Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi Linearitas Rentang Kekuatan

2.3.4 Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi

Batas deteksi dan batas kuantitasi dapat ditentukan dengan 2 metode yakni metode non instrumental visual dan metode perhitungan. Metode non instrumental visual digunakan pada teknik kromatografi lapis tipis dan metode titrimetri. Metode perhitungan didasarkan pada simpangan baku respon SB dan derajat kemiringanslope b dengan rumus perhitungan batas deteksi dan batas kuantitasi sbb: Simpangan baku respon dapat ditentukan berdasarkan simpangan baku blanko, simpangan baku residual dari garis regresi atau simpangan baku intersep y pada garis regresi Gandjar dan Rohman, 2007.

2.3.5 Linearitas

Lineritas merupakan kemampuan suatu metode untuk memperoleh hasil- hasil uji yang secara langsung proporsional dengan konsentrasi analit pada kisaran yang diberikan. Linearitas suatu metode merupakan ukuran seberapa baik kurva kalibrasi yang menghubungkan antara respon y dengan konsentrasi x. Linearitas dapat diukur dengan melakukan pengukuran tunggal pada konsentrasi yang berbeda-beda. Data yang diperoleh selanjutnya diproses dengan metode kuadrat terkecil, untuk selanjutnya dapat ditentukan nilai kemiringan slope, intersep, dan koefisien korelasinya Gandjar dan Rohman, 2007. Slope SB x LOD 3 = Slope SB x LOQ 10 = Universitas Sumatera Utara

2.3.6 Rentang

Rentang atau kisaran suatu metode didefinisikan sebagai konsentrasi terendah dan tertinggi yang mana suatu metode analisis menunjukkan akurasi, presisi, dan linearitas yang mencukupi. Kisaran-kisaran konsentrasi yang diuji tergantung pada jenis metode dan kegunaannya Gandjar dan Rohman, 2007.

2.3.7 Kekuatan

Kekuatanketahanan dievaluasi dengan melakukan variasi parameter- parameter metode seperti persentase pelarut organik, pH, kekuatan ionik, suhu, dan sebagainya. Suatu praktek yang baik untuk mengevaluasi ketahanan suatu metode adalah dengan memvariasi parameter-parameter penting dalam suatu metode secara sistematis lalu mengukur pengaruhnya pada pemisahan Gandjar dan Rohman, 2007. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara pada bulan Desember 2012 – Januari 2013.

3.2 Alat-alat

Alat – alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat instrumen KCKT lengkap Shimadzu dengan pompa, degasser, penyuntik mikroliter 50µl, kolom Shimadzu VP-ODS 250 x 4,6 mm, detektor UV-Vis, wadah fase gerak, vial, Sonifikator Branson 1510, pompa vakum Gast DOA – P604 – BN, neraca analitik Mettler Toledo, membrane filter PTFE 0,5 µm dan 0,2 µm, cellulose nitrate membran filter 0,45 µm.

3.3 Bahan-bahan

Bahan-bahan yang digunakan adalah asetonitril grade for HPLC E.Merck®, akuabides PT. Ikapharmindo Putramas, flukonazol baku, kapsul Govazol ® 150 mg PT Guardian Pharmatama, kapsul Zemyc ® 150 mg PT Pharos, kapsul Cancid ® 150 mg PT Sunthi Sepuri, dan kapsul Flukonazol 150 mg PT kimia Farma.

3.4 Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara purposif Sudjana, 2005 yaitu tanpa membandingkan satu tempat dengan tempat yang lain karena semua sampel dianggap homogen. Universitas Sumatera Utara