Tempat dan Waktu Penelitian Operasional Peubah Analisis Data

III. METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Tapanuli Selatan di 6 Kecamatan yang ada di Tapanuli Selatan, 3 Kecamatan yang telah mengikuti Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu SLPHT yaitu Kecamatan Batang Angkola, Kecamatan Batang Toru, Kecamatan Padangsidimpuan Timur dan 3 Kecamatan yang tidak mengikuti SLPHT yaitu Kecamatan Sayur Matinggi, Kecamatan Siais, Kecamatan Marancar. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2007 sampai dengan Oktober 2007. . 3.2. Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi Penelitian Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah peserta program PHT yang telah mengikuti Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu SLPHT yang ada di Kecamatan Batang Angkola, Kecamatan Batang Toru dan Kecamatan Padangsidimpuan Timur dan peserta program PHT ini berasal dari adanya program Nasional yaitu pada tahun 1990, dan yang tidak mengikuti Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu SLPHT yang ada di Kecamatan Sayur Matinggi, Kecamatan Siais dan Kecamatan Marancar. MUAINAH HASIBUAN : KAJIAN PENERAPAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU PHT PADA PETANI PADI DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN, 2008. Tabel 6. Jumlah peserta program PHT yang ikut SLPHT No. Kecamatan Jumlah Peserta SLPHT Orang 1. Batang Angkola 100 2. Batang Toru 75 3. Padang Sidimpuan Timur 100 Jumlah 275 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultuta Tapanuli Selatan,2006 Tabel 7. Jumlah peserta yang tidak ikut SLPHT No. Kecamatan Jumlah Peserta yang tidak ikut SLPHT Orang 1. Sayur Matinggi 100 2. Siais 75 3. Marancar 100 Jumlah 275 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultuta Tapanuli Selatan, 2006

3.2.2. Sampel Penelitian

Penarikan sampel dari populasi adalah dengan melakukan pengambilan sampel dengan tujuan tertentu atau secara sengaja. Agar sampel yang diambil representif maka dalam pengambilan sampel peneliti mengadakan survei awal untuk mengetahui kondisi lokasi penelitian. Pemilihan sampel sebagai responden diambil secara acak sebanyak 30 dari masing – masing jumlah populasi petani SLPHT sehingga diperoleh responden sebanyak 83 orang. Proporsi jumlah sampel yang dipilih didasarkan pada pendapat Arikunto 1983 bahwa pemilihan sampel antara 10 – 15 dan 20 – 30 dan jumlah populasi sudah memadai. MUAINAH HASIBUAN : KAJIAN PENERAPAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU PHT PADA PETANI PADI DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN, 2008. Untuk lebih jelasnya pemilihan sampel sebagai responden pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 8 dan Tabel 9. Tabel 8. Jumlah sampel berdasarkan Kecamatan yang ikut SLPHT No. Kecamatan Jumlah Petani SLPHT Orang Jumlah Sampel 30 1. 2. 3. Batang Angkola Batang Toru Padangsidimpuan Timur 100 75 100 30 23 30 Jumlah 275 83 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Tapanuli Selatan, 2006 Tabel 9. Jumlah sampel berdasarkan Kecamatan yang tidak ikut SLPHT No. Kecamatan Jumlah Petani SLPHT Orang Jumlah Sampel 30 1. 2. 3. Sayur Matinggi Siais Marancar 100 75 100 30 23 30 Jumlah 275 83 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Tapanuli Selatan, 2006

3.3. Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan pengumpulan data sebagai berikut :

3.3.1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari petani melalui wawancara dengan petani dengan menggunakan daftar pertanyaan kuisioner. Data yang dibutuhkan tentang karakteristik petani meliputi, umur, pendidikan, luas lahan, pengalaman MUAINAH HASIBUAN : KAJIAN PENERAPAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU PHT PADA PETANI PADI DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN, 2008. bertani, kepemilikan lahan, pendapat petani terhadap aspek ekologi, aspek ekonomi, aspek teknologi dalam pengendalian hama terpadu PHT. Adapun wawancara yang dilakukan dibagi atas dua bagian yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Wawancara terstruktur, dalam hal ini sebelum wawancara terlebih dahulu dipersiapkan daftar pertanyaan sebagai panduan yang akan dijawab oleh responden pada lembar jawaban yang telah disediakan. Sedangkan wawancara tidak berstruktur, dalam hal ini tidak ditetapkan daftar pertanyaan sebagaimana termasuk dalam wawancara terstruktur. Caranya agak sederhana dan bebas serta tidak bersifat formal, sehingga tidak menimbulkan kekakuan wawancara.

3.3.2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari penelitian dokumentasi yang berasal dari berbagai sumber yaitu Biro Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Selatan, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Dan Hortikultura Kabupaten Tapanuli Selatan dan Kantor Kecamatan di setiap daerah sampel penelitian.

3.4. Operasional Peubah

1. Penerapan PHT a. Aspek ekologi terdiri dari : Hama Penyakit MUAINAH HASIBUAN : KAJIAN PENERAPAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU PHT PADA PETANI PADI DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN, 2008. Kultur Teknis Mekanis Waktu Pemberian pupuk Sistem pengairan Jumlah penggunaan pupuk Penggunaan varietas Penggunaan musuh alami b. Aspek ekonomi terdiri dari : Pendapatan Produksi Biaya pengendalian Pertemuan kelompok tani Kunjungan PHP dan PPL c. Aspek teknologi terdiri dari : Agens hayati Pestisida Biopestisida Waktu penyemprotan pestisida Frekuensi penggunaan pestisida Dosis Jenis – jenis pestisida MUAINAH HASIBUAN : KAJIAN PENERAPAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU PHT PADA PETANI PADI DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN, 2008. 2. Pendapat petani padi tentang PHT Pengetahuan tentang PHT Pelaksanaan PHT Manfaat PHT Data dalam kuisioner dibuat dengan skala likert Sugiono, 2000 dengan kriteria keadaan sebagai berikut : 1 = Sangat tidak setuju 2 = Tidak setuju 3 = Kurang setuju 4 = Setuju 5 = Sangat setuju

3.5. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Regresi Linier Berganda Multiple Linier Regression Y = a + b1x 1 + b2x 2 + b3x 3 + e Dimana : Y = Pendapat petani X 1 = Aspek ekologi X 2 = Aspek ekonomi X 3 = Aspek teknologi MUAINAH HASIBUAN : KAJIAN PENERAPAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU PHT PADA PETANI PADI DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN, 2008. a = Konstanta b 1 = Koefisien regresi X1 b 2 = Koefisien regresi X2 b 3 = Koefisien regresi X3 e = Std. error MUAINAH HASIBUAN : KAJIAN PENERAPAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU PHT PADA PETANI PADI DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN, 2008.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Karakteristik Responden

Data penelitian diambil dengan cara kuesioner dari 166 responden, 83 responden yang mengikuti SLPHT dan 83 responden yang tidak mengikuti SLPHT yang berasal dari 6 kecamatan, 3 kecamatan yang mengikuti SLPHT dan 3 Kecamatan yang tidak mengikuti SLPHT. Karakteristik responden dapat dilihat pada Tabel 10. Diketahui bahwa responden petani yang ikut SLPHT keseluruhan yang berjenis kelamin laki-laki 25 responden 30,12, perempuan 58 responden 69,88 untuk petani yang tidak ikut SLPHT keseluruhan yang berjenis kelamin laki – laki 38 responden 45,78 dan perempuan 45 responden 54,22 Usia responden petani yang ikut SLPHT yang paling banyak berumur 31 s.d. 40 tahun 37,35 dan pada yang tidak ikut SLPHT yang paling banyak berumur 42 s.d. 50 tahun 45,78 berarti dapat dilihat bahwa petani yang ikut SLPHT umurnya lebih muda dibanding yang tidak ikut SLPHT sehingga semangat belajarnya masih kuat. Pendidikan responden bagi petani yang ikut SLPHT yaitu 34 responden SD 40,96, 26 responden SLTP 31,33, 20 responden SLTA 24,10, 2 responden diploma 2,41 dan 1 responden S 1 1,20, dan bagi yang tidak ikut SLPHT 39 responden yang berpendidikan SD 46,99, 24 responden SLTP 28.92, 17 responden SLTA 20,48, 1 responden diploma 1,20 dan 2 responden S 1 MUAINAH HASIBUAN : KAJIAN PENERAPAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU PHT PADA PETANI PADI DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN, 2008.