Validitas Dan Reliabilitas
3.6Validitas Dan Reliabilitas
Pengujian validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS
a. Validitas instrumen Validitas adalah seberapa cermat alat ukur dapat mengungkap dengan jitu gejala-gejala atau bagian-bagian yang hendak diukur (Hadi,1996:289). Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid atau berarti memiliki validitas rendah (Arikunto,2000:144). Validitas dihitung setiap butirnya dengan rumus product moment dengan rumus :
r xy =
N Σ XY – (ΣX) (ΣY) √{N Σ X ² - ((ΣX)²} { N Σ Y ² - ((ΣY)²}
Keterangan : r xy
= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan. (x=X-Xdan y=Y- Y)
jumlah subyek
ΣX =
jumlah skor item
ΣY =
jumlah skor total
Σ XY =
Jumlah perkalian x dan y
X² =
kuadrat dari x
Y² =
kuadrat dari y
Hasil perhitungan r xy dikonsultasikan pada tabel dengan taraf kesalahan
5 %, jika r xy >r tabel maka item soal tersebut valid (Arikunto, 2000:145). Berdasarkan pengujian validitas yang telah dilakukan ternyata pertanyaan dalam instrumen penelitian dinyatakan valid dan berikut adalah tabel hasil uji validitas :
Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas
Keterangan Butir
No
Koefisien Korelasi Butir Total
Kompetensi
Kualitas (X1)
Petahu Pengal Lama Teka
Tlh
Jasa Non
(Y)
an aman
Sumber : Data yang diolah Dari pengujian validitas yang terlihat dalam Tabel 3.7 di atas maka diketahui bahwa setiap butir pertanyaan kuesioner memiliki koefisien korelasi Sumber : Data yang diolah Dari pengujian validitas yang terlihat dalam Tabel 3.7 di atas maka diketahui bahwa setiap butir pertanyaan kuesioner memiliki koefisien korelasi
b. Reliabilitas Instrumen. Uji Reliabilitas dimaksudkan untuk menguji konsistensi kuesioner dalam mengukur suatu konstruk yang sama atau stabilitas kuesioner jika digunakan dari waktu ke waktu (Ghozali, 2005). Uji reliabilitas dilakukan dengan metode internal consistency. Reliabilitas instrumen penelitian diuji menggunakan rumus koefisien Cronbach’s Alpha. Jika nilai koefisien alpha lebih besar dari 0,60 maka disimpulkan bahwa intrumen penelitian tersebut handal atau reliabel (Nunnaly dalam Ghozali,2005:42). Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut :
r 11 = [ k ] [1- Σσ b ²]
k–1
Keterangan : r 11 = reliabilitas yang dicari
Σσ b ² = jumlah varians skor butir σ t ²
= varians total k
= banyaknya butir (Ghozali, 2005) Untuk selanjutnya dalam penghitungan reliabilitas data akan digunakan alat bantu dengan program SPSS V.12. Dan berikut ini adalah tabel hasil uji reliabilitas.
Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas
Nilai
X1 X2 Y
0,786 0,901 0,651 Sumber : Data yang diolah
Cronbach’s Alpha
3.7 Metode Analisis Data Analisa data adalah cara-cara mengolah data yang telah terkumpul kemudian dapat memberikan interpretasi. Hasil pengolahan data ini digunakan untuk menjawab masalah yang telah dirumuskan.
Analisa data dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda dengan persamaan sebagai berikut :
Y= β 0 + β 1 X 1 + β 2 X 2 +e
Dimana : Y
: Kualitas Audit
X 1 : Kompetensi
X 2 : Independensi β 0 : Intercept (Konstanta)
β 1 , β 2 : Koefisien regresi.
e: Error Toleransi kesalahan ( α) yang ditetapkan sebesar 5% dengan signifikasi
sebesar 95%.
3.8 Uji Asumsi Klasik Sebelum data dianalisis lebih lanjut menggunakan analisis regresi berganda, terlebih dahulu akan diuji normalitas, uji heterokedastisitas dan uji multikolinieritas.
1. Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali 2005:110). Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas data tersebut dapat dilakukan melalui 3 cara yaitu menggunakan Uji Kolmogorof-Smirnov (Uji K-S), grafik histogram dan kurva penyebaran P-Plot. Untuk Uji K-S yakni jika nilai hasil Uji K-S > dibandingkan taraf signifikansi 0,05 maka sebaran data tidak menyimpang dari kurva normalnya itu uji normalitas. Sedangkan melalui pola penyebaran P Plot dan grafik histogram, yakni jika pola penyebaran memiliki garis normal maka dapat dikatakan data berdistribusi normal.
2. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamataan ke pengamatan yang lain tetap, atau disebut homoskedastisitas (Ghozali, 2005 :105). Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas, tidak heteroskedastisitas(Ghozali, 2005 :105).
3. Uji Multikolinearitas Uji ini dimaksudkan untuk mendeteksi gejala korelasi antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas yang lain. Uji Multikolinieritas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan melihat VIF (Variance Inflation Factors) dan nilai tolerance. Jika VIF > 10 dan nilai 3. Uji Multikolinearitas Uji ini dimaksudkan untuk mendeteksi gejala korelasi antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas yang lain. Uji Multikolinieritas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan melihat VIF (Variance Inflation Factors) dan nilai tolerance. Jika VIF > 10 dan nilai