Mekanisme formalin sebagai pengawet adalah jika formaldehid bereaksi dengan protein sehingga membentuk rangkaian-rangkaian antara protein yang
berdekatan. Akibat dari reaksi tersebut, protein mengeras dan tidak dapat larut. Formaldehid berkombinasi dengan asam amino bebas dari protein pada sel
protoplasma, merusak nukleus,dan mengkoagulasi protein Cahyadi, 2006. Formalin mempunyai banyak nama kimia yang biasa kita dengar di
masyarakat, diantaranya formol, methylene aldehyde, paraforin, morbicid, oxomethane, polyoxymethylene glycols, methanal, formoform, superlysoform,
formic aldehyde, formalith, tetraoxymethylene, methyl oxide, karsan, trioxane, oxymethylene dan methylene glycol Yuliarti, 2007.
Formalin banyak digunakan untuk mengawetkan bahan makanan seperti bakso, tahu, mie basah dan ikan. Dengan direndam dalam beberapa tetes formalin
yang dicampur dengan air, maka bahan-bahan tersebut akan lebih tahan lama dan lebih kenyal Effendi, 2012.
2.2.1 Formalin dengan Asam Kromatropat
Asam Kromatropat dengan rumus kimia C10H6Na2O8S2.2H2O adalah nama lain dari 1,8-Dihydroxynapthalene-3,6-disulfonic acid disodium salt,
memiliki berat molekul 400,29 grmol. Formalin dengan adanya asam kromatropat dalam asam sulfat disertai
pemanasan beberapa menit akan terjadi pewarnaan ungu Widyaningsih Murtini, 2006.
Reaksi ini terjadi berdasarkan kondensasi formaldehida dengan sistem aromatik dari asam kromatropat, membentuk senyawa berwarna 3,4,5,6-
dibenzoxanthylium. Pewarnaan disebabkan terbentuknya ion karbenium - oksonium yang stabil karena mesomeri.
Gambar 2.2.1 Reaksi Formalin dengan Asam Kromatropat 2.2.2 Ciri-Ciri Makanan yang Mengandung Formalin
Makanan yang mengandung formalin umumnya awet dan dapat bertahan lebih lama. Bahan makanan yang mengandung formalin ketika sedang dimasak
kadang-kadang masih mengeluarkan bau khas formalin. Tanda- tanda makanan yang mengandung formalin adalah sebagai berikut:
1. Tahu
Bentuknya sangat bagus, kenyal, tidak mudah hancur, awet beberapa hari dan tidak mudah busuk. Bau agak menyengat dan aroma kedelai sudah tak
nyata lagi. 2.
Mie basah Lebih kenyal, awet beberapa hari dan tidak mudah basi dibandingkan
dengan yang tidak mengandung formalin. Mie tampak mengkilat seperti berminyak, liat tidak mudah putus, dan tidak lengket.
3. Bakso
Lebih kenyal, aroma khas dari bakso tercium, awet beberapa hari dan tidak mudah busuk.
4. Ikan asin
Daging kenyal, utuh, lebih putih dan bersih dan dibandingkan ikan asin tanpa formalin agak berwarna coklat dan lebih tahan lama.
5. Ikan segar atau basah
Warnanya putih bersih, kenyal, insangnya berwarna merah tua bukan merah segar, awet sampai beberapa hari dan tidak mudah busuk.
6. Ayam potong
Berwarna putih bersih, lebih awet dan tidak mudah rusak Widyaningsih Murtini, 2006.
2.2.3 Manfaat Penggunaan Formalin
Formalin sudah sangat umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Apabila digunakan secara benar, formalin akan banyak kita rasakan manfaatnya
yaitu: 1.
Sebagai antibakteri atau pembunuh kuman dalam berbagai jenis keperluan industri, yakni pembersih lantai, kapal, gudang, pakaian, pembasmi lalat
maupun berbagai serangga lainnya.
2. Dalam dunia fotografi, biasanya digunakan sebagai pengeras lapisan
gelatin dan kertas.
3. Dibidang industri kayu, formalin digunakan sebagai bahan perekat untuk
produk kayu lapis plywood.
4. Dalam konsentrasi yang sangat kecil 1 persen digunakan sebagai
pengawet untuk berbagai barang konsumen seperti pembersih rumah tangga,
cairan pencuci piring, pelembut, perawat sepatu, shampoo mobil, lilin dan
karpet.
5. Didalam industri perikanan, formalin digunakan untuk menghilangkan
bakteri yang biasa hidup di sisik ikan dan sering digunakan dalam
pengobatan penyakit ikan akibat ektoparasit seperti fluke dan kulit berlendir.
6. Sebagai bahan pembuatan pupuk urea, bahan pembuatan produk parfum,
pengawet produk kosmetika, pengeras kuku dan bahan untuk insulasi busa.
7. Pencegah korosi untuk minyak Yuliarti, 2007.
2.2.4 Dampak Formalin Terhadap Kesehatan