BAB I PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG PKLM
Sesuai dengan fungsinya, pajak merupakan sumber dana untuk membiayai pengeluaran rutin negara atau yang sering disebut dengan fungsi budgeter. Kepatuhan masyarakat dalam
membayar pajak sangat diperlukan demi mewujudkan cita-cita pembangunan nasional ke arah masyarakat yang adil dan makmur.
Upaya-upaya yang dilakukan oleh Direktorat Jendral Pajak, baik intensifikasi maupun ekstensifikasi yang dimulai sejak dua tahun yang lalu mulai membuahkan hasil. Hal ini dapat
dilihat dari terjadinya peningkatan penerimaan pajak yang cukup tinggi. Realisasi penerimaan netto pajak setelah dikurangi restitusi selama triwulan I tahun 2008 mencapai Rp 113,533
triliun, atau 2,83 di atas target. Jumlah ini belum termasuk penerimaan PPh migas sesuai yang tercatat dalam Fiscal News Jakarta. Jika dibandingkan dengan penerimaan triwulan I tahun 2007
yang jumlahnya Rp 79,559 triliun, penerimaan triwulan I tahun 2008 meningkat sebesar 42,7. Pada APBN 2008 surplus serbesar Rp 36,57 dari penerimaan pajak. Pada tahun 2008 Ditjen
Pajak mentargetkan penerimaan sebesar Rp 534,53 triliun, adapun realisasinya mencapai hingga Rp 571,1 triliun. Meningkatnya pemohon wajib pajak baru diindikasi dengan terus bertambahnya
pemohon Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP dengan adanya program Sunset Policy pada tahun 2008. Pada awal Januari 2009 tercatat sekitar 745.172 NPWP.
Universitas Sumatera Utara
Sejak terjadinya krisis ekonomi, peranan kebijakan fiskal sangat penting. Perkembangan pendapatan negara harus diupayakan lebih cepat dari perkembangan belanja negara. Dalam hal
ini, sektor pajak adalah sektor yang paling ideal dan paling menjanjikan untuk membiayai APBN yang mana belanja negara tiap tahunnya terus meningkat. Apalagi pada zaman sekarang ini
banyak wajib pajak yang menganggap bahwa membayar pajak tidak ada gunanya, bahkan banyak wajib pajak yang melakukan perlawanan terhadap Undang-Undang Perpajakan untuk
meminimalkan setoran pajaknya. Alasan utama dipilihnya sektor pajak sebagai sumber dana utama merupakan upaya
pemerintah untuk melepaskan perekonomian negara dari ketergantungan pada pihak luar negeri. Dengan digunakannya pajak sebagai dana utama pembangunan, diharapkan negara mampu
mandiri untuk membiayai pembangunan. Tekad kemandirian ini dapat diwujudkan secara nyata dengan memaksimalkan penerimaan pajak melalui intensifikasi dan ekstensifikasi dari berbagai
jenis pajak. Pajak merupakan penerimaan negara yang wajib dibayar oleh wajib pajak kepada negara
berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan untuk menutupi pengeluaran-pengeluaran umum dan pengeluaran pembangunan negara. Bila kita perhatikan keadaan sekeliling kita, seperti
jalan-jalan, sekolah-sekolah, serta fasilitas-fasilitas umum yang kita pakai tentu membutuhkan biaya yang sangat besar untuk membangun dan memeliharanya. Untuk menutupi biaya-biaya
tersebut diperlukan dana, yang sekarang ini paling dominan bersumber dari pajak di samping adanya sumber-sumber potensial lainnya.
Adapun salah satu upaya untuk meningkatkan penerimaan pajak adalah dengan melaksanakan ekstensifikasi perpajakan. Dalam hal ini, berkaitan dengan penambahan jumlah
wajib pajak yang terdaftar dan perluasan objek pajak. Umumnya dalam hal ekstensifikasi
Universitas Sumatera Utara
perpajakan ini yang paling sering dilakukan adalah penambahan jumlah wajib pajak yang tidak mau untuk mendaftarkan dirinya sebagai wajib pajak atau pengysaha kena pajak.
Dengan Praktek Kerja Lapangan Mandiri PKLM ini, peserta diharapkan dapat memperdalam pengetahuannya di bidang perpajakan serta untuk memberikan pengalaman praktis
atas teori-teori yang diperoleh selama kuliah di Program Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU, sehingga setelah peserta nantinya menamatkan studinya dapat memperoleh bekal
dan keterampilan untuk menghadapi dunia kerja yang nyata. Berdasarkan pada praktik sehari- hari, banyak di antara masyarakat yang sudah terdaftar dan mempunyai Nomor Pokok Wajib
Pajak NPWP masih dikirimkan surat imbauan NPWP atau pemberiaan NPWP secara jabatan, sedangkan adapula yang belum mempunyai NPWP tapi sama sekali belum dikirimkan surat
imbauan NPWP atau pemberian NPWP secara jabatan. Hal ini merupakan salah satu pelaksanaan ekstensifikasi wajib pajak. Jadi, berdasarkan masalah tersebut Penulis ingin mengetahui lebih
lanjut langkah-langkah serta data-data apa saja yang menjadi dasar pelaksanaan ekstensifikasi wajib pajak, sehingga tidak menimbulkan penafsiran negatif bagi kalangan masyarakat.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang permasalahan di atas, penulis tertarik untuk memilih judul Laporan Tugas Akhir LTA tentang “PELAKSANAAN EKSTENSIFIKASI
WAJIB PAJAK DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN TIMUR”
2. TUJUAN DAN MANFAAT PKLM