 2 4 2 2 2 4 2 2 2 2 4 2 4 3 4 2 4 3 2 4 1 2 2 2

18 4 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 4

19 4 4 2 4 3 2 5 2 3 3 3 4 2 3 3 4 4 3 4 2 2 3 2 4 2

20 4 5 2 4 2 2 5 2 4 1 2 4 2 2 2 3 2 4 3 2 2 1 3 4 4

21 2 3 3 4 4 3 4 3 4 3 2 4 3 2 2 3 3 4 4 3 3 3 2 4 3


(2)

23 4 4 2 3 3 2 4 3 3 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 4

24 4 4 2 3 3 3 5 3 3 2 2 4 4 3 3 5 3 5 4 3 4 3 4 4 3

25 2 4 4 3 5 3 4 3 5 5 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 5 5 4 4 5

26 2 4 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

27 5 4 4 5 3 3 5 3 4 3 3 4 3 5 4 4 5 3 3 4 3 4 3 5 3

28 2 3 3 3 3 2 3 3 4 3 2 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4

29 1 3 2 2 3 2 5 1 2 3 5 3 2 1 2 2 3 1 5 4 3 5 3 2 1

30 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 4 5 4 3 4 3 3 3

31 3 3 1 2 1 1 2 1 2 2 2 4 2 3 2 4 4 2 2 2 1 3 2 3 4

32 3 2 2 3 3 3 4 1 3 2 2 4 2 4 2 3 3 4 3 2 3 3 2 3 4

33 4 4 3 4 2 2 4 3 4 2 2 2 2 3 3 4 3 3 3 4 2 4 4 4 2

34 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3

35 3 4 3 3 2 2 5 3 4 3 5 4 1 3 3 5 3 3 3 3 2 3 3 4 4

36 3 2 2 3 2 2 2 1 2 2 1 2 2 4 2 3 2 4 3 2 2 1 1 3 2

37 4 4 5 3 4 2 4 1 4 3 3 4 4 5 3 3 4 3 3 4 3 2 2 3 1

38 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 3 4 3 4 4 4 4 4 4

39 3 4 4 4 2 2 4 1 3 2 1 2 1 3 1 2 2 3 3 5 2 3 3 4 2

40 2 4 5 3 3 2 4 4 3 5 2 4 2 4 3 1 1 4 3 2 5 2 4 2 5

41 2 5 4 3 5 2 4 2 2 4 2 3 4 2 4 3 4 2 3 4 3 4 2 4 5

42 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4

43 4 4 4 3 2 2 4 2 4 2 2 4 4 4 3 4 4 3 2 2 2 4 2 4 4

44 2 3 4 2 2 4 3 3 4 3 3 4 4 3 2 4 3 5 3 3 4 4 4 3 4

45 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4

46 3 4 4 2 2 3 4 2 4 2 4 4 4 3 3 4 2 3 3 2 2 2 4 2 3


(3)

48 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 3 2 1 1 5 2

49 3 4 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3

50 2 3 2 4 2 3 4 2 3 2 2 4 2 3 2 4 3 4 3 2 4 2 4 4 4

51 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

53 4 4 3 4 3 2 4 2 4 2 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 2 4 4 4 3

54 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 1 2 3 3 3 3 2 2 2 3 1 2

55 4 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4

56 4 4 4 3 4 3 4 3 2 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4

57 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3

58 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4

59 4 4 4 5 3 2 4 3 5 4 4 5 3 4 3 4 4 3 4 4 2 4 4 5 3

60 4 3 3 2 3 3 5 3 3 3 2 3 3 3 4 4 5 5 3 4 3 3 4 4 3

61 1 2 4 2 1 4 2 1 3 3 2 3 2 4 1 4 3 4 5 4 4 3 2 3 2

62 4 4 2 4 4 4 5 4 5 3 4 5 4 4 3 4 4 3 2 2 4 4 4 4 3

63 2 2 1 2 1 2 5 1 4 2 1 4 2 5 1 3 3 5 3 4 1 4 1 4 1

64 4 5 5 5 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 5 5 4 5 5 4 2 3 3 3 3

65 2 4 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 4 2 3 2 2 2 2 4 4 4 3

66 2 4 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 4 2 3 2 2 2 2 4 4 4 3

67 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 3

68 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 5 5 4 4 4 3 5 4

69 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4

70 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3

71 3 3 2 4 2 3 3 1 1 1 3 1 3 3 5 3 4 3 3 4 3 1 3 5 4


(4)

73 3 3 5 5 3 1 3 5 3 3 2 4 2 2 4 1 3 2 3 3 3 2 4 5 4

74 1 3 2 2 1 3 3 2 2 2 2 4 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3

75 3 2 3 3 3 3 4 2 3 3 4 2 3 4 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3

76 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3

77 3 3 3 2 3 4 2 4 4 3 3 4 3 4 3 2 4 3 2 4 4 2 3 4 2

78 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 2 2 3 3 4 3 3 3 2 2 3 4

79 2 2 1 1 3 2 3 1 3 2 2 3 2 3 1 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3

80 4 3 2 3 3 2 5 2 3 3 2 4 2 3 2 4 4 2 3 3 4 4 2 3 3

81 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4

82 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 4 3 4 3 2 3 3 2 2 2

83 3 3 4 2 2 4 4 2 2 3 2 4 4 3 4 4 2 4 3 3 2 3 2 5 3

84 2 2 5 5 5 5 5 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3

85 3 4 4 3 3 2 5 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

86 4 4 4 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 4 3 3 2 4 3 3 3

87 2 2 2 1 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 5 5 5 5 5 5 1 3 3 3 3

88 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3

89 3 3 2 3 4 2 4 2 3 3 3 2 3 4 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3

90 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 5 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4

91 3 2 3 2 4 2 3 2 4 3 2 4 2 4 4 2 2 2 2 2 4 3 3 3 4

92 1 3 2 3 3 3 3 1 3 1 2 5 1 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 1

93 3 3 3 3 2 2 2 1 3 2 4 2 2 4 2 3 3 3 4 3 2 3 3 3 1

94 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

95 4 5 2 3 1 1 3 2 2 2 1 4 2 2 4 4 2 2 3 2 3 4 2 3 4

96 4 2 4 2 2 2 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 2 2 3 4 4


(5)

98 4 4 4 3 2 3 4 4 3 3 3 5 4 4 3 5 4 4 3 3 4 4 4 3 3

99 4 4 3 5 4 3 5 3 4 4 3 5 2 5 3 4 4 3 5 2 4 4 4 4 3

100 4 4 4 3 2 4 5 4 4 2 3 4 4 3 1 4 3 4 2 2 4 2 3 2 3

101 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 5

102 4 2 2 4 4 1 2 4 4 4 2 2 4 4 2 1 4 4 4 1 4 4 2 2 4

103 4 2 2 4 2 4 5 4 4 2 4 4 4 5 4 4 2 2 2 2 4 2 4 5 4

104 2 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 5 3 3 4 3 3 3 4


(6)