3.6. Kriteria inklusi dan eksklusi
3.6.1. Kriteria inklusi 1. Anak obesitas usia 6 – 12 tahun
2. Mendapat persetujuan tertulis dari orang tua 3. Disetujui komite medik
3.6.2. Kriteria eksklusi 1. Anak dalam keadaan sakit akut pada saat pengambilan darah
2. Tidak mengikuti seluruh pemeriksaan yang dilakukan
3.7. Bahan dan Cara kerja
Dilakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan pada semua murid kelas I–VI dari empat SD yang telah ditentukan, berat badan ditentukan dengan
menggunakan alat penimbang Camry yang telah ditera sebelumnya dengan kapasitas sampai 125 kg. Pencatatan dilakukan dalam kg dengan desimal
sensitif sampai 0.1 kg. Semua subyek penelitian ditimbang tanpa sepatu atau alas kaki, hanya pakaian sekolah sehari – hari saja. Tinggi badan diukur
dengan menggunakan alat Microtoa 2 M terbuat dari metal, dengan ketepatan 0.5 cm. Tinggi badan di ukur pada posisi tegak lurus menghadap ke depan
tanpa alas kaki, tumit dan bokong menempel pada dinding. Untuk melihat angka pada pengukuran tinggi, pembatas microtoa ditarik tegak lurus dan tepat
di atas kepala, selanjutnya dihitung nilai IMT berat badan tinggi badan
2
= kgm
2
. Seorang murid dikategorikan obesitas apabila IMT ≥ P95. Pengukuran
dilakukan oleh tenaga medis. Formulir catatan masukan makanan dikirimkan pada hari H – 7 sebelum hari pengumpulan data. Terdapat 2 macam formulir
Nurzahara Siddik : Pengaruh Intervensi Diet Dan Aktivitas Fisik Terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
38
yaitu untuk subjek dan orangtua. Subjek dan orangtua mencatat masukan makanan subjek selama 3 hari. Pada hari H orangtua subjek diundang untuk
wawancara dan konfirmasi catatan makanan, apabila orangtua tidak bisa hadir maka dilakukan kunjungan rumah. Anak dibagi menjadi dua kelompok yaitu
kelompok I mendapat intervensi diet dan aktifitas fisik sedangkan kelompok II tidak mendapat intervensi. Malam hari sebelum hari pengambilan sampel
darah, mulai pukul 23.00 wib subjek tidak boleh makan atau minum lagi kecuali air putih. Pada hari pengambilan sampel setelah puasa 8 jam diambil darah
puasa dengan menggunakan alat “Blood glucose test meter”
merk Gluco Dr. Buatan Korea Selatan tahun 1999. Sampel darah yang diambil adalah darah
kapiler dengan cara menusuk jari dengan hemolet, diteteskan satu tetes 0,05 cc pada
glucose test kemudian ditunggu ± 10 detik untuk dibaca pada alat.
Pada penelitian ini dilakukan intervensi diet dengan pengurangan kalori 200 – 500 kkalhari dengan target penurunan berat badan 0.5 kgminggu. Dan
aktifitas fisik dengan berjalan kaki selama 20 – 30 menit perhari dilakukan sebelum masuk kelas dan bekerjasama dengan guru olahraga di sekolah.
Penurunan berat badan ditargetkan sampai mencapai ± 10 diatas berat badan ideal atau cukup dipertahankan agar tidak bertambah karena
pertumbuhan linier masih berlangsung. Intervensi ini dilakukan selama satu bulan. Kemudian diperiksa kembali setelah selesai intervensi.
Nurzahara Siddik : Pengaruh Intervensi Diet Dan Aktivitas Fisik Terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
39
3.8. Definisi Operasional