Rusma Edi : Optimasi Fase Gerak Metanol : Campuran Air-Asam Fosfat Pada Penentuan Kadar Sediaan Tablet Simetidin Dengan Metode Krometografi Cair Kinerja Tinggi KCKT, 2009.
3.4.6.2 Penentuan Kualitatif
Simetidin BPFI dan simetidin dalam sediaan tablet dengan konsentrasi 8 mcgml masing-masing disuntikkan ke sistem KCKT dengan volume penyuntikan
20 µl pada kondisi waktu yang sama. Kemudian waktu tambat masing-masing tablet dibandingkan dengan waktu tambat simetidin BPFI. Apabila waktu tambat sampel
hampir sama dengan waktu tambat BPFI, maka sampel mengandung simetidin.
3.4.7 Penentuan Kuantitatif 3.4.7.1 Pembuatan Kurva Kalibrasi Simetidin BPFI
Dipipet larutan induk baku II Simetidin sebanyak 2,0 ; 3,0 ; 4,0 ; 5,0 ; 6,0 dan 7,0 ml, masing-masing dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 ml, diencerkan
dengan fase gerak hingga garis tanda, kocok. sehingga diperoleh konsentrasi 4, 6, 8, 10, 12 dan 14 mcgml, lalu masing-masing konsentrasi diawaudarakan selama 20
menit dan disaring dengan cellulose nitrat membran filter PTFE 0,2 µm. Kemudian filtrat masing-masing konsentrasi diinjeksikan ke sistem KCKT dengan volume
penyuntikan 20 µ l diukur pada panjang gelombang 219 nm. Selanjutnya dari luas area yang diperoleh pada kromatogram dan dibuat kurva kalibrasi serta dihitung
persamaan garis regresinya.
3.4.7.2 Penetapan Kadar Sampel
Ditimbang 20 tablet simetidin kemudian digerus, ditimbang sejumlah serbuk tablet setara lebih setara 100 mg sebanyak 6 kali. Masing-masing dimasukkan ke
dalam labu tentukur 250 ml, dilarutkan dengan 50 ml metanol P kocok selama 2 menit, diencerkan dengan air sampai garis tanda, hingga diperoleh larutan dengan
konsentrasi 400 mcgml, saring, 10 ml filtrat pertama dibuang. Dari keenam larutan masing-masing dipipet 1,0 ml dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml, diencerkan
Rusma Edi : Optimasi Fase Gerak Metanol : Campuran Air-Asam Fosfat Pada Penentuan Kadar Sediaan Tablet Simetidin Dengan Metode Krometografi Cair Kinerja Tinggi KCKT, 2009.
dengan pelarut sampai garis tanda, sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 8 mcgml. Masing-masing larutan tersebut diinjeksikan sebanyak 20 µ l ke sistem
KCKT dan dideteksi pada 219 nm, laju aliran 1,5 mlmenit. Kemudian dihitung kadarnya.
3.4.7.3 Penentuan Uji Akurasi dengan Parameter Persen Perolehan kembali Mengunakan Metode Penambahan Bahan Baku Standard Addition
Method
Uji akurasi dengan parameter persen perolehan kembali recovery dilakukan secara adisi penambahan bahan baku dengan membuat 3 konsentrasi
analit simetidin dan baku pembanding dengan rentang spesifik 80, 100, 120 dan setiap rentang mengandung 70 analit sampel dan 30 baku pembanding, pada
perlakuan yang sama dengan perlakuan sampel. Menurut WHO 1992, perolehan kembali dapat dihitung dengan rumus:
Persen perolehan kembali = C
B A
− X 100
Keterangan: A = Konsentrasi sampel yang diperoleh setelah penambahan bahan baku
B = Konsentrasi sampel sebelum penambahan bahan baku C = Konsentrasi baku yang ditambahkan
2.4.7.4 Penentuan Uji Presisi Uji presisi keseksamaan ditentukan dengan parameter Relatif Standar
Deviasi RSD dengan rumus:
RSD = X
SD X 100
Rusma Edi : Optimasi Fase Gerak Metanol : Campuran Air-Asam Fosfat Pada Penentuan Kadar Sediaan Tablet Simetidin Dengan Metode Krometografi Cair Kinerja Tinggi KCKT, 2009.
Keterangan : RSD = Relatif Standar deviasi
SD = Standar deviasi X = Kadar rata-rata sampel
Indriyanto dan Yuwono, 2003
3.4.7.5 Penentuan Batas Deteksi LOD dan Batas Kuantitasi LOQ