Konstribusi Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan pada Pembelajaran Geografi di MA Nahdlatul Muslimin Undaan Tahun Ajaran 2010 2011

(1)

KONSTRIBUSI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

KEPRAMUKAAN PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI

DI MA NAHDLATUL MUSLIMIN UNDAAN

TAHUN AJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Geografi

Oleh Sinus Ahmad

3201406529

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2011


(2)

ii Hari : Rabu

Tanggal : 9 Februari 2011

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. R. Sugiyanto, SU. Drs. Saptono Putro, M.Si. NIP. 19471201 1975011 001 NIP. 19620928 1990031 002

Mengetahui, Ketua Jurusan Geografi

FIS UNNES

Drs. Apk Budi Santoso, M.Si. NIP. 19620904 1989011 001


(3)

iii Hari : Rabu

Tanggal : 16 Februari 2011

Penguji Utama

Dr. Dewi Liesnoor Setyowati, M.Si. NIP.19620811 1988032 001

Penguji I Penguji II

Drs. R. Sugiyanto, SU. Drs. Saptono Putro, M.Si. NIP. 19471201 1975011 001 NIP. 19620928 1990031 002

Mengetahui, Dekan

Drs. Subagyo, M.Pd. NIP. 19510808 1980031 003


(4)

iv

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 16 Januari 2011

Sinus Ahmad NIM. 3201406529


(5)

v

diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan” (QS. Al. Maidah ayat 11)

“Setiap orang yang keluar dari rumahnya hendak mencari ilmu pengetahuan, dimudahkan oleh Alloh SWT baginya jalan ke surga”

(H.R. Thabrani dari Siti „Aisyah)

“Kegagalan merupakan sebuah kesuksesan yang tertunda”

(Penulis)

Persembahan:

Skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1. Bapak Chambali dan Ibu Umi Afifah

tercinta sebagai sembah bakti ku.

2. Kedua kakakku Mas Yusni dan Mas Lukman yang senantiasa mendukung dan mendoakanku.


(6)

vi

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Konstribusi Kegiatan Ekstrakuriuler Kepramukaan pada Pembelajaran Geografi di MA Nahdlatul Muslimin Tahun Ajaran 2010/2011 ” tanpa suatu halangan yang berarti.

Terselesaikannya skripsi ini bukanlah merupakan prestasi saya semata-mata, melainkan merupakan kerja keras dan hasil didikan, binaan, serta bimbingan dari berbagai pihak, yang tidak mungkin saya lupakan selama-lamanya. Oleh karena itu izinkanlah saya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :

1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si., Rektor Universitas Negeri Semarang (UNNES) yang telah memberikan kesempatan untuk menimba ilmu dan memberikan fasilitas selama penulis menempuh studi di UNNES.

2. Drs. Subagyo, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Sosial yang telah banyak memberikan bimbingan, fasilitas selama kuliah dan memberikan izin mengadakan penelitian untuk menyusun skripsi ini.

3. Drs. Apik Budi Santoso, M.Si., Ketua Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang, yang telah banyak memberikan dorongan, bimbingan dan nasehat sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

4. Drs. R. Sugiyanto, SU., Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktunya di tengah-tengah kesibukannya beliau untuk memberikan bimbingan, arahan, petunjuk, ketulusan dan tanggung jawabnya serta fasilitas yang tidak ternilai ini tidak akan pernah penulis lupakan karena tanpa bimbingan beliau penulis tidak ada artinya

5. Drs. Saptono Putro, M.Si., Dosen Pembimbing II yang telah dengan tekun, cermat dan sabar membimbing penulis, dan memberikan banyak kemudahan untuk setiap saat penulis megadakan bimbingan dan memberikan banyak petunjuk yang sangat berharga serta meningkatkan bobot penulisan skripsi ini, penulis ucapkan terima kasih sebesar-besarnya.


(7)

vii penulis tidak ada artinya

7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Geografi, terima kasih atas dedikasi, waktu dan kesempatan untuk dapat berdiskusi bersama.

8. Drs. Tamam, selaku Kepala Madrasah MA Nahdlatul Muslimin yang telah memberikan izin penelitian, Suharno, S.Ag, selaku Pembina kegiatan ekstrakurikuler pranmuka yang dengan sabar memberikan arahan dan bantuan kepada penulis dalam mengadakan penelitian.

9. Siswa-siswi MA Nahdlatul Muslimin yang telah membantu dalam pembuatan skripsi ini.

10.Keluarga besar mahasiswa Jurusan Geografi angkatan 2006 atas kenangan dan kerjasamanya yang tidak mungkin terlupakan, inilah kenangan lima tahun sampai sepuluh tahun lagi yang akan kita rindukan.

11.Kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhir kata penulis harapkan semoga segala bantuan yang telah diberikan akan mendapatkan balasan yang setimpal dengan amal baktinya dari Allah SWT dan semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan berguna bagi para pembaca yang budiman.

Semarang, 16 Januari 2011 Penyusun


(8)

viii

2010/2011. Jurusan Geografi, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: I. Drs. R. Sugiyanto, SU. II. Drs. Saptono Putro, M.Si.

Kata Kunci : Kegiatan Ekstrakurikuler, Pembelajaran Geografi

Pada dasarnya kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilaksanakan disekolah atau diluar sekolah untuk lebih memperluas serta penerapan nilai pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran disekolah. Berdasarkan pengertian tersebut diketahui bahwa kegiatan ekstrakurikuler mempunyai konstribusi terhadap mata pelajaran yang berhubungan dengan kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pembelajaran geografi disekolah yaitu kegiatan kepramukaan, banyak kegiatan-kegitan didalam kepramukaan yang berhubungan langsung dengan pembelajaran geografi disekolah, sehingga para siswa tidak hanya memahami materi dari kegiatan belajar mengajar disekolah, tetapi juga mampu menerapkanya di lapangan. Kegiatan tersebut diantaranya tentang pemahaman peta, pemahaman tentang lingkungan hidup, pemahaman tentang kompas dan pemetaan suatu wilayah, serta interaksi sosial. Latar belakang masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah konstribusi kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan pada pembelajaran geografi di MA Nahdlatul Muslimin Undaan tahun ajaran 2010/2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konstribusi kegiatan ekstrakurikuler pada pembelajaran geografi di MA Nahdlatul Muslimin Undaan Kudus tahun ajaran 2010/2011.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka di MA Nahdlatul Muslimin yang berjumlah 425 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik propotional random sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara berimbang dan acak dari populasi dengan mengacu pada kelas masing-masing siswa sebanyak 85. Variabel dalam penelitian ini yaitu kegiatan-kegiatan yang ada didalam kegiatan pramuka, yaitu kegiatan yang bersifat fisik dan kegiatan yang bersifat sosial. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode analisis deskriftif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa bahwa kegiatan ekstrakurikuler mempunyai konstribusi positif pada pembelajaran geografi di MA Nahdlatul Muslimin Undaan tahun ajaran 2010/2011, yaitu sebesar 85.88% siswa memahami materi kepramukaan yang berhubungan dengan kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan 14.11% siswa tidak memahami. Berdasarkan simpulan tersebut disarankan agar pihak sekolah lebih mengoptimalkan kegiatan ekstrakurikuler yang ada disekolah tersebut, sehingga konstribusi kegiatan ekstrakurikuler terhadap mata pelajaranpun akan lebih maksimal.


(9)

ix

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

SARI ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Permasalahan... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Penegasan Istilah ... 6

F. Sistematika Skripsi ... 7

BAB II. LANDASAN TEORI ... 9

A. Belajar dan Pembelajaran ... 9

B. Mata Pelajaran Geografi ... 23

C. Kegiatan Ekstrakurikuler ... 27

D. Kegiatan Pramuka ... 34

BAB III. METODE PENELITIAN ... 37

A. Populasi ... 37


(10)

x

F. Analisis Data ... 40

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 43

B. Hasil Penelitian ... 46

1. Pemahaman Siswa tentang Peta dalam Kegiatan Haiking ... 46

2. Pemahaman Siswa tentang Kompas dalam Kegiatan Haiking ... 50

3. Pemahaman Siswa tentang Interaksi Sosial dalam Kegiatan Kemah . 53 4. Pemahaman Siswa tentang Lingkungan dalam Kegiatan Bhakti Sosial ... 59

C. Pembahasan ... 61

1. Pemahaman Siswa tentang Peta dalam Kegiatan Haiking ... 62

2. Pemahaman Siswa tentang Kompas dalam Kegiatan Haiking ... 63

3. Pemahaman Siswa tentang Interaksi Sosial dalam Kegiatan Kemah . 64 4. Pemahaman Siswa tentang Lingkungan dalam Kegiatan Bhakti Sosial ... 65

BAB V. PENUTUP ... 67

A. Simpulan ... 67

B. Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 69 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(11)

xi

2. Kriteria Penskoran ... 41

3. Pemahaman Siswa tentang Peta dalam Kegiatan Haiking ... 47

4. Pemahaman Siswa tentang Kompas dalam Kegiatan Haiking ... 50

5. Pemahaman Siswa tentang Interaksi Sosial dalam Kegiatan Berkemah ... 54


(12)

xii

2. Pemahaman Siswa tentang Peta dalam Kegiatan Haiking ... 47

3. Pelaksanaan Haiking dalam Kegiatan Ekstrakurikuler ... 50

4. Pemahaman Siswa tentang Kompas dalam Kegiatan Haiking ... 51

5. Penggunaan Kompas dalam Kegiatan Haiking ... 53

6. Pemahaman Siswa tentang Interaksi Sosial dalam Kegiatan Berkemah 54 7. Pelaksanaan Kegiatan Kemah dalam Pramuka ... 57

8. Pemahaman Siswa tentang Lingkungan dalam Kegiatan Bhakti Sosial 58 9. Pelaksanaan Penanaman Pohon dalam Kegiatan Bhakti Sosial ... 61


(13)

xiii

Pembelajaran Geografi ... 70 2. Lembar Pengamatan Konstribusi Kegiatan Ekstrakurikuler pada

Pembelajaran Geografi ... 74 3. Daftar Siswa yang Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler ... 76 4. Tabel Tabulasi data Hasil penelitian ... 79


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan pada dasarnya merupakan salah satu usaha untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan faktor yang paling berharga dalam pembangunan yang telah, akan, maupun yang sedang dilaksanankan. Pada hakekatnya pendidikan dilangsungkan untuk membantu perkembangan melalui aspek kepribadian, sehingga manusia dapat mengusahakan kehidupanya sendiri. Meskipun pengembangan sumber daya manusia bukan hanya melalui pendidikan, khususnya pendidikan formal, tetapi sampai saat ini dipercaya bahwa pendidikan formal merupakan pengembangan sumber daya manusia yang dilakukan secara sistemais, berjenjang, dan pragmatis.

Undang-undang RI No.20 tahun 2003 menyatakan pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan, ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Adapun usaha untuk meningkatan mutu pendidikan seperti yang diharapkan selain menggunakan cara yang lazim seperti penyempurnaan kurikulum juga dengan mengefektifkan komponen-komponen yang


(15)

mempengaruhi keberhasilan suatu pendidikan. Kondisi pendidikan persekolahan kita yang strategis namun terabaikan, sehingga tidak mampu memikul tanggung jawabnya secara sendirian, mengharuskan segenap komponen manusia Indonesia untuk lebih memperhatikan keadaan pendidikan. Pemerintah, masyarakat dan orang tua (keluarga) tidak mungkin diam melihat kondisi pendidikan yang sangat membutuhkan perhatian. Oleh karenanya, gagasan luhur Ki Hadjar Dewantara dengan Tri Pusat Pendidikan yang terdiri dari orang tua, sekolah dan masyarakat dan sekarang ditambah dengan peran serta aktif pemerintah, patut dilaksanakan dalam rangka memprioritaskan sektor pendidikan, baik yang informal, non formal, maupun yang formal seperti didirikannya sekolah-sekolah. Peranan pendidikan harus dilihat dalam konteks pembangunan secara menyeluruh, yang bertujuan memberikan manfaat sesuai dengan cita-cita bangsa. Pembangunan tidak mungkin berhasil jika tidak melibatkan manusianya sebagai pelaku dan sekaligus sebagai tujuan pembangunan. Untuk menyukseskan pembangunan perlu di tata suatu sistem pendidikan yang relevan, sistem pendidikan dirancang dan dilaksanakan oleh orang-orang yang ahli dalam bidangnya ( Hamalik, 2004: 6).

Proses pendidikan berlangsung tidak tanpa alasan dan tujuan. Pengajaran merupakan proses yang berfungsi membimbing pelajaran di dalam pendidikan, yakni membimbing memperkembangkan diri sesuai dengan tugas-tugas perkembangan yang harus dijalankan oleh siswa. Dalam proses


(16)

pendewasaan dan perkembangan adalah manusia yang selalu berubah dan perubahan itu merupakan hasil belajar.

Mengingat pendidikan selalu berkenaan dengan upaya pembinaan manusia maka keberhasilan sangat tergantung pada unsur manusianya, hal tersebut diwujudkan dengan adanya iklim belajar dan mengajar yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan budaya belajar dikalangan masyarakat harus dikembangkan, agar timbul sikap dan perilaku yang kreatif, inovatif dan berkeinginan untuk maju.

Untuk mengupayakan peserta didik dapat berprilaku kreatif, inofatif dan berkeinginan untuk maju maka diperlukan wadah dimana para peserta didik dapat menyalurkan bakat-bakat yang perlu diasah selain materi formal di sekolah, maka dari itu untuk menampung bakat-bakat peserta didik disekolah diadakan kegiatan diluar jam sekolah yang disebut kegiatan ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan siswa sekolah atau universitas, di luar jam belajar kurikulum standar. Kegiatan-kegiatan ini ada pada setiap jenjang pendidikan dari sekolah dasar sampai universitas. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuannya di berbagai bidang di luar bidang akademik. Kegiatan ini diadakan secara swadaya dari pihak sekolah maupun siswa-siswi itu sendiri untuk merintis kegiatan di luar jam pelajaran sekolah (http://id.wikipedia.org/wiki/Ekstrakurikuler)

Pada dasarnya kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilaksanakan disekolah atau diluar sekolah untuk lebih memperluas serta


(17)

penerapan nilai pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran disekolah. Dari pengertian tersebut diketahui bahwa kegiatan ekstrakurikuler mempunyai konstribusi terhadap mata pelajaran yang berhubungan dengan kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pembelajaran geografi disekolah yaitu kegiatan kepramukaan, banyak kegiatan-kegitan didalam kepramukaan yang berhubungan langsung dengan pembelajaran geografi disekolah, sehingga para siswa tidak hanya memahami materi dari kegiatan belajar mengajar disekolah, tetapi juga mampu menerapkanya di lapangan. Kegiatan tersebut diantaranya tentang pemahaman peta, pemahaman tentang lingkungan hidup, pemahaman tentang kompas atau pemetaan suatu wilayah, serta interaksi sosial.

Kegiatan ekstrakurikuler sudah lama dilaksanakan di MA Nahdlatul Muslimin dan sampai sekarang kegiatan ekstrakurikuler tersebut sudah berjalan dengan baik dan tidak jarang kegiatan ekstrakurikuler tersebut meraih prestasi yang membanggakan. Begitu pula kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang telah banyak meraih prestasi di tingkat kabupaten kudus, saat ini kegiatan ekstrakurikuler pramuka dilaksanakan setiap hari jum’at minggu pertama dan ketiga setiap bulan, banyak materi-materi yang diajarkan didalam kepramukan yang berhubungan langsung dengan materi pembelajaran geografi, selain materi ada juga kegitan yang dilakukan di lapangan yang juga berkaitan dengan pembelajaran geografi disekolah.

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul “Kontribusi Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan


(18)

Pada Pembelajaran Geografi di MA Nahdlatul Muslimin Undaan Tahun Ajaran 2010/2011”.

B. Permasalahan

Pada penelitian ini rumusan masalah yang akan dikaji adalah

“bagaimanakah konstribusi kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan pada pembelajaran geografi di MA Nahdlatul Muslimin Undaan Kudus tahun ajaran 2010/2011.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui konstribusi kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan pada pembelajaran geografi di MA Nahdlatul Muslimin Undaan Kudus tahun ajaran 2010/2011.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan secara teoritis dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang kegiatan ekstrakurikuler yang ada kaitanya dengan pembelajaran geografi disekolah.

Bagi pihak yang terkait terutama MA Nahdlatul Muslimin diharapkan untuk dapat mengoptimalkan kegiatan ekstrakurikuler yang nantinya dapat diterapkan diberbagai mata pelajaran.


(19)

E. Penegasan Istilah

Penegasan istilah dalam penelitian ini bermaksud untuk memperjelas tema penelitian.

1. Konstribusi

Pengertian konstribusi adalah sumbangan, turut membantu tenaga/pikiran (Moeliyono, 1989: 89). Khususnya mengenai konstribusi ini adalah sumbangan yang diberikan kegiatan ekstrakurikuler pramuka terhadap pembelajaran geografi.

2. Mata Pelajaran geografi

Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan (Sumaatmadja, 2007: 11). Sedangkan R. Bintarto mengemukakan bahwa geografi merupakan ilmu pengetahuan yang menerangkan sifat-sifat bumi, menganalisa gejal-gejala alam dan penduduk serta mempelajari corak yang khas mengenai kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsur-unsur bumi dalam ruang dan waktu.

Geografi yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu mata pelejaran geografi yang diajarkan pada di SMA/MA dengan kurikulum 2006/KTSP. 3. Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan diluar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah (Depdiknas, 2004: 69). Sedangkan menurut Daryanto (1996: 68) kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan


(20)

untuk membantu memperlancar perkembangan murid sebagai manusia seutuhnya.

4. Kegiatan Pramuka

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2002: 362) kegiatan diartikan sebagai aktifitas, usaha, pekerjaan, kekuatan, dan ketangkasan (dalam berusaha), kegairahan. Jadi kegiatan berarti aktifitas yang dilakukan oleh seseorang untuk menjalankan sesuatu. Dalam keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 086 Tahun 2005 tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka dalm pasal 1 dijelaskan bahwa Gerakan Pramuka yaitu gerakan kepanduan Praja Muda Karana. Adalah gerakan pendidikan kaum muda yang didukung oleh orang dewasa. Kegiatan pramuka yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu kegiatan pramuka yang diselenggarakan di MA Nahdlatul Muslimin Undaan tahun ajaran 2010/2011.

F. Sistematika Skripsi

Sistematika skripsi disusun dengan tujuan agar pokok-pokok masalah dapat dibahas secara urut dan terarah. Adapun sistematikanya secara garis besar dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir skripsi.


(21)

1. Bagian awal

Bagian awal skripsi terdiri dari : halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, pernyataan, motto dan persembahan, kata pengantar, sari, daftar isi, daftar lampiran, daftar tabel, dan daftar gambar.

2. Bagian isi

Bagian isi terdiri dari lima bab yaitu : BAB I : Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, penegasan istilah dan sistematika skripsi.

BAB II : Landasan Teori dan Hipotesis

Berisi tentang teori yang digunakan sebagai bahan dasar pembahasan selanjutnya

BAB III : Metode Penelitian

Berisi tentang obyek penelitian yang mencakup populasi, sampel, variabel penelitian, metode pengumpulan data, serta metode analisis data.

BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berisi tentang gambaran umum objek penelitian, analisis hasil dan pembahasan

BAB V : Kesimpulan dan Saran Berisi tentang kesimpulan dan saran 3. Bagian akhir

Bagian akhir skripsi terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran dan surat ijin penelitian.


(22)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Belajar dan Pembelajaran 1. Pengertian Belajar

Pengertian belajar menurut Gagne dalam Suprijono (2009: 2) adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah.

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamnnya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003: 2). Dari pendapat tersebut, maka belajar dapat diartikan suatu proses usaha yang dilakukan individu dalam interaksi dengan lingkungannya, yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku individu sebagai hasil pengalaman-pengalaman untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan sikap.

Menurut Mulyasa (2006: 255) pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan lingkunganya, sehingga terjadi perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik internal (dalam diri individu) maupun eksternal (dari luar individu).


(23)

2. Prinsip Belajar

Prinsip-prinsip belajar menurut Suprijono (2009: 4) adalah:

a) Belajar adalah perubahan tingkah laku, perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar memiliki ciri-ciri:

1) Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang disadari.

2) Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya. 3) Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup.

4) Positif atau berkomulasi.

5) Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan. 6) Permanen atau tetap.

7) Bertujuan dan terarah.

8) Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan. b) Belajar merupakan proses.

Belajar terjadi karena didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses sistematik yang dinamis, konstruktif, dan organik. Belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai komponen belajar.

c) Belajar merupakan bentuk pengalaman

Pengalaman pada dasarnya adalah hasil dari interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya.

3. Tujuan Belajar

Gagne dalam Hasibuan (2006: 5) mengelompokkan kondisi-kondisi belajar (sistem lingkungan belajar) sesuai dengan tujuan-tujuan belajar


(24)

yang ingin dicapai. Gagne mengemukakan delapan macam yang kemudian disederhanakan menjadi lima macam kemampuan manusia yang merupakan hasil belajar sehingga, pada gilirannya, membutuhkan sekian macam kondisi belajar (atau sistem lingkungan belajar) untuk pencapaiannya. Kelima macam kemampuan hasil belajar tersebut adalah: a) Keterampilan intelektual (yang merupakan hasil belajar terpenting dari

sistem lingkungan skolastik).

b) Strategi kognitif, mengatur “cara belajar” dan berpikir seseorang di dalam arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan masalah.

c) Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta. Kemampuan ini umumnya dikenal dan tidak jarang.

d) Keterampilan motorik yang diperoleh di sekolah, antara lain keterampilan menulis, mengetik, menggunakan jangka, dan sebagainya.

e) Sikap dan nilai, berhubungan dengan arah serta intensitas emosional yang dimiliki seseorang, sebagaimana dapat disimpulkan dari kecenderungannya bertingkah-laku terhadap orang, barang, atau kejadian.

Kelima macam hasil belajar tersebut di atas menyarankan, bahkan mempersyaratkan kondisi-kondisi belajar tertentu sehingga dari padanya dapat dijabarkan strategi-strategi belajar mengajar yang sesuai.


(25)

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern (Slameto, 2003: 54). a) Faktor Intern

Faktor intern yaitu faktor yang ada dalam diri individu. Yang termasuk dalam faktor intern yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologi, dan faktor kelelahan.

1) Faktor Jasmaniah (a) Faktor Kesehatan

Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar akan terganggu bila kesehatannya juga terganggu, selain itu akan cepat lelah, mudah pusing dan mengantuk. Oleh karena itu agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjaga.

(b) Faktor Cacat Tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Jika hal ini terjadi hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya.


(26)

2) Faktor Psikologi (a) Intelegensi

Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.

Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang memilki tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang memiliki tingkat intelegensi yang rendah. Walaupun begitu siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi belum pasti berhasil dalam belajarnya. Hal ini disebabkan karena belajar adalah suatu proses yang kompleks dengan banyak faktor yang mempengaruhinya, sedangkan intelegensi adalah salah satu faktor diantara faktor yang lain. Siswa dengan intelegensi yang normal dapat berhasil dengan baik dalam belajar jika ia belajar dengan baik, artinya belajar dengan menerapkan metode belajar yang efisien dan faktor-faktor yang mempengaruhi belajarnya memberi pengaruh yang positif. Jika siswa mempunyai intelegensi yang rendah, ia perlu mendapat pendidikan di lembaga pendidikan yang khusus.


(27)

(b) Perhatian

Perhatian menurut Gazali dalam Slameto (2003: 56) adalah keaktifan siswa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan objek. Untuk dapat menjamin asil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbulah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar.

(c) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.

(d) Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Bakat memiliki pengaruh terhadap belajar, karena jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya akan baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya akan lebih giat lagi dengan


(28)

belajarnya itu. Sangat penting untuk mengetahui bakat siswa dan menempatkan siswa belajar di sekolah yang sesuai dengan bakatnya.

(e) Motif

Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau padanya mempunyai motif untuk berfikir dan memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan atau menunjang belajar. Motif yang kuat sangatlah perlu di dalam belajar, di dalam membentuk motif yang kuat itu dapat dilaksanakan dengan adanya latihan-latihan atau kebiasaan-kebiasaan dan pengaruh lingkungan yang memperkuat, jadi latihan atau kebiasaan itu sangat perlu dalam belajar.

(f) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Anak yang sudah siap (matang) belum dapat melaksanakan kecakapannya sebelum belajar. Belajarnya akan lebih berhasil jika anak sudah siap (matang). Jadi kemajuan baru untuk memiliki kecakapan itu tergantung dari kematangan dan belajar.


(29)

(g) Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi response atau bereaksi.kesediaan itu timbul dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan itu perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.

3) Faktor Kelelahan

Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani timbul karena terjadi kekacauan substansi sisa pembekaran di dalam tubuh, sehingga darah tidak atau kurang lancar pada bagian-bagian tertentu.

Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk mengasilkan sesuatu hilang. Kelelahan rohani terjadi karena terus menerus memikirkan masalah yang berat tanpa istirahat, menhadapi hal-hal yang sama dan mengerjakan sesuatu dengan terpaksa dan tidak sesuai dengan bakat, minat dan perhatinnya.


(30)

b) Faktor Ekstern

Faktor ektern adalah faktor yang ada di luar individu yang terdiri dari faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.

1) Faktor Keluarga

(a) Cara Orang Tua Mendidik

Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya. Hal ini jelas dan dipertegas dengan pernyataan Soetjipto Wirowidjojo dalam Slameto (2003: 61) yang menyatakan bahwa “Keluarga adalah lembaga pendidikan

yang pertama dan utama”. Keluarga yang sehat besar artinya

untuk pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia. Melihat pernyataan di atas, dapatlah dipahami betapa pentingnya peranan keluarga di dalam pendidikan anaknya. Cara orang tua mendidik anak-anaknya akan berpengaruh terhadap belajarnya.

(b) Relasi Antar Anggota Keluarga

Relasi antaranggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya. Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi yang baik di dalam keluarga anak tersebut. Hubungan yang baik adalah hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang, disertai dengan


(31)

bimbingan dan bila perlu hukuman-hukuman untuk mensukseskan belajar anak sendiri.

(c) Suasana Rumah

Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga di mana anak berada dan belajar. Susana rumah juga merupakan faktor yang penting yang tidak termasuk faktor yang disengaja. Susana rumah yang gaduh atau ramai dan semrawut tidak akan memberi ketenangan kepada anak yang belajar. Susana tersebut dapat terjadi pada keluarga yang besar yang terlalu banyak penghuninya. Suasana rumah yang tegang, ribut dan sering terjadi cekcok, pertengkaran antaranggota keluarga atau dengan keluarga lain menyebabkan anak menjadi bosan di rumah, suks keluar rumaha, akibatnya belajarnya menjadi kacau.

(d) Keadaan Ekonomi Keluarga

Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misal makan, pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain, juga memburuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis-menulis, bubku-buku dan lain-lain. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang.


(32)

(e) Pengertian Orang Tua

Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan mendorongnya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah.

(f) Latar Belakang Kebudayaan

Tingkat pendidikan ayau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar.

2) Faktor Sekolah (a) Metode Mengajar

Metode Mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui dalam mengajar. Metode mengajar yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang kurang baik pula. Hal ini disebabkan karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai pelajaran sehingga murid kurang senag terhadap pelajaran itu.

(b) Kurikulum

Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah


(33)

menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Jelaslah bahan pelajaran mempengaruhi belajar siswa. Kurikulum yang kuran baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar.

(c) Relasi Guru dengan Siswa

Di dalam relasi (guru dengan siswa) yang baik, siswa akan menyukai gurunya dan juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikannya sehingga siswa akan berusaha mempelajarinya dengan sungguh-sungguh. Dan sebaliknya jika guru kurang berinteraksi dengan baik pada siswa maka siswa segan berpartisipasi aktif dalam belajar.

(d) Relasi Siswa dengan Siswa

Menciptakan relasi yang baik antar siswa adalah perlu, agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa.

(e) Disiplin Sekolah

Siswa perlu disiplin untuk mengembangkan motivasi yang kuat. Agar siswa belajar lebih maju, siswa harus disiplin di dalam belajar baik di sekolah, di rumah dan di perpustakaan. untuk menciptakan kedisiplinan siswa haruslah guru beserta staf yang lain disiplin pula.


(34)

(f) Alat Pelajaran

Mengusahakan alat pelajaran yang baik dan lengkap adalah perlu agar guru dapat mengajar dengan baik sehingga siswa dapat menerima pelajaran dengan baik serta dapat belajar dengan baik pula.

(g) Waktu Sekolah

Memilih waktu sekolah yang tepat akan memberi pengaruh yang positif terhadap belajar.

(h) Standar Pelajaran di Atas Ukuran

Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing. Yang penting tujuan yang dirumuskan dapat tercapai.

(i) Keadaan Gedung

Dengan jumlah siswa yang banyak serta variasi karakteristik mereka masing-masing menuntut keadaan gedung dewasa ini harus memadai di dalam setiap kelas.

(j) Metode Belajar

Cara belajar yang teratur setiap hari, dengan pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar.


(35)

Hendaknya gurru jangan terlalu banyak memberi tugas yang harus dikerjakan di rumah, sehingga anak tidak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan yang lain.

3) Faktor Masyarakat

(a) Kegiatan Siswa Dalam Masyarakat

Perlulah kiranya membatasi kegiatan siswa dalam masyarakat agar tidak mengganggu belajarnya. Jika mungkin memilih kegiatan yang mendukung belajar. Kegiatan itu misalnya kursus bahasa Inggris, PKK Remaja, kelompok diskusi dan lain sebagainya.

(b) Mass Media

Mass Media yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga belajarnya. Sebaliknya mass media yang jelek juga berpengaruh jelek terhadap siswa. Maka perlulah kiranya siswa mendapatkan bimbingan dan kontrol yang cukup bijaksana dari pihak orang tua dan pendidik, baik di dalam keluarga, sekolah dan masyarakat.

(c) Teman Bergaul

Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka perlulah diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik-baik dan pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari orang tua dan pendidik harus cukup bijaksana (jangan terlalu ketat tetapi juga jangan terlalu lemah).


(36)

(d) Bentuk Kehidupan Masyarakat

Adalah perlu untuk mengusahakan lingkungan yang baik agar dapat memberi pengaruh yang positif terhadap anak atau siswa sehingga dapat belajar dengan sebaik-baiknya.

B. Mata Pelajaran Geografi

Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku. Geografi merupakan mata pelajaran yang mengkaji permukaan bumi dan seisinya, lapangan merupakan sumber bahan yang utama dalam pembelajaran geografi. Ilmu geografi sudah ada sejak dahulu. Definisi dari geografi itu sendiri sudah banyak didefinisikan oleh banyak para ahli geografi diantaranya Ferdinand Von Richtofel (1883) dalam Suharyono (1990: 9) yang dikenal sebagai tokoh pertama yang memberikan batasan bahwa yang dipelajari geografi hanya permukaan bumi dan isinya yaitu dengan menggunakan definisi geografi sebagai pengetahuan yang melukiskan gejala-gejala dan sifat-sifat permukaan bumi dan penduduk dan menerangkan gejala-gejala dan sifat-sifat itu baik dalam hubungan timbal baliknya atau dalam hal terdapatnya secara bersamaan.

R. Bintarto mengemukakan bahwa geografi merupakan ilmu pengetahuan yang menerangkan sifat-sifat bumi, menganalisa gejala-gejala alam dan penduduk serta mempelajari corak yang khas mengenai kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsur-unsur bumi dalam ruang dan waktu. Sedangkan dalam buku yang diterbitkan Puskur (2002: 7) menyebutkan


(37)

geografi mengkaji tentang aspek ruang dan tempat pada berbagai skala dimuka bumi.

Pengertian diatas menekankan bahan kajianya adalah gejala-gejala alam dan kehidupanya yang membentuk lingkungan dunia dan tempat-tempat gejala alam dan kehidupan itu dapat dipandang sebagai hasil dari proses alam yang terjadi dibumi, atau sebagai kegiatan yang dapat memberi dampak kepada makhluk hidup yang tinggal diatas permukaan bumi. Untuk menjelaskan pola-pola gejala geografis yang terbentuk dan mempertajam maknanya, disajikan dalam bentuk deskripsi petan dan tampilan geografi lainya (Puskur, 2002: 7). Sedangkan berdasarkan seminar dan lokakarya para pakar geografi di Semarang pengertian geografi adalah pengetahuan mengenai persamaan dan perbedaan gejala alam dan kehidupan di muka bumi (gejala geosfer) serta interaksi antara manusia dengan lingkunganya dalam konteks keruangan dan kewilayahan.

Geografi merupakan ilmu untuk menunjang kehidupan dalam segala perwujudan makna. Bidang kajian geografi meliputi muka bumi dan proses-proses yang membentuknya, hubungan antara manusia dengan lingkungan, serta pertalian antara manusia dengan tempat-tempat. Sebagai suatu disiplin integratif, geografi memadukan dimensi-dimensi alam dan manusia di dunia, dalam menelaah manusia, tempat-tempat dan linkunganya (Puskur, 2002: 6).

Mata pelajaran geografi mengembangkan pemahaman siswa tentang organisasi spasial masyarakat tempat-tempat dan lingkungan pada muka bumi. Siswa didorong untuk memahami proses-proses fisik yang membentuk


(38)

pola-pola muka bumi, karakteristik dan persebaran spasial ekologi di muka bumi, sehingga diharapkan siswa dapat memahami manusia menciptakan wilayahnya (region) untuk menyederhanakan kompleksitas muka bumi. Selain itu siswa dimotifasi secara aktif untuk menelaah bahwa kebudayaan dan pengalaman mempengaruhi persepsi manusia tentang temapt-tempat dan wilayah (Puskur, 2002: 6)

Pengorganisasian materi geografi dilakukan dengan pendekatan kemasyarakatan yang semakin luas, yaitu mulai dari lingkungan terdekat sampai pada lingkungan yang terjauh dan dari materi yang bersifat konkrit menuju pada materi yang bersifat abstrak. Materi pokok pembelajaran geografi di SMA dan MA adalah penginderaan jauh dan sistem informasi geografi, dinamika perubahan atmofer, litosfer, hidrosfer dan biosfer, sumber daya alam dan pemanfaatanya, lingkungan hidup, konsep dasar perwilayahan, serta negara maju dan negara berkembang (Puskur, 2002: 13).

Kompetensi dasar dan standar kompetensi mata pelajaran geografi merupakan kompetensi yang harus dikuasai siswa setelah melalui proses pembelajaran geografi di SMA dan MA. Kompetensi dasar mata pelajaran geografi berupa menafsirkan proses fisik yang membentuk kenampakan dan pola-pola permukaan bumi, menganalisis interaksi antara lingkungan fisik, sosial budaya wilayah tertentu dan menggunakan peta untuk mendapatkan, memproses dan melaporkan informasi fisik dan sosial dalam konterks keruangan (Puskur, 2002: 10).


(39)

Standar kompetensi mata pelajaran geografi terdiri dari memahami ciri fisik dan sosial budaya keruangan, memahami interaksi antara lingkungan fisik dan sosial budaya wilayah tertentu, menggunakan konsep wilayah dalam menginterpretasikan keragaman bumi, serta menggunakan petan dan tampilan geografis lainya untuk mengelola informasi fisik dan sosial budaya dalam konteks keruangan (Diknas, 2003: 4).

Pembelajaran geografi memperhatikan aspek keruangan, kelingkungan dan kompleks wilayah. Pengorganisasian materi geografi dengan memanfaatkan bentang alam sekitar sebagai sumber informasi geografi. Bersama dengan kemajuan teknologi informasi, geografi mengembangkan sistem informasi dari konvensional kedalam penyajian yang mutahir (teknologi sistem informasi geografi). Diharapkan secara bertahap siswa dapat melakukan penyesuaian dengan penyajian informasi geografi (Puskur, 2002: 10).

Seperti yang tertuang dalam Puskur (2002: 7-8). Fungsi pelajaran geografi adalah mengembangkan pengetahuan tentang pola-pola keruangan dan proses yang berkaitan, mengembangkan ketrampilan dasar dalam memperoleh data dan informasi, mengkomunkasikan dan menerapkan pengetahuan geografi, serta menumbuhkan sikap, kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan hidup dan sumber daya serta toleransi terhadap keragaman sosial budaya masyarakat.


(40)

a) Pengetahuan: Mengembangkan konsep dasar geografi yang berkaitan dengan pola keruangan dan proses-prosesnya, mengembangkan pengetahuan sumber daya alam, peluang dan keterbatasanya untuk dimanfaatkan, dan mengembangkan konsep dasar geografi yang berhubungan dengan lingkungan sekitar.

b) Ketrampilan: Mengembangkan ketrampilan mengamati lingkungan fisik, lingkungan sosial dan lingkungan binaan, mengembangkan ketrampilan mengumpulkan dan mencatat data informasi yang berkaitan dengan aspek-aspek keruangan dan mengembangkan ketrampilan analisis sintesis kecenderungan dan hasil-hasil dari interaksi berbagai gejala geografis. c) Sikap: Menumbuhkan kesadaran terhadap perubahan fenomena geografis

yang terjadi di lingkungan sekitar, mengembangkan sikap melindungi dan tanggung jawab terhadap kualitas lingkungan hidup, mengembangkan kepekaan terhadap permasalahan dalam pemanfaatan sumber daya dan mewujudkan rasa cinta tanah air dan persatuan bangsa.

C. Kegiatan Ekstrakurikuler

Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nomor: 0461/U/1964 dan SK Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) Nomor: 226/C/Kep/O/1992, kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu jalur pembinaan kesiswaan disamping jalur Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), latihan kepemimpinan dan wawasan wiyata mandala. Berdasarkan kedua Surat


(41)

Keputusan tersebut ditegaskan pula bahwa ekstrakurikuler sebagai bagian dari kebijaksanaan pendidikan secara menyeluruh mempunyai tugas pokok:

1. Memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa 2. Mengenal hubungan antara berbagai mata pelajaran 3. Menyalurkan bakat dan minat

4. Melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya (Depdikbud, 1998: 1-2). Untuk mendukung terlaksananya program ekstrakurikuler diperlukan adanya berbagai petunjuk dan pedoman, baik menyangkut materi maupun kegiatannya, dengan harapan agar program ekstrakurikuler dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang digariskan.

Agar pelaksanaan program ekstrakurikuler mencapai hasil baik dalam mendukung program kurikuler maupun dalam upaya menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai kepribadian, maka perlu diusahakan adanya informasi yang jelas mengenai arti, tujuan dan hasil yang diharapkan, peranan dan hambatan-hambatan yang ada selama ini dengan informasi yang jelas diharapkan para pembina, pendidik, kepala sekolah, guru, siswa, serta pihak-pihak yang terkait dapat membantu dan melaksanakan ekstrakurikuler sesuai dengan tujuan. Kegitan ekstrakurikuler bertujuan agar siswa dapat memperdalam dan memperluas pengetahuan, mengenal hubungan antar berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya dalam arti:

1. Beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa 2. Berbudi pekerti luhur


(42)

3. Memiliki pengetahuan dan keterampilan 4. Sehat jasmani dan rohani

5. Berkepribadian yang mantap dan mandiri

6. Memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Selain itu tujuan ekstrakurikuler juga untuk lebih memantapkan pendidikan kepribadian dan untuk lebih mengaitkan antara pengetahuan yang diperoleh dalam program kurikulum dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan.

1. Pengertian, Peranan serta tujuan Ekstrakurikuler a) Pengertian

Ada dua macam sumber yang memberikan rumusan tentang ekstrakurikuler, yaitu :

1) Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (SK Dirjen Dikdasmen) Nomor : 226/C/Kep/O/1992. Berdasarkan SK tersebut dirumuskan bahwa, ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran biasa dan pada waktu libur sekolah, yang dilakukan, baik di sekolah ataupun diluar sekolah, dengan tujuan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan antara berbagai pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya.


(43)

2) Lampiran Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (SK Mendikbud) Nomor: 060/U/1993, Nomor 061/U/1993 dan Nomor 080/U/1993. Berdasarkan ketiga lampiran SK Mendikbud tersebut dikemukakan, bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan diluar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler berupa kegiatan pengayaan dan kegiatan perbaikan yang berkaitan dengan program kurikuler.

Memperhatikan kedua sumber tersebut, ada perbedaan rumusan dalam kalimat, tetapi, makna yang terkandung didalamnya adalah sama. Kedua-duanya menekankan bahwa kegiatan ekstrakurikuler mengacu pada mata pelajaran dalam rangka pengayaan dan perbaikan, serta dalam usaha pembinaan manusia atau upaya pemantapan pembentukan kepribadian para siswa.

Selain itu sumber lain mengatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan belajar mengajar yang dilakukan diluar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan disekolah atau diluar sekolah untuk lebih memperluas dan penerapan nilai pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran (Depdiknas, 2005: 25). Sedangkan menurut Daryanto (1996: 68) ekstrakurikuler adalah kegiatan untuk membantu memperlancar perkembangan individu murid sebagai manusia seutuhnya. Mengacu


(44)

pada penjelasan tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan diluar jam biasa termasuk pada hari libur, dengan maksud untuk memperluas wawasan, mendorong pembinaan nilai / sikap, dan memungkinkan lebih lanjut berbagai mata pelajaran yang dipelajari.

b) Peranan

Dari kedua rumusan tentang ekstrakurikuler tersebut diatas, eksrakurikuler sebagai salah satu jalur pembinaan kesiswaan mempunyai peranan utama sebagai berikut:

1) Untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan para siswa, dalam arti memperkaya, mempertajam, serta memperbaiki pengetahuan para siswa yang berkaitan dengan mata pelajaran sesuai dengan program kurikulum yang ada.

2) Untuk melengkapi upaya pembinaan, pemantapan dan pembentukan nilai-nilai kepribadian para siswa

3) Diarahkan untuk membina serta meningkatkan bakat, minat dan keterampilan, dan hasil yang diharapkan ialah untuk memacu anak ke arah kemampuan mandiri, percaya diri dan kretaif.

c) Tujuan

Tujuan kegiatan ekstrakurikuler adalah meningkatkan dan memantapkan pengetahuan siswa, mengembangkan bakat, minat, kemampuan dan ketrampilan dalam upaya pembinaan pribadi, mengenal hubungan antara mata pelajaran dalam kehidupan


(45)

masyarakat. Depdiknas (2004: 38) menyatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler bertujuan agar siswa dapat lebih memperkaya dan memperluas wawasan, mendorong pembinaan nilai/sikap, serta kemungkinan penerapan lebih lanjut pengetahuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum, baik program inti maupun program khusus.

2. Materi dan Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler

a) Kegiatan pembinaan ketaqwaan terhadap TuhanYang Maha Esa Jenis kegiatannya adalah: (1) melaksanakan peribadatan sesuai dengan agamanya masing -masing, (2) memperingati hari-hari besar agama, (3) membina kegiatan toleransi antar umat beragama, (4) mengadakan lomba yang bersifat keagamaan, (5) menyelenggarakan kegiatan seni yang bernafaskan keagamaan.

b) Kegiatan pembinaan kehidupan berbangsa dan bernegara

Jenis kegiatanya adalah: (1) melaksanakan upacara bendera pada hari Senin, serta hari-hari besar nasional, (2) melaksanakan bakti sosial, (3) melaksanakan lomba karya tulis, (4) melaksanakan pertukaran pelajar antar propinsi, (5) menghayati dan mampu menyanyikan lagulagu nasional.

c) Kegiatan pembinaan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara

Jenis kegiatannya adalah: (1) melaksanakan tata tertib sekolah, (2) melaksanakan baris-berbaris, (3) mempelajari dan menghayati sejarah pejuangan bangsa, (4) melaksanakan wisata siswa dan kelestarian


(46)

lingkungan alam, (5) mempelajari dan menghayati semangat perjuangn para pahlawan bangsa.

d) Kegiatan pembinaan kepribadian dan budi pekerti luhur

Jenis kegiatannya adalah: (1) melaksanakan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila, (2) melaksanakan tata krama pergaulan, (3) menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran rela berkorban dengan perbuatan amal, (4) meningkatkan sikap hormat siswa terhadap orangtua, guru, dan sesama teman di lingkungan masyarakat. e) Kegiatan pembinaan berorganisasi, pendidikan politik dan

kepemimpinan

Jenis kegiatannya adalah: (1) mengembangkan peran siswa dalam Organisasi Siswa Intra Sekolah ( OSIS ), (2) melaksanakan latihan kepemimpinan siswa, (3) mengadakan forum diskusi ilmiah, (4) mengadakan media komunikasi OSIS, (5) mengorganisir suatu pementasan atau bazar.

f) Kegiatan pembinaan keterampilan dan kewiraswastaan

Jenis kegiatannya adalah: (1) meningkatkan keterampilan dalam menciptakan sesuatu lebih berguna, (2) meningkatkan keterampilan di bidang teknik, elektronik, pertanian dan peternakan, (3) meningkatkan usaha-usaha keterampilan tangan, (4) meningkatkan usaha koperasi sekolah, (5) meningkatkan penyelenggaraan perpustakaan sekolah


(47)

g) Kegiatan pembinaan kesegaran jasmani dan daya kreasi.

Jenis kegiatannya adalah: (1) meningkatkan usaha kesehatan sekolah, (2) meningkatkan kesehatan mental, (3) menyelenggarakan kantin sehat, (4) menyelenggarakan lomba berbagai macam olahraga.

h) Kegiatan pembinaan persepsi, apersepsi dan kreasi seni

Jenis kegiatanya adalah: (1) meningkatkan wawasan dan keterampilan siswa di bidang seni, (2) menyelenggarakan sanggar belajar semacam seni, (3) meningkatkan daya cipta seni, (4) mementaskan, memamerkan hasil berbagai cabang seni. (Depdikbud, 1998: 6-10).

D. Kegiatan Pramuka

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2002: 362) kegiatan diartikan sebagai aktifitas, usaha, pekerjaan, kekuatan, dan ketangkasan (dalam berusaha), kegairahan. Jadi kegiatan berarti aktifitas yang dilakukan oleh seseorang untuk menjalankan sesuatu. Dalam keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 086 Tahun 2005 tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka dalm pasal 1 dijelaskan bahwa Gerakan Pramuka yaitu gerakan kepanduan Praja Muda Karana. Adalah gerakan pendidikan kaum muda yang didukung oleh orang dewasa.

Gerakan pramuka sebagai wadah pembinaan generasi muda, memilki potensi besar bagi pembangunan dimasa yang akan datang. Gerakan ini merupakan suatu organisasi yang didalamnya terdapat sejumlah generasi muda dan tunas-tunas bangsa dengan segala kreatifitas dan kemampuan


(48)

mereka untuk dicurahkan dalam segala bentuk aktifitas. Gerakan pramuka sebagai wadah atau organisasi bertujuan untuk membentuk manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur serta sehat jasmani dan rohani sehinggamenjadi warga indonesia yang berjiwa pancasila yang mampu dan sanggup untuk menyelenggarakan pembangunan masyarakat, bangsa dan negara.

Gerakan pramuka mempunyai tugas pokok melaksanakan pendidikan bagi kaum muda di lingkungan luar sekolah yang melengkapi pendidikan lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah dengan tujuan:

1. Membentuk kader bangsa sekaligus kader pembangunan yang beriman dan bertakwa serta berwawasan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.

2. Membentuk sikap dan perilaku yang positif, menguasai keterampilan dan kecakapan serta memiliki ketahanan mental, moral, spiritual, emosional, social, intelektual dan fisik sehingga menjadi manusia yang berkepribadian Indonesia, yang percaya pada kemampuan sendiri, sanggup dan mampu membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan masyarakat, bangsa dan Negara (Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 086 Tahun 2005 Tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka).

Didalam kegiatan ekstrakurikuker banyak kegiatan-kegiatan yang berhubungan langsung dengan pembelajaran di sekolah, jadi disini siswa tidak hanya mendapat pemahaman tentang materi pembelajaran di kelas, tetapi juga diluar kelas, selain itu siswa juga dapat menerapakanya langsung dilapangan.


(49)

Ada beberapa kegiatan yang ada didalam pramuka yang berhubungan langsung dengan pembelajaran disekolah yang diantaranya yaitu kegiatan haiking yang berhubungan dengan pemahaman tentang peta dan kompas, selanjutnya ada kegiatan PBB yang berhubungan dengan pemahaman interaksi sosial, serta kegiatan bakthi sosial yang berhubungan dengan pemahaman lingkungan.


(50)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penentuan Objek Penelitian 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di MA Nahdlatul Muslimin Undaan tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 425 siswa dari kelas satu dan kelas dua yang terdiri dari 11 kelas.

2. Sampel

Pada penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan teknik

propotional random sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara berimbang dan acak dari populasi dengan mengacu pada kelas masing-masing siswa.

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara memilih siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan di MA Nahdlatul Muslimin Undaan secara acak tiap-tiap kelas dengan menggunakan pengundian, sampel diambil sebanyak 20%, dari populasi tiap kelas sehingga diperoleh pembulatan jumlah siswa sebagai sampel sebesar 85 siswa dari kelas satu dan dua yang terdiri dari 11 kelas.


(51)

Tabel. 1

Populasi dan Sampel Penelitian

No Kelas Popoulasi Sampel

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. I.1 I.2 I3 I.4 I.5 I.6 II.IPS1 II.IPS2 II.IPS3 II.IPS4 II.IPA 43 41 43 44 43 43 38 44 44 44 42 8 7 8 8 8 8 7 8 8 8 7

Jumlah 11 kelas 425 85

Sumber : hasil Penelitian Tahun 2011

B. Variabel penelitian

Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu Konstribusi Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan pada Pembelajaran Geografi di MA Nahdlatul Muslimin maka variabel dalam penelitian ini adalah kegiatan ekstrakurikuler kepramukaaan. Kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan yang dimaksud disini adalah kegiatan-kegiatan yang ada didalam kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan yang berhubungan dengan pembelajaran geografi

Sub-variabel dan indikator konstribusi kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan yaitu sebagai berikut:


(52)

1. Kegiatan yang Bersifat Fisik

a. Pemahaman siswa tentang peta dalam kegiatan haiking. b. Pemahaman siswa tentang kompas dalam kegiatan haiking 2. Kegiatan yang Bersifat Sosial

a. Pemahaman siswa tentang interaksi sosial dalam kegiatan berkemah b. Pemahaman siswa tentang lingkungan hidup dalam kegiatan Bhakti

Sosial

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dan dokumentasi.

1. Metode Angket

Angket adalah sejumlah pertanyaan yang tertulis digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006 : 151). Tujuan penggunaan angket ini adalah untuk melengkapi dan mengungkap seberapa besar konstribusi kegiatan ekstrakurikuler pada pembelajaran geografi di MA Nahdlatul Muslimin Undaan tahun ajaran 2010/2011. 2. Metode Dokumentasi

Menurut Surachmad (1972: 125) dokumentasi adalah laporan tertulis dari suatu peristiwa dan ditulis dengan sengaja untuk menyimpan dan meneruskan keterangan-keterangan mengenai peristiwa tersebut. Metode ini dilakukan untuk mengambil data sekunder yang tidak dapat diperoleh


(53)

dari responden secara langsung. Dokumentasi ini berupa profil MA Nahdlatul Muslimin dan catatan jumlah siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.

D. Penentuan Skor

Penentuan skor ini dilakukan agar data yang diberikan responden dapat dikuantitaskan, sehingga data dapat dianalisis dengan menggunakan metode statistik. Penentuan skor ditetapkan dengan memberi skor 1 (satu) pada tiap jawaban a, skor 0 (nol) untuk tiap jawaban b.

E. Analisis Data

Dalam penelitian ini digunakan metode analisis data deskriptif dengan menerapkan rumus persentase. Metode ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar konstribusi kegitan ekstrakurikuler kepramukaan pada pembelajaran geografi.

a) Menghitung skor maksimal, rumus sebagai berikut:

Skor maksimal = ∑ item soal sub variabel × skor tertinggi

= 5 x 1 = 5

b) Menghitung skor minimal, rumus sebagai berikut:

Skor minimal = ∑ item soal sub variabel × skor terendah

= 5 x 0


(54)

c) Menentukan Range

Range = skor maksimal – skor minimal = 5 – 0

= 5

d) Menentukan interval

Interval =

= 5 2 = 2.5 e) Membuat kriteria

Kriteria dibagi menjadi 2 macam yaitu paham dan tidak paham. Lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 2 Kriteria Penskoran

Selanjutnya data yang telah terkumpul dalam bentuk angka ditabulasikan dengan memasukkan ke dalam rumus presentase dari frekuensi, yaitu:

No. Skor Kriteria

1. 2.

0-<2.5 >2.5 - 5

Tidak Paham Paham


(55)

Presentase (P) = f X 100% ∑f

Keterangan :

P = tingkat keberhasilan yang dicapai

F = jumlah masing- masing kriteria


(56)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

MA Nahdlatul Muslimin Undaan merupakan madrasah setara dengan sekolah menengah atas yang berada dibawah naungan Departemen Agama. Sekolah ini berlokasi di Jl. Kudus-Purwodadi Km. 13 Desa Undaan Kidul Gang 13 Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus Kode Pos 59372.

MA Nahdlatul Muslimin yang berlokasi di Desa Undaan Kidul dengan letak astronomis 6053’30” LS dan 110049’50” BT, dengan batas wilayah sebelah utara desa Undaan Tengah, sebelah timur Kabupaten Pati, sebelah selatan Desa Sambung, sebelah barat Kabupaten Demak (Lihat gambar 1)

Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka di MA Nahdlatul Muslimin Undaan tahun ajaran 2010/2011.


(57)

2. Kondisi Fisik MA Nahdlatul Muslimin Undaan a) Jumlah Kelas

Jumlah kelas yang terdapat di MA Nahdlatul Muslimin Undaan secara keseluruhan adalah 15 kelas, yang terdiri dari kelas X ada 5 kelas, kelas XI ada 5 kelas, dan kelas XII juga 5 kelas.

b) Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasana yang dapat menunjang dalam kegiatan pembelajaran di MA Nahdlatul Muslimin adalah perpustakaan, laboratorium komputer, laboratorium bahasa, laboratorium IPA, ruang BK, ruang TU, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang OSIS, ruang UKS, ruang koperasi siswa, lapangan olah raga, lapangan upacara, gudang, toilet, kantin, tempat parkir dan ruang serba guna.

c) Tenaga Pengajar

Di MA Nahdlatul Muslimin terdapat 51 orang guru dan 7 orang staf TU, sebagian besar guru di MA Nahdlatul Muslimin berpendidikan sarjana, untuk staf TU sebagian besar berpendidikan SMA atau sederajat.

d) Kurikulun

Menurut UU RI No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pembelajaran yang digunakan di


(58)

MA Nahdlatul Muslimin sudah mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

B. Hasil Penelitian

Hasil Penelitian berisi tentang pengungkapan data-data yang diperoleh dari pelaksanaan penelitian dengan menggunakan teknik-teknik pengumpulan data yang telah ditentukan dan kemudian diolah dengan menggunakan metode-metode pengolahan data yang telah ditetapkan. Penelitian ini menggunakan deskripsi frekuensi dengan menerapkan rumus persentase untuk menghitung seberapa besar konstribusi kegiatan ekstrakurikuler pramuka terhadap pembelajaran geografi di MA Nahdlatul Muslimin Undaan tahun ajaran 2010/2011.

1. Pemahaman Siswa tentang Peta dalam Kegiatan Haiking

Sub-variabel pemahaman siswa tentang peta dimaksudkan untuk mengungkap seberapa besar pemahaman siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka di MA Nahdlatul Muslimin Undaan terhadap tentang peta. Berdasarkan hasil pengamatan melalui angket menunjukan bahwa pemahaman siswa tentang peta dapat dikategorikan menjadi dua yaitu paham dan tidak paham. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3 dan gambar 2 sebagai berikut.


(59)

Tabel 3

Pemahaman Siswa tentang Peta dalam Kegiatan Haiking

Kategori Jumlah %

Paham 71 83.52%

Tidak Paham 14 16.47%

Jumlah 85 100%

Skor rata-rata 4.21

Sumber: Hasil Analisis Penelitian Tahun 2011

84% 16%

Pa ha m Tida k Pa ha m

Gambar 2. Pemahaman Siswa tentang Peta dalam Kegiatan Haiking Berdasarkan analisis dari tabel 3 dan gambar 2, dapat diketahui bahwa siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka di MA Nahdlatul Muslimin Undaan sebagian besar memahami apa itu peta dengan baik, yaitu sebesar 84% siswa termasuk dalam kriteria paham sedangkan 16% siswa termasuk dalam kriteria tidak paham, dengan skor rata-rata sebesar 4.21. skor 0-<2.5 dikatakan tidak paham dan skor >2.5-5 dikatakan paham, sehingga menunjukan bahwa rata-rata siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka di MA Nahdlatul Muslimin Undaan memahami peta melalui kegiatan haiking.


(60)

a) Pengetahuan siswa mengenai peta

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis, dapat diketahui bahwa siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di MA Nahdlatul Muslimin Undaan sebagian besar sudah mengerti pengetahuan tentang peta, hal ini dikarenakan didalam kegiatan ekstrakurikuler tersebut dibekali dengan pengetahuan dasar tentang peta dari pembina maupun kakak kelas, selain itu para siswa tersebut aktif penuh dalam kegiatan ekstrakurikuler yang mereka ikuti, hal ini dapat dilihat dari absensi pada kegiatan ekstrakurikuler tersebut, selain itu kegiatan ektrakurikuler pramuka di MA Nahdlatul Muslimin juga sering memenangkan lomba baik tingkat kecamatan maupun tingkat kabupaten.

b) Persiapan penggunaan peta sebelum melakukan kegiatan

Hasil pengamatan pada sub variabel ini persiapan yang dilakukan siswa sudah cukup baik, hal ini dikarenakan siswa diajarkan oleh pembina mereka tentang penggunaan peta yang nantinya akan dilombakan. Tapi masih ada juga siswa yang hanya sekedar mengikuti temanya, hal ini dikarenakan dalam pelaksanaan haiking tidak dilakukan secara individu melainkan secara kelompok yang terdiri dari 5 sampai 10 siswa yag membuat sebagian siswanya menggantungkan pada teman sekelompoknya.


(61)

Pada sub variabel ini hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis yaitu masih banyak siswa yang hanya mengikuti temanya seperti yang sudah dijelaskan pada sub variabel sebelumnya, selain itu dalam kegiatan haking yang dilaksaan tidak semua siswa membawa peta, hanya sebagian dari tiap kelompok, jadi disini siswa yang kurang aktif dalam kegiatan tersebut hanya mengikuti temanya yang memegang peta tersebut

d) Penguasaan peta dalam kegiatan

Hasil pengamatan pada sub variabel ini menunjukan sebagian besar siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sudah menguasai peta dengan baik, hal ini dikarenakan dalam kegiatan haiking penguasaan peta sangat dibutuhkan oleh para peserta. Dalam hal ini siswa mendapatkan pengetahuan peta dari kakak-kakak dan Pembina mereka. Namun masih ada juga siswa yang dianggap belum bisa menguasai peta dengan baik, hal ini disebabkan sama pada sub-sub variabel sebelumnya, yaitu pada kegiatan haiking dilaksanakan tidak secara individu melainkan kelompok. Hal ini akan berdamapk pada kemampuan penguasaan peta pada siswa kurang maksimal.


(62)

Gambar 3. Pelaksanaan haiking dalam kegiatan ekstrakurikuler 2. Pemahaman Siswa tentang Kompas dalam Kegiatan Haiking

Sub-variabel pemahaman siswa tentang kompas dalam kegiatan haiking dimaksudkan untuk mengungkap seberapa besar pemahaman siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka di MA Nahdlatul Muslimin Undaan tentang kompas. Berdasarkan hasil pengamatan melalui angket menunjukan bahwa pemahaman siswa tentang kompas dapat dikategorikan menjadi dua yaitu paham dan tidak paham. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4 dan gambar 4 sebagai berikut:

Tabel 4

Pemahaman Siswa tentang Kompas dalam Kegiatan Haiking

Kategori Jumlah %

Paham 64 75.29%

Tidak Paham 21 24.70%

Jumlah 85 100%

Skor rata-rata 3.96


(63)

75% 25%

Paham Tidak Paham

Gambar 4. Pemahaman Siswa tentang Kompas dalam Kegiatan Haiking Berdasarkan analisis dari tabel 4 dan gambar 4, dapat diketahui bahwa siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka di MA Nahdlatul Muslimin Undaan sebagian besar memahami kompas dengan baik, yaitu sebesar 75.29% termasuk dalam kriteria paham dan sebesar 24.70% siswa termasuk dalam kriteri tidak paham, dengan skor rata-rata 3.96. skor 0-<2.5 dikatakan tidak paham dan >2.5-5 dikatakan paham. Sehingga menunjukan bahwa rata-rata siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di MA Nahdlatul Muslimin Undaan memahami kompas melalui kegiatan haiking.

a) Pengetahuan siswa mengenai kompas

Hasil pengamatan yang dilakukan penulis pada sub variabel ini menunjukan bahwa siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka di MA Nahdlatul Muslimin Undaan mengetahui apa itu kompas, hal ini dikarenakan dalam kegiatan ekstrakurikuler terdapat materi kompas yang disampaikan kepada siswa, selain itu dalam


(64)

pramuka juga terdapat banyak kegiatan yang menuntut siswanya memahami kompas yang salah satunya adalah kegiatan haiking. b) Persiapan sebelum melakukan kegiatan haiking

Pada sub varibel ini hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis yaitu pada pelaksanaan kegiatan haiking masih banyak siswa yang hanya menggantungkan kepada temanya, hal ini disebabkan karena pihak sekolah hanya mempunyai 7 buah kompas, jadi para siswa harus bergantian dalam penggunaan kompas tersebut, jadi disini siswa yang kurang aktif hanya menggantungkan kepada teman satu kelompoknya.

c) Penggunaan kompas dalam kegiatan haiking

Pada sub variabel in hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis hampir sama pada sub variabel sebelumnya, kendala yang dialami dari pihak sekolah yaitu hanya memiliki kompas yang kurang memadai, hal ini berdampak pada penggunaan kompas dalam kegiatan haiking masih kurang maksimal dan mengakibatkan masih banyak siswa yang hanya menggantungkan kemampuan peta kepada temanya.

d) Penguasaan kompas dalam kegiatan haiking

Hasil pengamatan pada sub varibel ini yaitu masih banyak siswa yang belum mampu menguasai kompas dilapangan yaitu pada kegiatan haiking, hal ini disebabkan karena pada pelaksanaan haiking setiap kelompok hanya dibekali satu kompas, jadi penggunaan


(65)

kompas pada kegiatan tersebut harus secara bergantian yang berdampak pada penguasaan siswa terhadap kompas di lapangan kurang maksimal, hanya sebagian siswa dari setiap kelompok saja yang dianggap mampu menguasai kompas dilapangan secara baik.

Gambar 5. Penggunaan kompas dalam kegiatan haiking

3. Pemahaman Siswa tentang Interaksi Sosial dalam Kegiatan Berkemah

Sub-variabel pemahaman siswa tentang interaksi sosial dalam kegiatan berkemah dimaksudkan untuk mengungkap seberapa besar pemahaman siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka di MA Nahdlatul Muslimin Undaan tentang interaksi sosial. Berdasarkan hasil pengamatan melalui angket menunjukan bahwa pemahaman siswa tentang interaksi sosial dapat dikategorikan menjadi dua yaitu paham dan tidak paham. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5 dan gambar 6 sebagai berikut.


(66)

Tabel 5

Pemahaman Siswa tentang Interaksi Sosial dalam Kegiatan Berkemah

Kategori Jumlah %

Paham 66 78%

Tidak Paham 19 22%

Jumlah 85 100%

Skor rata-rata 4.04

Sumber: Hasil Analisis Penelitian Tahun 2011

78% 22%

Paham Tidak Paham

Gambar 6. Pemahaman Siswa tentang Interaksi Sosial dalam Kegiatan Berkemah

Berdasarkan analisis dari tabel 5 dan gambar 6 diatas, dapat diketahui bahwa siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka di MA Nahdlatul Muslimin Undaan sebagian besar memahami interaksi sosial dengan baik, yaitu sebesar 78% siswa termasuk dalam kriteria paham dan sebesar 22% siswa termasuk dalam kriteria tidak paham, dengan skor rata-rata 4.04. skor 0-<2.5 dikatakan tidak paham dan skor >2.5-5 dikatakan paham, sehingga menunjukan bahwa rata-rata siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di MA Nahdlatul Muslimin Undaan memahami interaksi sosial melalui kegiatan berkemah.


(67)

a) Pengetahuan siswa tentang interaksi sosial

Pada sub varibel ini hasil pengamatan yang dilakukan penulis, siswa yang yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sudah mengetahui interaksi sosial dengan baik, hal ini disebabkan karena selain mendapatkan materi tentang interaksi sosial siswa juga berinteraksi langsung dengan masyarakat melalui kegiatan-kegiatan kepramukaan, salah satunya yaitu kegiatan berkemah. Dalam kegiatan kemah siswa akan terlibat secara langsung didalam masyarakat, selain itu siswa juga akan bertemu dengan orang yang berbeda agama dan suku dalam kegiatan berkemah, hal ini secara tidak langsung memberikan pelajaran tentang interaksi sosial kepada siswa.

b) Pemahaman siswa tentang pentingnya interaksi sosial

Hasil pengamatan pada sub variabel yang dilakukan oleh penulis yaitu para siswa sudah memahami pentingnya interaksi sosial didalam masyarakat, hal ini disebabkan karena didalam kegiatan berkemah siswa akan berinteraksi dengan masyarakat secara langsung, selain kepada masyarakat juga dengan sesama siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka dari daerah lain yang tak jarang berkebudayaan, suku dan agama yang berbeda. Jadi dalam kegiatan tersebut siswa secara tidak langsung akan memahami dan menghormati perbedaan yang ada di Indonesia.


(68)

c) Pemahaman siswa akan pentingnya kerjasama dan kebersamaan Pada sub variabel ini hasil pengamatan yang dilakukan penulis, siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka di MA Nahdlatul Muslimin memahami pentingnya kerjasama dan kebersamaan. Hal ini dikarenakan dalam kegiatan berkemah siswa dituntut untuk menghilangkan ego masing-masing demi mencapai prestasi dalam kegiatan ekstrakurikuler yang memuaskan, karena didalam kegiatan berkemah siswa harus saling menjaga kebersamaan dan saling bekerjasama untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. d) Pemahaman siswa akan pentingnya menghormati perbedaan dan

kebebasan beragama

Pada sub variabel ini hasil pengamatanya yaitu siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka sudah memahami pentingnya menghormati perbedaan dan kebebsaan beragama. Seperti yang sudah dijelaskan pada sub-sub sebelumnya dalam kegiatan berkemah para siswa akan bertemu orang yang berbeda suku, kebudayaan maupun agama, jadi siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tidak hanya menghormati perbedaan yang ada di Indonenesia melainkan juga menghormati kebebasan beragama bagi setiap orang.


(69)

Gambar 7. Pelaksanaan kemah dalam kegiatan pramuka

4. Pemahaman Siswa tentang Lingkungan dalam Kegiatan Bhakti Sosial Sub-variabel pemahaman siswa tentang lingkungan dalam kegiatan bhakti sosial dimaksudkan untuk mengungkap seberapa besar pemahaman siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka di MA Nahdlatul Muslimin Undaan terhadap lingkungan. Berdasarkan hasil pengamatan melalui angket menunjukan bahwa pemahaman siswa tentang lingkungan dapat dikategorikan menjadi dua yaitu paham dan tidak paham. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 6 dan gambar 8 sebagai berikut.


(70)

Tabel 6

Pemahaman Siswa tentang Lingkungan Hidup dalam Kegiatan Bhakti Sosial

Kategori Jumlah %

Paham 67 78.82%

Tidak Paham 18 21.17%

Jumlah 85 100%

Skor rata-rata 4.08

Sumber: Hasil Analisis penelitian Tahun 2011

79% 21%

Paham Tidak Paham

Gambar 8. Pemahaman Siswa tentang Lingkungan dalam Kegiatan Bhakti Sosial

Berdasarkan analisis dari tabel 6 dan gambar 8, dapat diketahui bahwa siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka di MA Nahdlatul Muslimin Undaan sebagian besar memahami lingkungan dengan baik, yaitu sebesar 78.82% siswa termasuk dalam kriteria paham dan sebesar 21.17% siswa termasuk dalam kriteria tidak paham, dengan skor rata-rata 4.08. skor 0-<2.5 diakatakan tidak paham dan >2.5-5 dikatakan paham, sehingga menunjukan bahwa rata-rata siswa yang


(71)

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka di MA Nahdlatul Muslimin Undaan memahami lingkungan melalui kegiatan bhakti sosial.

a) Pengetahuan siswa tentang lingkungan hidup

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis pada sub variabel ini yaitu siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka mengetahui apa itu lingkungan. Hal ini disebabkan para siswa sudah mendapat pengetahuan lingkungan dari pembelajaran dikelas, selain itu didalam materi kepramukaan juga diterangkan apa itu lingkungan. Jadi disini siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan lingkungan dari kelas saja, dari kegiatan ekstrakurikuler pramukapun para siswa tersebut juga mendapatkan pengetahuan tersebut.

b) Pemahaman siswa akan pentingnya lingkungan hidup bagi manusia Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti diketahui bahwa sebagian besar siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka sudah memahami pentingnya lingkugan bagi manusia, hal ini disebabkan para siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka mendapatkan pemahaman tersebut dasi materi yang ada dalam kegiatan tersebut, selain itu dalam kegiatan pramuka juga terdapat kegiatan yang terjun langsung ke alam, salah satunya yaitu konservasi atau penghijauan. Jadi dengan kegiatan tersebut siswa akan memahami bagaimana pentingnya lingkungan bagi kehidupan manusia.


(1)

No Kode

Pemahaman Siswa tentang Lingkungan Hidup dalam Kegiatan Bhakti Sosial

1 2 3 4 5 Jumlah Kategori

1 K-01 1 1 1 1 1 5 Paham

2 K-02 1 1 1 1 1 5 Paham

3 K-03 1 1 1 1 1 5 Paham

4 K-04 1 1 1 1 1 5 Paham

5 K-05 1 0 0 0 1 2 Tidak Paham

6 K-06 1 1 1 1 1 5 Paham

7 K-07 1 1 1 1 1 5 Paham

8 K-08 1 1 1 1 1 5 Paham

9 K-09 1 1 1 1 1 5 Paham

10 K-10 1 1 1 1 1 5 Paham

11 K-11 1 0 1 0 0 2 Tidak Paham

12 K-12 1 1 1 1 1 5 Paham

13 K-13 1 1 1 1 1 5 Paham

14 K-14 1 1 1 1 1 5 Paham

15 K-15 1 1 1 1 1 5 Paham

16 K-16 1 0 0 0 0 1 Tidak Paham

17 K-17 1 1 1 1 1 5 Paham

18 K-18 1 1 1 1 1 5 Paham

19 K-19 1 1 1 1 1 5 Paham

20 K-20 1 1 1 1 1 5 Paham

21 K-21 1 1 1 1 1 5 Paham

22 K-22 1 1 1 1 1 5 Paham

23 K-23 1 1 1 1 1 5 Paham

24 K-24 1 0 0 0 1 2 Tidak Paham

25 K-25 1 0 1 0 0 2 Tidak Paham

26 K-26 1 1 1 1 1 5 Paham

27 K-27 1 1 1 1 1 5 Paham

28 K-28 1 1 1 1 1 5 Paham

29 K-29 1 1 1 1 1 5 Paham

30 K-30 1 1 1 1 1 5 Paham

31 K-31 1 0 0 0 0 1 Tidak Paham

32 K-32 1 1 1 1 1 5 Paham

33 K-33 1 1 1 1 1 5 Paham

34 K-34 1 1 1 1 1 5 Paham

35 K-35 0 0 0 0 0 0 Tidak Paham


(2)

37 K-37 1 1 1 1 1 5 Paham

38 K-38 1 1 1 1 1 5 Paham

39 K-39 1 0 0 0 0 1 Tidak Paham

40 K-40 1 1 1 1 1 5 Paham

41 K-41 1 1 1 1 1 5 Paham

42 K-42 1 1 1 1 1 5 Paham

43 K-43 1 1 0 0 1 3 Paham

44 K-44 1 1 1 1 1 5 Paham

45 K-45 1 0 0 0 1 2 Tidak Paham

46 K-46 1 1 1 1 1 5 Paham

47 K-47 0 0 0 0 1 1 Tidak Paham

48 K-48 1 1 1 1 1 5 Paham

49 K-49 1 0 1 0 0 2 Tidak Paham

50 K-50 1 1 1 1 1 5 Paham

51 K-51 1 0 0 0 0 1 Tidak Paham

52 K-52 1 1 1 1 1 5 Paham

53 K-53 1 1 1 1 1 5 Paham

54 K-54 1 0 1 0 0 2 Tidak Paham

55 K-55 1 1 1 1 1 5 Paham

56 K-56 1 0 1 0 1 3 Paham

57 K-57 1 1 1 1 1 5 Paham

58 K-58 1 1 1 1 1 5 Paham

59 K-59 1 0 0 0 0 1 Tidak Paham

60 K-60 1 1 1 1 1 5 Paham

61 K-61 1 1 1 1 1 5 Paham

62 K-62 1 1 1 1 0 4 Paham

63 K-63 1 1 0 0 0 2 Tidak Paham

64 K-64 1 1 1 1 1 5 Paham

65 K-65 1 1 1 1 1 5 Paham

66 K-66 1 0 0 1 0 2 Tidak Paham

67 K-67 1 1 0 0 1 3 Paham

68 K-68 1 1 1 1 1 5 Paham

69 K-69 1 1 1 1 1 5 Paham

70 K-70 1 1 0 0 0 2 Tidak Paham

71 K-71 1 1 1 1 1 5 Paham

72 K-72 1 1 1 1 0 4 Paham

73 K-73 1 1 1 1 1 5 Paham

74 K-74 1 1 1 1 1 5 Paham


(3)

76 K-76 1 1 0 0 1 3 Paham

77 K-77 1 0 0 0 1 2 Tidak Paham

78 K-78 1 1 1 0 1 4 Paham

79 K-79 1 1 1 1 1 5 Paham

80 K-80 1 1 1 0 1 4 Paham

81 K-81 1 1 0 1 0 3 Paham

82 K-82 1 1 1 0 1 4 Paham

83 K-83 1 1 1 1 1 5 Paham

84 K-84 1 1 1 1 0 4 Paham

85 K-85 1 1 1 1 1 5 Paham

4.08 Paham

Kategori f %

Tahu 67 78.82%


(4)

Konstribusi Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pembelajaran Geografi di MA Nahdlatul Muslimin

No Kode Total Kategori

1 K-1 15 Berkonstribusi

2 K-2 15 Berkonstribusi

3 K-3 14 Berkonstribusi

4 K-4 14 Berkonstribusi

5 K-5 6 Tidak Berkonstribusi

6 K-6 15 Berkonstribusi

7 K-7 15 Berkonstribusi

8 K-8 15 Berkonstribusi

9 K-9 14 Berkonstribusi

10 K-10 14 Berkonstribusi

11 K-11 7 Tidak Berkonstribusi

12 K-12 11 Berkonstribusi

13 K-13 15 Berkonstribusi

14 K-14 12 Berkonstribusi

15 K-15 15 Berkonstribusi

16 K-16 5 Tidak Berkonstribusi

17 K-17 15 Berkonstribusi

18 K-18 14 Berkonstribusi

19 K-19 11 Berkonstribusi

20 K-20 15 Berkonstribusi

21 K-21 15 Berkonstribusi

22 K-22 14 Berkonstribusi

23 K-23 14 Berkonstribusi

24 K-24 6 Tidak Berkonstribusi

25 K-25 9 Berkonstribusi

26 K-26 14 Berkonstribusi

27 K-27 11 Berkonstribusi

28 K-28 12 Berkonstribusi

29 K-29 12 Berkonstribusi

30 K-30 14 Berkonstribusi

31 K-31 10 Berkonstribusi

32 K-32 15 Berkonstribusi

33 K-33 14 Berkonstribusi


(5)

35 K-35 7 Tidak Berkonstribusi

36 K-36 14 Berkonstribusi

37 K-37 12 Berkonstribusi

38 K-38 13 Berkonstribusi

39 K-39 10 Berkonstribusi

40 K-40 14 Berkonstribusi

41 K-41 12 Berkonstribusi

42 K-42 15 Berkonstribusi

43 K-43 7 Tidak Berkonstribusi

44 K-44 12 Berkonstribusi

45 K-45 12 Berkonstribusi

46 K-46 15 Berkonstribusi

47 K-47 10 Berkonstribusi

48 K-48 13 Berkonstribusi

49 K-49 7 Tidak Berkonstribusi

50 K-50 12 Berkonstribusi

51 K-51 11 Berkonstribusi

52 K-52 12 Berkonstribusi

53 K-53 15 Berkonstribusi

54 K-54 6 Tidak Berkonstribusi

55 K-55 12 Berkonstribusi

56 K-56 13 Berkonstribusi

57 K-57 15 Berkonstribusi

58 K-58 12 Berkonstribusi

59 K-59 8 Berkonstribusi

60 K-60 12 Berkonstribusi

61 K-61 15 Berkonstribusi

62 K-62 13 Berkonstribusi

63 K-63 6 Tidak Berkonstribusi

64 K-64 15 Berkonstribusi

65 K-65 12 Berkonstribusi

66 K-66 7 Tidak Berkonstribusi

67 K-67 12 Berkonstribusi

68 K-68 14 Berkonstribusi

69 K-69 12 Berkonstribusi

70 K-70 11 Berkonstribusi

71 K-71 12 Berkonstribusi

72 K-72 10 Berkonstribusi


(6)

74 K-74 15 Berkonstribusi

75 K-75 14 Berkonstribusi

76 K-76 9 Berkonstribusi

77 K-77 7 Tidak Berkonstribusi

78 K-78 14 Berkonstribusi

79 K-79 12 Berkonstribusi

80 K-80 13 Berkonstribusi

81 K-81 7 Tidak Berkonstribusi

82 K-82 14 Berkonstribusi

83 K-83 11 Berkonstribusi

84 K-84 12 Berkonstribusi

85 K-85 15 Berkonstribusi

12.08 Berkonstribusi

f %

73 85.88%


Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS BELAJAR DENGAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP HASIL BELAJAR PADA SISWA MA NAHDLATUL MUSLIMIN KABUPATEN KUDUS

2 10 136

SURVEI MINAT SISWA TERHADAP KEGIATAN EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET SMP NEGERI SE KECAMATAN BATANG TAHUN AJARAN 2010 2011

1 13 104

SISTEM INFORMASI AKADEMIK BERBASIS WEB PADA MA NAHDLATUL MUSLIMIN KUDUS.

0 2 1

PELAKSANAAN PENDIDIKAN NILAI KEBANGSAAN MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEPRAMUKAAN Pelaksanaan Pendidikan Nilai Kebangsaan Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan (Studi Kasus di SD Negeri 01 Blulukan Tahun Pelajaran 2014/2015).

0 3 12

PELAKSANAAN PENDIDIKAN NILAI KEBANGSAAN MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEPRAMUKAAN Pelaksanaan Pendidikan Nilai Kebangsaan Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan (Studi Kasus di SD Negeri 01 Blulukan Tahun Pelajaran 2014/2015).

0 3 15

PERANAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEPRAMUKAAN DALAM MEWUJUDKAN PENGEMBANGAN BUDI PEKERTI SISWA Peranan Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan Dalam Mewujudkan Pengembangan Budi Pekerti Siswa (Studi Deskriptif Ekstrakurikuler Kepramukaan Kelas VII di SMP Ne

0 1 16

SURVEI MINAT SISWA TERHADAP KEGIATAN EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET SMP NEGERI SE-KECAMATAN BATANG TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 0 1

APPLYING RECIPROCAL TEACHING TO ENHANCE READING COMPREHENSION OF THE ELEVENTH GRADE STUDENTS OF MA NAHDLATUL MUSLIMIN UNDAAN KUDUS IN ACADEMIC YEAR 20122013

0 0 17

TEACHING PRONUNCIATION TO THE ELEVENTH GRADE STUDENTS OF MA NAHDLATUL MUSLIMIN UNDAAN KUDUS BY USING PHONETIC INSTRUCTION IN THE ACADEMIC YEAR 20142015

0 0 20

PROFESIONALISME GURU BK DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN PROGRAM BIMBINGAN KONSELING DI MA NAHDLATUL MUSLIMIN - STAIN Kudus Repository

0 0 35