Bentuk-Bentuk Kerugian Konsumen dalam E-Commerce

B. Bentuk-Bentuk Kerugian Konsumen dalam E-Commerce

Transaksi melalui internet memberikan kemudahan, kenyamanan dan kecepatan dalam setiap transaksi yang dilakukan hal inilah yang mendorong Transaksi melalui internet memberikan kemudahan, kenyamanan dan kecepatan dalam setiap transaksi yang dilakukan hal inilah yang mendorong

1. Wanprestasi

Transaksi e-commerce merupakan perjanjian jual beli sebagaimana yang dimaksud oleh Kitab Undang-undang Hukum Perdata. Karena merupakan suatu perjanjian maka melahirkan juga apa yang disebut sebagai prestasi, yaitu kewajiban suatu pihak untuk melaksanakan hal-hal yang ada dalam suatu perjanjian. Adanya prestasi memungkinkan terjadinya wanprestasi atau tidak dilaksanakannya prestasi atau kewajiban sebagaimana mestinya yang dibebankan oleh kontrak kepada para pihak. Wanprestasi yang dilakukan oleh pihak penjual merupakan kerugian bagi pihak konsumen. Bentuk-bentuk dari pada wanprestasi

yang dilakukan oleh pelaku usaha ini antara lain : 57

a. Tidak Melakukan Apa Yang Disanggupi Akan Dilakukan Dalam transaksi e-commerce, penjual mempunyai kewajiban untuk menyerahkan barang yang dijual kepada pembeli dan kewajiban untuk menanggung kenikmatan tenteram dan menanggung cacat-cacat tersembunyi. Jika penjual tidak melaksanakan kedua kewajibannya tersebut, penjual dapat dikatakan wanprestasi. Contohnya saja toko online kakilima.com yang menawarkan cakes (kue ulang tahun). Kaki lima menjanjikan untuk mengantar pesanan pembeli dalam waktu satu minggu setelah pesanan diterima. Apabila pembeli memesan

57 M. Arsyad Sanusi, E- commerce: hukum dan solusinya, PT Mizan Grafika Sarana, Jakarta, 2007, h. 34.

kue ulang tahun tersebut tanggal 12 juni 2010, seharusnya cakes atau kue ulang tahun tersebut sampai di tempat pembeli pada tanggal 19 juni 2010. Akan tetapi, ternyata penjual tidak dapat melaksanakan kewajibannya tersebut, ia tidak mengirimkan kue tersebut sehingga dengan demikian penjual telah melakukan

wanprestasi. 58 Situs-situs e-commerce di Indonesia, jarang memberikan informasi

mengenai perhitungan durasi waktu pengiriman, hal ini berbeda dengan Situs e- commerce besar seperti amazon.com dan playasia.com yang selalu mencantumkan perkiraan durasi waktu pengiriman barang.Melaksanakan apa yang dijanjikan, tetapi tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan.

Contoh atau aplikasi dari wanprestasi ini adalah pembeli membeli sebuah hardware komputer pada forum jual beli kaskus.us Menurut gambar dan dekripsi barang yang terdapat di iklan tersebut menyatakan bahwa perlengkapan dari hardware tersebut sangat lengkap walaupun hardware tersebut adalah barang bekas. Perlengkapan yang ada menurut iklan tersebut adalah hardware, Cd driver, buku manual operasi, kabel power dan sebuah bonus cd game. Akan tetapi setelah sampai di tempat pembeli, bonus cd game tidak disertakan sebagaimana yang tertera dalam iklan. Dengan demikian, jelas sekali bahwa penjual telah melakukan wanprestasi karena melaksanakan prestasinya dengan tidak sebagai mana mestinya.

b. Melaksanakan Apa Yang Dijanjikan Tetapi Terlambat

58 http://www.mediakonsumen.com/Artikel1732.html, diakses pada tanggal 10 Mei 2010.

Bentuk kerugian model ini sebenarnya sama dengan bentuk kerugian pada nomor “a”. jika barang yang dipesan datang terlambat, tetapi tetap dapat dipergunakan, hal ini dapat digolongkan sebagai prestasi yang terlambat. Sebaliknya jika prestasinya tidak dapat digunakan lagi, digolongkan sebagai tidak melaksanakan apa yang telah diperjanjikan.

c. Melakukan Sesuatu Yang Menurut Perjanjian Tidak Boleh Dilakukan Contoh aplikasi kerugian jenis ini adalah penyebaran informasi pribadi konsumen yang dilakukan oleh penjual. Informasi yang disebarkan oleh penjual tersebut dapat berasal dari form registrasi yang diisi oleh konsumen sendiri dan cookies yang berasal dari situs penjual. Penyebaran terhadap informasi pribadi ini tentu akan akan merugikan konsumen, terlebih lagi terhadap informasi sensitif seperti nomor kartu kredit.

4. Kerugian yang timbul akibat cyber crimes

Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam dunia cyber terdapat berbagai jenis kejahatan yang dapat merugikan konsumen. Kegiatan transaksi e-commerce yang semakin meningkat pesat menarik minat para penjahat cyber. Kejahatan dalam dunia cyber sering disebut dengan cyber crimes. Jenis-jenis dari e-crime adalah

sebagai berikut : 59

a. Penipuan financial menggunakan media komputer atau media digital

59 Abdul Wahid dan Mohhamad Labib, Kejahatan Mayantara (cyber crime), Refika Aditama, Malang, 2005. hal. 80.

b. Sabotase terhadap perangkat-perangkat digital, data-data milik orang lain, dan jaringan komunikasi data.

c. Pencurian informasi pribadi seseorang maupun organisasi tertentu.

d. Penetrasi terhadap sistem komputer dan jaringan sehingga menyebabkan privasi terganggu atau gangguan pada fungsi komputer yang digunakan (denial of service).

e. Para pengguna internal sebuah organisasi melakukan akses-akses ke server tertentu atau ke internet yang tidak diijinkan oleh peraturan organisasi.

f. Menyebarkan virus, worm, backdoor, trojan pada perangkat komputer sebuah organisasi yang mengakibatkan terbukanya aksesakses bagi orang-orang yang tidak berhak.

Kesemua jenis cyber crime tersebut menimbulkan kerugian yang amat besar bagi korbannya, sebab data yang dicuri pada umumnya adalah data yang sensitif seperti nomor kartu kredit, nama korban, username atau password dan lain-lain.