penggunaan aktiva tersebut sebagai hasil transaksi atau pertukaran pada masa lalu dan manfaat ekonomis masa mendatang bisa diukur, dikuantifikasikan dengan tingkat
ketepatan yang memadai. Pertumbuhan adalah dampak atas arus dana perusahaan dari perubahan
operasional yang disebabkan oleh pertumbuhan atau penurunan volume usaha Helfert, 1997. Pertumbuhan perusahaan sangat diharapkan oleh pihak internal
maupun eksternal perusahaan, karena pertumbuhan yang baik memberi tanda bagi perkembangan perusahaan. Dari sudut pandang investor, pertumbuhan suatu
perusahaan merupakan tanda perusahaan memiliki aspek yang menguntungkan, dan investor pun akan mengharapkan tingkat pengembalian rate of return dari investasi
yang dilakukan menunjukkan perkembangan yang baik.
2.1.3. Kepemilikan Manajerial
Adanya kerjasama antara manajemen perusahaan dengan pihak lain yang meliputi sharehoder maupun stakeholder dalam membuat keputusan keputusan
keuangan dengan tujuan memaksimumkan modal kerja yang dimiliki akan meningkatkan nilai perusahaan. Dalam kenyataannya penyatuan kepentingan kedua
pihak tersebut sering kali menimbulkan masalah. Adanya masalah diantara manajer dan pemegang saham disebut masalah agensi agency problem. Dalam konsep theory
of the firm Jensen dan Meckling, 1976, adanya agency problem tersebut akan menyebabkan tidak tercapainya tujuan keuangan perusahaan, yaitu meningkatkan
nilai perusahaan dengan cara memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Penelitian untuk mengetahui pengaruh terhadap nilai perusahaan telah dilakukan oleh
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
beberapa peneliti. Penelitian yang dilakukan Jensen dan Meckling 1976 mengemukakan bahwa semakin besar kepemilikan oleh manajemen, maka semakin
berkurang kecenderungan manajemen untuk tidak mengoptimalkan penggunaan sumber daya. Penelitian yang lain dilakukan oleh Demsetz dan Villalonga 2001
menemukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kepemilikan saham terhadap kinerja perusahaan. Penelitian yang dilakukan Stulz menemukan bahwa
pada tingkat kepemilikan saham oleh manajer dalam jumlah yang rendah, nilai perusahaan akan meningkat karena menurunnya insentif manajer untuk bertindak
konsumtif karena adanya pengawasan dari berbagai pihak, tetapi ketika kepemilikan saham perusahaan tinggi maka meningkatnya kepemilikan manajerial akan
menimbulkan adanya management entrenchment yaitu suatu posisi kepemilikan di mana manajer dapat dengan bebas memaksimumkan utilitasnya tanpa takut adanya
akuisisi dari perusahaan lain. Selanjutnya Jensen dan Meckling 1976 menyatakan penyebab konflik antara
manajer dengan pemegang saham adalah perbedaan dalam pembuatan keputusan yang berkaitan dengan aktivitas pencarian dana financing decision dan pembuatan
keputusan yang berkaitan dengan bagaimana dana yang diperoleh diinvestasikan. Dalam aktivitas pencarian dana, manajemen menginginkan untuk mencari sumber
pendanaan dengan biaya sekecil mungkin sehingga mampu meningkatkan laba perusahaan. Dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan dana yang
diperoleh, manajer cenderung memilih untuk menginvestasikan dananya pada proyek dengan resiko rendah, tetapi investor cenderung untuk memilih proyek dengan resiko
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
tinggi karena resiko yang tinggi mencerminkan return yang akan diperoleh juga tinggi.
Masalah keagenan bisa terjadi karena adanya Asymmetric information antara pemilik dan manajer, yaitu ketika salah satu pihak memiliki informasi yang tidak
dimiliki oleh pihak lain, informasi ini sangat dibutuhkan terutama pada pasar modal dengan efisiensi kuat. Berbagai cara dapat dilakukan oleh manajer untuk memiliki
informasi lebih dibanding investor, akibatnya investor tidak yakin terhadap kualitas perusahaan dan tidak mau membeli saham perusahaan sehingga harga saham
perusahaan menjadi turun. Konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham dapat diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat
mensejajarkan kepentingan-kepentingan yang terkait tersebut. Namun dengan munculnya mekanisme pengawasan tersebut akan memunculkan biaya yang disebut
agency cost. Biaya keagenan yang dikeluarkan oleh prinsipal untuk mengawasi kinerja manajemen menjadi beban bagi perusahaan sehingga akan mengurangi laba
yang dihasilkan yang berakibat pada penurunan nilai perusahaan. Oleh karena itu adanya konflik agensi ini harus diminimalisasi dengan berbagai strategi agar nilai
perusahaan tinggi. Anderson Reeb 2002 mengatakan bahwa perusahaan yang dikendalikan
oleh keluarga mempunyai struktur yang menyebabkan berkurangnya konflik agensi antara pemegang saham dan kreditur, di mana kreditur menganggap kepemilikan
keluarga lebih melindungi kepentingan kreditur. Hasil penelitian Arifin 2005 menunjukkan bahwa perusahaan publik di Indonesia yang dikendalikan keluarga atau
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
negara atau institusi keuangan masalah agensinya lebih baik jika dibandingkan perusahaan yang dikontrol oleh publik atau tanpa pengendali utama. Menurutnya,
dalam perusahaan yang dikendalikan keluarga, masalah agensinya lebih kecil karena berkurangnya konflik antara principal dan agent. Jika kepemilikan keluarga lebih
efisien, maka pada perusahaan dengan kepemilikan keluarga yang tinggi pengelolaan laba yang oportunis dapat dibatasi. Pengendalian yang lebih efisien dalam
kepemilikan keluarga tersebut besar kemungkinan tidak berlaku di perusahaan konglomerasi seperti yang banyak terdapat di Indonesia. Untuk perusahaan
konglomerasi, biasanya sebagian besar kekayaan pemilik tidak berada di satu perusahaan, tetapi tersebar di berbagai perusahaan. Jika hanya sedikit kekayaan
pemilik yang berada di perusahaan yang go public, maka walaupun perusahaan go public tersebut dikendalikan keluarga, tetapi pengelolaan laba yang oportunistik
mungkin justru tinggi. Kemungkinannya karena perusahaan yang go public tersebut hanya dijadikan sebagai sarana untuk mengumpulkan dana dari masyarakat untuk
digunakan oleh kelompok perusahaannya di Indonesia.
2.1.4. Teori Agensi Agency Theory