1. Lapisan zinc Z atau seng
Lapisan ini kerap disebut galvanis dengan bahan seng. Jumlah massa pelapis untuk lapisan coating ini bervariasi seperti Z125, Z175, Z225.
Adapun angka dibelakang Z menunjukkan ketebalan lapisan dalam satuan grm
2
. 2.
Lapisan aluminium dan zinc AZ Sesuai namanya, lapisan ini tersusun atas aluminium dan seng. Sama
seperti lapisan Z, AZ juga memiliki jumlah massa pelapis yang beragam seperti AZ50, AZ100, AZ150, AZ200. Angka dibelakang Z juga
menunjukkan ketebalan lapisan dalam satuan grm
2
. Penetapan kadar ketebalan lapisan antikarat ini diperoleh berdasarkan uji tes pada
laboratorium sebelumnya. 3.
Lapisan magnesium, aluminium, dan zinc MAZ Coating ini adalah coating yang dikembangkan oleh Jepang dengan
adanya tambahan unsur magnesium. Coating ini belum masuk ke pasaran Indonesia.
2.8. Perencanaan Struktur Rangka Atap Baja Ringan
Struktur rangka atap baja ringan dianalisa berdasarkan SNI 7971 : 2013.
2.8.1 Pembebanan
Sesuai dengan SNI 7971:2013, struktur beserta komponen-komponen strukturnya harus disesain terhadap aksi dan kombinasi aksi sesuai dengan
SNI 1727 butir 1.6. Beban gempa diabaikan dalam perencanaan rangka atap ini.
Universitas Sumatera Utara
Kombinasi beban SNI 1727:2013 butir 2 1.
1,4D 2.
1,2D + 1,6L +0,5 Lr atau S atau R 3.
1,2D + 1,6 Lr atau S atau R + L atau 0,5 W 4.
1,2D + 1,0W + L + 0,5 Lr atau S atau R 5.
1,2D + 1,0E + L+ 0,2S 6.
0,9D + 1,0W 7.
0,9D + 1,0E Keterangan:
D = beban mati L = beban hidup
Lr = beban hidup atap S = beban salju
R = beban hujan W = beban angin
E = beban gempa Pengecualian:
1. Faktor beban pada L dalam kombinasi 3, 4, dan 5 diizinkan sebesar 0,5
untuk semua tingkat hunian bila Lo kurang dari atau sama dengan 100 psf 4,79 KNm2, dengan pengecualian daerah garasi atau luasan yang
ditempati merupakan tempat pertemuan umum. 2.
Dalam kombinasi 2, 4, dan 5, beban pendamping S harus diambil sebagai salah satu beban atap rata bersalju atau beban atap miring bersalju.
Universitas Sumatera Utara
Bila ada beban fluida F, kombinasi harus menyertakan faktor beban yang sama seperti beban mati D pada kombinasi 1 sampai 5 dan 7.
Setiap keadaan batas kekuatan yang relevan harus diselidiki. i.
Beban mati D Beban mati adalah berat seluruh bahan konstruksi bangunan
gedung yang terpasang, termasuk dinding, lantai, atap, plafon, tangga, dinding partisi tetap, finishing, klading gedung dan
komponen arsitektural dan struktural lainnya serta peralatan laya terpasang lain termasuk berat keran. Dalam menentukan beban
mati untuk perancangan, harus digunakan berat bahan dan konstruksi yang sebenarnya, dengan ketentuan bahwa jika tidak ada
informasi yang jelas, nilai yang harus digunakan adalah nilai yang disetujui oleh pihak yang berwenang.
ii. Beban hidup L
Beban yang diakibatkan oleh pengguna dan penghuni bangunan gedung atau struktur lain yang tidak termasuk beban
konstruksi dan beban lingkungan, seperti beban angin, bebah hujan, beban gempa, beban banjir, atau beban mati.
iii. Beban angin W
Beban angin adalah semua beban yang bekerja pada suatu konstruksi yang disebabkan oleh selisih tekanan udara.
2.8.2 Lebar Efektif Penampang