penuhanan terhadap sesama manusia dan hanya meyakini Allah SWT semata.
31
2. Materi Dakwah
Materi dakwah ialah pesan-pesan moral atau segala sesuatu yang harus disampaikan kepada objek dakwah, yaitu keseluruhan ajaran Islam.
32
Pada dasarnya materi dakwah hanyalah al-Qur’an dan as-sunnah. al-Qur’an merupakan sumber utamanya, yang merupakan materi pokok yang harus disampaikan
melalui dakwah dengan bahasa yang dapat dimengerti dan dipahami oleh masyarakat. Al-Qur’an merupakan wahyu Allah SWT yang mutlak kebenarannya dan dijaga
sendiri oleh Allah akan keutuhan, keaslian dan keakuratannya. Dalam Q.S al-Hijr ayat 9 dijelaskan:
ZU 7
_ ;` U
Q a bcd ZU
e9 g
] 9
Fh
Artinya:”.Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al Quran, dan Sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya”
Q.S al_Hijr: 9
Sebagai pedoman hidup manusia, dalam al-Qur’an terkandung secara lengkap tentang petunujuk, pedoman, hukum, sejarah serta prinsip-prinsip baik yang
menyangkut masalah keyakinan, peribadatan, pergaulan, akhlak, politik, ilmu pengetahuan, teknologi dan sebagainya. Sebagai suatu pedoman yang masih bersifat
umum atau global, maka pengungkapan-pengungkapan dalam al-Qur’an masih sering
31
A. Ilyas Ismail, MA, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub, Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Harakah, Jakarta: Permadani, 2006, Cet. Ke-I h. 140-141
32
Hafi Anshori, Pemahaman dan Pengamalan Dakwah Surabaya: Al-Ikhlas, 1993, Cet. Ke- 1 h. 146
belum terinci secara detail. Namun demikian tak ada satu pun persoalan yang tak disinggung di dalam al-Qur’an, sekecil apapun Allah SWT tidak melupakannya.
Sumber kedua sebagai materi dakwah setelah al-Qur’an adalah as-Sunnah, yakni segala sesuatu yang menyangkut perbuatan Nabi Muhammad SAW, baik dalam
ucapannya, tingkahlakunya atau sikapnya. Pada al-Qur’an seluruhnya harus dijadikan pedoman hidup, akan tetapi tidak semua yang ada di dalam as-Sunnahmasih dikenal
adanya sunnah yang shahih dan ada juga yang dhaif. Untuk kedudukan as-sunnah terhadap al-Qur’an dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Bayan tafsir, yakni menerangkan ayat-ayat yang sangat umum, mujmal dan
musytarak. b.
Bayan takrir, yakni memperkokoh dan memperkuat pernyataan al-Qur’an c.
Bayan taukid, yakni sebagai penjelas maksud dan tujuan suatu ayat al-Qur’an
3. Subjek dan objek dakwah