Retorika Dakwah Pipik Dian Irawati

(1)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Komunikasi Islam

(S. Kom. I)

Oleh :

EVA DAMAYANTI

NIM: 1110051000038

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/2014 M


(2)

(3)

(4)

Dengan ini saya nyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semuan sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 11 Agustus 2014


(5)

i

ABSTRAK

Eva Damayanti

Retorika Dakwah Pipik Dian Irawati

Berdakwah pada dasarnya merupakan aktivitas lisan yang mulia yang disampaikan secara

formal melalui berbagai macam forum resmi taupun sekedar berbicara dengan perorangan

dengan tujuan mengajak mereka ke jalan Allah SWT. Namun dalam berdakwah seorang da’i

dituntun agar dapat memahami betul apa yang di inginkan oleh mad’u agar dakwah yang

disampaikan oleh da’i tersampaikan dengan baik kepada jamaah sehingga dapat merubah jalan

pikiran orang lain ke dalam perbuatan yang lebih baik sesuai dengan ajaran islam.dan dengan

ilmu retorik dakwah maka kita akan mengajak mereka ke jalan yang dirihoi Allah. Umi Pipik

Dian Irawati mampu merekrut jamaah dengan banyak sebagaimana dengan bertambahnya

jamaah yang hadir dalam majelis taklimnya.

Dari Uraian Diatas timbul pertanyaan yaitu : Bagaimana Konsep Retorika Dakwah Pipik

Dian Iawati? Bagaimana penerapan retorika Pipik Dian Irawati dalam berdakwah?

Untuk mendapatkan hal yang objektif dan representative dalam penelitian ini maka,

penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif analisis. Dengan Cara mengumpulkan data

seperti observasi, wawancara dan dokumentasi. Dengan Metode Deskriptif analisis, yaitu metode

yang mendeskrisikan gagasan primer yang diperoleh dari hasil wawancara yang akan

menafisirkan penafsiran penulis.

Mengetahui bagaimana konsep retorika dakwah Pipik Dian Irawati serta penerapannya

dalam berdakwah,

Dari beberapa kali pengamatan penulis pada retorika dakwah yang beliau gunakan

terbilang cukup bagus, dikemas dengan semenarik mungkin sehinnga materi dakwah pun mudah

dipahami oleh jamaah. Dakwah yang beliau gunakan bersifat memberikan nasihat-nasihat.

mampu mengemas materi dakwah dengan menarik agar jamaah mudah memahaminya dan mau

melaksanakan apa yang dimaksud oleh da’i. dan entertiment, dalam berdakwahpun beliau

menyisipkan canda tawa agar dakwah terlihat lebih santai dan mad’u tidak merasa jenuh atau

bosan mendengarkannya.


(6)

ii

Assalamualaikum Wr.Wb

Alhamdulillahirabbil’alamin, rasa syukur selalu berhembus pada setiap helaan rahmat, nikmat serta karunia-Nya yang tidak bisa diucapkan satu persatu. Dialah Allah Yang Maha Esa yang menciptakan akal dan pikiran manusia untuk menyelami lautan ilmu-Nya yang begitu dalam melebihi dalamnya samudra sehingga kita tidak henti untuk mempelajari ilmu-Nya. Shalawat serta salam juga senantiasa tercurah kepada baginda kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat beliau hingga akhir zaman yang membawa kita dari zaman kegelapan dan kebodohan.

Berkat ilmu-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana dan merupakan kewajiban akademis di univdrsitas UIN SyarifHidayatullah Jakarta pada jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Skripsi ini ditulis dengan berbagai kesulitan, halangan dan rintangan yang terkaang membuat penulis merasa bosan hingga putus asa. Berkat orang-orang terkasihlah skripsi ini dapat terselesaikan. Terima kasih untuk doa, bantuan, motivasi, bimbingan dan pengarahan yang sangat berharga dari berbagai pihak yaitu :

1. Prof.Komaruddin Hidayat, M.A selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr.Arief Subhan, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi beserta pembantu dekan dan jajarannya.


(7)

iii

membantu penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

4. Hj.Nunung Khairiyah,M.A selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu di tengah kesibukannya untuk membimbing, mengarahkan, memotivasi serta membagi ilmunya kepada penulis. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan keberkahan dan kebaikan kepada beliau.

5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah mengajar dan membagi ilmunya kepada penulis, semoga berkah dan dapat menjadi ilmu yang bemanfaat

6. Seluruh staf Perpustakaan Utama dan Pepustakaan Fakultas yang membantu penulis dalam pencarian bahan untuk skripsi ini.

7. Umi Pipik Dian Irawati dan Jamaah Majelis Taklim Faz yang sudah meluangkan waktu kepada penulis untuk diwawancrai walu ditengah kesibukannya.

8. Bapak dan mama tercinta, Bapak Datam Darmady dan Mama Karmilah yang dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang yang tulus dan ikhlas mengasuh dan mendidik serta senantiasa mendoakan penulis, sehingga bisa mengenyam pendidikan formal tingkat perguruan tinggi hingga selesai.

9. Sahabat terbaik, sahabat seperjuangan yang ikut andil dalam memberikan bantuan dan dorongan. KPI B dan KPI C angkatan 201O Khususnya Endah Purnamasari, Alvionitha Jayussarah, Amanda Rachmawati, Rosma


(8)

iv

yang penulis tidak sebutkan akan tetapi penulis tidak akan pernah lupakan. 10.Om Sofyan , Tante Sri Dan Adri Pares W yang selalu memberikan

dukungan, semangat, pengertian dan memotivasi penulis ditengah rasa bosannya dalam penulisan skripsi ini.

11.Keluarga besar KKN Ultra Pasilian . semoga tali persaudaraan kita tidak akana pernah terputus.

12.berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang telah membantu kelancaran penulisan skripsi ini.

Begitu besar ucapan terima kasih yang penulis sampaikan untuk mereka tersayang, baik yang selalu disamping penulis maupun pelukan daari do’a do’a yang dikirimkan. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan , Amin ya Rabbal’alamin.

Akirnya, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari kekurangan. Karena itu, kritik dan saran yang membangun. Semoga skripsi ini dapat memberikan kontribusi positif, memperluas wawasan keilmuan serta menambah Khazanah perpustakaan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Jakarta 10 Agustus 2014 Penulis

Eva Damayanti Nim:1110051000038


(9)

v

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

D. Metodologi Penelitian ... 5

E. Tinjauan Pustaka ... 7

F. Sistematika Penulisan ... 9

BAB II LANDASAN TEORITIS RETORIKA DAN DAKWAH A. Ruang Lingkup Retorika... 10

B. Ruang Lingkup Dakwah ... 19

C. Media Dakwah ... 24

D. Tujuan Dakwah ... 24

E. Bentuk-bentuk Dakwah ... 25

F. Hubungan Retorika Dengan Dakwah ... 25

BAB III PROFIL PIPIK DIAN IRAWATI A. Riwayat Hidup ... 27


(10)

vi

A. Konsep Retorika Dakwah Pipik Dian Irawati ... 32 B. Penerapan Retorika Pipik Dian Irawati dalam berdakwah ... 42

BABV PENUTUP

A. Kesimpulan ... 52 B. Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(11)

1

A. Latar Belakang Masalah

Dakwah merupakan suatu aktivitas yang mulia yang menjadi kewajiban bagi setiap muslim, dengan tujuan untuk memberikan segala informasi mengenai Islam dan mengajak orang lain agar bersedia melakukan tindakan-tindakan yang mencerminkan nilai-nilai Islam.1

Dalam menyampaikan dakwah, tujuan utamanya adalah bagaimana pesan dalam mengajak mad’u kepada yang benar (jalan Allah) dapat diterima dengan baik, sehingga dapat dipahami. Oleh karena itu, umat muslim harus dapat berkomunikasi dengan baik dan efektif, agar dalam menjalankan kewajban dakwah dapat berjalan dengan lancar.

Dasar-dasar dakwah disebutkan dalam al-Qur’an pada Q,S.Nahl (16) ayat 125









Artinya :

“serulah (manusia) kepada jalan tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.

1

Ismah Salman, “Strategi Dakwah di Era Milenium”Jurnal Kajian Dakwah dan Budaya,(Jakarta:UIN Syarif Hidayatullah,2004) vol 5.


(12)

menentukan. oleh karena itu, diperlukan teknik yang baik dan dapat diterima oleh masyarakat sebagai penerima pesan dakwah Islam. Dakwah akan diterima dengan baik apabila para dai atau da’iyah mengetahui secara tepat kepada siapa dakwah itu ditujukan, karena setiap manusia itu tidaklah sama, baik dari segi usia, tingkat kecerdasan, status sosialnya dalam masyarakat dan dalam hal lainnya, yang kesemuanya ini menuntut agar penyeru dakwah arif dan bijaksana akan siapa dan bagaimana ia harus menghadapinya.

Agar tujuan dakwah-dakwah dapat tercapai seperti apa yang diharapkan, maka seorang da’i atau da’iyah sebagai komunikator harus mampu mengemas materi dakwah agar dapat dikomunkasikan secara efektif.

Salah satu faktornya adalah penyampaian dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar, mudah dipahami dan mudah diserap oleh mad’u dengan tujuan agar dakwah yang disajikannya tidak kering, menjenuhkan dan hambar yang mudah diabaikan.2

Perubahan zaman yang ada merupakan suatu faktor yang dapat menentukan berhasil atau tidaknya pelaksanaan dakwah Islam. Pada dasarnya banyak cara dan upaya maupun strategi yang dapat dipakai dalam pelaksaan dakwah Islam salah satunya adalah dengan menggunakan lisan. Salah satu metode dakwah dengan lisan adalah aktivitas yang sering digunakan dalam bersosialisasi di lingkungan masyarakat. Dalam bidang keilmuan sosial ada suatu ilmu yang mengajarkan tentang seni berbicara atau biasa disebut dengan retorika.

2

Djainal Abidin, Komunikasi dan Bahasa Dakwah, (Jakarta:Gema Insani Presss,1996)cet. 1, h.1.


(13)

komunikasi lisan yang disampaikan kepada sekelompok orang banyak, tetapi sebenarnya retorika itu tidak hanya sekedar berbicara di hadapan umum, melainkan merupakan suatu gabungan antara seni berbicara dan pengetahuan suatu masalah tertentu untuk meyakinkan pihak orang yang banyak melalui pendekatan persuasif.3

Bisa disimpulkan bahwa retorika dakwah adalah keterampilan menyampaikan ajaran Islam secara lisan guna memberikan pemahaman yang benar kepada kaum muslimin agar mereka dapat dengan mudah menerima seruan dakwah Islam yang karenanya pemahamn dan prilakunya dapat berubah menjadi Islami.

Pipik Dian Irawati adalah model di sebuah majalah remaja pada tahun 1995. Beliau adalah istri dari seorang ustad kondang yaitu almarhum ustad Jefri Al Buchori. Sejak meninggalnya almarhum ustadz Jefri Al Buchori, ia mulai menekuni dan mengikuti jejak suaminya yakni berdakwah, saat ini agenda Pipik Dian Irawati penuh dengan kegiatan berdakwah. Beliau juga sukses mendirikan sebuah majelis taklim yaitu majelis taklim Fatimah Azzahra.

Dalam penyampaian dakwah yang baik, beliau dapat merekrut banyak mad’u dari berbagai kalangan masyarakat khususnya kaum ibu. Selain itu beliau juga mendapat banyak tawaran berdakwah. Di sinilah ketertarikan penulis pada sosok Pipik Dian Irawati dalam memajukan dakwah islam.

3


(14)

lebih mendalam tentang cara yang dilakukan oleh Pipik Dian Irawati dalam menyampaikan dakwah Islam dalam sebuah skripsi yang penulis beri judul

“Retorika Dakwah Pipik Dian Irawati”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Untuk lebih memfokuskan penelitian skripsi ini, maka masalah yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini dibatasi pada retorika dakwah Pipik Dian Irawati di beberapa tempat beliau berdakwah.Untuk memperjelas permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini maka penulis merumuskan masalah-masalah sebagai berikut :

A. Bagaimana konsep retorika dakwah Pipik Dian Irawati?

B. Bagaimana penerapan retorika Pipik Dian Irawati dalam Dakwahnya?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalah di atas maka penelitian ini bertujuan untuk :

a. Untuk mengetahui konsep dakwah retorika Pipik Dian Irawati.

b. Untuk mengetahui penerapan retorika Pipik Dian Irawati dalam dakwahya.

2. Manfaat Penelitian A. Manfaat Teoritis

a. Untuk pengembangan islam ilmu dakwah dalam masyarakat. b. Untuk pengembangan dakwah melalui retorika.


(15)

a. Menambah wawasan dan informasi peneliti tentang retorika sebagai metode dakwah.

b. Menigkatkan semangat keislaman penulis untuk terus mengembangkan retorika dakwah.

D. Metodelogi Penelitian

1. Metodelogi penelitian

Untuk mendapatkan hasil yang objektif dalam penelitian ini maka, penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif analisis, yaitu metode yang memiliki beberapa langkah penerapan.4 Langkah pertama adalah mendeskripsikan gagasan primer yang menjadi bahan utama. Langkah kedua, adalah membahas gagasan primer yang pada hakikatnya adalah memberikan penafsiran penulis terhadap gagasan yang dideskripsikan.

Bagdan dan Taylor dalam buku penelitian kualitatif mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau tulisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.5

Adapun secara deskriptif adalah bahwa data yang dkumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh penerapan metode kualitatif.

2. Teknik Pengumpulan Data

4

Mastuhu, Tradisi Baru Penelitian Agama Islam, Tujuan Antar Disiplin Ilmu, (Bandung: Pusjarlit Dan Nuans,1998).cet.Ke-1, h.45.

5

Lexy J.Moeloeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosyda Karya, 1993) cet ke-10, h.3.


(16)

Observasi yaitu pengambilan data yang didapatkan melalui pengamatan, pencatatan sistematik dan fenomena-fenomena yang diselidiki langsung kepada obyeknya dengan menggunakan indera penglihatan yang berarti tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan.6 Dalam teknik penelitian ini peneliti mengamati dan mencatat fenomena-fenomena yang diselidiki. Dengan metode ini penulis akan mengetahui langsung kegiatan dakwah Pipik Dian Irawati melalui retorika dakwah yang beliau sampaikan.

1. Pada tanggal 9 mei 2014 pukul 09.00 penulis melakukan pengamatan retorika dakwah Umi Pipik Dian Irawati di Majelis Taklim Fattimah Az-Zahra dan dilanjutkan dengan membaca yasin bersama-sama. 2. Pada tanggal 12 mei 2014 pukul 09.00 penulis melakukan pengamatan

tentang retorika dakwah Umi Pipik Dian Irawati di Majelis Taklim Uje.

3. Pada tanggal penulis 13 Juni 2014 pukul 09.00 melakukan pengamatan tentang retorika dakwah Umi Pipik Dian Irawati di Kajian Jumat PT Baker Hughes Indonesia dilanjutkan dengan dzikir dan bershalawat bersama.

4. Pada tanggal 19 september 2014 pukul 09.00 penulis melakukan pengamatan tentang retorika dakwah yang beliau lakukan di Kajian Jumat Fattimah Az-Zahra di Maja Residence Cipete Jakarta Selatan. b. Wawancara

6

Lexy J.Moeloeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosyda Karya, 1993) cet ke-10


(17)

informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan kepada informan.7 Penulis melakukan wawancara langsung dengan Pipik Dian Irawati pada tanggal 12 Mei 2014 untuk mengetahui jawaban langsung tentang konsep retorika dakwah yang beliau lakukan. Wawancara ini juga Bertujuan untuk melengkapi data, guna menjawab rumusan masalah.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik yang dilakukan dalam mengumpulkan data berupa buku, majalah, makalah ataupun litratur lainnya. Penulis akan mengumpukan beberapa foto ceramah atau aktivitas dakwah Pipik Dian Irawati di majlis taklim ataupun lainnya.

d. Analisis Data

Dalam analisis data ini penulis menganalisis dengan metode deskripsi analisis, yaitu berupa pengumpulan data dan penyusunan data, serta analisis penafsiran data tersebut.

Apabila telah terkumpul langkah selanjutnya adalah mengklarifikasian data untuk kemudian dianalisis, sesuai dengan perumusan masalah dan tujuan penelitian, setelah itu disajikan dalam laporan ilmiah. Dalam penulisan ini penulis berpedoman pada CeQDA

(Center For Quality Develoment And Assurance) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulloh Jakarta.

e. Tinjauan Pustaka

7


(18)

pertama adalah meninjau pustakaan serta menelaah skrpsi-skripsi terdahulu yang mempunyai subyek dan obyek yang hampir sama. Antara lain :

1. Telaah Retorika Dakwah Muhammad Arifin Ilham, oleh Hifzanul Hanif fakultas dakwah dan komunikasi, jurusan komunikasi penyiaran islam, tahun 2012. Pada skripsi ini penulis membahas penerapan retorika dakwah Muhammad Arifin Ilham.8

2. Retorika Dakwah Ustadzah HJ.Maisaroh Madsuni, oleh Chairul Umam Ilhami fakultas dakwah dan komunikasi, jurusan komunikasi penyiaran islam, tahun 2013. Pada skripsi ini penulis membahas penerapan retorika HJ.Maisaroh Madsuni di majelis taklim dan pesantrennya.9

3. Retorika Dakwah K.H. Jamhari Abdul Jalal di pondok pesantren darunnjanh cipining Bogor Jawa barat, oleh Achmad Ghauzi An-nur fakultas dakwah dan komunikasi, jurusan komunikasi penyiaran islam tahun 2013. Pada skripsi ini penulis membahas penerapan retorika K.H Jamhari Abdul Jalal di pondok pesantrennya.10

Perbedaan skripsi ini dengan skripsi yang lainnya adalah subyeknya , subyek dari penelitian ini adalah Pipik Dian Irawati.

8

Hifzanul Hanif, “Telaah Retorika Dakwah Muhammad Arifin Ilham,” (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta,2012).

9

Chairul Umam Ilhami, “Retorika Dakwah Ustadzah HJ.Maisaroh Madsuni,” (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta,2013).

10

Achmad Ghauzi An-nur,” Retorika Dakwah K.H. Jamhari Abdul Jalal di pondok pesantren darunnjanh cipining Bogor Jawa barat,” (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta,2013).


(19)

komunikasi (FIDKOM) dan juga di Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta penulis tidak menemukan judul skripsi yang sama dengan skripsi yang penuli angkat.

f. Sistematika penulisan

Sistematika penulisan skripsi penulis dapat dirinci sebagai berikut :

BAB 1 Pendahuluan, pada bab pertama ini penulis menyampaikan latar

belakang masalah, pembatasan masalah dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, sistematika penulisan.

BAB II Landasan teoritis, mengulas secara garis besar pengertian dan

segala macam hal mengenai retorika dan dakwah. Meliputi retorika dan ruang lingkupnya, pengertian retorika,bagian retorika, tujuan retorika, fungsi retorika, pengertian dakwah, unsur-unsur dakwah meliputi da’i, mad’u, media dakwah, tujuan dakwah, dan bentuk-bentuk dakwah.

BAB III Profil Pipik Dian Irawati, riwayat hidup, riwayat pendidikan,

aktivitas dakwah Pipik Dian Irawati

BAB IV Hasil analisis data yang diperoleh. Meliputi konsep retorika

dakwah Pipik Dian Irawati dan penerapan retorika dalam dakwah Pipik Dian Iawati


(20)

10

BAB II

LANDASAN TEORITIS RETORIKA DAN DAKWAH

A. Retorika dan Ruang Lingkupnya

1. Pengertian Retorika

Ditinjau dari segi bahasa, retorika berasal dari bahasa yunani”Rhetor”yang berarti seorang juru pidato yang mempunyai sinonim “orator”,1 dalam bahasa inggris “Rhetoric” bersumber dari perkataan “rhetorica” yang berarti ilmu bicara”.2

Berbicara yang akan dapat meningkatkan kualitas eksitensi (keberadaan) di tengah-tengah orang lain, bukanlah sekedar berbicara, tetapi berbicara yang menarik (atraktif), bernilai informasi (informatif), menghibur (rekreatif), dan berpengaruh (persuasif). Dengan kata lain, manusia mesti berbicara berdasarkan seni berbicara yang dikenal dengan istilah retorika. Retorika adalah seni berkomunikasi secara lisan yang dilakukan oleh seseorang kepada sejumlah orang secara langsung bertatap muka. Oleh karena itu, istilah retorika seringkali disamakan dengan istilah pidato ataupun ceramah.3

Adapun menurut istilah beberapa pendapat yaitu :

a. Gusti Ngurah Oka, mengatakan bahwa “Retorika adalah ilmu yang mengajarkan tindak dan usaha efektif dalam persuasi penataan dan

1

MH Israr, Retorika dan Dakwah Islam Era Modern (Jakarta :CV.Firdaus,1993)cet.ke-1,h.10.

2

Onong Uhcjana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1997). Cet. Ke-10, h.53.

3

Dean J Champion, Metode dan Masalah Penelitian, (Bandung:Refika


(21)

penampilan tutur untuk membina saling mengerti dan kerjasama kedamaian dalam kehidupan masyarakat.4

b. Sekh Datuk Tombok Alam, mengatakan bahwa “Retorika adalah seni menggunakan bahasa untuk menghasilkan kesan yang diinginkan terhadap pendengar dan pembaca.5

c. Wahidin saputra berpendapat bahwa retorika adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana bertutur kata dihadapan orang lain dengan sistematis dan logis untuk memberikan pemahaman dan meyakinkan orang lain.6

d. Jalaluddin Rahkmat berpendapat bahwa retorika adalah pemekaran bakat-bakat tertinggi manusia, yakni rasio dan cita rasa lewat bahasa selaku kemampuan untuk berkomunikasi dalam medan fikiran.7

Sebenarnya banyak lagi pakar di bidang ini yang mengemukakan batasan mengenai retorika, namun semuanya relative sama dengan mengacu pada suatu kesimpulan (umum) bahwa retorika merupakan seni dan kepandaian berbicara atau berpidato dengan menggunakan segala teknik dan taktik komunikasi.8

Berbicara yang efektif,menyenangkan memiliki daya tarik, mengasikkan, mengesankan, mencapai tujuan secara jelas serta

4

P.Dori Wuwur Hendrikus, Retorika; Terampil berpidato, Berdiskusi, Berargumentsi, dan Bernegosiasi (Yogyakarta: Kanisius, 1991),h.14

5

Goys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa.(Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama, 1991). Cet ke-7, h.51

6

Wahidin saputra, Retorika Dakwah Lisan, (Buku Ajar Fakultas Ilmu Dakwah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Dakwah Press,2006), hal.2

7

Jalaluddin Rahmat, Retorika Modern Pendekatan Praktis, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1998), hal.5

8

Kustadi Suhandang, Retorika Strategi teknik dan Pidato (Bandung: Nuansa, 2009), cet ke-1, h.29


(22)

mengundang rasa simpatik pendengar. Untuk berbicara yang efektif diperlukan ilmu retorika.

Dalam berpidato, ada beberapa etika retorika yang harus diperhatikan. Di antaranya sebagai berikut :

a. Memperhatikan kondisi tertentu. Hal ini memerlukan keputusan yang bijaksana, humanistik, dan etis sosial;

b. Memperhatikan standar benar tidaknya ditentukan hukum;

c. Memperhatikan nilai adat istiadat dan tata nilai kesopanan yang berlaku pada masyarakat;

d. Memperhatikan alasan yang logis atau fakta yang ada; e. Memiliki kekuatan dalil atas nash.9

2. Pembagian Retorika

a. Monologika

Monologika adalah ilmu tentang seni berbicara secara monolog, di-mana hanya ada seorang yang berbicara. Bentuk-bentuk yang tergolong dalam monologika adalah pidato,kata sambutan, kuliah, ceramah, dan deklamasi.

b. Dialogika

Dialogika adalah ilmu tentang seni berbicara secara dialog, di mana dua orang atau lebih berbicara atau mengambil bagian dalam suatu proses pembicaraan. Bentuk dialogika yang penting adalah diskusi, Tanya jawab, perundingan, percakapan dan debat.

9

Dr.Yusuf Zainal Abidin, Pengantar Retorika, (Bandung: CV Pustaka Setia,2013), cet-1,hal.69


(23)

c. Pembinaan Teknik Bicara

Teknik berbicara merupakan syarat bagi retorika.Oleh karena itu pembinaan teknik berbicara merupakan bagian yang penting dalam retorika.Dalam bagian ini, perhatian lebih diarahkan pada pembinaan teknik bernafas, teknik mengucap, bina suara, teknik berbicara dan bercerita.10

d. Tujuan Retorika

Para pelajar retorika sering salah tafsir terhadap maksud dan tujuan pidato itu, sepanjang banyak tujuan pidato yang serupa dan tumpang tindih.Misalnya pada pidato untuk mengubah kepercayaan, mereka mungkin menyampaikan pidato dengan menyuguhkan beberapa fakta atau mungkin mereka bergaya membangkitkan semangat audiens (memperkuat kepercayaan), atau mungkin pula melibatkan humor dalam pidatonya (menghibur).Namun demikian ketiga tujuan itu hanya muslihat untuk terwujudnya cita-cita dalam berpidato, yaitu mengubah kepercayaan.Dengan demikian ketiga tujuan di atas bisa dipakai untuk mewujudkan tujuan akhir pidato.11Secara massa retorika bertujuan sebagai berikut :

a. To Inform, yaitu memberikan penerangan dan pengertian kepada massa, guna memberikan penerangan yang mampu menanamkan pengertian dengan sebaik-baiknya.

b. To Convise, yaitu meyakinkan dan menginsafkan.

10

P.Rudi Wuwur Hedrikus, Retorika, (Jakarta:CV.Firdaus,1993), hal.16-17

11

Kustadi Suhandang, Retorika Strategi teknik dan Pidato (Bandung: Nuansa, 2009), cet ke-1, h.76-77


(24)

c. To Inspire, yaitu menimbulkan inspirasi dengan teknik dan sistem penyampaian yang baik dan bijaksana.

d. To Intertain, menggembirakan, menghibur dan menyenangkan, dan memuaskan.

e. To Ectuate, (to put into action), yaitu menggerakkan dan mengarahkan mereka untuk bertindak menetralisir dan melaksanakan ide yang telah dikomunikasikan oleh orator dihadapan massa.12

E. Fungsi Retorika

I Gusti Ngurak Oka menjelaskan bahwa fungsi retorika adalah :

a. Untuk menyediakan gambaran yang jelas tentang manusia terutama dalam hubungan kegiatan bertutur kata, termasuk ke dalam gambaran ini antara lain gambaran proses kejiwaan ketika ia terdorong untuk bertutur dan ketika ia mengidentifikasi pokok persoalan sampai retorika bertutur ditampilkan.

b. Menampilkan gambaran yang jelas tentang bahasa atau benda yang bisa diangkat menjadi topic tutur, misalnya gambaran tentang hakikat, struktur, dan fungsi topic tutur.

c. Mengemukakan gambaran yang terperinci tentang masalah tutur misalnya dikemukakan tentang hakikat, struktur, dan bagian-bagian topik tutur.

12


(25)

Berdasarkan dengan penampilan gambaran ketiga hal tersebut di atas, disiapkan pula bimbingan tentang :

a. Cara memilih topic.

b. Cara-cara memandang dan menganalisa topik tutur untuk menentukan sasaran ulasan yang persuasive dan edukatif.

c. Penulisan jenis tutur yang disesuaikan dan tujuan yang hendak dicapai. d. Pemilihan materi bahasa serta penyusunan menjadi kalimat-kalimat

yang padat, utuh, dan bervariasi. Pemilihan gaya bahasa dan gaya tutur dalam penampilan tutur kata.13

Jika kita memahami fungsi retorika, maka akan sejalan dengan empat fungsi komunikasi yaitu :

a. Mass information untuk memberi dan menerima informasi kepada khalayak. Hal ini bisa dilakukan oleh setiap orang dengan pengetahuan yang dimiliki. Tanpa komunikasi informasi tidak dapat disampaikan dan diterima.

b. Mass education, yaitu memberi pendidikan. Fungsi ini dilakukan oleh guru kepada murid untuk meningkatkan pengetahuan atau oleh siapa saja yang memiliki keinginan untuk memberikan pendidikan.

c. Mass persuasion, yaitu untuk mempengaruhi. Hal ini biaa dilakukan oleh setiap orang atau lembaga yang member dukungan dan ini bisa digunakan oleh orang yang bisnis, dengan mempengaruhi iklan yang dibuat.

13


(26)

d. Mass intertainement, yaitu untuk menghibur. Hal ini yang biasa dilakukan oleh radio, televise atau orang yang memiliki professional menghibur.14

e. Lima Hukum Retorika

Ada lima tahapan membuat pidato atau yang sering dikenal dengan (the five connons rethoric) atau lima hukum retorika. Menurut aristoteles dalam buku diksi dan gaya bahasa yang ditulis oleh Gorys Keraf, berikut ini :

a. Invention , yaitu penemuan atau penelitian materi-materi. Langkah ini mencakup kemampuan untuk menemukan, mengumpulkan, menganalisis, dan memilih materi yang cocok untuk pidato. Menurut Aristoteles argument-argument harus dicari memalui rasio, moral, dan afeksi. Karena ini dianggap sebagai bagian yang sangat penting. b. Disposition, adalah penyususnan dan pengurutan materi (argument)

dalam sebuah pidato.

c. Elocution, yaitu pengungkapamn atau penyajian gagasan dalam bahasa yang sesuai, meliputi komposisi bahasa, kerapihan, kemahiran, ketajaman, kesopanan, kemegahan, dan hiasan fikiran.

d. Pronuntiatio, yaitu menyajikan pidato. Penyajian efektif dari sebuah pidato yang ditentukan oleh suara, sikap, dan gerak-gerik tubuh.15 Ada 3 prinsip pidato atau yang biasa disebut trisila pidato yaitu :

a. Pelihara kontak visual dan kontak mental dengan khalayak (kontak).

14

Raudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta:UIN Jakarta press,2007), cet-1, hal.52

15

Gorys Keraf,Diksi dan Gaya Bahasa.(Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama, 1991)., hal. 9-10


(27)

b. Gunakan lambang-lambang audiktif atau usahakan agar suara anda memberikan makna yang lebih baik kaya pada bahasa anda (olah vokal)

c. Berbicaralah dengan seluruh kepribadian anda: dengan wajah, tangan, dan tubuh anda (olah visual).16

Dari tiga prinsip pidato diatas dapat diambil satu kesimpulan bahwa pidato adalah satu bakat yang dapat dipelajari dengan menguasai trisila pidato tersebut.

f. Jenis jenis pidato

a. pidato impromptu (pidato yang sifatnya mendadak), bagi juru pidato yang berpengalaman impromptu, memiliki kelebihan yaitu: lebih dapat mengungkapkan perasaan pembicara yang sebenarnya, karena pembicara tidak memikirkan lebih dahulu pendapat yang disampaikannya. Selain itu kelebihan lain adalah gagasan dan pendapat pembicara dating secara spontan. Sedangkan kelemahannya adalah pembicara yang belum berpengalaman impromptu dapat menimbulkan kesimpulan yang mentah karena dasar pengetahuan yang tidak memadai. Dan kemungkinan mengakibatkan gagasan yang dismapaikan agak tersendat karena kemungkinan terjadinya demam panggung karena tidak adanya persiapan.17

b. pidato manuskrip (pidato yang menggunakan naskah)bagi juru pidato

yang membacakan naskah dari awal sampai akhir. Hal ini tidak berlaku

16

A.H.Hasanuddin ,Rhetorika Dakwah dan publisistik Dalam

Kepemimpinan,(Surabaya:PT.Usaha Nasional,1982), hal.5

17


(28)

istilah menyampaikan pidato tetapi membacakan pidato. Kelebihan dari jenis pidato ini antara lain : kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya sehingga dapat menyampaikan arti yang tepat dan pernyataan yang benar,kemudian pernyataan dapat dihemat karena naskah dapat disusun kembali dan bicara dapat dicapai karena kata-kata sudah disiapkan serta hal-hal yang menyimpang dapat dihindari, manuskrip juga dapat diterbitkan dan diperbanyak. Sedangkan kelemahannya komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara tidak berbicara langsung, tidak dapat melihat pendengar dengan baik sehingga akan kehilangan gerak dan bersifat kaku, disamping itu feedback dari pendengar juga tidak dapat mengubah pesan diperpanjang atau diperpendek.18

c. pidato memorter (pidato yang menghapalkan kata-kata yang telah

ditulis sebelumnya), pesan pidato dituliskan kemudian diingat kalimat demi kalimat. Seperti halnya manuskrip, memoriter memungkinkan ungkapan yang tepat organisasi yang berencana, pemilihan bahasa yang teliti,gerak dan isyarat yang diintegrasikan dengan uraian. Tetapi karena pesan sudah tetap maka terjalin saling berhubungan antara pembicara dengan pendengan memerlukan banyak waktu yang diperlukan untuk mempersiapkannya dan yang paling tidak menguntungkan bila ada kalimat-kalimat yang hilang dari ingatan sehingga akan berpengaruh buruk bagi pembicara.

18


(29)

d. pidato ekstempore (pidato yang hanya memuat garis besarnya saja), jenis pidato ini banyak dipergunakan terutama oleh ahli-ahli pidato yang berpengalaman dan mahir garis besar (outline) itu hanya merupakan pedoman untuk mengatur gagasan yang ada dalam pemikiran pembicara. Kelebihan dari pidato ini komunikasi pembicara dengan pendengar lebih baik karena pembicara berbicara langsung kepada khalayak pendengar pesan dapat fleksibel untu diubah sesuai dengan kebutuhan dan penyajiannya lebih spontan.19

B. Ruang Lingkup Dakwah

1. Pengertian Dakwah

Dakwah secara etimologi yaitu berasal dari bahasa arab “da’a – yad’u – da’watan” yang berarti memanggil , menyeru atau mengajak. Hal ini, dakwah dapat diartikan sebagai panggilan, seruan, atau ajakan.20Dakwah menurut Muhammad Fuad Abdul Baqi sebagaimana yang telah dikutip oleh Samsul Munir Amin di dalam bukunya dapat dijumpai di dalam Al-Quran Sebanyak 213 kali.21 Ayat yang menerangkan pengertian ini diantaranya yang terdapat pada surat Yunus :25











Artinya: Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya Kepada jalan yang lurus (islam). (QS.YUNUS :25)

19

Wahidin saputra,Buku Ajar Retorika Dakwah Lisan (Jakarta:2006),h.28-31

20

ABD.Rosyad Shaleh, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta: Penerbit dan Pentebar Buku-buku,1997), h.7

21


(30)

Sedangkan dakwah secara terminology dapat kita lihat berbahgai pendapat ulama berikut ini tentang pengertian dakwah :

a. Syeikh Ali Makhfuz, memahami dakwah dalam kitabnya yaitu mendorong atau mengajak manusia kepada kebaikan dan menurut petunjuk tuhan serta melakukan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar agar manusia mendapatkkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.22

b. M. Arifin menyatakan bahwa dakwah adalah suatu kajian dalam seruan baik lisan, tulisan, maupun tingkah laku yang dilakukan secara sadar dan berencana untuk mempengaruhi orang lain agar timbul suatu pengertian, kesadaran, penghayatan serta pengamalan ajaran agama tanpa adanya unsure paksaan.23

c. Quraish Shihab berpendapat bahwa dakwah adalah seruan atau ajakan kepada jalan keinsyapan atau mengubah situasi yang kurang baik menjadi lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat.24 d. H.N.S Nasrudin Latif, berpendapat Dakwah adalah setiap usaha atau

aktifitas dengan lisan atau tulisan yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil manusia lainnya untuk beriman dan menaati Allah SWT, sesuai dengan garis-garis aqidah dan syariah serta akhlak islamiyah.

2. Unsur-Unsur Dakwah

a. Dai

Da’i secara bahasa diambil dari bahasa arab, yang berarti orang yang mengajak. Dalam pengertian yang khusus (pengertian islam), da’i

22

Syeikh Ali Makhfuz, Hidayatul Mursyidin, Terjemahan Chadijah Nasution,(tt:Usaha Penerbitan Tiga A, 1970)h. 17

23

M.Arifin, Psikologi Dakwah suatu pengantar studi,(Jakarta:Bumi Aksara,1993), h.6

24

Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran Fungsi Peran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat,(Bandung: Mizan, 1999)cet. Ke,XIX, h.194


(31)

adalah orang yang mengajak kepada orang lain baik secara langsung atau tidak langsumg dengan kata-kata, perbuatan atau tingkah laku kea rah kondisi yang baik atau lebih baik menurut ayat Ai-Quran dan sunnah.25

Setiap muslim adalah da’I dalam arti luas, karena setiap muslim memiliki kewajiban menyampaikan ajaran islam kepada seluruh umat manusia (QS AL-Nahl [16]:125). Namun demikian, Al-Quran juga mengisyaratkan bahwa dakwah bisa dilakukan oleh muslim yang memiliki kemampuan di bidang dakwah.26

Pada dasarnya tugas pokok seorang da’I adalah meneruskan tugas Nabi Muhammad Saw yakni menyampaikan ajaran-ajaran Allah seperti termuat dalam Al-Quran dan sunnah Rasulullah. Dan keberadaan da’I pun dalam masyarakat luas mempunyai fungsinya. Fungsi Da’I adalah sebagai berikut :

1. Meluruskan akidah : sudah menjadi naluri bahwa manusia tidak lepas dari kesalahan dan kekeliruan yang tidak terkecuali terhadap keyakinan dan akidahnya.

2. Memotivasi umat untuk beribadah dengan baik dan benar : seorang da’I memberikan pencerahan akan keberadaan manusia sebagai hamba allah yang memiliki tugas untuk mengabdi atau beribadah kepada allah dengan aturan-aturannya.

3. Amar ma’ruf nahi mungkar : sebagai wujud nyata dari fungsi da’I selalu memiliki perhatian pada sesame untuk bersama-sama

25

Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah (Jakarta: Amzah,2009),h. 68

26

Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah,(Jakarta: PT Raja Grafindo


(32)

menegakan yang ma’ruf dan meninggalkan yang mngkar untuk menciptakan kedamaian bersama.27

Menurut Dr. Musthafa Ar-Rafi’i, syarat-syarat dan sifat yang harus dipenuhi sosok juru dakwah adalah :

a. Amal dan kegiatan da’I harus ikhlas karena mencari ridho allah dank arena ingin meraih pahala dari allah..

b. Seorang juru dakwah harus menjadi teladan dalam amal shaleh. c. Menempuh cara hikmah (bijaksana) terhadap pelajar dan intelek. d. Seorang juru dakwah harus benar-benar menguasai ilmu yang sesuai

dengan jamaah dan menguasai teori dari bahasa aliyah pemikiran. e. Seorang juru dakwah harus lembut dalam menyampaikan nilai-nilai

dan pandangan serta lembut memerangi kesesatan. f. harus sabar dan tabah dalam menghadapi cobaan. g. Harus mengetahui tabi’at kewajiban jamaah.

h. Harus menggunakan kekuatan apabila cara hikmah, jidal, dan mauizhah hasanah tidak mempan.28

b. Mad’u

Secara etimologi kata mad’u dari bahasa arab, diambil dari bentuk

isim maf’ul(kata yang menunjukan objek atau sasaran). Menurut terminology mad’u adalah orang atau kelompok orang yang lazim disebut dengan jamaah yang sedang menuntut ajaran agama dari seorang da’I, baik mad’u itu orang dekat atau jauh, muslim atau non-muslim, laki-laki ataupun perempuan.seorang da’I akan menjadikan mad’u sebagai objek

27

Enjang AS dkk, Dasar-dasr Ilmu Dakwah, h.75

28

Musthafa Ar-Rafi’I, Potret Juru Dakwah, (Jakarta: CV. Pustaka Al-Kautsar,2002), h.38-50


(33)

bagi transformasi keilmuan yang dimilikinya.29Mad’u terbagi menjadi tiga golongan. Antara lain :

1. Golongan cerdik cendekiawan yang cinta kebenaran, dapat berpikir kritis dan cepat menangkap persoalan.

2. Golongan awam yaitu kebanyakan yang belum dapat berpikir secara kritis dan mendalam serta belum mendapat pengertian-pengertian yang tinggi.

3. Golongan yang berbeda dengan kedua golongan tersebut, mereka senang membahas tapi hanya dalam batas tertentu saja dan tidak dapat membahas secara mendalam.30

Sasaran dakwah (0bjek Dakwah) meliputi masyarakat dilihat dari berbagai segi :

1. Sasaran yang menyangkut kelompok masyarakat dilihat dari segi sosiologis berupa masyarakat terasing pendesaan, kota besar dan kecil serta masyarakat di daerah marginal dari kota besar.

2. Sasaran yang menyangkut golongan masyarakat dilihat dari sudut struktur kelembagaan berupa masyarakat, pemerintahan dan keluarga.

3. Sasaran yang berupa kelompok dilihat dari segi social cultural berupa golongan priyayi, abangan dan santri. Klasifikasi terletak dalam masyarakat jawa.

4. Sasaran yang berhubungan dengan masyarakat dilihat dari segi tingkat usia, berupa golongan anak-anak, remaja dan orang tua.

29

Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah,(Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada,2011),cet-1 h.279

30

Munir dan Wahu Illahi,Manajemen Dakwah, (Jakarta : Kencana Prrenada Media Grup), edidi ke-1,cet-2, h.23


(34)

5. Sasaran yang berhubungan dengan golongan masyarakat dilihat dari segi okupasional (profesi atau pekerjaan) berupa golongan petani, pedagang, seniman, buruh, pegawai negeri (administrator).

6. Sasaran yang menyangkut golongan masyarakat dilihat dari jenis kelamin berupa golongan pria dan wanita.

7. Sasaran yang berhubungan dengan golongan dilihat dari segi khusus berupa golongan masyarakat tuna susila, tuna wisma, tuna karya, narapidana.31

C. Media Dakwah

Media dakwah adalah peralatan dakwah yang digunakan untuk menyampaikan atau menyalurkan materi dakwah.32 Di zaman sekarang ini, jenis-jenis media atau sarana dakwah sangat banyak jumlahnya, antara lain : radio, video, rekaman , televise, majalah, dan internet. Dengan banyaknya media dakwah yang tersedia, seorang da’I memilih salah satu atau beberapa media saja yang sesuai dengan tujuan atau hendak yang ingin dicapai sehingga apa yang menjadi tujuan dakwah tercapai dengan efektif.

D. Tujuan Dakwah

Pada dasarnya dakwah dimaksudkan untuk mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan bagi umat manusia baik dalam kehidupan mereka dunia maupun di akhirat kelak.33Ditinjau dari aspek psikologis tujuan dakwah untuk menumbuhkan pengertian, kesadaran, penghayatan dan pengalaman ajaran

31

Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah,(Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada,2011),cet-1 h.279-280

32

Wardi Bachtiar,Metode Penelitian Ilmu Dakwah,(Ciputat: logos,1997),hal.34

33

Dr. A. Ilyas Ismail, M.A, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub: Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Harakah, (Jakarta: Penamadani,2006), cet-1, h.140


(35)

agama yang disampaikan oleh seorang da’i.sehingga ruang lingkup dakwah meliputi masalah pembentukan mental dan pengembangan motivasi yang bersifat positif dalam segala aspek kehidupan

E. Bentuk-Bentuk Dakwah

a. Dakwah bi al-Lisan

Dakwah bi al-lisan ini dilakukan dengan menggunakan lisan, antara lain

qaulun ma’rufun, dengan berbicara dalam pergaulan sehari-hari yang disertai dengan misi agama, yaitu agama islam.

b. Dakwah bi al-hal

Dakwah ini dilakukan melalui berbagai kegiatan yang langsung menyentuh kepada masyarakat sebagai obyek dakwah atau berdakwah melalui perbuatan, melalui tutur kata , tingkah laku, sampai dengan pada kerja bentuk nyata seperti mendirikan panti asuhan, fakir miskin, sekolah-sekolah, rumah ibadah dan lain sebaginnya.34

c. Dakwah bi al-Qalam

Dalam konteks ini, tulisan memiliki dua fungsi, pertama, sebagai alat komunikasi ide yang produknya berupa ilmu pengetahuan.Kedua, sebagai alat komunikasi ekspresi yang produknya berupa karya seni.35

F. Hubungan Retorika Dengan Dakwah.

Hubungan Retorikadengan dakwah sangatlah erat.Dalam komponen kegiatan dakwah dan retorika memiliki keterkaitan.Terutama hal ini dapat dilihat dari segi media yang digunakan.

34

Rafi’uddin, dan Maman Abdul Djalil, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), h.24

35


(36)

Dalam bukunya “Dasar-dasar Retorika Komunikasi dan Informasi” T.A Latief Rosydi menyebutkan hubungan retorika dengan dakwah “ kemampuan dalam kemahiran menggunakan bahasa adalah masalah pokok dalam menyampaikan dakwah. Karena itu antara dakwah disana ada retorika.

Kesuksesan seeorang dai dalam berdakwah lebih banyak ditunjang dan ditentukan oleh kemampuan retorika yang dimiliki oleh da’I tersebut. Berdasarkan uraian di atas maka sangatlah jelas bahwa retorika dan dakwah sangat erat hubungannya.Retorika dapat dikatakan sebagai alat dan saran untuk mencapai tujuan dakwah tersebut. Dengsn kata lain keberhasilan dan kegagalan da’I dalam berdakwah tergantung pada retorika nya karena retorika sama dengan seni pidato.


(37)

27

PROFIL PIPIK DIAN IRAWATI

A. Riwayat Hidup dan Riwayat Pendidikan

Pipik Dian Irawati adalah sosok pribadi yang kental dengan jiwa sosial. Lahir di Semarang 26 November 1977, akrab disapa dengan Umi. Mulai merintis aktivitas dakwahnya sejak meninggalnya almarhum suaminya yaitu Ustad Jefri Al Buchori. Kemudian beliau bersama sahabatnya mendirikan majelis taklim yang diberi nama Majelis Taklim Fattimah Az-Zahra didaerah Rempoa.

Keluarga Umi Pipik dari Kalangan Yang biasa-biasa saja.Ayah beliau bernama H. Imam Martono dan ibunda beliau bernama Hj.Riyati1 ayahnya adalah mantan Pegawai Negeri Sipil sedangkan ibunda seorang pedagang didaerahnya.Umi pipik merupakan figur sosok ibu yang sholeha, tegar, dan kuat. Beliau dikenal di masyarakat sebagai orang yang baik dan tekun melaksanakan ibadah, yang semangat berjuang mensyiarkan ajaran islam dengan segala kemampuannya.

Pada tanggal 7 september 1999 beliau menikah dengan almarhum ustad Jefri Al Buchori dan dikaruniai 4 orang anak yaitu Adiba Khanza Az-zahra, Abidzar Al Ghifari, Ayla Azuhro, dan Attaya Bilal Rizkillah. Alm Ustad Jefri Al Buchori adalah juga seorang pendakwah, penyanyi, dan aktor berkebangsaan Indonesia. Karirnya di bidang dakwah di mulai pada tahun 2000 saat menggantikan kakaknya yang menjadi imam di Singapura dan mulai dkenal

1

Wawancara pribadi dengan umi pipik dian irawati, pada tanggal 12 mei 2014 di kediaman beliau.


(38)

masyarakat secara luas pada tahun 2002. Juga ditahun 2005-2007 beliau meluncurkan album-album religi. Dan pada tanggal 26 april 2013 almarhum Ustad Jefri meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan roda dua.2

Setelah dipersunting ustad Jefri Al Buchori umi pipik lebih memilih mengurus rumah tangga. Dan saat ini beliau adalah seorang da’iyah. Walaupun terbilang baru terjun ke dunia dakwah beliau sudah mendapatkan banyak tawaran untuk berdakwah di majelis taklim ataupun media.

Mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas beliau menuntut ilmu di semarang karena memang tempat tinggalnya pada saat itu di semarang.Beliau menempuh pendidikan sekolah dasar di SD Widosari Semarang, sekolah dasar ini beliau menjalani aktivitas dari hari Senin sampai Sabtu setiap pagi sampai siang dan lulus dari SD Widosari pada tahun 1990.3

Setelah tamat sekolah dasar beliau melanjutkan ke sekolah menengah pertama Di SMP mataram semarang dan lulus pada tahun 1993, kemudian beliau melanjutkan ke sekolah menengah atas Di SMA Mataram Semarang dan lulus pada tahun 1996.4

Lulus dari Sekolah Menengah Atas beliau melanjutkan kuliah di Universitas Informatika namun tidak sampai 1 tahun menjalani aktivitas sebagai

2

Wawancara pribadi dengan umi pipik dian irawati, pada tanggal 12 mei 2014 di kediaman beliau.

3

Wawancara pribadi dengan umi pipik dian irawati, pada tanggal 12 mei 2014 di kediaman beliau

4

Wawancara pribadi dengan umi pipik dian irawati, pada tanggal 12 mei 2014 di kediaman beliau


(39)

mahasiswa beliau berhenti dikarnakan beliau langsung hijrah ke Jakarta menjalani masa karantina untuk menjadi model aneka yess.5

B. Aktivitas Dakwah Umi pipik Dian Irawati

Pipik Dian Irawati Mulai Terjun ke Dunia Berdakwaah pertama kali yaitu setelah beliau masa Iddah yaitu Sejak meninggalnya almarhum Ustadz Jefri Al Buchori. Setelah itu agenda Umi Pipik Dian Irawati penuh dengan kegiatan berdakwah dan mengurus anak-anak. Aktivitas beliau tidak hanya sebatas dengan siraman-siraman rohani ataupun ceramah. Akan tetapi beliau juga melakukan kegiatan atau dakwah bil-hal sebagai usaha menefektifkan dakwah islam agar

balance antara dakwah bil-lisan dan dakwah bil-hal.

Setiap hari beliau menjalankan aktivitas yang padat dimulai dari berceramah di beberapa majelis taklim sampai berdakwah di atas mimbar, namun beliau tidak pernah lelah untuk berdakwah, karena itu perintah dari Allah yang dituangkan pada al-Quran dan Hadits.

















Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.”(al-imron :104).

Dengan cara penyampaiannya yang bagus dan mudah dicerna oleh masyarakat dan dengan humor yang dapat membuat mad’u tidak merasa bosan

5

Wawancara pribadi dengan umi pipik dian irawati, pada tanggal 12 mei 2014 di kediaman beliau


(40)

saat mendengarkan dakwahnya. Umi Pipik Dian Irawati mampu merekrut jamaah dari berbagai kalangan. Beliau juga aktif berdakwah di majelis-majelis taklim khususnya kaum ibu-ibu, majelis taklim Fattimah Az-Zahra adalah salah satu majelis taklim yang di pimpin oleh beliau. seiring dengan berjalannya waktu jumlah jamaah yang tergabung dalam keluaga besar Fattimah Az-Zahra semakin bertambah. Selain itu beliau juga aktif berdakwah ke luar kota bahkan ke luar negeri seperti hongkong dalam rangka memperingati hari besar Islam seperti, Maulid Nabi, Isra Miraj.

Dalam berdakwah Umi Pipik Dian Irawati tidak mengenal kelas atas dan kelas bawah, yang terpenting bagi beliau bagaimana dakwah itu dapat tersalurkan bagi yang membutuhkannya, karena dakwah merupakan warisan dari Rasulullah, walaupun tantangan dakwah itu sulit, namun akwah islam harus tetap dilaksanakan.

Umi Pipik Dian Irawati tertarik dengan Dunia Dakwah menurut beliau semua ini adalah atas izin allah yang telah membawanya kepada dunia dakwah dan karena dakwah juga merupakan perintah dari Allah dan Rasulnya. Dalam a-Quran “ud’u” ajaklah atau serulah manusia dalam kebaikan, jika kita senantiasa mengajak saudara-saudara kita kejalan kebaikan yang diridhoi oleh Allah SWT. Maka itu sangat mulia dihadapan-Nya. Tugas yang sangat mulia ini merupakan perintah Allah, tanpa pamrih, tanpa mengharap balasan dari seseorang yang kita ajak berdakwah. Jika mereka mengikuti apa yang kita ajak sesuai dengan ajaran Allah berarti kita telah menyelamatkan mereka.6

6

Wawancara pribadi dengan pipik dian irawati, pada tanggal 12 mei 2014 di kediaman beliau.


(41)

Selain aktivitas beliau diatas, beliau juga dipercaya untuk menyampaikan dakwahnya, yaitu :

a. Juru Dakwah di berbagai undangan luar kota (ternate, pekan baru,dll) bahkan luar negeri salah satunya beliau pernah tausyiah ke hongkong pada akhir tahun 2013.

b. Menjadi Juri di Akademia Sahur Indonesia Junior 2014. c. Berdakwah di PT Bakers Hughes Indonesia di Cilandak KKO d. Menjadi Inspirasi Dharma Wanita Dindik Kabupaten Lebak.7

7

Wawancara pribadi dengan pipik dian irawati, pada tanggal 12 mei 2014 di kediaman beliau.


(42)

32

DIAN IRAWATI

A. Konsep retorika Dakwah menurut pipik dian irawati

Dakwah adalah ajakan, seruan kepada umat muslim dalam mengajak untuk kebaikan, paada hakikatnya dakwah islam merupakan untuk mengktualisasikan nilai iman dalam suatu kegiatan yang dilakukan. Nilai-nilai iman itu adalah berfikir, bersikap, dan bertingkah laku, jika nilai-nilai tersebut sudah digunakan maka suatu system kegiatan manusia di masyarakat akan teratur.

Berdakwah merupakan aktivitas lisan yang baik yang disampaikan secara formal melalui berbagai acara resmi ataupun sekedar berbicara dengan seseorang dengan mengajak mereka ke jalan yang benar yakni ke jalan Allah SWT.

Kepandaian seseorang dalam berbicara dapat merubah jalan pikiran orang lain kedalam perbuatan yang lebih baik sesuai yang dikehendaki merupakan suatu kepandaian bebicara. Maka di dalam dakwah pun dibutuhkan kepandaian berbicara.. dalam berdakwah da’iyah dituntun agar memahami betul apa yang diinginkan mad’u agar dakwah yang disampaikan benar-benar sampai kepada masyarakat sehingga dapat merubah jalan pikiran orang lain kepada ajaran yang lebih baik sesuai dengan ajaran islam. Seni berbicara yang baik akan memudahkan jamaah untuk menerima dan memahami materi yang telah disampaikan oleh pendakwah.


(43)

Seni berbicara merupakan rasa atau warna yang melengkapi setiap kata yang terlontar dalam berkomunikasi, sehingga setiap tutur kata yang keluar dari lisan menjadi indah didengar.

Adapun menurut Umi Pipik Dian Irawati, retorika adalah seni berbicara atau berkomunikasi didepan banyak orang dengan menggunakan tutur bahasa yang baik dan benar serta menggunakan gayanya saat berdakwah, sehingga mad’u mendengarkan apa yang disampaikannya, sebab jika dakwah yang dibawakan da’i monoton maka orang akan jenuh.1

Mengenai pembagian retorika P Dori Wuru Hendrikus (2009) membagi kedalam 3, yaitu :

1. Gaya retorika monologika atau monolog. Seni berbicara secra monolog dimana hanya ada seseorang yang berbicara, dalam model komunikasi ini biasanya terjadi dalam proses pidato yang bersifat satu arah, sebab hanya satu orang yang berbicara (komunikator), dan yang lain hanya sebagai pendengar (komunikan).

2. Dialogika, seni berbicara secara dialog, dimana dua orang atau lebih berbicara mengambil bagian dalam suatu proses pembicaraan. Gaya retorika ini biasanya memang jarang ditemui dalam acara-acara pidato atau orasi politik yang dihadiri banyak orang (massa) di sebuah lapangan terbuka.

3. Pembinaan teknik bicara. Efektifitas monologika dan dialogika tergantung pada teknik bicara. Bahkan teknik bicara ini menjadi

1

Wawancara pribadi dengan umi pipik dian irawati, pada tanggal 12 mei 2014 dikediaman beliau.


(44)

syarat penting dalam retorika. Mulai dari bgaimana cara ia mengatur pernafasan, teknik membina suara dan berbicara. Semua harus diperhatikan dan diatur agar bicaranya bisa menjadi efektif.2

Dari ketiga pengertian di atas retorika yang digunakan Umi Pipik Dian Irawati adalah Monologika Karena Pemakaian gaya retorika seperti ini jamaah dapat lebih paham dan apa yang disampaikan lebih dapat menyerap pesan dakwahnya. Karena pembicara hanya ada satu orang maka jamaah akan lebih terfokus padanya.

Retorika pada dasarnya selalu digunakan dalam setiap dakwah dengan lisan, tidak ada dakwah dengan lisan tanpa menggunakan retorika. Oleh karena itu, retorika menjadi sesuatu yang penting untuk dimiliki setiap da’i.

Dalam ilmu retorika seorang komunikator disaat berbicara harus melakukan persiapan-persiapan seperti, penguasaan materi, pemilihan topik, dan penyampaian pesan dengan bahasa yang baik karena itu semua akan menjadi syarat dalam mencapai keberhasilan dalam berdakwah, karena persiapan adalah setengah dari keberhasilan.

Dalam berdakwah pasti apa yang disampaikan secara panjang lebar untuk itu pasti akan memakan waktu yang cukup banyak, jika seorang da’i atau da’iyah tidak menguasai retorika dan tidak mengemas materi yang akan dibawakan dengan baik maka jamaah akan mudah merasa bosan, tetapi jika seorang da’i atau da’iyah mempunyai ahli retorika dan mengemas materi

2

P. Dori Wuwur Hendrikus, Retorika Terampil berpidato, berdiskusi, berargumentasi, bernegosiasi,hal. 16-17


(45)

secara baik, maka dakwah yang disampaikannya akan didengarkan dan dipahami oleh jamaah.

Yang harus diperhatikan pada retorika, dalam memulai berdakwah yaitu pendakwah mengawali dengan mengajak secara halus pendengar kedalam suasana santai agar materi yang disampaikan dapat dengan mudah menarik perhatian jamaah. Semua itu akan menarik perhatian pendengar jika seorang da’i atau da’iyah menyampaikannnya secara lembut dan tulus.

Dalam retorika dakwah Pipik Dian Irawati beliau menggunakan intonasi yang bervariasi dan Sebelum berdakwah ia juga harus lebih dulu mengenal dan mengetahui jamaahnya dengan baik juga dapat melihat situasi jamaah serta mampu menyampaikan dakwahnya sesuai dengan klasifikasi

audience. Ketika mad’u yang dihadapi kecil dalam hal ini tingkat sigor, maka intonasi suara lebih sering lembut, hal ini juga dapat ditemukan dalam proses retorika, yaitu usaha untuk melibatkan emosi dan rasio dari pihak mad’unya mereka merasa terlibat dengan masalah dan persoalan yang disajikan.3

Ketika berdakwah dihadapan jamaah, beliau menampilkan gayanya dalam berdakwah, beliau sering juga menggunakan bahasa tubuh (gesture)

seperti menggerakan tangan ke atas, ke samping, mimik wajah yang dibuat secara spontan, dan kontak mata kehadapan jamaah, sehingga dakwahnya dapat menarik perhatian jamaahnya.

Hal tersebut sesuai dengan tiga prinsip pidato atau yang biasa disebut trisila pidato, yaitu

1. Pelihara kontak visual dan kontak mental dengan khalayak (kontak).

3


(46)

2. Gunakan lambing-lambang audiktif atau usahakan agar suara anda memberikan makna yang lebih baik kaya pada bahasa anda (olah vocal)

3. Berbicaralah dengan seluruh kepribadian anda: dengan wajah, tangan dan tubuh anda (olah visual).4

Seorang da’i haruslah pandai untuk mengenal dan mengetahui jamaahnya dengan baik juga dapat melihat situasi dan kondisi mad’u nya itu dari golongan apa. Atas, menengah atau awam maka sangat penting bagi dai mengenal mad’u yang akan didakwahinya.5 Dan tanpa melihat kondisi jamaah maka dakwah kita pun tidak akan mengenai sasaran, dan dari sinilah dai atau da’iyah menentukan tema atau masalah apa yang harus dibahas di ceramahnya yang sesuai dengan keadaan jamaahnya. Salah satu ayat al-Quran bagi mereka yang menjalankan dakwah sebagaimana hendaknya para da’i melakukan dakwah sesuai dengan kadar kemampuan orang yang didakwahi dan dengan bahasa kaumnya dan bukan dengan bahasa yang tidak dipahami oleh mad’unya.6

Seperti yang dikatakan oleh ibu Tati tentang cara berdakwah umi pipik yaitu cara penyampaian umi yang menggunakan bahasa-bahasa sederhana dan disesuaikan oleh kondisi jamaahnya sehingga apa yang umi sampaikan dapat lebih mudah dimengerti oleh jamaah dari berbagai kalangan.7

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Ibrahim ayat empat

4

A.H.Hasanuddin,Rhetorika Dakwah dan publisistik Dalam Kepemimpinan, (Surabaya: PT.Usaha Nasional,1982), hal.5

5

Wawancara pribadi dengan pipik dian irawati, pada tanggal 12 mei 2014 di kediaman beliau.

6

Musthafa malaikah, manhaj Dakwah Yusuf AL-Qardhawi Harmoni antara Kelembutan dan ketegasan, (Jakarta: Pustaka al-kautsar,2001), cet.ke-1,hal.21.

7


(47)









“Kami tidak mengutus seorang rosulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat member penjelasan dengan terag kepada mereka. Maka allah menyesatkan siapa yang dia kehendaki, dan member petunjuk kepada siapa yang dia kehendaki.dan Dia-lah Tuhan yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana”(QS.Ibrahim:4)

Ibu elok berpendapat tentang Pipik Dian Irawati bahwa retorika yang beliau gunakan sangatlah menarik. Beliau pandai memilih kata ,dan kata-kata yang dgunakannya bervariatif melihat kualitas mad’u sehingga mad’u dapat dengan mudah memahami dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.8

Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa sebelum berdakwah langkah pertama yang sangat penting sekali da’i lakukan adalah mengenal mad’u yang akan di dakwahi, agar pesan dakwah yang disampaikan oleh da’i bisa menjangkau pikiran dan diterima baik oleh mad’u. seperti jika da’i sedang berceramah dengan para penjabat maka gaya bahasa yang beliau gunakan bahasa intelek sedangkan jika sedang berceramah dengan mad’u biasa beliau bisa menggunakan gaya bahasa yang sederhana tetapi mudah di mengerti.

Fungsi retorika menurut umi Pipik Dian Irawati adalah agar mad’u senang dan mudah memahami apa yang disampaikan oleh da’i, tanpa retorika, dakwah akan sangat hambar dan monoton sehingga mad’u akan jenuh mendengarnya, maka dengan retorika dapat dikemas sedemikian rupa agar

8


(48)

menarik perhatian mad’u dan kebutuhan tentang dakwah itu diterima dengan baik.9

Retorika juga berfungsi Untuk menyediakan gambaran yang jelas tentang manusia terutama dalam hubungan kegiatan bertutur kata, termasuk ke dalam gambaran ini antara lain gambaran proses kejiwaan ketika ia terdorong untuk bertutur dan ketika ia mengidentifikasi pokok persoalan sampai retorika bertutur ditampilkan.

Pengunaan humor saat berdakwah itu hanya selingan untuk menghidupkan suasana saat berdakwah itu sendiri. Tanpa humor pun, isi ceramah tetap mempunyai daya tarik yang kuat untuk mad’u, jadi humor itu bersifat sisipan, boleh ada atau tidak. Kembali lagi kepada karakter da’i dan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh da’i itu sendiri. Yang terpenting mad’u mendengarkan dan meresapi pesan dakwah yang disampaikan oleh da’i dengan baik.

Menurut umi Pipik Dian Irawati , humor itu sangat penting. Walaupun hanya sebatas untuk pemanis dan pelengkap tetapi humor adalah salah satu usaha untuk keberhasilan da’i menarik perhatian mad’u dalam berdakwah. Karena jika kita menyampaikan pesan dakwahnya terlalu serius atau khusu’, maka akan menciptakan image terlalu serius dan mebosankan.10

Dalam sejarah dimuka bumi ini dakwah merupakan aktifitas yang sudah lama sekali dilakukan oleh umat islam, sehingga proses berdakwah

9

Wawancara pribadi dengan pipik dian irawati, pada tanggal 12 mei 2014 di kediaman beliau

10

Wawancara pribadi dengan pipik dian irawati, pada tanggal 12 mei 2014 di kediaman beliau.


(49)

sudah sangat melekat dengan umat islam dan hampir di seluruh berbagai aspek kehidupan masyarakat saat ini.

Dakwah itu ibarat lampu penerangan kehidupan yang memberikan cahaya dan menerangi jalan kehidupan ke yang lebih baik. Dari kegelapan menuju ke terang benderang. Dakwah merupakan bagian terpenting untuk umat yang saat ini dilanda kegelisahan, banyaknya korupsi, kecurangan, kerusuhan,rapuhnya akhlak serta yang lainnya. Jelas disini dakwah merupakan ajakan merubah sesuatu yang buruk ke sesuatu yang lebih baik dan sempurna.

Setiap muslim mempunyai kewajiban untuk menyampaikan dakwah kepada muslim lainnya seperti umi Pipik Dian Irawati selalu mengatakan “Sampaikanlah walaupun hanya satu ayat”.11 Untuk itu sebagai da’i dalam menyampaikan pesan dakwahnya harus memahami metode dalam berdakwah agar dakwahnya berhasil sempurna.

Pada hakikatnya dakwah islam merupakan usaha mengaktualisasikan nilai-nilai iman teologis dalam suatu system kegiatan manusia di bidang kemasyarakatan yang dilakukan secara teratur untuk mempengaruhi cara merasa, berfikir, bersikap, dan bertingkah laku dalam tantanan realitas individu dalam rangka mewujudkan nilai-nilai islam dalam berbagai kehidupan.

Dakwah menurut Umi Pipik Dian Irawati adalah mengajak, menghimbau dan menganjurkan manusia kepada kebaikan dan bagaimana kita mampu mensyiarkan walaupun hanya satu ayat yang kita punya dengan menyampaikannya dengan ketetenangan hati. Di mulai dari diri sendiri,

11

Wawancara pribadi dengan pipik dian irawati, pada tanggal 12 mei 2014 di kediaman beliau.


(50)

keluarga dn masyarakat agar senantiasa menjalankan perintah Allah dana menjauhkan larangannya.12

Konsep dakwah Umi Pipik Dian Irawati sendiri hampir sama dengan pendapa-pendapat yang ada pada bab sebelumnya. Bahwa keduanya mengandung arti yaitu, dakwah adalah mengajak manusia menjalankan apa yang diperintahkan oleh Allah dan Rosulnya seta menjauhi larangannya.

Metode dakwah yang beliau gunakan lebih sering menggunakan metode maui’izatul hasanah yaitu berdakwah dengan memberikan nasihat-nasihat yang baik atau menyampaikan ajaran-ajaran islam dengan rasa kasih sayang sehingga nasihat dan ajaran islam yang beliau sampaikan itu dapat menyentuh hati mad’u.

Adapun tujuan dakwah menurut Umi Pipik Dian Irawati salah satunya yaitu Amar ma’ruf Nahyi munkar, pada intinya mengajak mad’u ke jalan taqwa dan juga memberikan penjelasan tentang hak dn batil. Seorang da’i saat berdakwah harus mempunyai tujuan, sehingga dapat tercapai apa yang diharapkan dan dakwah itupun tidak sia-sia. Dan tujuan Umi menjadi motivator masyarakat dan mengajak mad’u senantiasa menjalankan perintahnya dan menjauhi apa yang dilarangnya.13

Maka sekali lagi saya ingin katakana bahwa tujuan dakwah adalah mengajak manusia kejalan yang baik dan di ridhoi oleh Allah SWT. Dakwah itu merupakan tugas yang sngat mulia. Andai kata orang yang kita ajak ikut ke

12

Wawancara pribadi dengan pipik dian irawati, pada tanggal 12 mei 2014 di kediaman beliau.

13

Wawancara pribadi dengan pipik dian irawati, pada tanggal 12 mei 2014 di kediaman beliau.


(51)

jalan yang kita serukan maka di mata Allah itu merupakan kebaikan yang luar biasa.

Melihat dari tujuan dakwah tesebut, sebenarnya dakwah sudah semakin mudah menerapkannya dengan seiring perkembangan dunia, maka dakwah pun semakin berkembang. Metode-metode dan strategi-strategi yang digunakan oleh da’i-da’i bisa lebih efektif dan efisien serta harapan dari sebuah dakwah bias tereliasikan. Da’i-da’i tidak terlepas mengacu kepada metode yang ditawarkan oleh al-Quran, yaitu dengan Hikmah walmauidzhotil hasanah wal mujaddallah. Begitu pun halnya dengan beliau mengacu pada metode tersebut.14

Umi Pipik Dian Irawati menyatakan bahwa perkembangan dakwah saat ini sebenarnya sudah sangat berkembang pesat terlebih di dukung dengan media-media komunikasi yang semakin terbuka untuk menyiarkan agama islam, jadi tidak ada alasan bagi seseorang untuk tidak bisa menyampaikan suatu risalah. Jika seseorang tidak mampu melakukan dakwah dengan lisan maka berpeluang menyampaikan dakwah tersebut melalui media-media yang ada pada saat ini.15

Umi Pipik Dian Irawati termasuk salah satu ustadzah yang konsisten dalam berdakwah, namun beliau pun tetap bias membagi waktunya untuk kepentingan pribadi, kepentingan keluarga dan kepentingan umat. Beliau tidak kenal lelah dalam berdakwah demi syiarnya agama Allah Di muka bumi serta tegaknya “Amar ma’ruf Nahyi munkar”. Oleh Karena itu dakwah seharusnya

14

Wawancara pribadi dengan pipik dian irawati, pada tanggal 12 mei 2014 di kediaman beliau.

15

Wawancara pribadi dengan pipik dian irawati, pada tanggal 12 mei 2014 di kediaman beliau.


(52)

dilakukan dengan baik agar isi dakwah itu dapat tersampaikan dengan baik oleh mad’u.

B. Penerapan retorika dalam dakwah Pipik Dian Irawati.

Penerapan dakwah yang efektif menurut Umi Pipik Dian Irawati, yaitu dengan mengetahui peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi saat ini atau dapat dikatakan hal-hal yang sedang banyak dijadikan pembicraan saat ini karena ini Sesutu yang factual dan akurat menjadi sebuah bahan retorika.

Menurut Umi Pipik Dian Irawati bahwa dalam brdakwah ada factor-faktor atau aspek dalam berdakwah yaitu ikhlas dan sabar. Menurut umi retorika dengan dakwah juga sangat behubungan karena dakwah adalah mengajak atau menyeru kepada kebaikan dan maka retorika adalah sebagai alat untuk bagaimana dakwah itu menjadi enak dan nyaman untuk didengar dan dipahami oleh jamaah. Saat berdakwah seorang da’i harus memiliki seni dan gaya penyampaian maka disitulah retorika berperan untuk keberhasilan dakwah itu sendiri.16

Penerapan retorika dakwah sangat penting demi menunjang keberhasilan dalam berdakwah. Penerapan retorika dakwah harus tepat pada tujuan dan sasaran mengingat bervariasinya tingkat kesadaran dan kemampuan daya nalar masyarakat. Dalam pelaksanaan retorika dakwah beliau mempersiapkan tahapan-tahapan, seperti menguasai dan menentukan topic yang akan di bahas, dan penyampaian dengan gaya bahasa yang baik, serta humor yang membangunkan suasana jama’ah. Untuk memudahkan

16

Wawancara pribadi dengan pipik dian irawati, pada tanggal 12 mei 2014 di kediaman beliau


(53)

penulis dalam melakukan jawaban terhadap penerapan retorika dakwah yang beliau gunakan, maka penulis membaginya dalam beberapa langkah, yaitu:

1. Persiapan sebelum berdakwah

Pada hakikatnya setiap da’i ingin memperoleh pengaruh yang maksimal pada dakwah yang disampaikannya agar berhasil dan tepat pada sasarannya. Dakwah harus dilakukan dengan baik dan tepat dengan menggunakan retorika. Persiapaan adalah salah satu faktor yang mendukung keberhasilan dalam berdakwah, karena persiapan untuk mencapai keberhasilan.

Menurut beliau persiapan fisik itu penting dan sangat diperlukan agar saat kita berdakwah dalam kondisi fit, kemudian kita juga harus menguasai materi yang akan kita sampaikan sesuai dengan tema. Lalu jika keduanya sudah kita siapkan dengan baik kemudian kita niatkan semata-mata dakwah kita karena Allah “Lillahi Ta’Ala” agar dakwah yang kita sampaikan dapat berjalan dengan lancar dan sampai ke hati mad’u. sebab persiapan fisik pun tidak cukup dalam berdakwah dengan persiapan batin pun kita akan selalu berpengang pada Allah SWT meminta bimbingan dari-Nya agar apa yang kita sampaikan benar-benar datangnya dari Allah, jadi dakwah yang kita sampaikan itu tidak menyimpang.

Adapun persiapan beliau secara bathin yaitu: a. Sholat Dhuha

b. Sholat Hajat c. Sholat Tahajud d. Puasa


(54)

Persiapan bathin tujuannya karena semata-mata dakwah itu “Minnallahi Wa Illahi” dari Allah dan hanya untuk Allah. Karena kedua persiapan itu tidak dapat dipisahkan. Maka agar mad’u tetap memperhatikan kita alam berdakwah kita selalu memohon kepada Allah agar dibimbing dalam berdakwah dan tidak melukai hati seseorang.17

Sebagai seorang da’i harus mengetahui dan menyesuaikan diri kepada kondisi mad’u dalam berdakwah. Menurut umi ada klasifikasi mad’u yang beragama islam, yang harus disesuaikan oleh da’i dalam berdakwah sebagai berikut :

 Golongan umat islam yang matang dalam beragama, yaitu mereka yang menyadari bahwa mereka berawal dari allah dan akan kembali kepada Allah SWT. Cara berdakwah kepada orang yang matang dalam beragama yaitu dengan mengajak mereka untuk selalu istiqomah dalam menjalankan pengbdian diri yang ikhlas kepada Allah SWT.

 Golongan umat islam yang berada dipertengahan, yaitu mereka yang belum matang dalam beragama, mereka berada dalam golongan ittiba yaitu mengikuti kepada orang yang mengerti dan mengetahui dari mana sumber ajaran tersebut, namun mereka belum memfokuskan diri untuk mendalami tentang pengetahuan agama islam. Cara berdakwah kepada orang yang berada dipertengahan dalam beragama yaitu dapat mengajak mereka untuk mencapai kepada kematangan dalam beragama atau lebih

17

Wawancara pribadi dengan pipik dian irawati, pada tanggal 12 mei 2014 di kediaman beliau.


(55)

memantapkan diri dalam beragama dan meyakini dalam hati bahwa kita milik Allah dan akan kembali kepada Allah SWT.

 Golongan muslim awam, yaitu mereka yang belum mengetahui agama secara mendalam, mereka tergolong orang-orang yang

taqlid (ikut-ikutan dalam beragama, belum mengetahui agama secara kafah). Cara berdakwah kepada orang yang awam yaitu dengan mengajak mereka agar lebih mengetahui dan mencintai terhadap ajaran agama islam yang dapat menyelamatkan mereka hidup di dunia dan akhirat.

Melihat dari golongan yang telah dipaparkan beliau, maka pada akhirnya dakwah memang harus dipertimbangkan dari segala aspek seperti segi bahasa yang digunakan, sifat bahasa yang digunakan, dan lain-lain. Tidaklah sama antara satu orang dengan sekumpulan jamaah pada saat mendengarkan dakwah beliau maka dari itu saat berdakwah perlu mengenal dan memahami karakteristik mad’u yang ada dihadapannya.

2. Penyusunan dan Penguasaan Materi

Penyusunan materi dakwah yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat merupakan suatu kewajiban bagi seorang da’i , agar dakwah tersebut terarah dan terkonsep secara matang serta tingkat keberhasilannya juga baik.

Umi Pipik Dian Irawati berusaha merangkai bahan tersebut menjadi sebuah pokok-pokok penyampaian yang memiliki arah dan tujuan yang jelas, jadi mad’u tidak kebingungan untuk memahaminya. Maka dari


(56)

itu penyusunan dan penguasaan materi menjadi hal yang penting.18 Berikut inilah contoh dari beberapa penerapan dakwah yang beliau gunakan dalam dakwahnya Muqoddimah beliau seperti :

Bismillhirrahmanirrahim…

“assalamua’laikum Wr.Wb alhamdulillahirabbil’alamin Ashadu Alla ilahaillahulmalikulhaqqulmubil washadu anna muhammadan abduhu warasuluh. A’ma ba’du. Hadirin jamaah yang saya hormati, tiada kata yang paling indah yang patut dan pantas kita ucapkan saat ini, selain memanjatkan puji serta syukur kita kepada dzat Allah Rabbulijati yang maha suci, maha pengasih, maha mengetahui dan maha pelindung….”19

Berdasarkan observasi penulis dalam pengamatan disaat berdakwah hamper setiap memulai dakwahnya beliau menggunakan muqoddimah seperti contoh di atas. Dengan bermunajat kepada Allah SWT.

Setelah Umi Pipik membukanya, kemudian beliau menyampaikan materi dakwahnya kepada para jamaah untuk menjadi sebuah renungan, dan ketika beliau menyampaikan dakwahnya.

“…sesungguhnya allah dan malaikat-malaikatnya bershalawat, untuk nabi, hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. Mengapa kita bershalawat? Bershalawat itu bukti tanda cinta kita kepada Rasullullah SAW. Masih ingatkan kita, detik-detik terakhir dalam kematiannya, Rasulullah menyebut nama umatnya sebanyak tiga kali, memikirkan kondisi umatnya saat sakaratul maut yang cukup menyakitkan. Siapa yang menjamin pagi ini kita masih menghirup udara segar, sore hari nafas kita sampai dengan tenggorokan? Ya… tak ada yang tahu kapan kita meninggal, dengan cara bagaimana, apakah berakhir dengan khusnul atau su’ul khotimah. Apa-apa yang ada di diri kita, semuanya milik Allah. Untuk itu kepada segenap hadirin marilah kita selalu mesyukuri nikmat yang telah diberikan Allah SWT.20

18

Wawancara pribadi dengan pipik dian irawati, pada tanggal 12 mei 2014 di kediaman beliau.

19

Ceramah Pipik Dian Irawati.

20


(57)

3. Pemilihan Bahasa

Bahasa adalah momentum sebuah kata yang dapat membuat orang lain paham dan mengerti. Seseorang da’I harus pandai memilih kata-kata dan mengemasnya dengan bahasa yang tepat agar jamaah mudah menerima pesan yang disampaikan.

Menurut Umi Pipik Dian Irawati Dalam berdakwah seorang da’i harus menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan dicerna oleh jamaah. Maka dari itu seorang da’i harus cerdas dalam menata bahasa, memilah- milih kata yang digunakan sereta mengemasnya dengan sangat menarik sehingga mad’u mau dan dengan mudah menangkap pesan yang disampaikan oleh da’i. dalam retorika, bahasa lisan harus menggunakan kata-kata yang jelas, tepat, dan menarik.21

Gaya bahasa yang disesuaikan audiencenya yang dihadapi rangkaian kata yang tidak bertele-tele, susunan kata yang teratur dan sistematis, membuat ceramah yang enak didengar dan dipahami oleh mad’unya. Penggunaaan bahasa dan mimic wajah Umi Pipik Dian Irawti mampu meyakinkan mad’u dalam pelaksanaan dakwah bil-lisan, penerapan dan penggunaan gaya serta intonasi retorika dakwah beliau dapat dikatakan cukup bagus karena penyampaian sesuai dengan tingkat variasi keilmunnya.

21

Wawancara pribadi dengan pipik dian irawati, pada tanggal 12 mei 2014 di kediaman beliau.


(1)

3 13 Juni 2014 -Gaya bahasa -Bahasa tubuh -Cara penyampaian -metode dakwah yang digunakan.

Penulis Melakukan pengamatan Umi Pipik Dian rawati Di Kajian Jumat PT Baker Hughes Indonesia , seperti biasa beliau dalam dakwahnya membaca shalawat dan muqaddimah terbih dahulu, gerak-gerik bahasa tubuh dan bahasa yang digunakan beliau pun tak jauh beda dengan sebelumnya, yaitu dengan menggunakan bahasa yang sederhana sehingga dapat lebih mudah dipahami oleh jamaahnya. Dalam dakwah beliau ia mengacu kepada metode maizatul hasanah, yaitu berdakwah dengan memberikan nasihat-nasihat yang baik atau ajaran-ajaran Islam dengan rasa kasih sayang sehinnga yang beliau sampaikan dapat menyentuh di hati jamaah. Disini juga beliau memberikan humor agar mad’u tidak bosan dan jenuh. Dalam ceramahnya Umi Pipik mengulas kembali diakhir ceramahnya dengan sebuah pokok-pokok yang disampaikan, dan beliau selalu memberikan kesempatan pada jamaahnya seputar yang disampaikannya.


(2)

4 19 september 2014 -Gaya bahasa -Bahasa tubuh -Cara penyampaian -metode dakwah yang digunakan.

Penulis Melakukan Pengamatan Umi Pipik Dian Irawati di Kajian Jumat Fatimah Az-Zahra. Dalam berdakwah Umi Pipik selalu mengawali dengaan membaaca shalawat dan muqaddimaah. Hamper disetiap dakwahnya beliau menggunakan bahasa tubuhny a, mimik wajah bliau yang membuat para jamaah tersentuh dan menarik. Dan dalam penerapan dakwahnya beliau terlebih dahulu mengklasifikasikan mad;u yang akan ia hadapi apa dari kalangaan awam, pertengahan, dan kalangan umat islam yang matang beragama. Didalam dakwahnya beliau memberi sedikit humor yatu dengan memberikan kalimat lucu. . Dalam ceramahnya Umi Pipik mengulas kembali diakhir ceramahnya dengan sebuah pokok-pokok yang disampaikan, dan beliau selalu memberikan kesempatan pada jamaahnya seputar yang disampaikannya.


(3)

(4)

Umi Pipik Dian Irawati Bersama Jamaah Majelis taklim Fatimah azzahra


(5)

(6)