Perumusan Masalah Manfaat Penelitian Perilaku 1. Defenisi Perilaku

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang diteliti adalah “ Bagaimana Perilaku Bidan KIAKB dalam Pelaksanaan Program Prevention of Mother to Child Transmission PMTCT di Rumah Sakit Haji Kota Medan tahun 2013 ” . 1.3 Tujuan 1.3.1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku bidan KIAKB dalam pelaksanaan program Prevention of Mother to Child Transmission PMTCT di Rumah Sakit Haji Kota Medan tahun 2013.

1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengetahuan bidan tentang program PMTCT di Rumah Sakit Haji Kota Medan tahun 2013 2. Untuk mengetahui sikap bidan terhadap program PMTCT di Rumah Sakit Haji Kota Medan tahun 2013 3. Untuk mengetahui tindakan bidan dalam proses pelaksanaan program PMTCT di Rumah Sakit Haji Kota Medan tahun 2013

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah : 1. Sebagai informasi tentang program PMTCT kepada pihak Rumah Sakit Haji Kota Medan Universitas Sumatera Utara 2. Sebagai kontribusi terhadap Tim penanggulangan AIDS kota Medan dalam pengembangan PMTCT untuk HIV-AIDS. 3. Memberikan masukan kepada pihak Dinas Kesehatan kota Medan dalam rangka pengembangan pelayanan PMTCT bagi masyarakat kota Medan. 4. Untuk pengembangan konsep-konsep tentang program HIV-AIDS. 5. Untuk memberikan informasi bagi peneliti lain, yang ingin melakukan penelitian sejenis. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perilaku 2.1.1. Defenisi Perilaku Menurut ensiklopedia Amerika, perilaku diartikan sebagai suatu reaksi organisme terhadap lingkungannya, yang berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada suatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi rangsangan, dengan demikian suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu . Notoatmodjo 2003 juga berpendapat perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Menurut Robert kwick 1974 perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati bahkan dapat dipelajari. Skiner 1938 seorang ahli psikologi merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus rangsangan dari luar. Namun dalam memberikan respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Dilihat dari respons terhadap stimulus tersebut, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua : 1. Perilaku Tertutup covert behavior Respons yang terjadi dalam stimuus ini masih dibatasi perhatian, persepsi, pengetahuan kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain . Universitas Sumatera Utara 2. Perilaku Terbuka overt behavior Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka . Faktor-faktor yang membedakan respons terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Determinan perilaku dibedakan menjadi dua yaitu : 1. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat given atau bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya. 2. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini merupakan faktor dominan yang mewarnai perilaku seseorang. Dari penjelasan di atas dapat disebutkan bahwa perilaku itu terbentuk di dalam diri seseorang dan dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu : 1. Faktor eksternal, yaitu stimulus yang merupakan faktor dari luar diri seseorang. Faktor eksternal atau stimulus adalah faktor lingkungan, baik lingkungan fisik, maupun non-fisik dalam bentuk sosial, budaya, ekonomi maupun politik. 2. Faktor internal, yaitu respon yang merupakan faktor dari dalam diri seseorang. Faktor internal yang menentukan seseorang merespon stimulus dari luar dapat berupa perhatian, pengamatan, persepsi, motivasi, fantasi, sugesti dan sebagainya. Menurut Notoadmodjo 2003 perilaku manusia dibentuk oleh faktor eksternal yang memiliki peranan besar yang dipengaruhi oleh faktor sosial dan budaya dimana orang tersebut berada. Notoatmodjo mengutip pendapat Benyamin Bloom, seorang ahli psikologi pendidikan membagi kedalam tiga domain atau kawasan meskipun Universitas Sumatera Utara kawasan-kawasan tersebut tidak mempunyai batasan yang tegas. Pembagian kawasan ini, dilakukan untuk kepentingan tujuan pendidikan, yaitu mengembangakan atau meningkatkan ketiga domain perilaku tersebut yang terdiri dari:

a. Pengetahuan