METODE PENELITIAN Gambaran Pengetahuan dan Sikap ibu Tentang Gizi Seimbang dan Pola Makan Anak Autis di sdlbn 107708 Lubuk pakam tahun 2012

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif untuk mengetahui gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Gizi Seimbang dan Pola Makan Anak Autis di SDLBN 107708 di Kabupaten Lubuk Pakam. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SDLBN 107708 di Kabupaten Lubuk Pakam, dengan pertimbangan berdasarkan hasil survei awal yang telah dilakukan oleh peneliti dengan melakukan pengamatan secara fisik bahwa hampir 60 siswai yang bersekolah di SDLBN 107708 Lubuk Pakam mempunyai tubuh yang gemuk sebanyak 61 orang.dan anak autis sebanyak 31 orang. Dari wawancara awal didapat 8 dari 10 ibu yang tidak mengetahui diet gluten dan kasein pada anak autis. Penelitian direncanakan akan berlangsung dari November 2012 sampai Desember 2012. 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Populasi adalah seluruh ibu yang anaknya mengalami autis yang bersekolah di SDLBN 107708 Lubuk Pakam sebanyak 31 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel dari penelitian ini adalah total sampling seluruh jumlah populasi seluruh ibu yang anaknya mengalami autis sebanyak 31 orang. Universitas Sumatera Utara 3.4 Jenis dan Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer Data primer mancakup data : 1. Karakteristik responden yaitu ibu umur, tingkat pendidikan, penghasilan diperoleh melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner. 2. Pengetahuan Gizi Seimbang Ibu dan Pemberian Pola Makan Pada Anak dengan menggunakan kuesioner. 3. Pengukuran Konsumsi Makanan melalui Metode Recall 24 Jam dan Metode Food Frequency.

3.4.2 Data Sekunder

Data Sekunder mencakup data gambaran umum mengenai Sekolah SDLBN 107708 Lubuk Pakam baik secara umum mau pun secara spesifik sesuai dengan tipe- tipe kebutuhan siswa dan diperoleh dari bagian administrasi Sekolah.

3.5 Defenisi Operasional

1. Anak Autis adalah keadaan dimana seseorang asyik dengan dunianya sendiri, tidak perduli dengan keadaan sekitarnya dan tidak perduli dengan orang lain serta memiliki masalah dengan status gizinya karena mengonsumsi makanan yang mengandung gluten dan kasein. 2. Pengetahuan ibu adalah pengetahuan serta pemahaman ibu mengenai zat gizi seimbang serta pengetahuan ibu mengenai glutein dan kasein yang ada pada makanan yang tidak boleh dikonsumsi anak autis. Universitas Sumatera Utara 3. Sikap adalah respon atau reaksi dari ibu tentang kebutuhan asupan gizi yang diperlukan oleh anaknya sesuai dengan pola makan yang baik untuk anak autis. 4. Pola Makan Anak Autis adalah frekuensi dan jenis makanan yang bebas gluten dan kasein yang dikonsumsi oleh anak autis. 5. Frekuensi makan adalah angka yang menyatakan setiap kali setiap jenis bahan makanan yang dimakan, misalnya 1x1 hari, 1x1 hari, 4-5xminggu, 1- 3xminggu, 2x1bulan, 1x1bulan, tidak pernah. 6. Kecukupan energi dan protein adalah kuantitas energi dan protein yang diperoleh dari makanan yang di komsumsi anak autis dalam sehari 7. Status Gizi adalah keadaan tubuh anak autis berdasarkan jenis kelamin, jumlah asupan dan kebutuhan, yang ditentukan dengan menggunakan antropometri BBU dan BBTB, dengan perhitungan nilai Z-skor berdasarkan baku standar WHO 2007.

3.6 Aspek Pengukuran

1. Pengukuran Pengetahuan Aspek pengukuran dalam penelitian ini didasarkan pada jawaban responden terhadap pertanyaan dari kuesioner yang sesuai dengan skor yang ditetapkan. Pengetahuan diukur melalui 10 pertanyaan. Jawaban yang benar diberi nilai 3 dan yang paling rendah diberikan nilai 1. Pengukuran tingkat pengetahuan dibedakan atas 3 kategori menurut Arikunto 2002: Universitas Sumatera Utara a. Tingkat Pengetahuan Baik, jika 75 dijawab benar dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 22 b. Tingkat Pengtahuan Sedang, jika 40-75 dijawab benar dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 12-22, dan c. Tingkat Pengetahuan Tidak baik, jika 40 dijawab benar dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 12. 2. Pengukuran Sikap Komponen sikap menggunakan skala Likert yakni dengan 3 tiga alternatif pernyataan yaitu setuju, kurang setuju dan tidak setuju. Sikap terdiri dari 10 pernyataan yang mana 5 pertanyaan positif 2, 5, 7, 8, 10 dan 5 pernyataan negatif 1, 3, 4, 6, 9. Penilaian terhadap pernyataan positif diberi skor 3 untuk jawaban setuju, 2 untuk kurang setuju dan 1 untuk jawaban tidak setuju sedangkan penilaian terhadap pernyataan negatif diberi skor 3 untuk jawaban tidak setuju, 2 untuk kurang setuju dan 1 untuk jawaban setuju. Total tertinggi adalah 30 dan terendah 10. Berdasarkan kriteria diatas dapat dikategori tingkat sikap responden menurut Arikunto 2002 dengan kriteria sebagai berikut : a. Baik, jika 75 dijawab benar dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 22 b. Sedang, jika 40-75 dijawab benar dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 12-22, dan c. Tidak baik, jika 40 dijawab benar dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 12. Universitas Sumatera Utara 3. Pengukuran Pola Makan a. Data Food Frequency Questionnaire FFQ Data ini yang diperoleh dari hasil pengukuran berapa kali individu mengkonsumsi makanan yang sama dalam kurun waktu tertentu dengan menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan pola konsumsi, Untuk jenis makanan dapat digolongkan menjadi makanan pokok, lauk-pauk, sayuran dan buah-buahan. yang selanjutnya dikategorikan menjadi: 1. Tidak pernah 2. 1 kali sehari 3. 1 kali sehari 4. -3 kali seminggu 5. 4-6 kali seminggu 6. 1xbulan. b. Data Food Recall 24 jam. Untuk melihat hasil konsumsi energikalori yang akan diukur dibandingkan dengan Daftar Kecukupan Gizi Anjuran DKGA Depkes 2002. 4. Tingkat kecukupan gizi diukur dengan melihat tingkat konsumsi Energi dan Protein yang dikonsumsi, dengan menggunakan rumus: TK =KKC X 100 Universitas Sumatera Utara Keterangan : TK = Tingkat kecukupan K = Konsumsi KC = Kecukupan yang dianjurkan Setelah itu dihitung rata-rata seharinya dan dibandingkan dengan daftar kecukupan gizi yang dianjurkan. Tingkat energi dan protein dapat digolongkan atas Supariasa,dkk, 2002: a. Defisit : 70 AKG b. Kurang : 70-80 AKG c. Sedang : 80-90 AKG d. Baik : ≥ 100 AKG 5. Pengukuran Status Gizi Status gizi anak autis diukur dengan menggunakan metode antropometri yaitu meliputi pengukuran berat badan menurut umur BBU dan berat badan menurut tinggi badan BBTB berdasarkan nilai Z-skor yang di dapat dengan menggunakan softwear WHO Antroplus, setelah nilai Z-skor didapat maka dibandingkan dengan klasifikasi status gizi menurut WHO 2007. Kategori status gizi berat badan menurut umur BBU berdasarkan klasifikasi status gizi anak menurut WHO 2007 adalah sebagai berikut : 1. Gizi lebih : 2SD 2. Gizi baik : ≥ -2 SD sd 2 SD 3. Gizi kurang : ≥ -3 SD sd -2 SD 4. Gizi buruk : -3 SD Universitas Sumatera Utara Kategori status gizi berdasarkan berat badan menurut tinggi badan BBTB berdasarkan klasifikasi status gizi anak menurut WHO 2007 adalah sebagai berikut: 1. Gemuk : 2 SD 2. Normal : ≥ -2 SD sd 2SD 3. Kurus : ≥ -3 SD sd -2 SD 4. Sangat kurus : -3 SD

3.7 Instrumen penelitian

1. Kuesioner penelitian. 2. Formulir food frequency FFQ. 3. Formulir food recall. 4. Timbangan injak. 5. Alat ukur tinggi badanpanjang badan mikrotois.

3.8 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan cara manual dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Editing : data yang diperoleh diperiksa dan dilihat apakah pertanyaan yang ada sudah dijawab dengn benar, jika terdapat kesalahan, data diperbaiki kembali agar informasi yang didapat benar dan akurat. b. Koding : dengan memberikan kode untuk mempermudah proses pemasukan data. c. Tabulating : untuk mempermudah pengolahan data serta pengambilan kesimpulan, data dimasukkan dalam tabel distribusi frekuensi. Universitas Sumatera Utara

3.9 Analisis Data

Data-data yang telah dikumpulkan diolah yang selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi, kemudian dianalisis secara deskriptif dalam pembahasan. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN