II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Pengendalian Hama Terpadu
Smith 1983 dalam Untung 1993 mendefinisikan PHT sebagai pengendalian hama yang menggunakan semua teknik dan metode yang sesuai dalam
cara – cara yang seharmonis mungkin dalam mempertahankan populasi hama di bawah tingkat yang menyebabkan kerusakan ekonomi di dalam lingkungan dari
dinamika populasi spesies hama yang bersangkutan. Pengendalian hama terpadu tidak hanya terbatas sebagai teknologi pengendalian hama yang berusaha memadukan
berbagai teknik pengendalian termasuk pengendalian secara kimiawi yang merupakan alternatif terakhir, tetapi mempunyai makna yang lebih mendasar lagi. PHT adalah
suatu konsep ekologi, falsafah, cara berpikir, cara pendekatan berdasar pada konsep, ekonomi dan budaya dengan menitikberatkan pada potensi alami seperti musuh
alami, cuaca serta menempatkan manusia sebagai pengambil keputusan dalam pengelolaan usaha taninya.
Pengendalian Hama Terpadu adalah teknologi pengendalian hama yang didasarkan prinsip ekologis dengan menggunakan berbagai taktik pengendalian yang
kompatibel antara satu sama lain sehingga populasi hama dapat dipertahankan di bawah jumlah yang secara ekonomik tidak merugikan serta mempertahankan
kesehatan lingkungan dan menguntungkan bagi pihak petani Oka, 1994.
MUAINAH HASIBUAN : KAJIAN PENERAPAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU PHT PADA PETANI PADI DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN, 2008.
Pengendalian Hama Terpadu merupakan dasar kebijakan pemerintah dalam melaksanakan kegiatan perlindungan tanaman. Penerapan PHT sebagai dasar
kebijaksanaan perlindungan tanaman dari serangan OPT ditegaskan melalui Inpres No. 3 tahun 1986. Landasan hukum dan dasar pelaksanaan kegiatan perlindungan
tanaman tersebut adalah dalam Undang – Undang No. 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman, Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 1995 tentang Perlindungan
Tanaman, dan juga Keputusan Menteri Pertanian tertuang dalam No. 887kptsOT1997 tentang pedoman Pengendalian OPT.
Smith and Allen 1954; Stern et al; 1959 menyatakan bahwa PHT adalah suatu pendekatan yang menggunakan prinsip – prinsip ekologi terapan di dalam
memadukan pengendalian secara hayati dan pengendalian secara kimiawi dalam menekan hama Apple dan Smith, 1976. Pengendalian secara kimiawi hanya
digunakan bila benar – benar diperlukan dan dengan cara yang sangat hati – hati sehingga sekecil mungkin gangguannya terhadap pengendalian hayati yang sudah
ada. Van den Bosh 1967 menyatakan bahwa kombinasi pengendalian hayati dan
kimiawi saja tidak cukup. Oleh karena itu semua cara dan teknik pengendalian harus dipadukan ke dalam satu kesatuan untuk mencapai suatu haasil panen yang
menguntungkan dan gangguan yang seminimal mungkin terhadap lingkungan. Batasan defenisi pengendalian hama terpadu yang umum digunakan adalah
sebagai berikut :
MUAINAH HASIBUAN : KAJIAN PENERAPAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU PHT PADA PETANI PADI DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN, 2008.
a. PHT adalah suatu sistem pengelolaan populasi hama yang memanfaatkan
semua teknik pengendalian yang sesuai dengan tujuan untuk mengurangi populasi hama dan mempertahankannya pada suatu aras yang berada dibawah
aras populasi hama yang dapat mengakibatkan kerusakan ekonomi Smith dan Reynolds, 1966 dalam Untung, 2001; Apple dan Smith, 1976
b. Batasan PHT secara bebas adalah suatu sistem pengendalian hama yang
mengintegrasikan dua atau lebih cara pengendalian dalam suatu paket yang memenuhi persyaratan :
1. Secara teknik dapat diterapkan
2. Secara ekonomis menguntungkan
3. Secara sosial layak atau tidak bertentangan
4. Secara ekologis tidak atau sedikit mungkin mencemari lingkungan dan
5. Tidak mengganggu atau membahayakan serangga berguna atau fauna
berguna lainnya Sastrosiswojo, 1990.
2.2. Sistem Pengendalian Hama Terpadu