Pelaksanaan Pengawasan

1. Pelaksanaan Pengawasan

Pengawasan dalam hal ini adalah usaha Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta untuk menjamin bahwa program atau tindakan yang telah diambil dalam menanggani Manajemen Sampah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.

Pengawasan yang dilakukan dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta adalah pengawasan melekat secara structural yaitu dari Kepala Dinas Pengawasan yang dilakukan dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta adalah pengawasan melekat secara structural yaitu dari Kepala Dinas

Pengawasan untuk mengawasi kegiatan ini merupakan pengawasan eksternal dan pengawasan internal :

a. Pengawasan internal

Pengawasan internal yaitu pengawasan yang dilakukan oleh anggota Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta terhadap kegiatan yang dilaksanakaan. Pengawasan internal ini dilakukan oleh Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan terhadap bawahanya yang melaksanakan kegiatan Manajemen Sampah

Bapak Suroto mengatakan : “ dalam melaksanakan tugas-tugasnya bidang Persampahan

Maupun bidang-bidang lainya yang ada dalam ruang lingkup DKP diawasi oleh Kepala Dinas agar kegiatan yang dilaksanakan bisa tercapai sesuai dengan tujuan supaya terhindar juga dari penyimpangan-penyimpangan” (wawancara 10 Juni 2010)

Pengawasan Internal oleh Kepala Dinas dilakukan setiap hari hal ini dilakukan untuk memantau jalanya kegiatan pelaksanaan yang sudah direncanakan. Kepala Dinas melakukan pengawasan dengan cara melekat Pengawasan Internal oleh Kepala Dinas dilakukan setiap hari hal ini dilakukan untuk memantau jalanya kegiatan pelaksanaan yang sudah direncanakan. Kepala Dinas melakukan pengawasan dengan cara melekat

“ Bapak (kepala dinas) selalu meminta laporan-laporan hasil kegiatan yang sudah kami laksanakan bahkan bapak turun langung memantau pelakanaan kegiatan, hal ini dilakukan agar perencanaan dapat terlaksana secara baik dan sesuai yang diharapkan”

Selain pelaksanaan pengawasan dilakukan oleh Kepala Dinas pengawasan secara internal juga dilakukan oleh masing-masing Kepala Bidang kepada seksi seksi bidang dibawahnya. Seperti bidang Kebersihan yang melakukan pengawasan kepada Seksi Kebersihan Kota dan Seksi Pelayanan Kebersihan serta Bidang Persampahan yang melakukan pengawasan terhadap Seksi Angkutan Sampah dan Seksi Pengelolaan Sampah. Semua pengawasan di Dnas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta dilakukan secara melekat dan struktural.

b. Pengawasan eksternal

Pengawasan eksternal merupakan pengawasan yang dilakukan oleh pihak-pihak diluar Dinas Keberihan dan Pertamanan Kota Surakarta terhadap kegiatan yang dilakukan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta seperti pada pelaksanaan Manajemen sampah pada tahun 2009 ini. Pengawasan dari luar dilakuakan oleh pihak Eskavator dari Walikota Kota Surakarta atau di sebut juga Bawasda (Badan Pengawas Daerah).

petikan wawancaranya : “ memang pihak dari walikota sering memantau jalanya kegiatan

yang sudah kami rencanakan, apa kegiatan itu berjalan sesui rencana atau terdapat penyimpangan penyimpangan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut “(wawancara 10 Juni 2010)

Hal ini dibenarkan oleh ibu Heru bagian umum dan kepegawaian :

“ pihak eskavotor merupakan suruhan dari bapak walikota kota Surakarta, kami tidak tahu dari bagian mana saja namun mereka membawa perintah dari bapak walikota untuk memantau hasil kegiatan pelaksanaaan kami dan melaporkanya, kedatanganya pun kami tidak tahu pastinya yang jelas setiap satu tahun bisa dua sampai tiga kali “

Pengawasan oleh Bawasda dilakukan untuk mengawasi jalanya pelaksanaan kegiatan yang sudah direncanakan apakah anggaran yang ada sudah memenuhi target atau belum hal ini dilakukan agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan kegiatan. Pengawasan dari Bawasda tidak bisa diprediksikan, meereka datang secara tiba-tiba dalam kurun waktu yang tidak ditentukan. Hal ini dilakukan agar pegawai tidak akan memanipulasi data yang sebenarnya. Dalam pengawasan ini para pegawai memberikan laporan kepada orang dari bawasda atau pihak bawasda bisa langsung terjun kelapangan untuk melihat hasil pelaksanaan kegiatan yang sudah direncanakan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta.

Perbandingan antara perencanaan dengan pelaksanaan adalah hasil realiasasi dari perencanaan Manajemen sampah di Kota Surakarta, apakah sudah sesuai dengan yang ditetapkan atau belum. Berikut hasil realisasinya :

a. Peningkatan pelayanan kebersihan terhadap masyarakat

1) Penetapan Tarif Retribusi Persampahan baru ditahun 2009

Tarif Retribusi Persampahan baru ditahun 2009 yang ditetapkan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota surakarta mengalami kenaikan dibanding tahun 2008. Prinsip penetapan tarif retribusi tersebut pada umumnya telah jelas namun untuk mengatahui apakah pelaksanaanya dilapangan sesuai dengan penetapan tarif retribusi yang telah ditentukan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta, berikut seperti dapat dilihat pada wawancara dengan warga Krajan Mojosongo :

“ biasanya disetiap bulan kami ditarik uang iuran dari Rt sebesar seribu rupiah sampai tiga ribu rupiah sebagai uang sampah, tapi mengenai untuk apa saja uang itu, dikemanakan uang itu kami tidak tahu, kami hanya berpikiran uang itu untuk uang sampah saja “ ( wawancara 2 Juni 2010)

Selain itu terdapat pernyataan dari warga bibis baru yang memiliki usaha salon di jalan Tentara Pelajar Surakarta mengatakan :

“ satu bulan sekali memang kami ditarik uang iuran sebesar duapuluh ribuan oleh petugas kebersihan, dari kelurahan tapi kami tidak tahu untuk apa uang tersebut “( wawancara 2 Juni 2010)

Dari hasil wawancara tersebut ada kesan bahwa dalam penetapan tarif untuk objek retribusi rumah tempat tinggal maupun perusahaan jasa sudah sesuai dengan tarif retribusi yang ditetapkan oleh Dinas Kebersihan Dari hasil wawancara tersebut ada kesan bahwa dalam penetapan tarif untuk objek retribusi rumah tempat tinggal maupun perusahaan jasa sudah sesuai dengan tarif retribusi yang ditetapkan oleh Dinas Kebersihan

“ penetapan tarif retribusi sampah di kota surakarta memang sudah sesuai dengan peraturan Peraturan daerah Kota Surakarta No.11 Tahun 2001 tentang perubahan Aturan Daerah Kota Surakarta No.4 Tahun 2001 tentang retribusi pelayanan/kebersihan, namun mengenai sosialisasi itu tergantung dari pihak kelurahanya sendiri karena masalah sampah yang ada di perkampungan sudah menjadi kewajiban dan tanggung jawab kelurahan, kami hanya menetapkan tarif retribusinya saja” ( wawancara 2 Juni 2010)

Dengan Penarikan retribusi yang sudah ditetapkan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta maka hasil yang didapatkan dari hasil penarikan retribusi tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan sarana dan prasarana kebrsihan serta meningkatkan mutu pelayanan jasa kebersihan. Seperti diungkapkan oleh Bapak Hartadi Bidang RPPK :

“ penarikan retribusi memang di tujukan untuk biaya pengumpulan sampah,

biaya

pengangkutan

sampah, biaya pengolahan/pemusnahan sampah, biaya penyediaan fasilitas persampahan/kebersihan, biaya peyediaan lokasi tempat pembuangan dan biaya administrasi yang mendukung penyediaan jasa bukan untuk kepentingan pribadi Dinas semata” ( wawancara

2 Juni 2010)

Penarikan Tarif retribusi persampahan dapat berpengaruh kepada

Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta, Kebersihan dan Kebersihan yang terjaga dapat mengurangi timbunan sampah yang dapat mengakibatkan bencana banjir yang tiap tahun kerap terjadi di Kota Surakarta.

2) Pengadaan Fasilitas Sarana Kebersihan Dalam pengadaan fasilitas sarana kebersihan pada tahun 2009 Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta membeli toilet Kontainer seharga 90.197.0000, pembeliaan kontainer dimaksudkan agar semakin terciptanya lingkungan yang bersih. Seperti diungkapkan oleh bapak Joko Susilo bidang Kebersihan :

“ pengadaan fasilitas kebersihan yang diadakan di tahun 2009 adalah penambahan container yang dimaksudkan untuk terciptanya lingkungan yang bersih anggaran diberikan oleh bag keuangan. Anggaran pengadaan fasilitas diberikan bila failitas terebut benar-benar dibutuhkan dan bermanfaat bagi terciptanya Manajemen Sampah yang baik di Kota Surakarta ” ( wawancara 2 Juni 2010)

Namun dibelinya toilet container tersebut masih belum memenuhi kebutuhan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta dalam menciptakan Manajemen Sampah yang baik dan sesuai harapan dikarenakan masih kurangnya fasilitas sarana dan prasarana yang dimiliki Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta guna mendukung jalanya kegiatan pelayanan persampahan di Kota Surakarta. Seperti yang diungkapkan Bapak Sudiyatno Sebagai Seksi Pengangkutan Sampah :

“ hanya dibeli toilet container pada tahun 2009 ini memang sangat disayangkan namun memang ini yang terjadi karena keterbataan anggaran “ hanya dibeli toilet container pada tahun 2009 ini memang sangat disayangkan namun memang ini yang terjadi karena keterbataan anggaran

Selain itu pada tahun 2009 Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta berencana akan memordenisasi sebagian gerobag sampah menjadi Germosa (Gerobak Motor Sampah) yang juga merupakan fasilitas baru yang dimiliki oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta. Gerobag sampah dinilai memang kurang efektif dalam hal pengangkutan sampah karena daya tampung nya yang kurang dan membutuhkan waktu yang lama dalam pengangkutan sampah hal ini disebabkan karena gerobag sampah ditarik orang dengan berjalan kaki, Sehingga sampah-sampah tidak dapat terangkut semuanya kedalam gerobag selain itu terlalu lambatnya gerobag sampah membuat terlambatnya waktu pengangkutan ke TPS maka sampah yang diangkut oleh gerobag sampah yang tidak terangkut ini dibiarkan saja tertinggal di TPS dan menimbulkan bau busuk. Maka Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta mulai mengganti gerobag sampah menjadi Germosa (Gerobag Motor Sampah), Germosa dinilai lebih efektif karena :

Ø Germosa dinilai lebih manusiawi daripada Gerobag sampah Ø Jarak tempuh yang lebih cepat dan luas dibanding gerobag

sampah

Ø Daya tampung lebih banyak sekitar 1M 2 sampai 2M 2 Seperti yang dijelaskan oleh Bapak Joko Susilo Bidang Kebersihan mengenai Germosa : Ø Daya tampung lebih banyak sekitar 1M 2 sampai 2M 2 Seperti yang dijelaskan oleh Bapak Joko Susilo Bidang Kebersihan mengenai Germosa :

Germosa dinilai sangat mendukung dalam Manajemen Sampah dalam Penanggulangan banjir di Kota Surakarta karena dengan cepatnya penggangkutan sampah maka masyarakat akan lebih percaya kepada DKP dalam menjaga kebersihan dan penggangkutan sampah. Masyarakat juga tidak perlu terlalu lama menunggu petugas sampah untuk mengambil sampah yang sudah menumpuk, selain itu karena germosa mempunyai daya tampung yang banyak maka sampah-sampah tidak akan tertinggal begitu saja, dari hal ini tidak akan timbul niat masyarakat Kota Surakarta untuk membuang sampah secara sembarangan yang dapat mengakibatkan bencana banjir.

Germosa yang dimliki Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta saat ini sebanyak 521 unit, dan akan dilakukan penambahan Germosa. Banyaknya germosa yang akan ditambah sesuai dengan anggaran yang diberikan oleh Sekretariat. Namun pada kenyataanya di tahun 2009 penambahan germosa belum terwujud dikarenakan anggaran yang didapat untuk pengadaaan fasilitas kebersihan tidak mencukupi. Seperti yang diungkapkan oleh pak Joko Susilo bidang Kebersihan :

“ anggaran dari untuk pengadaan barang memang sangat terbatas, jadi sebisa mungkin kami membeli fasilitas yang memang benar-benar diperlukan DKP dalam peningkatan kualitas pelayanan “ anggaran dari untuk pengadaan barang memang sangat terbatas, jadi sebisa mungkin kami membeli fasilitas yang memang benar-benar diperlukan DKP dalam peningkatan kualitas pelayanan

3) Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan rutin yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta pada Tahun 2009 adalah sebagai berikut :

Ø Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas operasional

Dinas Kebersihan dan Pertamanan mengaggarkan dana sebesar Rp 21. 844. 764 sebagai biaya pemeliharaan kendaraan dinas selama 12 bulan pada tahun 2009 . Pemeliharaan kendaraan dinas secara rutin dan berkala meliputi perbaikan kendaraan, biaya perawatan, pengisian bahan bakar dsb. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat karena terpeliharanya kendaraan memudahkan pemberi dan pengguna jasa dalam melaksanakan tugasnya masing-masing. Seperti penjelasan dari bapak Sudiyatno Seksi Angkutan Sampah :

“ setiap hari kami selalu mengecek keadaan kendaraan apabila terjadi kerusakan bila langsung kami perbaiki, pemeliharaan kendaraan dinas sangat berfungsi untuk mendukung kelancaran proses pelayanan persampahan seperti pengangkutan sampah dari TPS ke TPA “ (wawancara 5 Juni 2010)

Ø Pemeliharaan Rutin Sarana dan Prasarana Kebersihan

Dalam hal ini yang dimaksud dengan pemeliharaan prasarana dan sarana Kebersihan adalah pemeliharaan Tempat Pembuangan Sementara dan Tempat Pembuangan Akhir, serta pemeliharaan Dalam hal ini yang dimaksud dengan pemeliharaan prasarana dan sarana Kebersihan adalah pemeliharaan Tempat Pembuangan Sementara dan Tempat Pembuangan Akhir, serta pemeliharaan

Tabel 3.4

Daftar Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Persampahan

Pemeliharaan Rutin

Hasil Realisasi

1 Gerobak sampah

Perbaikan bila terjadi kerusakan, Pencucian

Terealisasi

2 Germosa

Pengisian BBM, Perbaikan bila terjadi kerusakan, Pencucian

Terealisasi

3 Truck Sampah

Pengisian BBM, Perbaikan bila terjadi kerusakan, Pencucian

Terealisasi

4 Alat berat

Pengisian BBM, Perbaikan bila terjadi kerusakan, Pencucian

Terealisasi

5 Personil

Pemeriksaan kesehatan secara rutin tiap bulan

Terealisasi

No. Prasarana

Pemeliharaan Rutin

Hasil Realisasi

1 TPS Perbaikan bila terjadi kerusakan Terealisasi

2 TPA

Perbaikan bila terjadi kerusakan, Pemeriksaan saluran air

Terealisasi

Sumber Data : Bidang Persampahan DKP Kota Surakarta

Di Tahun 2009 Pemeliharaan Rutin yang dilakukan Dinas

Kendaraan Dinas yang dimiiki oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta sangat penting peranannya bagi kelancaran pembersihan sampah dikota surakarta sendiri, sebagai contoh apabila salah satu alat atau kendaraan tidak berfungsi maka berbagai kendala akan muncul sehingga sampah yang seharusnya dapat diangkut menjadi berceceran dijalan dan bahkan sampah tersebut akan jatuh diselokan dan menggangu kelancaran air. Masyarakatpun mulai enggan membuang sampah di TPS dan lebih mudah mereka akan membuang sampah disungai.

4) Peningkatan Kemampuan Aparat Pengelolaan Persampahan

Untuk meningkatkan kemampuan aparat pengelolaan persampahan di Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta maka dilakukan Perolingan Jabatan. Dengan Perolingan Jabatan diharapkan para pegawai Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta, mengerti dan memahami semua tugas dari sub bidang bagian masing-masing. Mutasi Jabatan biasanya dilakukan satu tahun sekali, Mutasi Jabatan adalah perolingan atau pergantian jabatan antara sub bidang satu ke sub bidang lainya. Sebagai contoh dari bidang persampahan kebidang kebersihan begitu juga sebaliknya. Seperti yang diungkapkan oleh bapak Hartadi bidang RPPK :

“ Setiap satu tahun pasti ada perolignan jabatan mbak, ini dilakukan agar pegawai DKP bisa tahu semua tugas dari masing- masing bidang yang ada di DKP ini. Bidang dari mana saja bisa

Juni 2010)

Pada Tahun 2009 ini demi meningkatkan kemampuan aparat persampahan Dinas Keberihan dan Pertamanan Kota Surakarta juga melakukan Tranfer Pengetahuan bersama Cipta Karya dari Semarang yaitu dengan misi 3R (Reduce, reuse dan recycle) yaitu menghemat pemakaian barang, menggunakan kembali, mendaur ulang. Seperti diungkapkan oleh bapak Suroto Bidang persampahan :

“ kami memang tidak secara langsung mengadakan sosialisasi 3R kepada masyarakat Kota Surakarta namun kami dibantu oleh Cipta Karya dari Semarang untuk mensosialiasikan program 3R ini. Selain itu kami juga mendapat ilmu tentang 3 R ini dari Cipta Karya “(wawancara 5 Juni 2010)

Cipta Karya melakukan sosialisasi masalah 3R di beberapa kelurahan di kota Surakarta seperti dikelurahan Mojosongo dan Joyotakan. Sosialisasi ini di peruntukan untuk masyarakat Kota Surakarta agar mengubah perilakunya dalam hal mengelola sampah menjadi barang- barang yang lebih berguna, dengan demikian timbunan sampah di TPA bisa berkurang 20-30 persen.

Peningkatan kemampuan aparat yang dilakukan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta di tahun 2009 sudah baik. Dilihat dari kesigapan petugas dalam memberikan pelayanan kebersihan seperti melakukan sosialisasi masalah 3R maupun memberikan pelayanan kebersihan bagi masyarakat Kota Surakarta. Namun Tidak adanya studi banding membuat dinas Kebersihan dan pertamanan Kota Surakarta tidak

Surakarta untuk peningkatan kualitas pelayanan kebersihan. Seperti yang dungkapkan bapak Joko susilo bidang Kebersihan :

“ tahun-tahun yang lalu kami memang melakukan studi banding kekota lain maupun daerah lain namun untuk tahun ini memang tidak direncanakan studi banding dikarenakan untuk tahun ini masih banyak kegiatan yang kami rencanakan dalam meningkatkan pelayanan kekeberihan dan persampahan di Kota Surakarta ini” “(wawancara 5 Juni 2010)

b. Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

1) Pembuatan Pupuk Kompos di TPA (Tempat Pembuangan Akhir)

Sejak awal tahun 2006 TPA Putri cempo juga sudah menerapkan system Open Dumping atau sistem pembuangan terbuka yaitu melakukan pengolahan dan pemusnahan sampah hanya dengan membuang secara terbuka dan meratakan sampah pada lokasi pembuangan sampah akhir dengan menggunakan buldoser tanpa perlakuan lainya. Sistem pembuangan terbuka ini menyebabkan sampah yang terdapat di TPA cepat menimbun dan sifatnya hanya sementara pakai sehingga setelah penuh harus mencari lahan baru untuk lokasi pembuangan akhir. Kendalanya lahan kosong terutama untuk kota kota besar sudah sulit didapat disamping itu sampah yang menumpuk akan menyebabkan bau yang dapat mengangu lingkungan sekitarnya, dan sampah yang menimbun akan menyebabkan banyak lalat sehingga dapat menjadi sarang penyakit.

Namun dalam kenyataanya sampai saat ini perluasan lahan TPA atau pemindahan TPA belum terlaksana padahal umur operasional TPA Namun dalam kenyataanya sampai saat ini perluasan lahan TPA atau pemindahan TPA belum terlaksana padahal umur operasional TPA

Namun untuk mengurangi sampah di TPA sendiri Dinas Kebersihan dan Pertamanan Surakarta akan melakukan pengoptimalan alat komposting. Alat Komposting ini digunakan untuk membuat sampah menjadi pupuk yang bermanfaat bagi tanaman. Seperti yang diutarakan oleh Pak Pramujo Seksi Pengelolaan Sampah

“alat komposting yang ada di TPA memang masih digunakan salah satu fungsinya memang untuk mengurangi sampah yang ada di sini, sampah yang sudah 10 Tahun keatas diambil lalu diayak kemudian menjadi kompos yang siap dijual dan dipakai sebagai pupuk tanaman-tanaman hijau kota” (wawancara 5 Juni 2010)

Alat Komposting yang dimiliki oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan ada 2 namun pengoptimalnya belum maksimal demi mendukung Manajemen Sampah pada tahun 2009 ini Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta akan menggunakan setiap hari alat komposting ini dengan masa operasional sehari 8 jam produksi sehingga dalam kurun waktu sehari mesin komposting ini dapat memproduksi 7 ton sampah atau 15 ton bahan baku basah. Dengan demikian alat komposting yang digunakan dapat mengurangi timbunan sampah di TPA Putri Cempo

TPS menjadi Transfer Dipo. Seperti yang diungkapkan oleh Pak Joko Susilo Bidang Kebersihan:

“ memang sampah di TPS sering menimbulkan masalah apabila sampah yang ada di TPS tidak terangkut semua, sampah ini akan menimbulkan bau yang tidak sedap dan menimbulkan masalah-masalah lain maka dari itu kami banyak mengubah TPS menjadi Transfer Depo” (wawancara 5 Juni 2010)

Transfer Depo dinilai lebih dari sekedar TPS karena sampah yang dari penarik gerobag langsung dipindahkan kedalam truk pengangkut sampah, truk sampah harus standbay di Transfer Depo sampai gerobag sampah datang. jadi sampah tidak berceceran sehingga tidak menimbulkan bau-bau yang tidak sedap.

Di Kota Surakarta ini TPS yang sudah diubah menjadi Transfer Dipo ada 19 tempat, diantaranya : Karangasem, Norowangsan, Manahan, Depo Samben, Makro Tipes, Timur Sriwedari, Komplang, Bonoloyo, Ringin Semar, BKIA, Tanggul, Semanggi, Lapangan Kerkop, Jurug, STSI, Pinggir Kalianyar, Lapangan Mojosongo, Sangkrah Kedung Lumbu.

Penggunaan Transfer Depo sangat mendukung sekali dalam Manajemen Sampah dalam Penanggulangan banjir di Kota Surakarta seperti disebutkan sampah dari gerobag langsung diangkut kedalam truk sampah, hal ini menguntungkan apabila musim hujan tiba apabila tidak ada sampah yang tertinggal maka tidak ada pula sampah yang di TPS hanyut terbawa air meluber kejalan-jalan maupun jatuh keselokan yang dapat mengakibatkan bencana banjir.

kendala seperti kurangnya alat transportasi penggangkut sampah seperti truck sampah yang dimiliki oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta, sehingga sampah yang seharusnya langsung dari gerobag sampah ke dalam truck menjadi berceceran di TPS karena lamanya kedatangan truk penggangkut sampah, karena truk penggangkut sampah juga harus menggangkut sampah di TPS-TPS lainya.

c. Program Kampanye Lingkungan

1) Pembuatan Website Pelaksanaan Pembuatan Website di tahun 2009 belum terealisaikan , kendala yang dihadapi oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta adalah waktu pelaksanaan pekerjaan sehingga sampai saat ini masih belum terealisaikan. Pembuatan Wbite dimaskudkan menyediakan sarana informasi yang cepat kemayarakat. Namun. Seperti diungkapkan pak Joko Susilo bidang kebersihan :

“ memang persoalan pembuatan website terkendala oleh kurangnya waktu, karena banyaknya rencana banyak kegiatan pula yang harus dilakukan oleh Dinas sehingga pembuatan website belum terealisasikan juga padahal masa tahun anggaran sudah habis, jadi mungkin akan direncanakan tahun berikutnya saja “ (wawancara 15 Juni 2010)

2) Pengolahan sampah berbasis masyarakat (community based solid waste management-CBSWM )

Dinas Kebersihan dan Pertamanan selalu melakukan sosialisasi kepada masyarakat di Kota surakarta untuk bisa mengendalikan Dinas Kebersihan dan Pertamanan selalu melakukan sosialisasi kepada masyarakat di Kota surakarta untuk bisa mengendalikan

“ kami selalu melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar masyarakat mampu menjaga lingkungannya masing-masing tanpa menggantungkan diri kepada pemerintah saja namun walaupun kami sudah berusaha melakukan sosialisasi dan kampanye namun memang susah mengubah pola hidup yang mencintai kebersihan kepada masyarakat kota Surakarta “(wawancara 15 Juni 2010)

Disampig karena kurangnya sumber dana untuk melakukan kampanye dan sosialisasi ini, kendala yang muncul adalah kurang sadarnya masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkunganya. Mereka menggangap urusan sampah adalah urusan sepele dan ini merupakan urusan dari pemerintah Kota Surakarta semata.

3) Sosialisasi sampah 3R berbasis masyarakat dikawasan pemukiman

Pelaksanakan sampah 3R sebenarnya sudah dilaksanakan dikelurahan Joyotakan pada tahun 2007, sampah dari masyarakat dipilah dari sampah basah dan sampah plastik. Sampah dari plastik kemudian dikumpulkan oleh masyarakat kemudian dijual kembali dan sebagian di buat kerajinan tangan. Hasil yang diperoleh dimasukan kas kampung dan digunakan untuk pembangunan kampung. Kegiatan ini berjalan secara baik dan diawasi sendiri oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta. Namun pada tahun 2007 pula terjadi bencana banjir yang sangat dahsyat yang terjadi dikampung joyotakan yang menengelamkan beberapa rumah penduduk, dan salah satunya adalah tempat dimana pemilahan Pelaksanakan sampah 3R sebenarnya sudah dilaksanakan dikelurahan Joyotakan pada tahun 2007, sampah dari masyarakat dipilah dari sampah basah dan sampah plastik. Sampah dari plastik kemudian dikumpulkan oleh masyarakat kemudian dijual kembali dan sebagian di buat kerajinan tangan. Hasil yang diperoleh dimasukan kas kampung dan digunakan untuk pembangunan kampung. Kegiatan ini berjalan secara baik dan diawasi sendiri oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta. Namun pada tahun 2007 pula terjadi bencana banjir yang sangat dahsyat yang terjadi dikampung joyotakan yang menengelamkan beberapa rumah penduduk, dan salah satunya adalah tempat dimana pemilahan

“ dulu memang program 3R sudah kami realisasikan di Kelurahan Joyotakan, dan pada tahun 2009 ini kami ingin mengadakan program 3R ini lagi di pemukiman-pemukiman penduduk sekitar Kota Surakarta. Namun dana yang kami dapat belum ada untuk merealiasikan program tersebut “(wawancara 15 Juni 2010)

Jadi sampai saat ini Program 3R belum terealisasikan di Kota

Surakarta karena belum adanya dana dari pemerintah. Hanya sosialiasi program 3R saja yang di kampanyekan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta, untuk itu diharapkan masyarakat bisa menjaga lingkunganya serta memanfaatkan sampah yang berguna bagi kehidupanya tanpa bergantung kembali kepda pemerintah Kota Surakarta.