Tujuan Penambahan Bahan Tambahan Pangan BTP Jenis dan Fungsi Bahan Tambahan Pangan

Bahan tambahan makanan yang digunakan dapat berupa bahan alami maupun sintetik bahan kimia yang diijinkan karena tidak berbahaya atau aman bagi kesehatan sesuai Undang-Undang RI No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan. Pemakaian bahan tambahan makanan memberikan keuntungan besar bagi industri makanan. Salah satunya adalah makanan menjadi tidak cepat rusak atau busuk karena makanan menjadi lebih awet. Secara garis besar dibedakan menjadi tiga jenis. Pertama GRAS Generally Recognized as Safe yang umumnya bersifat alami, sehingga aman dan tidak berefek racun sama sekali. Kedua, ADI Acceptable Daily Intake, yang selalu ditetapkan batas penggunaan hariannya daily intake guna melindungi kesehatan konsumen. Ketiga, zat pengawet yang memang tidak layak dikonsumsi karena bukan untuk makanan dan berbahaya seperti boraks dan formalin Widyaningsih, 2006.

2.3.1. Tujuan Penambahan Bahan Tambahan Pangan BTP

Adapun tujuan penambahan BTP secara umum adalah untuk : 1. Meningkatkan nilai gizi makanan. 2. Memperbaiki nilai estetika dan sensori makanan. 3. Memperpanjang umur simpan makanan. Penggunaan bahan tambahan pangam BTP hanya dibenarkan apabila : 1. Dimaksudkan untuk mencapai masing-masing tujuan penggunaan dalam pengolahan. 2. Tidak digunakan untuk menyembunyikan penggunaan bahan yang salah atau tidak memenuhi persyaratan. Universitas Sumatera Utara 3. Tidak digunakan untuk menyembunyikan cara kerja yang bertentangan dengan cara produksi yang baik untuk makanan. 4. Tidak digunakan untuk menyembunyikan kerusakan makanan Saparinto, 2006.

2.3.2. Jenis dan Fungsi Bahan Tambahan Pangan

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 772MenkesPerIX88, bahan tambahan pangan yang dizinkan penggunaannya adalah sebagai berikut: 1. Antioksidan Antioxidant Antioksidan merupakan senyawa yang dapat memperlambat oksidasi di dalam bahan pangan. Contohnya : asam askorbat, asam eritorbat, butil hidroksianil. 2. Antikempal Anticaking Agent Antikempal adalah bahan tambahan pangan yang dapat mencegah mengempalnya pangan berupa serbuk juga mencegah mengempalnya bahan yang berupa tepung. Contonya : kalsium silikat, Na-silikoaluminat. 3. Pengatur Keasaman Acidity Regulator Pengatur keasaman merupakan bahan tambahan pangan yang digunakan untuk mencegah pertumbuhan mikroba dan dapat bertindak sebagai pengawet. Contohnya : asam asetat, asam sitrat, asam fumarat. Universitas Sumatera Utara 4. Pemanis buatan Artificial Sweetener Pemanis buatan merupakan zat yang dapat menimbulkan rasa manis atau dapat membantu penerimaan terhadap rasa manis tersebut, sedangkan kalori yang dihasilkannya jauh lebih rendah daripada gula. Contohnya : siklamat, sakarin. 5. Pemutih dan Pematang Tepung Flour Treatment Agent Merupakan bahan tambahan pangan yang digunakan pada bahan tepung dan produk olahannya, dengan maksud karakteristik warna putih yang merupakan ciri khas tepung yang bermutu baik tetap terjaga. Contohnya : benzoil peroksida. 6. Pengemulsi, Pemantap, dan Pengental Emulsifier, Stabilizer,Thickener Adalah bahan tambahan pangan yang dapat membantu terbentuknya atau memantapkan sistem dispersi yang homogen pada makanan. Contohnya : gelatin, polisorbat, pectin. 7. Pengawet Preservative Adalah senyawa yang mampu menghambat dan menghentikan proses fermentasi, pengasaman atau bentuk kerusakan lainnya, atau bahan yang dapat memberikan perlindungan bahan pangan dari pembusukan. Contohnya : asam benzoat, asam sorbet, asam propionat, nitrit, nitrat. 8. Pengeras Firming Agent Merupakan suatu bahan tambahan pangan yang dapat memperkeras atau mencegah melunaknya pangan. Universitas Sumatera Utara Contohnya : aluminium sulfat, kalsium klorida. 9. Pewarna Colour Adalah bahan tambahan pangan yang dapat memperbaiki warna pada makanan agar kelihatan menarik. Contohnya : betakaroten, karamel. 10. Penyedap Rasa dan Aroma, Penguat Rasa Flavour, Flavour Enhancer Merupakan bahan tambahan pangan yang dapat memberikan, menambah atau mempertegas rasa dan aroma. Contohnya : MSG Monosodium glutamat 11. Sekuestran Sequestrant Merupakan bahan penstabil yang digunakan dalam berbagai pengolahan bahan makanan dapat mengikat logam dalam bentuk ikatan kompleks sehingga dapat mengalahkan sifat dan pengaruh buruk logam tersebut. Contohnya : kalsium dinatrium edetat, asam fosfat dan garamnya. Winarno, 1991 Beberapa bahan tambahan pangan yang dilarang digunakan dalam makanan menurut Permenkes RI No. 722MenkesPerIX88, sebagai berikut: 1. Natrium Tetraborat Boraks Natrium tetraborat merupakan senyawa yang mempunyai sifat bakteriostatik dan fungistatik yang lazim digunakan sebagai antiseptik di dunia farmasi dan kosmetik. 2. Formalin Formaldehyd Universitas Sumatera Utara Merupakan formaldehida cair yang mengandung alkohol sebagai penstabil, biasanya digunakan pada pengawetan mayat agar tidak membusuk. 3. Minyak nabati yang dibrominasi Brominated Vegetable Oils Minyak nabati yang dibrominasi dapat menstabilkan peneyedap rasa dan aroma dalam minuman ringan. 4. Kloramfenikol Chlorampenicol Kloramfenikol termasuk golongan antibiotika dari streptomyces venezuelae atau sintetik organik dan mempunyai efek samping yang berbahaya. 5. Kalium Klorat Pottasium Chlorate Kalium klorat berbentuk kristal transparan, biasanya digunakan pada pembuatan korek api, mencetak tekstil, desinfektan, dan pemutih. Dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan. 6. Dietilpirokarbonat Diethylpyrocarbonate, DEPC Dietilpirokarbonat tergolong bahan pengawet karena bersifat bakterisida dan fungisida. 7. Nitrofurazon Nitrofurazone Nitrofurazon merupakan bahan sintetik yang bersifat bakterisida pada hewan. 8. P-Phenetilkarbamida P-Phenethycarbamide, Dulcin, 4-ethoxyphenil uera P-Phenetilkarbamida merupakan bahan sintetik yang memiliki rasa manis 250 kali gula biasa. 9. Asam Salisilat dan garamnya Salcylyc Acid and its salt Universitas Sumatera Utara Asam salisilat dan garamnya bersifat toksik apabila tertelan. Konsumsi dalam jumlah besar dapat menyebabkan rasa mual, muntah sakit perut, iritasi kulit pada yang sensitive Elza, 2004.

2.4. Pengawet Nitrit