perbedaan agama dan kebudayaan antara keduanya, membuat hubungan itu hanya hubungan fisik saja, bukan menjadi hubungan yang membudaya yang menjadi azas
pernikahan dalam Islam.
35
D. Pernikahan Wanita Muslimah dengan Pria Non Muslim
Ulama telah sepakat, bahwa haram hukumnya pernikahan seorang wanita muslimah dengan pria non muslim, baik calon itu termasuk pemeluk agama yang
mempuyai kitab suci, seperti Kristen dan Yahudi, atupun pemeluk agama yang mempuyai kitab serupa kitab suci. Termasuk pula disini penganut animisme,
ateisme, polotiesme dan sebagainya.
36
Landasan pengharaman pernikahan wanita muslimah dengan non muslim adalah surat al-Baqarah ayat 221:
Artinya: “…Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik dengan wanita- wanita mumin sebelum mereka beriman”.
Q.S. al-Baqarah: 221
Imam Syafi’I berkata: apabila seorang wanita masuk Islam atau dilahirkan dalam keadaan Islam, atau salah seorang dari kedua orang tuanya masuk Islam
35
Abu A’la al-Maududi, Kawin Cerai Menurut Islam, Penerjemah: Ahmad Rais, Jakarta: Gema Insani Pers, 1995, h. 20
36
Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyyah, h. 6
sementara ia masih anak-anak dan belum mencapai usia baligh, maka haram atas setiap laki-laki musyrik. Ahli kitab atau penyembah berhala untuk menikahinya
dalam segala keadaan. Apabila kedua orang tuanya musyrik, lalu disebutkan kepadanya sifat-sifat Islam dan ia memahaminya, maka Imam Syafi’I melarang
wanita dinikahi oleh laki-laki musyrik. Namun bila disebutkan kepadanya sifat-sifat Islam tapi ia tidak memahimnya, maka Imam Syafi’I lebih menyukai jika orang
musyrik dilarang untuk menikahiya.
37
Diantara hikmah yang dikemukakan adalah kekhawatiran kehilangan kebebasan beragama dan kerena lemahnya pendirian sehingga dapat mudah terseret
kepada murtad. Demikian juga dengan keturunan, dominan akan mengikuti agama bapaknya. Dalam hal ini ada banyak fakta kasus pemurtadan dengan cara-cara
pernikahan.
38
Selain itu menurut pangamatan Masjfuk Zuhdi, pernikahan antar agama menjadi salah satu sumber konflik rumah tangga yang dapat mengancam
keutuhan dan kelaggengan rumah tangga.
39
Dan dalam Kompilasi Hukum Islam telah diatur pada pasal 44, yaitu: “seorang wanita muslim dilarang melangsungkan perkawinan dengan seorang pria
yang tidak beragama Islam”
37
Imam Syaf’I, Ringkasan Kitab Al-Umm., h. 350
38
Setiawan Budi Utomo, Fikih Aktual, Jawaban Tuntas Masalah Kontemporer, h. 259
39
Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyyah, h. 9
E. Akibat Hukum Pernikahan Beda Agama 1. Kewarisan